NovelToon NovelToon
PUSAKA NAGA API

PUSAKA NAGA API

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Ilmu Kanuragan
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Fikri Anja

Dirga. Dia adalah pemuda lupa ingatan yang tak pernah bermimpi menjadi pendekar. Tapi ternyata Dewata berpikiran lain, Dirga ditakdirkan menjadi penyelamat Bumi dari upaya bangsa Iblis yang menjadikan Bumi sebagai pusat kekuasaannya. Berbekal pusaka Naga Api yang turun dari dunia Naga, dia berkelana bersama Ratnasari memberantas aliran hitam sebelum melawan Raja Iblis.

Lalu bagaimana akhir kisah cintanya dengan Ratnasari? Apakah Dirga akan setia pada satu hati, ataukah ada hati lain yang akan dia singgahi? Baca kisah selengkapnya dalam cerita silat Nusantara, Pusaka Naga Api. ikuti kisah Dirga hanya ada di disni wkwk. kalau ada kesamaan atau tempat author minta maaf mungkin hanya sekedar sama aja cerita nya mungki tidak, ikuti kisahnya dirga

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fikri Anja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 22

Setelah pemuda yang bersama Dirga sudah berada di dekatnya, pertanyaan pun dilontarkannya, "Siapa kau sebenarnya? Kenapa kau mengubah wujudmu menjadi manusia?" Tanpa berkenalan terlebih dahulu, Sarwana mencecar Hydra dengan pertanyaan.

Melihat raut kecurigaan ditunjukkan kera besar itu, Hydra pun tersenyum. "Bukankah kau tadi sudah melihatku?"

"Kapan?" sahut Sarwana.

Hydra menjawab dengan mendongakkan kepalanya ke atas.

Sarwana terkejut. Dia bisa mengerti arah pandang sosok pemuda yang ada di depannya itu. "Jadi kau ...? Bagaimana kau bisa berada di sini dan bertemu Dirga?"

"Sebaiknya kau bertanya kepada Dirga, kenapa aku bisa ada di sini. Karena dialah aku terdampar di dunia manusia ini."

Dirga terkekeh pelan sebelum menjelaskannya kepada Sarwana perihal bocornya selubung yang menutupi dunia Naga akibat proses pembesaran tenaga dalam yang dilakukannya.

Kera besar itu tidak bisa menahan rasa terkejutnya. Dunia Naga yang selama ini dianggapnya adalah sebuah mitos belaka, ternyata benar-benar ada, dan bahkan salah satu penghuninya sekarang berada di depannya.

"Kau tidak perlu terkejut. Apa yang ada di alam semesta ini bisa saja menjadi nyata. Ketika sosok Kera yang seharusnya tidak bisa bicara, faktanya bisa bicara denganku sekarang. Itu hanyalah salah satu contoh saja," ucap Hydra.

"Tapi aku bukan Kera biasa, jadi wajar saja kalau aku bisa bicara. Moyangku dulu bahkan bisa mengobrak abrik istana khayangan," balas Sarwana tidak mau kalah.

"Nah, itu juga salah satu contohnya. Bagaimana mungkin seekor Kera bisa membuat kisruh istana Khayangan? Dari tongkat emas yang kau pakai, aku tahu jika tongkat itu adalah milik Raja Naga Laut Timur yang dicuri kakek moyangmu."

Sarwana terkekeh. Dia memang mengetahui sejarah tongkat emas yang sekarang dipakainya.

"Sebaiknya kita berbicara di dalam saja. Biar jasad-jasad ini nanti dibersihkan rakyatku!" kata Sarwana.

Dirga dan Hydra mengangguk. Mereka bertiga kemudian melesat menuju jurang Panguripan.

Dua jam berlalu, dua orang murid Ronggo yang melihat pertarungan kera besar melawan para pendekar, berlari semampu mereka untuk melaporkan kepada gurunya.

Sesuai perintah yang diberikan Ronggo, jika mereka mendapatkan informasi penting, maka harus segera melaporkannya dan tidak bertindak gegabah sendiri. Dua orang berinisiatif untuk kembali lebih dulu, sementara 5 orang lainnya masih berada di dalam hutan untuk mengetahui kelanjutan pertarungan tersebut.

Kedua orang itu berlari dengan napas tersengal mendekati sebuah gubuk kecil yang cukup jauh dari hutan. Setelah sampai di depan gubuk itu, mereka berhenti untuk menata napas sebelum masuk ke dalamnya.

Ronggo menyambut kedatangan dua orang muridnya dengan senyum sedikit lebar, "informasi bagus apa yang bisa kalian laporkan?"

Kedua orang itu saling berpandangan untuk beberapa saat. Setelah itu, satu orang dari mereka berinisiatif untuk menjawab. "Ternyata banyak pendekar yang mengetahui tentang munculnya pedang pusaka itu, Guru."

Raut wajah Ronggo yang awalnya sumringah melihat kedatangan dua orang muridnya, seketika berubah tertekuk sedemikian rupa. "Ternyata ucapannya tidak salah," gumamnya pelan.

Ronggo menghela napasnya kasar berulang-ulang. "Teruskan laporan kalian!"

"Ternyata di dalam hutan itu ada kera besar yang bisa berbicara, Guru. Kami melihat kera besar itu bertarung dengan beberapa orang pendekar, dan salah satu pendekar itu adalah Kelana Jati."

"Apa ...!?" Ronggo menatap kedua muridnya tidak percaya. "Apa kalian tidak salah lihat? Bagaimana bisa ada Kera besar yang bisa berbicara?" berondong lelaki tua itu.

"Kami tidak mungkin salah lihat, Guru. Kera besar itu sepertinya penjaga hutan tersebut. Dia kemungkinan besar adalah penjaga yang berugas menahan siapapun yang akan masuk hutan itu lebih dalam lagi?"

Kedua bola mata Ronggo mengerjap beberapa kali. Pikirannya melayang mengingat-ingat apakah ada cerita tentang Kera besar penunggu hutan tersebut. Tapi sejauh pikirannya bekerja, dia tidak mengingat apapun yang berkaitan.

"Lalu bagaimana hasil pertarungan itu?"

"Kami belum tahu, Guru. Kita tunggu saja yang lainnya datang. Mereka jelas lebih tahu pastinya bagaimana."

"Baiklah. Sambil menunggu yang lain datang, kalian carikan makanan untukku!" perintah Ronggo.

Kedua murid Ronggo mengangguk. Mereka berdiri dan berjalan keluar dari gubuk.

Sementara itu di gubuk Sarwana di Jurang Panguripan, Dirga dan Hydra serta Sarwana terlibat pembicaraan seru. Terutama tentang ketertarikan Sarwana akan cerita dunia Naga.

Hydra menjelaskan dengan sejelas-jelasnya tentang dunianya tanpa ada yang ditutup-tutupi.

Juga tentang rencananya yang tidak akan kembali ke sana dan ikut dalam perjalanan Dirga.

"Apa keputusanmu itu sudah kau pikir matang-matang?" tanya Sarwana.

"Maksudnya?" Hydra bertanya balik.

"Maksudku, Jika kau ikut dengan Dirga, berarti pedang itu ikut juga?"

"Oooh ... aku kira apa." Hydra tersenyum tipis.

"Pedang itu memang aku berikan kepadanya.

Selain karena Dirga memiliki kepribadian yang baik, Dirga juga memiliki unsur alam dunia Naga. Jadi dia pantas untuk memiliki pedang itu." Hydra menunjuk pedang Naga Api yang ada di atas pangkuan Dirga.

"Ada yang ingin aku tanyakan padamu, Sarwana. Apa kau tidak ingin mengajari Dirga cara bertarung yang kau miliki? Sebagai keturunan Raja Kera legendaris, pastinya kau memiliki kemampuan yang mumpuni, sama seperti kakek moyangmu."

Sarwana mengulum senyumnya. "Sebenarnya aku ingin memberi Dirga jurus dan ajian yang kumiliki, tapi itu setelah dia sudah menyelesaikan kitab Raja Naga. Aku tidak ingin dia bingung, jadi masih menundanya."

Mendengar ucapan Sarwana, Dirga tersenyum lebar. Dia yakin jika jurus dan ajian Yang dimiliki Sarwana tak kalah hebat dari jurus-jurus yang ada di dalam kitab Raja Naga.

***

Lima orang lelaki berlari cepat mendekati gubuk tempat guru mereka menunggu. Informasi penting yang mereka dapatkan harus segera disampaikan kepada Ronggo, terkait munculnya Naga yang berputar-putar di atas hutan, dan juga terkait tewasnya para pendekar yang bertarung melawan kera besar dibantu dua orang pemuda.

Sesampainya di dalam gubuk, mereka dikejutkan dengan raut wajah Ronggo yang tertekuk. Mereka tahu, jika lelaki tua itu sudah menekuk wajahnya, maka mereka harus bersiap-siap menerima kemarahannya.

Rasa takut akan kemarahan guru mereka ternyata tak terbukti. Kelima murid lelaki tua itu yang sudah menahan napas demi bisa kuat menahan kemarahan guru mereka, akhirnya bisa bernapas lega.

"Bagaimana hasil yang kalian dapatkan? Apa Kera besar itu bisa dikalahkan?" tanya Ronggo penasaran.

"Mohon maaf, Guru." Seorang lelaki berperawakan tinggi besar dan berambut cepak mewakili teman-temannya membuka suara menjawab pertanyaan Ronggo. "Sebagian besar pendekar yang ikut dalam perburuan pedang pusaka itu bernasib tragis. Selain Kelana Jati, ada juga Pendekar Elang Merah dan juga 5 orang pendekar dari perguruan Rajawali Iblis juga ikut tewas."

"Perguruan Rajawali Iblis?" Ronggo terhenyak. Pikirannya bergerilya kepada perguruan aliran hitam terbesar bagian selatan tersebut. Jika perguruan itu juga mengetahui tentang munculnya pusaka terkuat di dunia persilatan, maka harapannya akan sangat menipis.

Tapi di lain sisi, dia juga punya pemikiran licik untuk memanfaatkan kekuatan yang mereka miliki. Sekali tepuk, dua lalat mati. Ronggo mengulum senyumnya.

1
Redy Ryan Little
Mantap
🥀⃟ʙʀRos🥀
ijin Thor agak aneh cerita Nusantara tapi nama naga nya punya eropa,kenapa gak nama nya mambang dewa, atau samba, ataupun jamunada,knp harus hydra knp gak sekalian dragon aja Thor 🙏🙏🙏
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah⁴_Atta࿐🥑⃟
Meluncur 2 gift 🌹 Lanjut Up Thor ✍️✍️💪💪
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah⁴_Atta࿐🥑⃟
Jooosss 👍👍
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah⁴_Atta࿐🥑⃟
Awal cerita sudah bagus 👍 Novel ini sampai Tamat dan konsisten Up setiap hari. 💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!