NovelToon NovelToon
Deepen The Role: Water Flow

Deepen The Role: Water Flow

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Spiritual / Vampir / Manusia Serigala / Mengubah Takdir / Keluarga
Popularitas:389
Nilai: 5
Nama Author: LIMS OFFICIAL

"Cahaya akan menuntun kita pulang"

Setelah berhasil berbagai masalah dengan para vampir, Benjamin justru dihadapkan kembali dengan masalah lainnya yang jauh lebih serius. Dia dan teman-temannya terus menerus tertimpa masalah tanpa henti. Apakah Benjamin dan yang lain bisa mengatasi semua ini?

Mari kita simak kembali, bagaimana kelanjutan kisah Benjamin dan yang lainnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LIMS OFFICIAL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bad

"Apa dia baik-baik saja?" tanya Benjamin memperhatikan Marella yang sudah hampir 3 hari belum juga sadar.

"Begitulah. Tenang saja, dia pasti akan segera sadar" jawab Garon setelah memeriksa putrinya. "Maaf karena aku menuruti keinginannya, Ben" ujar Mia datang bersama Morenthes yang mendorong kursi roda gadis itu.

"Justru aku berterimakasih, kalian mengajarinya menjadi kuat" jawab Benjamin tertawa kecil.

"Bagaimana dengan Esmeralda?" tanya Morenthes penasaran. "Sharon bercerita bahwa setelah dia mengeluarkan api, lama-lama ia justru berteriak ketakutan. Sharon akhirnya mengambil alih, dan memberinya ilusi. Sekarang dia menjalani pengobatan mental dengan Jessi"

Kedua serigala itu dibuat terkejut. "Penyakit mental?" tanya Morenthes memastikan. "Ya. Halusinasi dan depresi akut. Ia sudah lama menderita penyakit itu" jawab Benjamin.

"Ben, ada yang ingin aku tanyakan padamu" ujar Mia seraya menatap Morenthes. Ia paham, dan segera meninggalkan Mia dan Benjamin.

"Mengenai?"

Beberapa saat. "Kau dan Damian dicurigai?" tanya Benjamin terkejut setelah mendengar cerita gadis itu.

"Damian sudah lama mencium kehadiran seseorang di yayasan. Tapi karena ada banyak orang di sana, ia tidak bisa menemukan sumber. Kami mencurigai orang itu membocorkan rahasia tentang kami. Itulah alasan aku dan Damian memilih untuk cuti sekolah seminggu ini"

Penjelasan itu membuat Benjamin mengangguk-angguk paham. "Bangsawan itu pastinya tidak akan berhenti di sini. Bisa saja mereka bertindak lebih jauh" gumam Mia menatap lurus ke depan.

"Apa yang harus dilakukan untuk menghindari mereka?" tanya Benjamin penasaran. "Tentu saja berpindah" jawab Mia terkekeh. Benjamin tertawa kecil mendengarnya.

"Kau bilang kau bisa melihat masa lalu seseorang, tidak bisakah kau melihat masa lalu keluarga Gerald?" tanya Benjamin penasaran.

"Ada baiknya kau bertanya sendiri" jawab Mia terkekeh. "Aku penasaran. Kenapa kau bisa menjadi serigala sedangkan Justin tidak lagi?" tanya Benjamin terheran.

"Aku cacat sejak lahir. Sementara Justin cacat karena sebuah kecelakaan. Dia memutus kemampuannya sendiri" jawab Mia terkekeh. "Begitu. Bukankah Justin anak laki-laki tunggal di keluarganya? Kenapa margamu sama dengan Joseph?" tanya Benjamin terheran.

Mia terkekeh sejenak. Setelahnya ia menatap lurus dengan diam.

"Justin punya kakak perempuan namanya Marieline Rothrout. Dia menikah dengan manusia, namanya Rise Morgans. Dan, mereka memiliki anak. Aku lah putri tunggal mereka"

Benjamin tentu terkejut mendengar nama mereka. "Jika ibu Joseph adalah manusia, maka ayahku adalah manusia. Sejak awal, ibu mempunyai fisik lemah. Sehingga ketika aku lahir, ibu meninggal, dan aku didiagnosa tidak dapat berjalan seumur hidup" Mia menjelaskan seraya tersenyum santai.

"Berat sekali. Lalu ayahmu di mana?" tanya Benjamin terheran. Mia tertawa kecil, "Ayah sakit dan meninggal ketika aku berusia 10 bulan. Itulah kenapa paman merawatku" jawab Mia tertawa kecil.

"Maaf aku tidak tahu" gumam Benjamin terkejut. "Tidak masalah. Aku juga tidak menceritakan hal ini pada yang lain" jawab Mia tertawa kecil.

"Bagaimana Joseph?" tanya Mia memastikan. "Dia dan Justin mungkin berbaikan. Justin juga sepertinya menerima Esme dekat dengannya" jawab Benjamin menatap lurus seraya terkekeh. "Anak muda dimabuk cinta" gumam Mia tertawa kecil.

"Joseph tidak pernah jatuh cinta sebelumnya. Mengejutkan sekali jika dia mencintai Esme kurang lebih sudah lima tahun" ujar Benjamin tertawa mengingat cerita lucu Joseph.

"Morenthes kuliah?" tanya Benjamin. "Dia bersekolah di tempat yang sama dengan kalian. Hanya saja dia kakak tingkat, sebentar lagi dia akan lulus" jawab Mia seraya mengeluarkan sesuatu. "Apa itu?" tanya Benjamin.

"Kalung Esmeralda. Ini lepas dari lehernya kemarin" jawab Mia memberikan kalung itu.

"Aku terkejut dia mengenakan kalung itu" ujar Mia terheran. "Sesuai pembacaan masa lalumu, dia umat katolik yang rajin" jawab Benjamin terkekeh. "Benar juga" gumam Mia tersenyum.

"Apa mereka akan mencoba menyerang kembali?" gumam Benjamin teringat kejadian tiga hari yang lalu. "Mungkin. Kalian sudah berhadapan keluarga utama. Aku rasa, Arnold belum mengeluarkan semua yang dimilikinya" jawab Mia mendengar Benjamin.

"Sungguh?" tanya Benjamin terkejut. "Masih ada yang lebih kuat dari mereka. Tapi tetap saja, mereka akan menghindari Esmeralda sebisa mereka" jawab Mia tampak serius.

"Aku terkejut mereka sangat mengenal dirinya" gumam Benjamin menatap lurus. "Suatu saat, cobalah bertanya padanya. Kau akan tahu kenapa mereka terus menerus mencoba menariknya kembali ke bangsawan"

Benjamin terkejut mengetahui hal itu. "Ahk iya, Mia. Kakak Morenthes itu?" Benjamin bingung menyusun kalimatnya.

"Maksudmu Ed? Dia serigala hutan. Dulu dia yang mengasuh Damian" mendengar hal itu tentu Benjamin terkejut mengetahuinya.

"Kakak perempuan Damian dulu sering sakit. Jadi mereka sering bepergian jauh, dan menitipkan Damian kecil pada Ed" jelas Mia. "Jarak usianya dengan Moren berapa tahun?" tanya Benjamin penasaran.

"15 tahun. Jika Ed masih hidup sampai saat ini, seharusnya usianya sudah 33 tahun. Ia mencintai kakak Damian dan berniat menikahinya. Tapi takdir berkata lain" jawab Mia terkekeh.

"Kau juga sedih dengan kepergiannya bukan?" tanya Benjamin mengetahui hal itu melalui mata sendu Mia. "Dia mengajariku banyak hal. Setiap melihat gadis itu, aku selalu teringat betapa bengisnya ia menyerang kelompok kami. Termasuk Ed dan kakek" gumam Mia terkekeh.

"Apapun tentang keluarga memang sebuah pembahasan yang berat" ujar Benjamin tertawa kecil. "Begitulah. Aku merasa dibesarkan seorang kakak ketika bersama Ed. Walaupun hanya sebentar, tapi itu waktu yang berharga" jawab Mia tertawa kecil.

"Aku penasaran bagaimana Ed itu" gumam Benjamin jadi penasaran. "Dia orang yang sangat baik. Lemah lembut. Aku terkejut ada laki-laki yang punya kepribadian seperti dirinya" Mia menceritakan kepribadian Ed.

"Ketika Damian menjadi vampir, apa ia dikucilkan?" tanya Benjamin penasaran. "Paman menyambut kehadirannya. Zack ikhlas membiarkan putranya hidup, dengan kehidupan baru. Justru Damian yang tidak menerima dirinya sendiri" jawab Mia menjelaskan kembali.

"Sungguh? Semasa Damian menjadi serigala, dia punya kekuatan atau hanya serigala biasa?" tanya Benjamin lagi.

"Dia serigala bulan purnama dengan penciuman tertajam. Dia bahkan bisa mencium aroma vampir, serta dia mempunyai sebuah perisai halus" jawab Mia mencoba mengingat kekuatan apa yang dimiliki Damian.

"Apa kau sudah mempunyai pacar?" tanya Benjamin penasaran. "Hahaha. Aku masih sangat kecil, dan sepertinya aku akan menjadi suster di gereja" jawab Mia terkekeh.

"Jangan menjadi suster. Aku tahu kau ingin bekerja sebagai pelayan Tuhan yang mulia. Tidakkah kau ingin ayah dan ibumu memiliki cucu?" tanya Benjamin tersenyum simpul.

"Pikiranmu terlalu jauh untuk aku yang berusia 14 tahun" jawab Mia tertawa kecil. "Hey, 10 tahun lagi kau sudah 24 tahun. Aku hanya membukakan pikiranmu" ujar Benjamin ikut tertawa mendengar jawaban itu.

"Lalu kau? Waktumu di bangku sekolah hanya satu tahun lagi bukan? Kau ingin berkuliah? Atau jangan-jangan kau ingin langsung menikah?" tebak Mia jahil.

"Hey, aku akan berkuliah. Aku ingin mengambil jurusan teknik nantinya. Setelahnya aku akan bekerja dan menabung hasil. Barulah aku menikahi wanitaku" jawab Benjamin tertawa.

"Wanitaku? Kenapa kau tidak langsung menyebut nama Marella saja?" tanya Mia terheran. "Aku tidak bisa memprediksi masa depan. Namun aku berharap dia tetap bersamaku" jawab Benjamin tersenyum.

"Sepertinya kau adalah alasan utama Joseph mulai mencoba ugal-ugalan menunjukkan cintanya pada gadis yang disukainya" ledek Mia.

"Yang benar saja"

......................

"Kami pulang" Morenthes mendorong kursi roda Mia. "Marella sudah bagaimana?" tanya Joseph di ruang tamu. "Dia belum sadar. Tadi keluarganya sudah datang menggantikan Benjamin" jawab Mia menjelaskan.

Joseph merenung. "Aku tidak memperhatikan kalian kembali saat itu" gumam Joseph ada rasa bersalah. "Kau hanya perlu mendoakannya baik-baik saja" saran Morenthes. "Dan menahan diri tidak berbaur dengan gadis itu" tambah Justin.

"Ayah-"

"Josh"

Joseph segera menghentikan argumennya. Morenthes menggeleng pelan padanya. Joseph mendengus kesal lalu memilih pergi ke halaman belakang rumah.

"Paman sedikit berlebihan" ujar Mia terkekeh. "Kalian sudah melihat akibatnya bukan?" tanya Justin menghela nafas memaklumi.

"Anak muda kasmaran memang menyusahkan" gumam Justin memilih kembali ke kamarnya. "Sepertinya kau harus membujuknya" ujar Morenthes terkekeh.

"Situasinya sulit. Mereka sama-sama berada di ego masing-masing" jawab Mia terkekeh. Morenthes tertawa kecil mendengarnya, lalu ia memilih merebahkan tubuhnya di sofa.

"Moren" panggil Mia seraya mencari sesuatu. "Hmm?" gumam Morenthes yang menatap langit-langit. "Kenapa kau dengan sukarela merawatku? Bukankah itu akan menyulitkan pendidikanmu?" tanya Mia terheran.

"Karena aku hanya memilikimu. Kau orang yang mengerti diriku, Mia" jawab Morenthes terkekeh. "Oh ya? Ternyata aku bisa jadi seseorang yang berharga, yah" gumam Mia polos. Morenthes tertawa mendengarnya.

"Sebentar lagi kau akan melanjutkan pendidikanmu ke jenjang selanjutnya. Apa kau sudah memilih tujuan sekolah tingkat senior?" tanya Morenthes penasaran.

"Aku ingin tetap di yayasan dan belajar menjadi suster" jawaban itu segera mengubah posisi Morenthes menjadi duduk.

"Lanjutkan di sekolahku saja. Jangan menjadi suster, Mia" saran Morenthes dengan tenang. "Apa yang salah dengan suster?" tanya Mia terheran. Sejenak Morenthes terdiam.

"Ini sedikit egois. Tapi kau pasti sibuk mengurusi gereja dan anak-anak daripada diriku" jawab Morenthes segera.

Mia tertawa kecil mendengarnya. "Sejak kapan kau berubah menjadi sedikit kekanak-kanakan?" ledek Mia terheran. "Aku hanya memilikimu. Walaupun ada Justin dan Rain, mereka sangat sibuk" jawab Morenthes.

Mia tertegun seraya menatap Morenthes yang juga memperhatikan dirinya.

"Ada apa?" tanya Morenthes terheran dengan tatapan aneh gadis itu. "Tidak ada" jawab Mia tertawa kecil lalu memilih mulai membaca.

"Kau kutu buku sekali" ujar Morenthes ketika Mia mulai membaca buku. "Aku hanya suka menggali. Aslinya aku tidak pernah membaca buku sampai habis" jawab Mia terkekeh.

"Kau mau teh?" tawar Morenthes beranjak menuju dapur. "Ahk, kebetulan sekali. Tentu" jawab Mia menerima tawaran itu.

"Jadi siapa yang akan kau bujuk di antara mereka? Membujuk Justin untuk menerima kenyataan putranya mencintai vampir, atau membujuk Joseph untuk tidak mendekati Esmeralda?" tanya Morenthes seraya menuangkan beberapa sendok gula pada teko.

"Aku juga bingung. Paman itu tergolong tegas dan teguh pendirian, sementara Joseph keras kepala" jawab Mia tertawa kecil.

"Benar juga. Ayah dan anak sama saja" gumam Morenthes tertawa kecil. "Kira-kira apa yang dilakukan Joseph di belakang?" gumam Mia mendengar suara ribut-ribut di halaman belakang rumah.

Morenthes menghentikan acara membuat tehnya. Lalu, "Ini tidak beres," gumam Morenthes menyadari bunyi itu.

Morenthes segera berlari ke belakang. "Hey, apa yang terjadi?" tanya Mia terheran dan mencoba mendorong roda ban kursi rodanya.

Sementara di belakang. "Kau pikir sendiri, memangnya tindakanmu sudah benar?" tanya seseorang saling adu jotos. Dua serigala bertengkar di sana dan saling bertengkar.

Tentu saja Joseph, dan seorang manusia serigala lainnya bernama Vincent Willman.

Vincent Willman? Dia adalah sepupu jauh Morenthes. Usianya sama seperti Joseph. Dia juga berada di sekolah yang sama seperti Joseph dan Benjamin.

"Hey, apa yang kalian lakukan?!" tanya Morenthes segera menengahi mereka.

"Hentikan!" Morenthes segera mendorong Vincent walaupun mereka dalam wujud serigala. "Kalian meributkan apa?" tanya Morenthes terheran.

Joseph dan Vincent kembali pada wujud manusia mereka. "Dia.. kau sendiri tahu bukan? Dia berkencan dengan vampir yang membunuh kakakmu!" ujar Vincent menunjuk Joseph.

"Aku tidak mengencaninya. Berapa kali harus kukatakan padamu? Aku hanya dekat dengannya!" jawab Joseph segera.

"Vin, dia hanya dekat. Jika kau tidak percaya kau tanyakan saja pada Benjamin" saran Morenthes. "Cih, jadi kau juga setuju dia dekat dengan gadis vampir itu?" tanya Vincent.

Morenthes terdiam. "Aku masih sangat mengingat bagaimana dia membunuh Ed" gumam Vincent berbalik badan.

"Bisakah kau tidak mengkaitkan ini dengan masa lalu?" tanya Joseph dengan kening berkerut. "Bagaimana tidak? Kakekmu yang begitu kau hormati, dia mati di tangan gadis itu!" Vincent berbalik dan dengan keras mengatakannya di hadapan Joseph.

"Kalian percaya kebohongan ayah?"

"Kau gila, Josh? Kau menganggap apa yang dikatakan ayahmu kebohongan?"

Joseph berdecak kesal. "Kau tahu alasan aku menganggap ayah berbohong? Dia pernah bilang padaku sebenarnya ayah Mia tidak mati karena sakit, tapi ia menghilang saat berlayar. Dia kabur meninggalkan Mia karena dia cacat. Apa kau tahu itu? Itulah-"

Joseph menghentikan ucapannya ketika melihat Mia menatapnya terkejut. Ekspresi gadis itu berubah. "Josh.." gumam Morenthes terkejut.

Vincent bahkan terdiam mengetahui hal itu.

"Mia, aku.."

"Tidak apa, Josh.."

Mia berbalik membawa kursi rodanya kembali menjauh. "Terimakasih sudah jujur" tambah Mia tertawa kecil. Namun air mata mulai mengalir membasahi pipi gadis itu.

"Benjamin akan menghajarmu jika dia tahu" ujar Morenthes segera menyusul Mia. Joseph masih terpaku melihat kepergian Mia.

"Kau berubah, Josh" gumam Vincent mulai menjauh. "Ini semua karena kau memancing keributan" cela Joseph segera. Vincent menghentikan langkahnya.

"Aku mengingatkanmu dengan tenang. Tapi kau justru menghakimiku, Josh" jawab Vincent akhirnya memasuki hutan.

Sementara Mia. "Ada apa?" tanya Ocla baru saja selesai membuat teh Morenthes dan Mia yang belum siap. "Hanya masalah kecil" jawab Morenthes segera menghampiri Mia.

"Hey, Mia-"

"Tidak perlu, Moren. Pergilah"

"Tapi-"

"Biarkan aku sendiri"

Morenthes terdiam menatap punggung gadis itu. Tubuh kecil dan kurus serta bungkuk. Kulit putih, dengan rambut hitam yang panjang. Morenthes terdiam sedih melihat itu.

"Baiklah, jika perlu sesuatu panggil aku" jawab Morenthes menurut dan keluar dari ruangan itu. Ia menutup pintu. Dari luar, ia bisa mendengar gadis itu mulai menangis.

"Aku tidak pernah berharap lahir dengan keadaan seperti ini" gumam Mia dari dalam kamar. Tangisnya pilu.

"Apa yang terjadi?" tanya Ocla terheran. "Ini hanya masalah kecil" jawab Morenthes terkekeh. "Kau tidak pandai berbohong, nak. Joseph mengatakan apa padanya?" tanya Ocla segera. Morenthes terdiam.

"Dia tidak mengatakan apapun" jawab Morenthes tersenyum tenang. "Segeralah berbaikan, nak. Jika kalian memiliki masalah, ceritakan padaku" pesan Ocla akhirnya berlalu.

Morenthes memperhatikan kepergian Ocla. Ia melihat kontak telepon seseorang di handphonenya. Nama familiar, banyak orang mengenal nama itu.

Morenthes menelpon kontak itu. Ia menghela nafas. Hanya dia yang bisa diandalkan saat ini.

"Halo? Ada apa, Moren?"

1
Leon I
terrimakasih banyak, yah! stay tune untuk Dear Dream🫵
palupi
padahal sempat geregetan jg sama jemma, eh taunya nyambung season 3.
lanjut deh thor... semangat 🙏👍💐
palupi
ok...
selamat berjuang /Good/
palupi
suka sama cerita model gini karena pertemanan mereka.
saling peduli, saling melindungi, saling berbagi.
setia kawan 👍❤️
Leon I
hehehe siap! terimakasih yah, nanti dibuatkan visual protagonis dan antagonisnya
palupi
tambah banyak tokohnya yg muncul.
sampe bingung mana kawan mana lwwan 🤭
semangat terus ya thor...❤
palupi
tambah seru...
lanjut thor 🙏❤️
Leon I
baik segera dilaksanakan tuan!!
palupi
luar biasa 👍
palupi
up lagi thor 🙏💕
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!