NovelToon NovelToon
Duri Dalam Daging

Duri Dalam Daging

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Pelakor / Dendam Kesumat
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: balqis

Sembilan tahun yang lalu mas Alfan membawa pulang seorang gadis kecil, kata suamiku Dia anak sahabatnya yang baru meninggal karena kecelakaan tunggal.Raya yang sebatang kara tidak punya sanak keluarga.
Karena itulah mas Alfan berniat mengasuhnya. Tentu saja aku menyambutnya dengan gembira. selain aku memang penyayang ank kecil, aku juga belum di takdirkan mempunyai anak.
Hanya Ibu mertuaku yang menentang keras keputusan kami itu. tapi seiring waktu ibu bisa menerima Raya.
Selama itu pula kehidupan kami adem ayem dan bahagia bersama Raya di tengah-tengah kami
Mas Alfan sangat menyayangi nya seperti anak kandungnya. begitupun aku.
Tapi di usia pernikahan kami yang ke lima belas, badai itu datang dan menerjang rumah tanggaku. berawal dari sebuah pesan aneh di ponsel mas Alfan membuat ku curiga.
Dan pada akhirnya semua misteri terbongkar. Ternyata suami dan anak ku menusukku dari belakang.
Aku terpuruk dan hancur.
Masih adakah titik terang dalam kemelut rumah tang

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon balqis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

Beberapa orang yang hadir di acara mas Alfan menaruh iba padaku.

Tapi ibu menepisnya dengan mengatakan itu semua adalah kemauanku.

"Kasihan Mentari harus berbagi suami dengan anaknya sendiri." itu bisik-bisik yang terdengar.

"Kenapa harus kasihan, ini juga kemauan mentari. Dia sadar dirinya tidak bisa memberi kebahagiaan pada suaminya. karena itu dia menyarankan agar menikahi Raya saja. Toh Raya bukan orang lain." dia bercerita sambil menginjak kaki ku.

Aku terpaksa mengangguk mengiyakan ucapannya.

"Ooh, jadi begitu ceritanya,. mulya sekali hati Bu Tari." komentar mereka.

Malam ini adalah malam pertama buat mereka. Aku menggigit bibir membayangkan mas Alfan dan Raya berdua. kalau wanita lain yang di posisi Raya saat ini mungkin tak seperih ini rasanya.

Apalagi saat melihat rambut Raya yang basah pagi harinya membuat hatiku tercabik.

Yah, dia seperti sengaja pamer di depanku.

"Mana Alfan.?" tanya ibu kepadanya.

"Masih di kamar, Nek dia tidak mau bangun."" jawabnya riang.

Aku yang berada di situ pura-pura tidak mendengar obrolan mereka. Heran sama gadis itu, kok tidak ada malu-malunya sedikitpun.

"Bangunkan sana..! Bilang aku mau bicara."

Raya pergi ke kamarnya.

"Masih ingin tidur..! Atau kau mau tidur lagi?" mas Alfan menarik tangan gadis itu.

"Semalam sudah berapa kali?masak masih mau lagi.?" rintih Raya dengan manja.

"Habisnya kau bikin candu.." ucap pria itu dengan genitnya. mereka kembali bergumul dalam selimut. Pintu yang sedikit terbuka membuatku bisa menyaksikan hal yang menjijikan kan itu.

Aku berlari ke kamar dan membenamkan wajahku di bantal. Air mata tumpah lagi, berduka lagi.

"Tari... Kenapa masih dalam kamar saja. Kau pikir ini hotel?" teriakan ibu membuatku tersadar.

Jika aku ingin bertahan di rumah ini, Aku harus terbiasa dengan pemandangan seperti ini setiap saat. Aku harus bisa melupakan perasaanku pada mas Alfan. dia tidak pantas ku tangisi seperti ini.

***

Galau dan gelisah, akhirnya aku memutuskan bertemu Viona.

"Ada apa tumben kau ingat aku? Alfan baik-baik saja, kan?"

"Semua tidak baik-baik saja, Vi. Bahkan semua sudah hancur." jawabku emosi.

"Apa maksudmu? kita tau kalau Alfan sangat mencintaimu.?"

"Itu dulu, bahkan kau tidak akan bisa membayangkan apa yang telah di lakukan nya padaku."

"Apa yang terjadi?"

Ternyata aku tak sanggup bercerita. Bibir ini bergetar dan air mata bercucuran.

Perut juga terasa sakit dan kram.

Viona panik melihat keadaanku.

"Biar aku antar pulang." masih terdengar suara Viona walau agak samar

"Jangan, Vi. Jangan bawa aku pulang."

Itu kata-kata ku yang terakhir. setelah itu aku tidak ingat apa-apa lagi.

Saat terbangun aku kaget melihat Viona dan Fajar di sampingku.

"Aku ada dimana? Dan kalian?" tanyaku bingung.

"Kau pingsan. Makanya kami bawa kesini."

"Tari, apa sebenarnya yang terjadi, aku hubungi Alfan juga tidak aktif, ke tempat kerjanya juga katanya tidak ada disana." Fajar terlihat bingung.

"Dia tidak akan menerima telpon dari siapapun saat ini." jawabku ketus.

"Kenapa?"

"Karena dia sedang sibuk dengan istri barunya."

Mereka tercengang mendengar yang ku katakan.

"Jangan bercanda, Tari. Istri baru, apa maksudnya?"

"Benar, Vi.. Dan kalian akan lebih kaget lagi kalau tau siapa istri barunya."

"Siapa?" tanya mereka bersamaan.

"Raya.." jawabku datar dan aku menyempurnakan ke terkejutan mereka.

"Raya? Bukankah dia anak kalian, maksudku yang kalian asuh?" Fajar mengusap wajahnya.

Aku mengangguk.

"Kok bisa? Apa tidak wanita lain lagi di dunia ini?"

"Ceritakan yang jelas. Jangan buat kami penasaran, Tari." Viona mengguncang bahu ku.

"Ini tidak benar, aku akan menanyakan hal ini pada Alfan." ucap Fajar geram.

"Iya, mana bisa dia berbuat ini pada mu. Apalagi dengan anak angkatnya." gerutu Viona.

Aku faham mereka juga sama geramnya denganku. Mereka adalah sahabat terbaik ku.

Alfan bergegas pergi sambil berkata,

"Akan aku beri pelajaran si Alfan..!"

"Jangan..!" aku menahan Fajar.

"Kenapa?"

"Karena itu tidak ada gunanya. dia sudah berubah, bukan mas Alfan yang dulu lagi.Dia juga tidak akan mau mendengar siapapun saat ini."

Fajar kembali duduk.

Setelah agak tenang, aku menceritakan semua yang terjadi. Dari keanehan demi keanehan yan aku temui di antara mereka.

"Gila, mereka sudah gila. Bukan hanya mereka, mertua mu yang seharusnya berpikir bijak justru malah mendukungnya. Masa menyuruhmu ikut mempersiapkan pernikahannya." Viona memukul telapak tangannya karena marah dan gemas.

Rasanya aku ingin menjambak rambut anak yang tidak tau diri itu." imbuhnya lagi.

"Tunggu apa.lagi? Kemasi barangmu dan tinggalkan rumah itu." Fajar memberi usul.

"Iya, Tari. jangan tangisi pria yang egois seperti dia. Dan tunjuk kan kalau kau bisa tanpa dia." ucap Viona memberi semangat.

Aku menggeleng. "Aku akan tetap tinggal untuk mendapatkan setengah dari rumah itu."

"Tapi apa kau yakin akan sanggup melihat kebersamaan mereka setiap saat?"

"Aku harus kuat, Vi. di samping itu aku harus punya pekerjaan. Tidak mungkin aku mengandalkan uang bulanan darinya lagi karena itulah aku menemui kalian."

"Kau bisa kerja bersamaku." sambut Fajar dengan cepat.

Di tempatku juga bisa." sambung Viona.

Di putuskan kalau aku ikut bekerja dengan Fajar. Berapapun pendapatan ju bantunya aku tidak memusingkannya. Yang aku kerjakan dulu."

Setelah bertemu mereka, aku langsung pulang. Ju dapati mereka sedang merundingkan sesuatu dengan serius.

"Bagaimana kalau Tari saja. Toh dia tidak ada pekerjaan." ucap ibu tiba-tiba.

Aku yang tidak tau pangkal masalahnya mengerutkan dahi.

"Tari, kau akan menjaga Raya, dokter bilang kandungannya rentan keguguran karena masih terlalu muda untuk mengandung."

"Kenapa harus aku? Sewa saja orang." jawabku acuh.

"Kalau harus sewa pembantu akan menambah pengeluaran."

"Iya, Bu. Kita sewa saja." rengek mas Alfan.

"Tidak...! Ibu tidak mau pengeluaran kita membengkak." jawabnya tegas.

"Aku tidak bisa. Aku harus bekerja." ucapanku membuat semuanya menatapku.

"Kerja apa dan dimana?" sergah mas Alfan.

"Kalian tidak perlu tau."

,"Jaga caramu bicara, kau masih tinggal disini." ibu marah.

"Kalau begitu, kita bagi rumah ini sebagaimana mestinya. dengan begitu aku tidak menumpang lagi." jawabku santai.

"Aku tidak setuju...!" mas Alfan menentang.

"Kau lupa kalau setengah rumah ini atas namaku? kita bagi dua saja, kalian sebelah sana dan aku sebelah sini."

Mereka saling pandang mendengar usulku.

"Kau masih istriku. Rumah ini tidak bisa di bagi." urat leher mas Alfan menegang.

"Kita hanya istri di atas kertas, Mas. tidak ada lagi yang tersisa."

"Kau jangan keras kepala, lihatlah siapa dirimu tanpa Alfan." ibu mertua ikut menyindirku.

"Terserah apa kata kalian, aku hanya minta kita segera bercerai terus kita bagi rumah ini. Aku tidak akan minta yang lain lagi. Kau boleh memiliki rumah makan yang sudah kita rintis bersama itu.

"Ayolah Tari.. kita berdamai saja. Kau masih istri Alfan. Kau boleh melakukan apapun disini seperti biasa. Tapi jangan minta membagi rumah ini.." pinta ibu. rupanya dia kepanasan mendengar rumah ini akan di bagi.

.

1
cinta semu
mentari ibarat kata keluar dari kandang macan masuk sarang buaya😧😜dah tau fajar ada istri ..mana Wanda dpt dukungan dari mertua ...kok mau2 ny menikah dgn fajar ...u mengudang badai mentari ...
Devi ana Safara Aldiva: ceritanya seperti sinetron Indosiar versi tulisan
Machmudah: bener kak, ndak Tau may dibawa kemana mentari sm si othor, judul nya duri dlm daging msh cocok dgn cerita nya alfan raya mentari
total 2 replies
Ira
Ada ya wanita menjijikan kyk mentari .. Dia korban suami nikah lg.. Trs dia nikah sama suami orang.. Apa bedanya dia dgn mantannya ..
Machmudah
pgn Tau ending nya aja Thor.
balqis: sabar ya😊
total 1 replies
cinta semu
kalo tari mau menikah sm fajar ...sm artinya membangun derita ny sendiri ...g ada alasan ada dua ratu ..awal ny aja semua terlihat baik tp selanjutnya pasti ada yg terluka
cinta semu
bagus
Anonymous
Ini cerita bodoh sakit di bikin sendiri
Machmudah
seru thor
Syahid cha
bagus
Syahid cha
menantang kayaknya
Machmudah
semoga ceritanya bkn ttg anak angkat berkhianat dgn bpk angkat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!