Aray pemuda 18 tahun yang hanya tinggal dengan nenek nya sejak kecil selalu hidup dalam kemiskinan.
Setelah sang kake meninggal.Dan hanya meninggalkan sebuah kitab yang ber sampul warna emas sehari sebelum meninggal sang kake menitipkan ke sang nenek agar kelak setelah dia meninggal dunia buku tersebut di berikan ke arya.
Simak kelanjutan nya.dan mohon maaf apa bila dalam kata kata masih banyak kekurangan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ijo.lumut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Merindukan sosok ayah ibu
"Mas lebih baik kamu istirahat dulu mas.!" Suara Dian terdengar lembut di telinga Arya yang masih mengalir kan sebagian energi pada tubuh pak Budi ayah nya Dewi, Yang terbaring lemah tak bergerak hanya perutnya saja yang terlihat naik turun saat bernafas.
Huuuuh. Tak di sangka separah ini kondisi pak Budi yang." Dengan membuang napas keruh Arya memberitahu keadaan pak Budi pada Dian yang mengelap keringat di kening nya Arya." Iya kamu istirahat dulu saja mas jangan terlalu memaksakan diri mas." kembali Dian membujuk Arya agar beristirahat, karena Dian melihat wajah Arya yang mulai pucat karena lelah.
"Baik lah yang." Dengan mengaguk pelan arya pun melangkah ke arah kursi yang ada di ruangan itu." Mah lihat." Suara Dewi memecah keheningan memberitahu ibunda nya saat ia melihat wajah sang ayah yang menunjukkan perubahan yang sangat jelas, semula terlihat wajah nya begitu pucat, tapi setelah Arya memberikan energi nya kini wajah pak Budi mulai terlihat kembali bersemu kemerahan lagi."
Bu yulia hanya diam saat melihat wajah suami tercinta nya dan menyentuh pipi yang mulai terlihat kemerahan, berbeda dengan sebelum nya saat Bu Yuli beranjak ke ruangan dokter cantik itu." Pah semoga kamu bisa pulih kembali pah.!" Ucap Bu Yuli dalam hati, kedua bola mata nya mulai berkaca-kaca tangan nya masih mengelus pipi suaminya itu."
"Mah." Ucap Dewi dan memeluk ibu nya dari samping dengan kedua pipinya telah basah oleh air mata, Dewi tak mampu mengungkap kan isi hatinya yang kini ia rasakan, Dewi pun melirik Arya yang masih duduk di apit Dian dan Nenden." lu punya mata begitu jeli nen lu bisa bertemu bahkan menjadi kekasih dia.!" Dalam hati Dewi kini mulai mengagumi sosok pemuda tampan kekasih sahabat nya itu.
Nak Arya apakah bapak akan bisa sembuh dan bisa berjalan kembali.?" Tanya Bu Yulia saat Arya kembali mendekat ke ranjang suami nya yang berbaring itu." Kita berdoa saja Bu semoga bapak bisa kembali sehat." Arya hanya berusaha Bu yang menyembah kan hanyalah tuhan yang maha kuasa Bu." Balas Arya dengan begitu tenang nya saat berbicara."
Iya nak Arya tadi kami telah melihat hasil pemeriksaan bapak dan dokter menerangkan bahwa bapak terkena parpalegia, itu penyakit yang susah untuk di sembuhkan bahkan si penderita bisa mengalami kelumpuhan nak Arya." Wajah nya terlihat sangat tertekan saat menerangkan apa yang tadi ia dengar dan melihat hasil dari pemeriksaan suami nya itu.
Iya Bu manusia hanya mampu berencana, semuanya kita serahkan kembali pada sang maha kuasa Bu, karena dari kehendak nya apa yang mustahil bisa menjadi kenyataan Bu." Arya terus menguatkan hati Bu Yulia yang benar benar terlihat merasakan tekanan.
Sabar ya mah Dewi yakin kalau papah akan baik baik saja mah." Dewi pun memeluk dan menguatkan hati ibunya yang saat ini merasakan tekanan mental karena suami tercinta nya mengalami musibah yang ia alami." Arya hanya melihat ibu dan anak itu berpelukan untuk saling menguatkan satu sama lain nya."
Hati Arya selalu mendambakan kehadiran seorang ibu dan ayah, yang belum pernah ia rasakan selama dia hidup." Arya hanya merasakan kehangatan kasih sayang hanya dari seorang nenek dan kake nya, Bahkan Arya tidak tahu bahwa yang merawat dan membesarkan nya itu adalah nenek dan kake angkat.
Assalamualaikum.
Terimakasih pada semua sahabat pembaca yang masih membaca kisah Arya/ Kitab emas warisan kake ini." Mohon maaf apabila masih ada tutur kata dan tulisan yang kurang berkenan author mohon maaf yang sebesar besarnya. Sehubungan dengan author mudik ke kampung halaman jadi mungkin akan telat up bab yang berikutnya. Author pribadi mengucapkan. "Minal aidzin wall Faizin mohon maaf lahir dan batin." semoga semuanya dalam ke adaan sehat walafiat