NovelToon NovelToon
ANAK MAMA

ANAK MAMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / One Night Stand / Nikah Kontrak / Cinta Paksa / Kehidupan di Kantor
Popularitas:10.6k
Nilai: 5
Nama Author: Kata Kunci

Malam "panas" antara Danar dan Luna, menjadi awal kisah mereka. Banyak rintangan serta tragedi yang harus mereka lalui. Masa lalu mereka yang kelam akankah menjadi batu sandungan terbesar? atau malah ada hamparan bukit berbatu lainnya yang terbentang sangat panjang hingga membuat mereka harus membuat sebuah keputusan besar dalam hubungan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kata Kunci, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 27.

Sesampainya di apartemen, Danar meletakkan semua buku - buku serta amplop yang dibawanya ke atas meja ruang tamu dan dia merebahkan tubuh cukup lelahnya ke sofa. Dipejamkan sesaat kedua matanya dan kemudian dibuka dengan tiba - tiba setelah dia mengingat untuk mengirim pesan singkat pada Sang Kekasih. Disaat yang sama, suara bel apartemennya berbunyi, dia cukup terkejut dengan wajah agak ragu dia terpaksa bangun dari tempatnya berbaring dan berjalan kearah pintu. Diperiksa melalui telepromter, dahinya berkerut ketika seorang kurir makanan datang, lelaki itu menggelontorkan beberapa pertanyaan sebelum akhirnya dibuka pintu itu setelah Si Kurir pergi dari depan pintu.

Senyum lebar tergurat darinya ketika dibaca pengirim makanan tersebut, alih - alih membuka bungkus makanannya. Danar kembali mencari gawai pintar dan menghubungi seseorang melalui sambungan cepat, namun beberapa kali dicoba tidak ada respon dari seberang dan akhirnya dia berpikir untuk dicoba lagi nanti. Kemudian lelaki itu membuka bungkus makanan yang lengkap dengan minumannya dan dinikmati semuanya dengan sangat lahap, namun ketika mencoba minuman yang berbentuk soda itu, Danar merasakan ada rasa lain di dalamnya namun tidak diindahkan oleh lelaki lumayan tampan itu.

Hingga ketika semua makanan juga minuman itu habis, barulah sekujur tubuhnya merasakan sebuah energi lain yang masuk melalui vena nya dan mengalir sangat cepat, aliran itu membangkitkan beberapa hormon yang awalnya tenang kini terasa meletup - letup seakan ingin keluar dari tubuh Danar. Bagian tubuh paling vital yang paling pertama mengalami reaksi hingga membuat pupil lelaki itu membesar dan dengan agak berlari dia mengarah ke dalam kamar mandi. Lagi - lagi cara ampuh yang dilakukan Danar adalah mengguyur sekujur tubuhnya dengan air shower yang diatur sangat dingin, cukup lama hingga dia tidak mengetahui kedatangan Luna.

Perempuan yang membawa serta kopernya terlihat celingukan ketika mendapati apartemen Sang Kekasih kosong dan yang terlihat hanya bekas bungkus makanan juga minuman yang masih berserakan diatas meja. Luna menyelipkan helaian rambut tergerainya ke belakang telinga dan mulai membereskan bungkus makanan itu, matanya kemudian tidak sengaja membaca nama pengirim.

"Aku? Hah? kapan aku...," gumaman perempuan itu terhenti ketika dia merasakan dekapan dari belakang yang tiba - tiba.

"Tanggung jawab..." ucap Danar yang kemudian mengangkat tubuh Luna hingga membuat plastik pembungkus dan kotak bekas makanan yang diambil wanitanya tadi kembali jatuh keatas meja.

Danar dengan suhu tubuh panasnya membawa Luna yang memasang ekspresi terkejut ke dalam kamar dan tanpa persetujuan Sang Kekasih, dia membagi panas tubuhnya ke tubuh Luna. Malam panas kali ini cukup berbeda, selain nampak Luna beberapa kali mencoba menolak namun kekuatan tubuhnya tidak sebanding dengan Danar. Tentu jika membicarakan soal ranjang, tidak akan cukup sekali bagi Danar, hingga tubuh lelaki muda yang masih bersuhu tinggi itu akhirnya tidak berdaya karena kelelahan, barulah Luna bisa menguasai tubuhnya sendiri. Dipandangi wajah Danar sesaat sambil menarik selimut untuk Sang Kekasih dengan wajah masih terherannya, lalu perempuan itu turun dari tempat tidur dan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Sambil membasuh dirinya dibawah air yang terus mengalir, Luna terus terbayang dengan tulisan dibungkus makanan tadi juga ucapan aneh Danar.

"Siapa yang kirim itu ke Mas Danar? Trus kenapa dia keliatan sangat agresif dan agak kasar kali ini?" tanya Luna dalam hati.

Setelah beberapa saat membersihkan diri, perempuan itu kembali ke atas ranjang dengan sudah berbusana tidur. Betapa terkejutnya Luna, ketika didapati Danar mengigau dan suhu tubuhnya sangat tinggi, dengan cepat Luna berlari kearah dapur baru setelahnya kearah ruang kerja lelaki muda itu. Dia kembali ke dalam kamar sudah membawa baskom berisi air dingin tidak lupa dengan handuk juga obat - obatan yang mungkin bisa membantu Danar.

Disela penanganan pertolongan pertamanya, kembali Luna mendengar Danar mengucapkan kalimat - kalimat penyesalannya juga aliran air mata yang mengalir dan kini lebih deras dari yang terakhir dilakukannya ketika sakit.

"Mas, Mas, tenang. Apapun yang kamu rasakan, itu bukan salahmu, bukan Mas..." bisik Luna yang juga mencoba membuat Danar tenang sambil memegang salah satu jemari tangannya.

Kali ini suhu tubuh lelaki itu dengan cepat turun dan juga suara mengigaunya seketika hilang, Luna lalu memutuskan kembali ke dalam selimut dan memeluk tubuh tanpa busana Sang Kekasih. Dia bersandar di atas salah satu bagian dada bidang Danar dengan memberikan tepukan pelan pada bagian dada lainnya dan perempuan manis itu pun tertidur karena kelelahan.

xxxxxxxx

Beberapa jam kemudian, Luna menggeliat sesaat dan otaknya mencerna dengan cepat, saraf ingatannya langsung tertuju pada Danar. Kedua matanya membesar dan kepalanya kemudian terbangun, pemandangan yang dia dapati adalah Danar dengan senyum indahnya.

"Love, maaf..." ucap lelaki itu yang kemudian membelai bagian samping kepala Luna dengan ekspresi wajah yang sudah berubah.

Kedua bola mata Luna langsung melihat ke sekujur tubuh Danar yang telah mengenakan pakaian tidur lengkap, juga memegang kening lelaki itu untuk memastikan suhu tubuhnya dan helaan napas panjang perempuan itu terdengar lega. Luna kemudian kembali mendekat dan berbaring dalam pelukan Sang Kekasih, dengan menjadikan satu lengan kokoh Danar sebagai bantal kepala.

"Boleh aku tau, Mas Danar tadi kenapa?" tanya Luna dengan nada lembutnya.

Danar kemudian agak menjauhkan tubuhnya agar bisa memandang wajah Sang Kekasih dengan ekspresi bingung. Kemudian Danar menceritakan semua kejadian dengan detail. Ekspresi wajah Luna pun berubah menjadi bingung, terdiam cukup lama hingga dia memutuskan untuk bangun dari tidurnya kemudian berjalan kearah meja tempat Danar menyantap semua makanan tadi.

"Mas, kamu punya banyak cara kan? Buat menyelidiki sebenernya ini makanan dari siapa dan isi kandungannya apa? Sampai - sampai buat kamu jadi kayak tadi, karena semua ini bukan dari aku..." jelas Luna dengan Danar yang memperhatikan dengan setengah bersandar di mulut pintu kamarnya.

Mata lelaki itu agak membesar dengan dahi berkerut dan sedikit melirik kearah lain sambil berpikir, kemudian dia masuk kembali ke dalam kamar untuk mengambil gawai pintarnya. Tidak lama kemudian, bel apartemennya kembali berbunyi. Luna melihat beberapa orang berseragam masuk, memberi hormat sesaat kepada Luna dan Danar kemudian mengambil semua bungkus makanan dari meja tersebut dalam diam. Luna memandang kearah Danar yang memeluknya dari samping.

"Tidak lama lagi, kita akan tahu manusia jahil mana yang melakukan ini semua. Tapi, aku juga berterimakasih padanya, karena dia, aku bisa kasih kamu experience baru juga gaya baru..." ucap Danar dengan 1/2 berbisik kepada Luna.

Perempuan muda itu tersenyum singkat dan mendekatkan bibirnya juga kearah telinga Danar lalu 1/2 berbisik,

"Tapi kamu kasar banget, aku nggak suka..."

Danar lalu mencium puncak kepala serta kening wanitanya sangat dalam sambil kemudian mengucapkan kata penyesalan. Senyum Luna terkembang dengan kedipan sekali matanya yang artinya dia menerima permintaan maaf tulus Sang Kekasih.

xxxxxxxx

Pagi sibuk di ABS sudah menjadi pemandangan yang biasa, begitu pun ekspresi berkerut Danar ketika mendapat kabar yang cukup mengejutkan. Helaan napas panjangnya terdengar dengan tatapan yang awalnya tajam berubah menjadi khawatir.

"Jadi, Mas harus nunggu buat tahu alasan Dian ambil cuti secara tiba - tiba dan kamu yang akan menggantikannya atas persetujuan Pak Nurdin?" ucap Danar ketika berhadapan dengan Mutiara Sang Adik Sepupu yang juga saudara kembar Dian.

Perempuan berambut pendek itu seketika mengangguk dengan kedua tangan yang dikaitkan dan diletakkan tepat di depan tubuh cukup kurusnya. Helaan napas dan anggukan dilakukan Danar yang kemudian lelaki itu mengirimkan sebuah email jadwalnya kepada Mutiara.

"Mas harap ini nggak ada hubungannya sama Dimas, karena jika ada, lelaki tengik itu akan Mas bereskan...," ucap Danar sambil berjalan kearah ruang rapat dengan suara pelannya tepat di telinga Sang Adik Sepupu.

Mata perempuan cantik itu membesar begitu pun dengan langkahnya yang terhenti, bahkan dia tidak menyadari pintu lift sudah ditahan oleh Danar cukup lama, hingga suara lumayan keras Sang Kakak Sepupu terdengar dan menyadarkannya. Mutiara masuk dengan gestur tubuh kikuk dan pandangan Danar yang terlihat mulai curiga padanya.

********

1
Mak e Tongblung
beberapa kali "mengangguk" kok "menganggur" , tolong diperhatikan thor
Kata Kunci: 🙇‍♀️🙇
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!