SANG LEGENDA V <<PENGHIANATAN SANG GURU>>

"Kalian pikir kalian siapa merasa bisa seenaknya berbuat onar di tempat ini? Aiss,, dua berandal tua ini." harga diri Lin Qian menolak adanya duel Tie Huo dan Fang Yin,setelah selesai berkata demikian,Lin Qian menciptakan bola energi sebesar kelereng lalu menjentikkan nya ke titik antara Tie Huo dan Fang Yi ketika keduanya sama-sama hendak melepaskan serangan.

BAMMM

Bola energi meledak,tubuh kedua ahli yang berkonfrontasi seketika mematung tanpa dapat di gerakkan akibat aura penindasan berkekuatan dewa fana sejati.

Tanpa perhitungan,Lin Qian melepaskan teknik aura nafsu iblis surgawi yang belum lama ini ia kuasai bersamaan dengan ketika dirinya mengolah jurus tinju Gelombang Penghancur Iblis Surgawi.

Tidak main-main,aura nafsu iblis surgawi yang ia latih merupakan teknik aura penindasan yang berada di tingkat lanjutan setelah aura sang naga agung. Teknik tersebut adalah kombinasi antara teknik aura lainnya termasuk aura sang naga agung sendiri,ia sengaja menamakannya demikian karena menyadari bahwa aura nafsu iblis surgawi memiliki efek penekanan yang menurutnya tidak manusiawi.

Akibatnya Fang Yi dan Tie Huo memuntahkan banyak darah,selepas itu tubuh mereka kehilangan kemampuannya lalu meluncur jatuh dan baru berhenti saat menghantam tanah berbatu dengan sangat keras.

Jika keduanya bukan ahli kenaikan dewa,bukan tidak mungkin aura nafsu iblis surgawi membuat tubuh Fang Yi dan Tie Huo meledak,selain itu beruntungnya Lin Qian tidak menyertakan semangat bertarung pada saat melepaskan teknik tersebut,andai saja itu ia lakukan maka nasib dari dua orang yang tengah berkonflik tersebut pasti akan berakhir sangat buruk.

"Tetua,,?" terlepas dari keterkejutan mereka, Rao serta 13 orang lainnya seketika panik. Mereka segera bergegas melesat untuk membantu Tie Huo seraya mengutuk perbuatan Lin Qian dalam hati.

Reaksi lain yang tidak kalah dingin di tunjukkan Li Sheun, ia menganggap tindakan Lin Qian tersebut sudah kelewatan. "Qian'er,kita baru saja tiba di daratan ini beberapa waktu yang lalu,tidak bisakah kau sedikit menahan diri untuk tidak membuat masalah yang tidak perlu? Kau tahu pertarungan tadi bukanlah urusan mu,sebenarnya ada apa dengan sikapmu itu?" katanya berang.

"Jangan berfikir untuk menjadikan wilayah tanah mati ini sebagai alasan atas tindakan mu! Karena itu tidak masuk akal. Kau sendiri sebelumnya sudah mendengar pengakuan senior Huo datang jauh-jauh dari daratan Qing hanya ingin menemui mu bukan? Untuk tindakan mu kali ini,Bibi menganggap mu telah keluar batas seolah kau sendiri berasal dari daratan negeri angin selatan ini dan merasa lebih berhak atas wilayah ini." Li Sheun sebenarnya ingin melontarkan kalimat yang lebih keras dari yang bisa ia katakan,tetapi itu tidak mudah sebab beberapa alasan. Ia menunggu reaksi apa yang akan Lin Qian tunjukkan padanya,tetapi untuk beberapa waktu tidak ada balasan apapun dari Lin Qian dan sama sekali tidak bergeming.

"Semua yang Bibi katakan benar!" kata Lin Qian dengan suara lemah,tetapi ia tidak beralih wajah dan tetap di tempatnya.

Lin Qian juga menyadari kesalahannya yang memang telah keluar batas. "Untuk beberapa saat lalu aku begitu egois dan terlalu menganggap diri sebagai orang yang paling layak atas Klaim tanah kematian ini tanpa memikirkan semua orang yang telah sama-sama berjuang dalam penaklukan Tahta Dewa,aku lupa akan satu hal itu. Aku juga menjadi begitu arogan dan lancang karena merusak panggung suci dua ahli yang hendak bertarung dengan adil." Lin Qian menghela nafas untuk menjernihkan ketenangannya,setelah selesai dengan itu,ia kemudian mendarat untuk menghampiri Fang Yi dan Tie Huo yang tengah sekarat,Li Sheun serta Jendral Zhu menyusul berikutnya.

Lin Qian di sambut dengan tatapan dingin oleh Rao serta anggota rombongan saat dirinya mendekat,tetapi dia sama sekali tidak merasa terganggu.

Sebaliknya ia menyampaikan. "Senior,aku Lin Qian meminta maaf atas kelancanganku!" ucapnya dengan tulus,sembari memberikan sebutir pil pada Rao untuk menunjukkan ketulusannya.

"Kau? Lin,, Lin,, Lin Qian?" suara Rao terputus-putus, tubuhnya gemetar saat mengulur tangan menerima pil dari Lin Qian.

Lin Qian menaikkan alis,akan tetapi lagi-lagi dia tidak merasa terganggu dengan reaksi berlebihan dari Rao,selesai dengan Rao selanjutnya ia beralih pada Fang Yi untuk memberikan pil yang sama persis padanya sekalian tidak lupa juga meminta maaf dan menyatakan penyesalannya dengan tulus.

Rao dengan tangan yang masih gemetar,membantu Tie Huo menyerap manfaat pil pemberian Lin Qian, tanpa memerlukan banyak waktu,manfaat dari pil tersebut sudah mulai nampak dari perubahan kondisi Tie Huo yang berangsur-angsur membaik,begitupun dengan kondisi Fang Yi.

"Bi,apa yang harus Qian'er lakukan selanjutnya?" Lin Qian merasa sedikit canggung,dia sama sekali tidak menyangka jika sambutan yang akan ia dapatkan saat kembali berkunjung ke negeri dewa angin selatan justru adalah sebuah kritikan keras dari Bibi nya sendiri.

"Apa kau merasa tidak perlu meminta maaf setelah membuat Bibi kesal?" balas Li Sheun menuntut sambil bertolak pinggang.

Walaupun senyumnya canggung,namun akhirnya Lin Qian sama sekali tidak sungkan meminta maaf pada Li Sheun,ia meraih kedua tangan Li Sheun dan menggenggamnya dengan lembut hingga membuat senyum Bibi nya itu kembali terbit dengan sangat cerah,tetapi menurut Li Sheun meminta maaf padanya hanyalah tentang satu hal,sebelum ia kembali mengatakan hal lainnya. "Bibi ingin kau mendengarkan alasan senior Huo mencari mu hingga harus repot-repot datang ke daratan ini dan anggap saja itu merupakan bentuk kompensasi yang sepedan atas tindakanmu."

Sekali lagi Lin Qian menurut tanpa dapat menolak. "Tentu!" jawabnya singkat lalu bergerak mendekat pada Tie Huo yang kini dalam kondisi jauh lebih baik juga terlihat segar.

Sementara Lin Qian kembali, Li Sheun dan Jenderal Zhu menghampiri Fang Yi mengajaknya berbincang sekalian menggali informasi apa yang menyebabkan ia harus menyelesaikan akun dengan Tie Huo.

Dari Fang Yi,akhirnya Li Sheun mengetahui bila yang menjadi penyebab dari semua yang terjadi di latar belakangi dendam 25 tahun silam,dahulu Fang Yi merupakan salah satu tetua di sekte yang sama dengan Tie Huo. Mereka berdua akrab,bahkan tidak berlebihan bila keduanya di katakan seperti saudara.

Tetapi semuanya tiba-tiba berubah ketika Fang Yi mendapatkan musibah yang mengakibatkan anggota keluarganya terbunuh,lebih buruk,Fang Yi menganggap Tie Huo sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas kematian anggota keluarga keponakannya karena pada saat itu Tie Huo berada di lokasi. Meski Tie Huo membantah,namun Fang Yi tetap meyakini Tie Huo sebagai pembunuhnya dan dendam itu sama sekali tak meredam setelah 25 tahun.

"Tu,, tuan muda, Lin?"

Lin Qian manaikan alis kala mendapati Rao serta lainnya menunjukkan sikap begitu formal padanya. 'Tidakkah ini terbalik? Seharusnya aku yang melakukannya bukan?' dia heran.