Benih Rahasia CEO Cassanova

“Layla, kau dipanggil Bu Pamela,” ujar salah satu pegawai wanita yang terlihat menatap Layla dengan sinis. Entah kenapa beberapa pegawai wanita melihatnya denga sinis sementara sebaliknya pegawai pria malah mendekatinya dan mereka menjadi akrab.

“La, udah jangan ngurus cewek gak jelas itu, dia emang semua pegawai muda dijutekin kayak gitu. Gapapa cepet kamu minta maaf ke Bu Pamela dulu,” ujar Jena sambil menepuk pundak Layla.

Wanita itu tahu apa yang ada di pikiran Layla. Layla meghembuskan napasnya sebelum akhirnya dia bangkit dari kursinya untuk berjalan ke ruangan Bu Pamela.

Baru hari pertama masuk kerja Layla sudah mendapat banyak sekali kesialan. Pertama dia tertabak mobil lalu ternyata Saka adalah CEO baru perusahaannya dan kini sepertinya dia akan segera dipecat karena kabur saat acara pelantikan Pak Saka dan menghilang selama satu jam setelah acara itu selesai.

Layla menunduk dengan langkah gontai dia berjalan menuju ke ruangan managernya. Namun, ponselnya tiba tiba berbunyi. Sebuah pesan dari ibunya masuk, memperlihatkan video Farrel yang tengah memiankan mainan pesawat terbang.

Layla seketika berhenti berjalan ketika melihat mainan pesawat terbang itu. Dia kemudian mengetik sesuatu dari ponselnya.

Layla: Bu, lain kali tabung saja uang Ibu ya, Layla tahu itu mainan mahal nanti Layla beliin Farrel setelah gajian aja

Layla menghela napasnya. Dia tahu Farrel sangat menyukai maiann pesawat terbang dan Layla sudah membelikan yang kecil online agar mendapat harga murah tetapi Farrel tak menyukainnya dia suka pesawat yang besar yang tentunya harganya mahal.

Pesan kembali masuk membuat Layla menghentikan langkahnya lagi.

Ibu: Salah satu teman Farrel berulang tahun hari ini dan itu hadiah yang dia berikan kepada semua orang

Setelah membaca pesan itu rasanya perasaan Layla campur aduk. Dia sudah berusaha keras menyekolahkan Farrel di sekolah swasta terbaik di kota ini karena Layla tahu seberapa pintar anaknya itu dan Layla merasa Farrel pantas bersanding dengan mereka yang memang berasal dari keluarga kaya raya.

Tentunya biaya sekolahnya tidak murah. Sebelumnya, dia sudah memikirkan berbagai cara untuk membuka bisnis kecil kecilan menggunakan sisa uang yang pernah Saka berikan padanya akan tetapi itu malah berujung merugi.

Hingga, disinilah Layla berada sekarang berusaha menjadi tulang punggung keluarga. Memikirkan Farrel membuatnya merasa lebih bersemangat dan termotivasi untuk bekerja lebih keras walau ia tak tahu rintangan apa yang akna menghampirinya disini.

Tok! Tok! Tok!

“Permisi, Bu Pamela,” ucap Layla setelah dia mengetuk pintu, kemudian masuk ke ruangan managernya itu. Layla menunduk, karena dia tahu apa kesalahannya.

“Kamu sudah tahu apa kesalahnmu, Layla?” tanya Bu Pamela dengan nada yang sangat sinis.

Layla menunduk. “Bu, sekali lagi saya ingin meminta maaf sebesar besarnya. Pagi tadi sudah saya katakan saya telat karena tidak sengaja diserempet mobil dan tadi saya mendahului keluar karena merasa tidak enak badan saya sungguh sungguh meminta maaf,” lirih Layla walau setengahnya sebenarnya dia berbohong.

Tidak mungkin kan Layla jujur mengatakan kalau secara tiba tiba pria yang pernah dia nikahi secara siri dahulu sekaligus ayah dari putranya ternyata bos perusahaan ini? Bisa bisa heboh seluruh kantor ini.

“Hhh, kamu pikir maaf cukup hah? Jadi saya harus mentoleransi semua kesalahnmu itu sementara semuanya tetap bekerja seperti biasanya? Saya tahu kamu ini pegawai baru tapi kamu tidak bisa seenaknya seperti ini Layla!” bentak Bu Pamela membuat Layla hanya bisa mengelus dadanya sabar.

Layla kemudian berlutut. “Bu Pamela, saya berjanji tidak akan melalukan itu lagi. Tolong beri saya satu kesempatan lagi, Bu. Ini hari pertama saya dan semuanya masih sangat baru. Lagipula, saya hanya terlambat 5 menit pagi tadi itupun karena ada musibah Ibu bisa lihat sendiri luka di lutut saya,” mohon layla kembali.

Rasanya dia ingin menangis tapi dia tahan. Kemana lagi dia harus mencari pekerjaan jika bukan di sini? Gajinya yang memang besar dan masa percobaannya yang singkat.

Bu Pamela malah tertawa sinis. “Heh! Wanita rendahan sepertimu ini tidak akan pernah bertahan dimanapun. Kamu pikir saya tidak tahu, kamu itu janda kan? Dan anakmu sekolah di Pelita Harapan, banyak Ibu Ibu disana mengeluh karena katanya kamu janda gatal, suka ganjen sama suami orang.”

Deg!

Mendengar omong kosong itu membuat Layla seketika syok. Kenapa Bu Pamela tahu semua hal tentang dirinya? PAdahal ini baru pertama kalinya mereka bertemu.

Karena merasa konteks pembicaraannya sudah diluar perusahaan, dan managernya ini sudah menyinggung kehidupan pribadinya, Layla berhenti berlutu dan memilih berdiri.

Bodynya yang memang tinggi dan sangat molek ditambah heels membuatnya jauh lebih tinggi dibanding Bu Pamela yang memang jauh lebih tua dari dirinya. “Ibu tahu darimana?” tanya Layla, berusaha tenang.

“Kenapa? Kamu pikir hanya saya yang tahu? Disini semua orang sudah membicarakan kamu bahkan sebelum kamu mulai bekerja disini. Suami saya kepala sekolah di Pelita Harapan jadi tahu semuanya dan benar kan kamu itu memang terlihat seperti pelacur! Buktinya semua pegawai pria disini sudah kamu dekati hanya dalam sehari,” fitnahnya lagi.

Layla menghembuskan napasnya dalam dalam. “Ah, kalau begitu saya meminta maaf jika sudah membuat Ibu iri, karena saya jauh lebih muda, dan cantik. Sebagai wanita saya bisa memahami itu.” Layla berucap dengan nada yang sangat tegas membuat Bu Pamela gelagapan bahkan tak percaya dengan apa yang barusaja dia dengar.

“A-Apa? Kamu sudah gila?” bentak Bu Pamela dengan wajah memerah.

“Tapi ada satu hal yang perlu Ibu tahu. Sebelum menyalahkan orang lain, berkacalah terlebih dahulu. Bukan saya yang merayu laki laki diluar sana seperti yang suami Ibu katakan, tapi suami Ibu yang mendekati saya dan marah karena saya tolak dan malah menyebarkan rumor palsu itu!”

Wajah Bu Pamela langsung memerah. Kemarahannya sudah tak terbendung mendengar itu.

Plak!

Hingga, tamparan yang sangat keras mendarat di wajah cantik Layla. Wanita itu meringis kesakitan. Tapi, walau begitu dia masih mempunyai tenaga untuk mengeluarkan ponselnya dan mencari cari bukti chat suami dari Bu Pamela ini padanya.

Layla sudah curiga ketika managernya ini tiba tiba tahu masalah pribadi hingga tempat Farrel bersekolah lalu saat dia mengatakan suaminya menjadi kepala sekolah disana Layla langsung paham kemana arah pembicaraan ini.

“Ibu bisa lihat semua chat suami Ibu ini. Jika Ibu masih tidak percaya tanya saja orangtua siswa disana bagaimana tabiat asli suami Ibu. Saya bisa terima jika Ibu menyalahkan saya karena saya terlambat, tapi karena Ibu sudah menyinggung masalah pribadi saya maka saya berhak membela diri dan menuntut permintaan maaf dari Ibu,” ujar Layla dengan sangat tenang.

Kehidupannya yang keras selama 7 tahun ini sudah mengajarkannya banyak hal.

“BOHONG! Ini pasti akal akalan kamu saya dasar pelacur! Wanita tak tahu diri. Berani beraninya kamu menuduh suami saya hah? Kamu pikir kamu bisa bekerja disini lagi? Tidak! Jangan harap mulai sekarang kamu saya pecat, keluar dari perusahaan ini!” bentak Bu Pamela.

Karena merasa sudah tak ada gunanya, dengan berat hati Layla melangkah keluar sambil menahan tangisnya.

Namun, saat dia keluar dari ruangan Bu Pamela, dia tiba tiba bertemu dengan Saka yang berlari kearah ruangan tempat kerjanya itu.

“Ehh…Pak Saka, ada perlu apa sampai datang ke lantai bawah? Saya bisa kesana jika ini menyangkut hal yang penting.” Bu Pamela entah datang dari mana sudah langsung berlari untuk menyambut sang bos.

Layla menunduk, tak tahu harus melakukan apa karena dia barusaja dipecat. Jika dipikir pikir mungkin memang bukan takdirnya bekerja disini. Terlebih ada Saka, masa lalunya di sini dan ternyata pria yang pernah merayunya juga ternyata suami dari managernya.

Komplit sudah, rasanya memang tidak ada alasan dia bekerja disini lagi.

“Tidak, saya ingin mencari pegawai atas nama Layla Anabella.”

Deg!

Ucapan saya sontak membuat Layla mematung. Bagaimana bisa Saka secara terang terangan mencarinya seperti ini?