Revan Alfredo harus menikah dengan Bella Amanda, gadis yang di pilihkan oleh keluarganya agar mendapatkan warisan.
Demi menutupi hubungan Revan dengan kekasihnya di depan semua orang, Revan terpaksa menyetujui perjodohan itu dan menjadikannya Bella sebagai tamengnya.
Sehari setelah pernikahan, Revan melemparkan kontrak pada Bella.
"Oke, aku setuju dengan persyaratan itu, tapi aku juga memiliki persyaratan!" ucap Bella
"Apa?" tanya Revan.
"Aku minta kamu tf ke rekeningku 1 triliun diluar dari nafkah yang seharusnya kamu berikan, deal, aku akan tanda tangan!" tantang Bella, tentu dia tidak akan membuat kekasih gelap Revan bersenang-senang dengan uang suaminya.
Apakah Revan akan memberikan apa yang di minta Bella?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Navizaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sikap Revan
Happy Reading
Revan membuka matanya dan merasakan kepalanya sedikit pusing, pria itu mengamati sekitar dan ternyata dia ada di kamarnya.
"Sayang, kamu sudah bangun?" Revan terkejut ketika mendengar suara Viona yang berada di dekatnya.
"Viona? kok kamu ada di sini?" Tanya Revan sambil memegang kepalanya yang masih sedikit pusing.
Entahlah dia tidak ingat dengan apa yang terjadi dengannya, dia hanya ingat terakhir kali masuk kamar dan langsung menghamburkan diri ke atas ranjang.
"Loh, emangnya kenapa kalau aku di sini bukannya kamu sendiri yang nyuruh aku untuk ke sini, sayang?"
Revan memicingkan matanya, menatap selidiki pada Viona, "memangnya kapan aku meminta kamu datang ke sini?"
Viona sedikit gelagapan, "Kata kamu 'kan aku boleh ke sini kapan aja, sejak dari Amerika kamu belum menemuiku, ya udah aku ke sini aja, kebetulan pas pintu depan rumahmu tidak dikunci, sepertinya istri kontrakmu itu lupa menguncinya," jawab Viona.
Revan langsung bangun dari tidurnya, pria itu menatap sekeliling dan melihat jam dinding ternyata sudah jam 10 siang.
"Astaga udah jam 10! Tadi kamu ke sini jam berapa Viona?"
"Aku ke sini jam 8," jawab wanita itu yang kemudian duduk di atas ranjang di samping Revan.
"Lalu kenapa kamu nggak bangunin aku dari jam 8 itu, kamu tahu sendiri 'kan kalau aku harus pergi ke kantor!" seru Revan membuat Viona langsung menunduk ketakutan.
"Maaf sayang tadi aku nggak tega lihat kamu yang tidurnya pules banget, jadi aku nggak bangunin kamu," Jawab Viona.
"Ck, lalu buat apa kamu ada di sini! Sebaik cepat buatkan aku kopi hitam, aku akan kw kantor setelah mandi!" Revan langsung berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Viona menurut dan keluar kamar menuju dapur untuk membuat kan kopi pesanan Revan. Setelah dua puluh menit kemudian Revan sudah terlihat turun dari arah tangga dan berjalan menuju dapur.
"Sebaiknya setelah ini kamu pulang, aku tidak bisa mengantarkan mu karena aku harus ke kantor!" ucap Revan sambil mengambil kopi hitam yang telah di sediain oleh Viona.
"Tapi sayang, kan udah ada Samuel yang handle, kamu mau kan mengantarkan aku pulang dulu?" Pinta wanita itu.
"Ayolah Viona, kenapa sekarang kamu jadi manja gini, aku pesankan taksi dan setelah itu kamu bisa langsung pulang dengan taksi itu, aku gak bisa ngulur waktu lagi, oke?"
Akhirnya Viona mengangguk, dia harus menurut kali ini agar tidak mendapatkan kemarahan Revan.
Akhirnya setelah menghabiskan kopi hitam nya, Revan langsung bergegas menuju kantor sedangkan Viona pulang dengan taksi yang sudah dipesan kan oleh Revan.
Diperjalanan Viona berpikir dengan berubahnya sikap Revan terhadap nya, kenapa akhir-akhir ini pria itu semakin jutek dan cuek terhadap nya, apakah ini ada hubungannya dengan istri kontrak Revan.
"Tidak mungkin, Revan sama sekali tidak mencintai wanita itu, mungkin dia sedang banyak pekerjaan jadi mood-nya sedikit buruk!" guman Viona.
*****
Seharian ini jadwal Revan benar-benar padat, ternyata keputusannya untuk ke kantor siang tadi sangat tepat karena akhirnya dia berhasil memenangkan tender milyaran rupiah setelah hampir berminggu-minggu kerjasama dengan Pt. Aurasia membuahkan hasil.
Akhirnya dia bisa pulang dengan cepat karena pekerjaannya sudah selesai, Revan berencana akan mengajak Bella makan malam bersama.
Sepertinya selama menikah mereka hampir tidak pernah makan malam berdua. Ya, tentu saja. Bukankah itu yang dia inginkan dulu.
Ah, Revan tidak tahu kenapa akhir-akhir dia begitu memperhatikan istrinya dan ingin sedikit berdamai dengan nya.
Tidak ada salahnya bukan? Dia bisa berteman dengan Bella dan mereka akan menjalin hubungan yang cukup harmonis, entahlah. Revan tidak bisa menebak karena jujur itulah yang di inginkan hatinya saat ini.
Bella sudah pulang lebih dulu dan melihat seorang wanita yang tidak lain adalah kekasih suaminya sudah berdiri di depan pintu rumah.
Bella hamya melirik nya sekilas tanpa ingin menyapa, tapi Viona lebih dulu menyapa nya.
"Hai, bolehkah aku masuk, aku bawa makanan kesukaan Revan untuk makan malam," ucap wanita itu.
"Terserah!" Hanya itu jawaban dari Bella, dia tidak peduli dengan apa yang wanita itu lakukan Karena bagaimanapun rumah itu adalah rumah Revan dan dia tidak berhak untuk ikut campur dengan urusannya.
Bella langsung berlari menuju ke kamarnya yang ada di lantai atas. Wanita itu segera membuka pintu dan masuk ke dalam kamar, tidak peduli dengan apa yang akan dilakukan kekasih dari suaminya di bawah sana.
Bella melemparkan tasnya dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang, dia memang begitu lelah harus menyelesaikan beberapa pesanan gaun pengantin yang harus diselesaikan segera.
Bella memang mempunyai butik sendiri di kota itu. Setelah menikah dengan Revan, gadis cantik itu lebih sering menyibukkan dirinya agar tidak terlalu memikirkan tentang pernikahannya dengan Revan apalagi dengan sikap sang suami yang masih suka membawa kekasihnya pulang ke rumah.
Jujur hati istri mana yang tidak sakit saat melihat suaminya membawa wanita lain ke dalam rumah, meskipun tidak ada rasa cinta di antara keduanya tapi bagi Bella dia tidak lebih buruk dari seorang istri yang tidak dihargai sama sekali.
Lalu apa artinya pelukan Revan kemarin kalau ternyata pria itu masih bersama dengan kekasihnya.
Ya, meskipun di awal kontrak Bella sudah menandatangani perjanjian itu dan sudah tahu apa saja kesepakatan-nya, tapi tetap saja Bella sebenarnya sangat tidak suka dengan kelakuan Revan yang seperti itu.
Sempat membuatnya melambung lalu kemudian menghempaskan nya begitu saja.
"Aku harus kuat, sebentar lagi, bertahan lah Bella!!"
Bersambung.
aku mau baca thour