Amber Kemala, janda yang memiliki trauma atas kegagalan pernikahannya itu bekerja sebagai seorang pelatih tari balet anak-anak. Namun ia mendapatkan tawaran khusus dari seorang duda tampan untuk menjadi pengasuh putri kecilnya, yang tidak lain adalah murid Amber sendiri.
Arion Maverick, duda dengan segudang pesona. Ia melakukan sebuah kesalahan pertama yang membuatnya semakin tergila-gila pada pengasuh sang anak. Laki-laki itu selalu merasakan hasrat yang memuncak dan keinginan yang menggebu-gebu setiap kali bersama Amber.
Sekali saja bibir Arion pernah mengecap hangat tubuh wanita bernama Amber, selamanya laki-laki itu tidak bisa melupakannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vey Vii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Claire
Sesaat, Claire memperhatikan Amber yang sedang berusaha memberontak dari dua orang yang tengah menahan tubuhnya. Wanita itu melihat ponselnya sesaat, lalu berjalan mendekati Amber.
"Tolong lepaskan dia," pinta Claire pada kedua petugas keamanan.
"Baik, Nona."
"Mari ikut aku, Nona," ajak Claire pada Amber.
Seorang laki-laki berbadan tegap tinggi yang senantiasa berada di sisi Claire pun mengikuti langkah kaki mereka.
Claire mengajak Amber memasuki sebuah kafe yang terletak di area perkantoran. Dengan ramah, Claire memesan dua minuman untuk mereka.
"Apa kau yang menelepon dan mengirim pesan padaku?" tanya Claire.
"Benar." Amber mengangguk.
"Dari mana kau mendapatkan nomorku?"
"Tuan Maverick yang memberikannya," jawab Amber jujur.
Claire tersenyum hangat, wanita itu menyodorkan secangkir coklat ke hadapan Amber.
"Jadi, sejak kapan kau menjadi pengasuh putriku?" tanya Claire.
"Belum genap satu bulan, tapi sebelumnya saya bekerja sebagai guru senam balet Aara. Maaf atas kelancangan saya menghubungi anda, Nona Claire."
"Hei, jangan berbicara formal denganku. Santai saja," tegur Claire. "Aku mengabaikan pesan dan teleponmu karena aku berpikir jika kau hanya orang iseng. Kau tahu, aku sudah terlalu sering mendapatkan pesan dan panggilan tidak jelas dari orang-orang yang mengaku sebagai fansku," lanjutnya.
Amber tersenyum, rupanya Claire sangat ramah dan baik. Wanita itu juga murah senyum. Pantas saja, wanita itu menjadi idola banyak kaum Adam. Hanya saja, Amber tidak tahu apa sebabnya Claire dan Arion tidak bisa saling mencintai. Karena jika dilihat, keduanya adalah pasangan yang serasi.
"Siapa namamu, Nona?" tanya Claire.
"Amber, panggil saja Amber."
"Baik, Amber. Jadi, apa tujuanmu menghubungiku? Kau perlu bicara sesuatu?"
"Ini tentang Aara, dia merindukanmu. Tidak bisakah kau meluangkan waktu sejenak untuk menemuinya? Atau aku bisa membawanya datang kemari agar kalian bisa bertemu," terang Amber.
"Setiap kali aku membuat janji dengannya, selalu saja ada pekerjaan mendesak dan jadwal mendadak yang tidak bisa dibatalkan. Jadi, aku khawatir jika terus membuatnya kecewa. Terlebih, mantan ibu mertuaku terlalu menuntut banyak hal dariku, dan dia membatasi pertemuanku dengan Aara," jelas Claire.
"Nyonya Dayana?" Amber mengernyitkan dahi. Claire mengangguk.
"Kau pasti sudah bertemu dengannya, kan? Beberapa kali nenek Aara membuat keributan serta masalah di kantor ini. Dia membuatku malu, mengatakan pada awak media bahwa aku adalah ibu tidak bertanggungjawab yang menelantarkan putrinya. Padahal, sebagai ibu aku sudah berusaha menemui Aara dan memenuhi keinginannya. Namun, mantan mertua serta adik ipar ku itu tidak pernah bersyukur dan menghargai usahaku," terang Claire.
"Aku ... tidak mengerti." Amber kebingungan.
Claire tersenyum, meraih tangan Amber dan menggenggamnya.
"Jika Arion mempercayaimu sebagai pengasuh Aara, aku pun mempercayaimu. Tolong jaga putriku dengan baik," pinta Claire.
"Tolong beri tahu aku lebih jelas, aku tidak mengerti." Amber mengeluh. Bukan ia bermaksud mencampuri urusan pribadi antara Claire dengan Dayana. Namun Amber harus mengerti alasan yang sebenarnya agar tidak terus terjadi kesalahpahaman di antara keluarga itu.
Sesaat, Claire terdiam. Wanita itu menghembuskan napas panjang sebelum mulai bercerita.
"Sejak awal perceraian, aku berusaha mengambil hak asuh Aara. Namun, mantan ibu mertuaku terus menimbulkan isu yang memberatkanku hingga aku gagal memenangkan hak asuh atas putriku."
"Sebagai seorang publik figur, semua orang tentu tertarik dengan gosip-gosip yang tersebar. Mereka mempercayai berbagai fitnah yang di lontarkan oleh ibu serta adik Arion."
"Sebagai bentuk tanggung jawabku, aku selalu mengirim uang serta berbagai keperluan untuk Aara. Tapi aku tidak tahu ke mana perginya semua itu, beberapa waktu terakhir aku baru tahu jika Caroline dan Mamanya adalah dalangnya."
"Demi hubungan baik antara aku dan Arion, aku merahasiakan ini. Membiarkan Arion berpikir buruk tentangku, kalau pun aku menceritakan kebenarannya, apa dia percaya padaku?"
"Setidaknya kau berusaha menjelaskannya, Nona!" protes Amber.
"Arion hanya akan berpikir jika aku memfitnah ibunya. Untuk apa? Hal itu akan membuatku semakin jauh dari Aara."
"Pernah suatu hari, aku benar-benar bisa datang menemui Aara. Arion sepakat untuk mengantar Aara ke sebuah tempat. Tapi rupanya Arion mempercayakan Aara pada neneknya, jadi neneknya membawa Aara pergi ke tempat berbeda, padahal aku sudah menunggu selama berjam-jam di sana."
"Apa tujuan Nyonya Dayana melakukan itu?" tanya Amber. Claire tersenyum tipis.
"Karena dia ingin aku kembali pada Arion. Kembali menjadi menantunya. Dia melakukan segala cara untuk menjauhkan aku dari Aara."
...🖤🖤🖤...