NovelToon NovelToon
Aku Bukan Siapa-Siapa

Aku Bukan Siapa-Siapa

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi ke Dalam Novel
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Febbfbrynt

Ketidaksengajaan serta pengorbanan dalam sebuah kecelakaan membuat Alena langsung meninggal dan malah mengantarkan nyawa gadis itu dengan bertransmigrasi ke dalam salah satu novel favoritnya. Alena hanya menjadi adik dari salah satu teman protagonis pria—figuran. Dia hanya seorang siswi sekolah biasa, tanpa keterlibatan novel, dan tanpa peran.

Tapi, plotnya hancur karena suatu alasan, hidupnya tidak semulus yang dia bayangkan. Dia membantu masalah semua tokoh, namun di tengah itu, hidupnya tidak aman, ada orang yang selalu ingin mencelakainya.

____

"Aku memang bukan siapa-siapa di sini, tapi bukan berarti aku akan membiarkan mereka menderita seperti alurnya."—Alena.

~•~
note:
- author 'I Am A Nobody' di wp dan di sini sama

- Tokoh utama cerita ini menye-menye, lebay, dan letoy. Jadi, ga disarankan dibaca oleh org yg suka karakter kuat dan ga disarankan untuk org dewasa 20+ membacanya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febbfbrynt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hanya Karena Seorang Figuran

 "Maaf, ya. kayaknya, kedatangan kami ngeganggu."

Austryn—Ibu Audrey, memiliki ekspresi sedih di wajahnya, rongga matanya sedikit memerah. Dia berbicara dengan lembut, namun suaranya bergetar.

Mereka menggeleng. Alena mewakili dengan nada lembut menjawab. "Enggak, kok. Justru kedatangan kami yang ngerepotin. Dan maaf ... kayaknya Om dan Tante gak tahu tentang kedatangan kami?"

Austryn menatap seorang gadis cantik yang berbicara, dia sangat sopan dan bersikap baik. Sepertinya dia teman baru putrinya, karena ia hanya kenal Dhita dan Risha lalu Andreas, yang lainnya terasa asing. 

Austryn tersenyum. "Ya ... kami gak tahu. Tapi gak pa-pa, kedatangan kalian sama sekali gak ngerepotin. Justru kami sangat senang sama kalian yang mau bertamu di rumah sepi ini. Apalagi, kalian temen-temen Audrey. Kami sangat senang putri kami punya temen baru selain Risha dan Dhita."

Mereka semua tersenyum mendengar ucapan Austryn.

"Kalo gitu, kami mau istirahat dulu. Jangan sungkan-sungkan, anggap saja rumah sendiri." Adam—Ayah Audrey berpamitan yang di angguki sopan para remaja itu.

Setelah kedua orang tua Audrey pergi, suasana mengendur. Tapi, terjadi keheningan dan saling diam.

"Kayaknya, di sini bukan cuma gue deh yang punya masalah keluarga." Andreas membuka suara memecah keheningan, 

Walaupun Andreas sudah kenal lama dengan Audrey, dan walaupun dia juga tahu tentang kepergian adik Audrey, namun Andreas tidak tahu masalah keluarganya.

"Gue ... sama," lirih Deva yang masih terdengar

"Gue juga." Rafka ikut menambahkan.

Alena melihat mereka dengan sendu. Dia sudah tahu bagaimana kehidupan mereka. Hampir semua pemeran pria di novel, memiliki masalah dalam keluarganya, dan itulah mengapa sikap mereka sangat dingin.

Ibu Andreas sakit parah karena ayah Andreas selingkuh, kedua orang tua Deva bercerai membuat keluarganya berantakan. Lalu ... Rafka yang diabaikan oleh ayahnya, ibunya tidak pernah datang. Dia hidup bersama ibu dan kakak tiri yang selalu menuduhnya yang tidak-tidak. 

Mereka semua mempunyai sisi yang menyedihkan. Lalu, tidak jauh beda dengan keadaan Audrey yang kehilangan Adiknya.

Mengingat Audrey, Alena langsung menoleh ke arah Audrey pergi. Apakah dia sedang bersedih? Mungkin dia bisa menghiburnya? 

Memikirkan itu, Alena menatap bergantian terlebih dahulu ketiga protagonis pria di depannya dengan tegas. "Setiap orang punya masalah masing-masing. Jangan terlalu sedih, walaupun orang yang kita sayangi jauh dari kita, tapi kita juga harus sadar bahwa gak sedikit orang di dekat yang juga sayang sama kita. Hargai orang di dekat kita sebelum mereka ngejauh pergi. Jangan terlalu ngingat kesedihan kalo kita bisa nyari kebahagiaan sendiri ...."

"... aku di sini—ah! Bukan cuma aku, tapi kita kumpul di sini bukan cuma buat seneng-seneng aja lho. Karena kita bukan orang asing lagi, kita bisa saling ngerangkul, ngebantu, saling ngasih nasihat dan negur satu sama lain. Atau juga, saling curhat dan ngehibur, ada disaat senang ataupun sedih ...," tutur Alena panjang lebar.

Mereka semua terdiam seolah tenggelam dalam pikirannya sendiri. Alena menghela nafas melihat mereka bertiga hanya menunduk dan diam. Tidak tahu apa yang dipikirkan.

"Aku ... mau ke Audrey dulu."

Alena berdiri dan mulai berjalan menuju kamar Audrey. Saking heningnya, suara langkah kakinya terdengar jelas saat menaiki tangga.

"Alena ...."

Panggilan lirih Deva membuat langkah Alena berhenti. Alena menoleh, semua temannya menatapnya. Namun, bukan itu titik fokusnya, tetapi tatapan lekat ketiga protagonis pria itu menatapnya lekat.

"Lo ...."

"... seakan-akan tahu tentang kita."

"... masalah kita."

"... dan kesedihan kita."

***

Audrey mendengar. Ia mendengar semua yang Alena katakan. Tadinya, dia ingin kembali ke bawah setelah orang tuanya pergi dari sana. Dia tidak enak membiarkan mereka. Namun, saat dia akan melangkah ke tangga, langkahnya berhenti setelah mendengar ucapan Andreas. Dia bersembunyi di balik tembok.

Lalu, selanjutnya ucapan Alena, benar-benar menamparnya. Jika orang yang kita sayangi jauh, mengapa tidak menghargai orang di dekat yang menyayangi kita? Papah? Mamah?

Dulu, Andreas tidak bisa digapai. Dia terasa jauh walaupun ada di depan mata. Tapi ... kenapa dia tidak menghargai Dhita dan Risha?

Adiknya tidak akan kembali, kan? Kenapa ia bersedih jika bisa mencari kebahagiaan? Sekarang dia punya Alena. Karena Alena, dia beruntung bisa mempunyai teman lainnya, orang yang tidak bisa ia gapai pun--Andreas, sekarang dia datang dengan sendirinya.

Audrey menangis. Tubuhnya yang bersandar di tembok merosot ke bawah dan duduk di lantai memeluk lututnya.

Alena yang baru saja tiba di atas, mendengar ada suara isakan teredam. Dia melihat Audrey duduk di lantai, keadaannya sangat menyedihkan sehingga Alena langsung berlari dan memeluknya.

Audrey yang terkejut lantas mendongak. Melihat sahabatnya--orang yang paling ia sayangi, memeluknya, ia membalasnya erat.

"Audrey? Kamu kenapa nangis?" Alena bertanya sambil mengusap punggungnya.

"... Alena ..." panggil lirihnya dengan sesenggukan.

"Aku di sini Audrey ...."

"Mereka ... gue ...."

"Sstt ... udah, ya? Jangan duduk lantai, dingin. Ayo ke kamar kamu."

Dengan lembut Alena berbicara dan membawa Audrey ke kamar untuk menenangkannya. 

Alena tidak tahu, semua temannya yang akan menyusul, berhenti di tangga mendengar pembicaraan dan menyaksikan Alena dan Audrey. Sebelumnya, Alena tidak menjawab pertanyaan ketiga lelaki itu ketika di tangga, gadis itu malah melanjutkan langkahnya sehingga mereka menyusul, dan disambut dengan pemandangan Alena memeluk Audrey yang menangis.

Tidak hanya mereka, Austryn dan Adam menyaksikan Audrey dari awal sampai Alena datang. Mereka tahu maksud dari ucapan Alena saat di bawah, sehingga mereka mengerti apa yang dipikirkan Audrey.

Austryn sudah menangis di pelukan Adam sambil mengucapkan terima kasih berkali-kali kepada Alena.

Mereka semua menyusul ke kamar Audrey, lalu mereka melihat Audrey yang masih memeluk Alena, tangisannya sudah berhenti, tatapannya kosong. Audrey melepaskan pelukannya saat melihat orang-orang masuk.

Saat melihat kedua orang tuanya, Audrey menangis kembali. Austryn dan Adam langsung mendekati Audrey dan memeluknya. Benar saja, Audrey tidak menolak, malah membalasnya seakan-akan baru bertemu kembali setelah sekian lama berpisah.

Malam itu adalah malam yang memperbaiki kehidupan Audrey, mempersatukan kembali keluarga Addison. Hanya karena seseorang yang bahkan tidak berperan figuran di dunia itu—Alena.

1
Fitri Apriyani
bagus banget kk cuma ap nya kuma satu bab jadi aku lama nunguin nya mana dah ngak sabar lagi aku harap jangan gantung ya ceritanya harus sampai tamat oke kk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!