Arabela, terpaksa harus berlapang hati menerima kenyataan pahit. Perempuan cantik itu harus rela meninggalkan sang kekasih demi menuruti perintah keluarga untuk menikah dengan kakak ipar nya sendiri.
Adila, kakak kandung Arabela meninggal karena melahirkan seorang putri, hingga keluarga memutuskan untuk menikahkan arabela dengan Vano Herlambang,
bagaimana kisah Arabela dengan Vano? apakah mereka menemukan kebahagiaan atau sebaliknya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Retmiduski, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
hari itu tiba
Hari ini datang, hari dimana akan bertemu nya Ara dan Andra yang sengaja sudah di atur sedemikian rupa oleh mantan kekasih Ara itu, tentu dengan ikut Campur tangan nya Beni dan Alex yang mengundang Vano secara ekslusif tentu saja Vano tidak sebodoh itu. Bahkan dia sudah tahu lebih awal semua mengenai hal tersebut.
" Apa aku harus ikut?" Tanya Ara ulang kepada Vano
" Yah, itu sudah pertanyaan ke sepuluh kamu ajukan. Tenang saja setelah sampai di sana, kamu akan mengucap kan terimakasih kepada saya karena suatu hal " ucap Vano yang berada di depan cermin
" Suatu hal apa?" Ara yang penasaran menghadap ke wajah Vano.
" Rahasia, cepat lah bersiap , saya akan menunggu di bawah dan yah pakai lah dress yang sudah di siapkan Tasya" ujar Vano sebelum meninggal kan Ara di kamar. Memang Vano meminta Tasya untuk menyiapkan oufit untuk ke acara tersebut.
" Hmmm padahal baju yang kemarin saja banyak yang belum terpakai, ehhh malah datang baju baru. Gini amat jadi ya jadi istri nya CEO, apa mbak Dila dulu juga seperti ini ya? Semuanya serba di atur" Ara berjalan ke dalam walk in closet mengambil pakaian yang masih rapi di dalam hanger masih terbungkus
Ara membuka dan terpana dengan dress yang ada di tangan nya. " Waw mewah dan elegan tapi tidak berlebihan" ujar nya sambil memakai outfit berwarna putih tersebut. Dress putih sepanjang lutut tanpa lengan namun tidak terlalu terbuka melekat pada tubuh langsing dan putih Ara .
Ara merapikan rambut panjang nya dengan menyanggul sehingga tambah terkesan elegan dan cantik. Tidak lupa Ara memakai kalung berpermata putih serta high hills yang senada
" Wahhhhhwah seperti melihat bidadari turun dari langit aja " ujar Bara yang sedang berkumpul dengan yang lain nya di ruangan keluarga
Ara yang keluar dari lift hanya senyum malu dengan wajah merona. Kali ini Ara memoles wajah nya dengan make up simpel yang menambah kecantikan nya
" Ekhmmm memang nya kamu pernah lihat bidadari turun dari langit?" Tanya Vano yang tidak menyukai ucapan Bara yang memuji istrinya
" Udah tuh sekarang" ujar Bara melirik Ara
" Udah udah jangan ledekin mas mu terus Bara" ujar Astrid yang juga berada di rumahnya Vano dan Ara untuk membicarakan semua persiapan resepsi yang tinggal beberapa hari lagi bersama besan nya Ajeng
" Hehehe iya mah"
" Ya sudah ayok kita berangkat" sambung Bara membuat Vano mengernyitkan mata
" Kita?" Tanya Bryan bingung
" Iya , aku ,mas dan kakak ipar aku yang paling cantik mbak Ara " mulai hari ini Bara memanggil Ara dengan sebutan mbak, jelas saja ini perintah nya Vano yang menyebut jika tidak sopan jika hanya memanggil Ara dengan sebutan nama saja karena Ara sekarang sudah menjadi istrinya Vano.
" Kamu juga di undang?" Tanya Vano heran
" Iya aku di undang, mas lupa jika aku sekarang sudah bekerja di kantor. Itu berarti aku juga di undang kan? Heheheh" tentu saja Bara berbohong, Bara terpaksa ikut dengan Vano karena ucapan Alex tempo hari yang bertemu dengan nya di parkiran
" Ingat Bara , hari minggu akan ada sejarah mengenai Vano dan istri baru nya tersebut hahaha jangan lupa nonton televisi karena acaranya nanti akan live di salah satu televisi swasta" ujar Alex yang masih di ingat Bara , dan rasa penasaran dan kwartir terjadi sesuatu kepada Vano dan Ara . Bara memutuskan untuk ikut ke acara tersebut
" Baiklah ayok kita berangkat" Vano melirik Ara yang hanya diam dan itu membuat Ara tambah anggun
' jantung kenapa kau seperti ingin melompat?' Vano menghirup nafas lalu membuangnya kasar untuk mengendalikan debaran yang ada di hatinya
" Ayok " Bara mendahului Vano dan Ara yang tengah berjalan menuju alana yang sedang di pangkuan mama Ajeng
" Hati hati ya nak" Ujar Astrid kepada Ara
" Vano jaga Ara dengan baik, awas aja ada yang lecet mama akan membuat kamu botak seperti perkedel " ujar Astrid garang kepada Vano
" CK iya mah tenang saja , daaa kami berangkat dulu assalamualaikum" jawab Vano
" Waalaikumsalam "
***
" Apa Semua nya berjalan baik?" Tanya Beni kepada Andra dan Anton
" Semuanya beres pak " jawab Andra tersenyum
" Ingat Andra, kamu harus melakukan dengan baik apa lagi nanti kita akan di liput oleh media , jadi gunakan kesempatan ini dengan benar dan baik " sambung Beni kepada Andra
" Dengan mudah dan gampang image Vano akan runtuh dan tentunya akan mempengaruhi perusahaan, saya ingin perusahaan AW hancur sehancur nya sehingga dengan mudah akan saya ambil ahli " sambung Beni kemudian dengan senyum licik
***
" Lohhh kenapa kamu ada disini , apa kamu tidak membawa mobil?" Ujar Vano saat membuka pintu mobil nya yang sudah ada ada Bara tersenyum manis di dalam nya
" Kali ini aku nebeng deh mas, lagi malas bawa mobil sendiri hehehe boleh ya , aku di depan deh di samping pak sopir baik hati ini. Mas sama mbak di belakang aja berdua kan masih pengantin baru jadi ingin dekat dekat selalu kan " Bara melirik kedua manusia dewasa tersebut
" Ciehh tambah merah tu pipi" sambung Bara melihat Ara dengan pipi merona
Dengan terpaksa Vano memperbolehkan Bara untuk nebeng di mobil nya. Sedikit canggung memang Vano dan Ara yang duduk nya berdekatan
" Mbak Ara nanti kalau setiba nya di tempat acara , jangan kaget ya jika banyak yang memandang dan memuji mbak Ara ,maklumi aja jika semua lelaki mana sanggup melihat perempuan cantik seperti mbak" ujar Bara dengan niat menyala kan api di hati Vano yang hampir terbakar
" Apa kamu lupa jika Ara telah memiliki suami?" Ujar Bryan
" Ingat, tapi apa mas lupa jika kalian belum mengadakan resepsi itu artinya mereka belum tahu mengenai pernikahan kalian berdua " jawab Bara santai
" CK " Vano hanya berdecak kesal dan tidak menjawab kembali ucapan bara
" Memang nya Kita ke acara apa ya Bar?" Ujar Ara yang hingga detik ini belum mengetahui tujuan kepergian nya
" Ha' jadi loe nggak tahu Ra tujuan kita sekarang kemana?" Bara yang keceplosan menghilangkan Awalan mbak kepada Kiara malah di lototi oleh Vano
" Eh maaf maksudnya mbak Ara" ralat bara kemudian
" Jadi Kita kemara Bar?" Tanya Ara kembali
" Sudah diam saja dan tidak usah banyak tanya. Nanti juga kamu tahu kemana dan acara apa nya. Yang jelas kamu tidak boleh jauh dari saya ataupun Bara. Kamu harus menjaga sikap sebagai seorang istri dari Vano, karena disana akan banyak awak media wartawan " ujar Vano kepada Ara
" Tidak usah takut semua nya akan baik baik saja , kamu hanya perlu bersikap bijak dan elegan saja menghadapi semua nya nanti " sambung Vano yang semakin memberi tanda tanya di kepala Ara