Ratu Bulan

Byron mengamati bulan cantiknya dari ujung kepala hingga ujung kaki. Ia tidak percaya bahwa wanita ramping itu berhasil mengalahkan prajurit terbaiknya. Lebih dari itu, ia tak bisa membayangkan bahwa wanita itu memiliki kemampuan bertarung. Ia tampak begitu polos, begitu lembut, bahkan di antara semua pria dan Irina, ia terlihat lebih bersemangat dan ceria, tidak seperti ketika bersama Byron, di mana ia terus gemetar dan memandang ke mana-mana kecuali ke arahnya, terlalu pemalu, seperti sekarang.

"Siapa yang mengajarkanmu bertarung?" tanyanya. Aitana dengan gugup bermain dengan jarinya.

"Di sekolah, Alpha Elias ingin kita semua mendapatkan pelatihan sejak usia sangat muda. Aku juga kadang-kadang mendapatkan pelatihan dari ayah dan ibuku," jawabnya dengan pandangan menunduk.

"Kau adalah anak perempuan dari seorang Beta. Kenapa kau tidak bersekolah di Warren Academy seperti kakakmu?" tanyanya lagi. Tentu saja Aitana memiliki hak yang sama dengan kakaknya dan bisa saja bersekolah di akademi itu.

"Aku tiga tahun lebih muda dari Alain, jadi dia akan lulus sebelum aku. Orang tua tidak ingin aku sendirian di akademi selama tiga tahun, jadi mereka lebih memilih agar aku berlatih di dalam kelompok," jelasnya, meskipun ia tidak mengatakan seluruh kebenarannya. Sebenarnya, bahkan Luna Daphne menolak, karena begitu Damian lulus, ia akan ditunangkan padanya, tetapi rencana itu batal dan entah mengapa ia tidak ingin memberitahu Byron tentang hal itu.

"Hanya karena itu? Meski tubuhmu seperti itu, kau sangat terampil. Aku ragu di Warren Academy mereka bisa memanfaatkannya, apalagi aturan di sana sangat ketat dan berlaku untuk pria dan wanita," kata Byron. Ia merasa bahwa Aitana menyembunyikan sesuatu darinya.

"Ya, yah... Aku kuat berkat pelatihan dari ayahku. Mungkin akan berbeda jika aku pergi ke akademi, aku akan percaya bahwa aku akan dilindungi oleh Alain dan…" Ia berhenti di detik terakhir, mengangkat pandangannya, dan menyadari mata biru itu menatapnya dengan intens.

"Alpha muda itu?" tanyanya, dan Aitana mengangguk. "Kalian tampak sangat dekat..." katanya dengan kecurigaan.

"Yah, kita sudah saling kenal sejak kecil..." bisiknya dengan gugup, sambil melihat sekeliling, ia merasa ingin melarikan diri saat itu.

"Elias bilang mereka bahkan menganggapmu sebagai calon 'bulan' untuk kelompoknya," lanjutnya. Ia melihat kegugupan Aitana semakin bertambah, bahkan ia gemetar dan tak berhenti melihat ke mana-mana, kecuali ke arahnya.

"Oh, ya... tapi Damian menemukan pasangannya di akademi, jadi itu tidak mungkin," ucapnya terbata-bata.

"Apakah kau berharap dia adalah pasanganmu?" tanyanya, pertanyaan yang tidak ingin didengar Aitana. Ia berdiri diam dengan pandangan menunduk, tidak ingin menjawab. "Kelihatannya begitu," lanjutnya, dan ia tak bisa menyangkal bahwa hal itu membuatnya sangat terganggu. "Apakah kau pernah jatuh cinta padanya?" tanyanya lagi, Aitana tetap diam. "Masihkah kau mencintainya?" tanyanya lagi. Aitana mengangkat wajahnya, tampilan ketakutan dan sedih itu memberinya jawaban yang tidak ia inginkan. "Kau harus melupakannya, sekarang kau milikku," ucapnya dengan kesal. Ia meninggalkan kamar tidur dengan amarah, serigalanya mulai ingin mengambil alih. Saat berjalan, ia melepas jaket dan merobek kemejanya.

"Raja Alpha," kata salah satu karyawan, lalu mundur ketakutan melihat raja yang mengerikan itu hampir kehilangan kendali.

"Siapkan semuanya..." ucapnya dengan suara serak yang bercampur dengan suara lain yang bukan miliknya.

Pria itu hampir berlari mencari Emilio. Itulah perintah ketika Raja Alpha dalam keadaan seperti itu, untuk mencari Beta atau Gamma; mereka tahu cara menangani situasi tersebut.

*************

"Kau baik-baik saja beberapa saat yang lalu," kata Emilio. Ia telah tiba di sebuah ruangan aneh yang terbuat dari besi, dinding-dindingnya penuh dengan goresan yang dibuat oleh binatang buas. Ia mendekati rajanya yang hanya mengenakan celana hitam dan bahkan kakinya tidak memakai alas.

"Apa bedanya?" ucapnya dengan kesal sambil memasang borgol di tangan rajanya yang diikat dengan rantai yang menempel pada dinding.

"Kau sudah memilikinya, kau harus menandainya dan membuatnya melakukan hal yang sama," kata Emilio sambil menyelesaikan pemasangan borgol lain di pergelangan kakinya. Akhirnya, ia mengambil borgol yang mengelilingi leher rajanya.

"Apakah semuanya sudah siap?" tanyanya sambil menghindari percakapan itu.

"Ya, seperti biasa, Fabian sudah mengurusnya. Dia mengirim sekelompok prajurit kepada Irina untuk melindungi Ratu Luna dari segala insiden," jelasnya sambil menyelesaikan pemasangan borgol di leher rajanya.

"Jangan lupa, jika tidak berhasil, kau harus mengakhiri hidupku," ucapnya dengan menghela napas. Emilio mengangguk dan meninggalkan ruangan yang telah terkunci rapat, dengan pintu besi yang sangat kuat. Seluruh ruangan itu dibuat khusus untuk menahan serigala milik Raja Alpha.

Byron Drave Greyson, raja kerajaan Greyson saat ini, baru berusia dua puluh tujuh tahun. Pada usia lima belas tahun, ia naik tahta setelah kematian tragis ayah dan ibunya—para raja pada waktu itu, bahkan adik perempuannya juga meninggal dalam kecelakaan tragis itu. Setelah naik tahta, ia harus dikenal dan menunjukkan kepada kelompok-kelompok di kerajaan bahwa ia layak menjadi rajanya, meskipun usianya masih muda. Meski banyak Alpha menentangnya dan beraliansi dengan kerajaan musuh, kelompok lain menerimanya dan membantunya membuat kerajaan tumbuh serta menjadi salah satu yang paling kuat. Namun, karena terlalu fokus melindungi dan mengembangkan kerajaannya, ia lupa sesuatu yang sangat penting, yaitu menemukan pasangan hidupnya, yang nantinya akan dikenal sebagai Ratu Luna. Karena keturunan serigala, serigalanya sangat kuat dan dominan, sulit dikendalikan, apalagi ketika Byron tumbuh dan mereka tak menemukan pasangannya. Hal itu menyulitkan raja tersebut, yang mulai meledak-ledak dengan amarah, di mana serigalanya semakin mengambil alih dirinya. Dengan bantuan teman-teman setianya, Emilio dan Fabian, mereka membuat ruangan itu untuk mengurungnya setiap kali Byron meledak amarah dan serigalanya mengambil kesempatan untuk merebut kekuasaan. Jika dibiarkan, meskipun hanya beberapa menit, bisa berakibat bencana besar. Oleh karena itu, mereka mengurungnya selama ledakan amarah, sehingga meskipun serigalanya mengambil alih, ia tidak bisa berbuat apa-apa karena terikat dan terkunci di empat dinding besi itu. Dan jika entah bagaimana ia berhasil membebaskan diri, Emilio dan Fabian memiliki perintah untuk menghentikannya, bahkan jika harus mengakhiri nyawanya.

Byron teringat percakapannya dengan Aitana. Meskipun ia sudah memiliki sedikit kecurigaan tentang perasaannya terhadap Alpha muda itu, ia tak bisa menahan amarahnya. Ia telah mencarinya begitu lama, sehingga sekarang ia menginginkan agar Aitana hanya untuknya, agar ia hanya memandangnya, agar ia hanya mendambakan dirinya, dan yang terutama agar ia hanya mencintai dirinya. Namun, Aitana memiliki perasaan pada serigala lain yang bahkan bukan pasangannya. Ia menggelengkan kepala, serigalanya menggeram, memerintahkannya untuk melepaskan diri, ingin menemukan pria itu dan mencabik kepalanya, seolah itu akan menyelesaikan masalah. Giginya mulai tajam, wajahnya berubah, mulutnya membentuk moncong, wajahnya dipenuhi bulu hitam, lengannya menjadi berbulu dan tebal, tangannya berubah menjadi cakar tajam, tubuhnya membesar, kakinya berubah menjadi kaki otot yang besar, dan seluruh tubuhnya ditutupi bulu hitam. Meskipun ia masih mempertahankan postur manusia, ia telah berubah menjadi binatang. Ia mengeluarkan raungan besar saat matanya berubah menjadi merah menyala. Inilah werewolf yang menjadi Byron ketika terselimuti amarah.