NovelToon NovelToon
Sang Legenda: Naga Langit

Sang Legenda: Naga Langit

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Fantasi Timur / Balas Dendam / Kebangkitan pecundang / Kelahiran kembali menjadi kuat / Epik Petualangan
Popularitas:67.3k
Nilai: 5
Nama Author: Sang_Imajinasi

Di Klan Xiao, nama Xiao Chen adalah sinonim dari kegagalan. Pernah menjadi jenius, kultivasinya tertahan di Lapisan ke-3 Ranah Kondensasi Qi selama empat tahun. Dia menjadi aib, dihina oleh sepupunya, Xiao Long (seorang jenius di Lapisan ke-14), dan pertunangannya dengan Su Qingyue (seorang ahli muda di Ranah Pembangunan Fondasi) dibatalkan secara publik.

Di ambang keputusasaan, dia membangkitkan roh Kaisar Alkemis kuno, Yao Huang, dan mempelajari kebenaran tentang fisiknya yang legendaris. Dibimbing oleh Yao Huang, Xiao Chen bangkit dari keterpurukan. Perjalanannya membawanya ke dalam konflik dengan faksi-faksi kuat, membentuk aliansi tak terduga dengan Lin Zihan dari Paviliun Harta Karun, dan akhirnya menaklukkan panggung yang lebih besar.

Setelah melalui berbagai pertarungan hidup dan mati, dari arena turnamen hingga belantara liar Pegunungan Binatang Jatuh, Xiao Chen terus menempa dirinya. Dia tidak hanya mengandalkan kekuatan, tetapi juga kecerdasan dan keterampilan alkimia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1: Hari Penghinaan

Matahari musim panas menggantung terik di atas alun-alun utama Klan Xiao, memanaskan lempengan batu biru hingga terasa menyengat di bawah kaki. Ribuan murid, baik dari cabang dalam maupun luar, berkumpul hari ini. Udara dipenuhi dengan gumaman penuh harap, kegelisahan, dan kesombongan yang tak terhindarkan. Ini adalah hari Ujian Tahunan, sebuah ritual sakral yang akan menentukan status dan alokasi sumber daya bagi para generasi muda untuk satu tahun ke depan.

Di tengah alun-alun, berdiri sebuah monolit hitam setinggi tiga meter yang memancarkan aura kuno. Di permukaannya terukir rune-rune rumit yang akan bersinar untuk mengukur tingkat kekuatan seorang kultivator.

"Selanjutnya, Xiao Chen!"

Suara dingin sang tetua penguji terdengar tanpa emosi, namun cukup keras untuk membelah kerumunan yang ramai. Seketika, ribuan pasang mata menoleh ke satu arah. Bisikan-bisikan yang tadinya samar kini berubah menjadi cemoohan yang lebih jelas.

"Lihat, si jenius yang jatuh itu."

"Sudah empat tahun, aku bertaruh dia masih di tingkat ketiga."

"Sungguh memalukan. Dulu dia adalah harapan terbesar klan kita."

Dari barisan para murid, seorang pemuda kurus dengan jubah biru pudar melangkah maju. Wajahnya sedikit pucat, tetapi matanya yang gelap memancarkan keteguhan hati yang keras kepala, menolak untuk tunduk pada tatapan merendahkan di sekelilingnya. Itulah Xiao Chen.

Setiap langkah menuju monolit terasa seberat menapaki gunung. Empat tahun lalu, dia adalah bintang paling terang di Klan Xiao, mencapai Pengumpulan Qi tingkat ketiga pada usia dua belas tahun, sebuah rekor. Namun, sejak malam itu, mimpi buruknya dimulai. Dantian-nya, pusat spiritual tempat Qi disimpan, terasa seperti saringan berlubang. Tidak peduli seberapa keras dia berlatih, energi spiritual yang ia serap akan lenyap tanpa jejak dalam beberapa jam.

Dia menarik napas dalam-dalam, mengabaikan tatapan tajam di sekelilingnya, dan meletakkan telapak tangannya di permukaan monolit yang dingin. Dia menyalurkan seutas Qi terakhir yang tersisa di tubuhnya ke dalam batu.

Monolit hitam itu bergeming sesaat sebelum tiga rune terbawah bersinar dengan cahaya putih redup, lalu padam. Tidak ada lagi.

Sang tetua penguji meliriknya dengan tatapan kecewa sebelum mengumumkan dengan suara yang menggema, "Xiao Chen, hasil tes: Alam Pengumpulan Qi, tingkat ketiga. Gagal!"

Gagal. Satu kata itu menghantamnya seperti palu godam. Gagal memenuhi syarat untuk sumber daya tambahan. Gagal mempertahankan sedikit pun harga dirinya yang tersisa.

Gelombang tawa yang sebelumnya tertahan kini meledak tanpa ampun. Tawa itu datang dari segala arah, menusuknya seperti ribuan pedang tak terlihat. Dia menundukkan kepalanya, tinjunya terkepal erat di sisinya hingga buku-buku jarinya memutih, urat-urat di lengannya menonjol.

"Hmph, benar-benar sampah. Dia adalah aib terbesar Klan Xiao kita!"

Sebuah suara yang angkuh memotong keributan. Dari kelompok murid inti yang berdiri di dekat panggung utama, seorang pemuda tampan berjubah sutra melangkah maju. Dia adalah Xiao Long, sepupu Xiao Chen, dan jenius nomor satu klan saat ini, sudah berada di puncak Pengumpulan Qi tingkat sembilan.

Xiao Long menatap Xiao Chen dengan senyum mengejek. "Xiao Chen, dengan bakat seperti itu, lebih baik kau menyerah saja pada jalan kultivasi. Pergi urus bisnis keluarga di kota, itu lebih cocok untuk orang cacat sepertimu. Klan Xiao tidak punya sumber daya untuk disia-siakan padamu."

Xiao Chen tetap diam, tetapi napasnya menjadi berat. Dia tahu membantah tidak ada gunanya. Di dunia ini, kekuatan adalah satu-satunya kebenaran. Tanpa kekuatan, kata-katanya tidak lebih berharga dari angin lalu.

Tepat saat dia hendak berbalik dan pergi, sebuah keributan terjadi di gerbang utama alun-alun. Kerumunan murid secara otomatis memberi jalan. Serombongan tamu terhormat telah tiba, aura mereka begitu kuat hingga membuat para murid muda sulit bernapas.

Mereka berasal dari Sekte Pedang Giok, salah satu sekte terkuat di wilayah ini. Di depan rombongan berjalan seorang pria paruh baya berjubah hijau giok, Tetua Su. Auranya setajam pedang yang terhunus. Namun, semua mata tertuju pada gadis muda di sampingnya.

Gadis itu, Su Qingyue, tampak seperti peri yang turun dari lukisan. Wajahnya sempurna tanpa cela, kulitnya seputih giok, dan matanya yang indah memancarkan kedinginan yang membuat orang lain menjaga jarak. Gaun putihnya yang mengalir membuatnya tampak seolah-olah dia bisa terbang terbawa angin kapan saja. Dia adalah tunangan Xiao Chen, sebuah ikatan yang dibuat oleh generasi sebelumnya.

Hati Xiao Chen mencelos. Dia punya firasat buruk. Kedatangan mereka saat ini, di tengah ujian tahunannya yang memalukan, hanya bisa berarti satu hal.

Ayah Xiao Chen, Xiao Zhan, sang kepala klan, segera maju untuk menyambut mereka. "Tetua Su, selamat datang di Klan Xiao. Kehadiran Anda dan Nona Muda Su benar-benar suatu kehormatan."

Tetua Su hanya mengangguk singkat, matanya bahkan tidak memandang Xiao Zhan. Pandangannya menyapu kerumunan sebelum mendarat pada Xiao Chen dengan tatapan dingin dan jijik.

"Kepala Klan Xiao, mari kita tidak berbasa-basi. Saya rasa Anda sudah tahu tujuan kedatangan kami," ucap Tetua Su, suaranya bergema di alun-alun yang kini sunyi senyap.

Su Qingyue melangkah maju selangkah. Dia menatap Xiao Chen, tatapannya tenang namun menusuk. "Xiao Chen," suaranya merdu, tetapi setiap kata terasa seperti es. "Kita berasal dari dua dunia yang berbeda. Jalan kultivasiku ditakdirkan untuk mencapai langit. Aku akan menjadi burung phoenix yang terbang di antara sembilan surga, sementara kau... hanyalah seekor semut yang merayap di tanah."

Dia berhenti sejenak, membiarkan kata-katanya meresap. "Perjanjian pernikahan antara kita... mari kita batalkan."

Dunia Xiao Chen seakan runtuh. Meskipun dia sudah menduganya, mendengar kata-kata itu diucapkan secara langsung di depan seluruh klannya terasa seperti jantungnya direnggut keluar.

"Kau... datang jauh-jauh ke sini... hanya untuk mempermalukanku?" Suara Xiao Chen serak, bergetar karena amarah yang ditahan.

"Aku tidak mempermalukanmu. Aku hanya menyatakan fakta," jawab Su Qingyue tanpa emosi. "Jalan kita sudah berbeda. Memaksakan ikatan ini hanya akan menjadi beban bagiku dan penderitaan bagimu."

Dia mengangkat tangannya yang ramping. Sebuah botol giok kecil muncul di telapak tangannya, memancarkan aroma obat yang pekat. "Ini adalah Pil Pembangunan Fondasi. Anggap saja sebagai kompensasi dariku. Mungkin ini bisa memberimu sedikit harapan untuk menembus alam berikutnya, meskipun kemungkinannya kecil."

Clink.

Botol giok itu dilemparkan dan mendarat di kaki Xiao Chen, mengeluarkan suara yang tajam di atas lantai batu.

Penghinaan! Ini adalah penghinaan paling brutal yang bisa dibayangkan! Bukan hanya membatalkan pertunangan, tetapi juga memberinya sedekah seolah-olah dia adalah seorang pengemis!

"HAHA... HAHAHAHA!"

Tawa tiba-tiba pecah dari bibir Xiao Chen. Tawa itu serak, penuh dengan kepahitan, kemarahan, dan keengganan untuk menyerah yang tak terbatas. Dia menatap Su Qingyue, matanya yang biasanya redup kini terbakar dengan api hitam yang ganas.

KRAKK!

Dengan satu tendangan, dia menghancurkan botol giok itu menjadi serpihan. Bubuk pil yang berharga tumpah ke tanah, bercampur dengan debu.

Semua orang terkesiap. Pil Pembangunan Fondasi adalah harta yang bahkan para tetua pun dambakan!

"Kompensasi?" Xiao Chen meludah. "Klan Xiao-ku mungkin tidak sekuat Sekte Pedang Giok-mu, tapi kami masih punya harga diri!"

Dia mengangkat kepalanya tinggi-tinggi, menatap lurus ke dalam mata Su Qingyue yang kini menunjukkan sedikit keterkejutan. "Baik! Pertunangan ini batal! Tapi ukir kata-kataku hari ini di dalam hatimu, Su Qingyue! Tiga tahun dari sekarang, aku, Xiao Chen, akan datang ke gerbang Sekte Pedang Giok! Aku akan membuatmu mengerti, siapa sebenarnya burung phoenix, dan siapa semut yang kau remehkan!"

Sumpah yang berani itu menggema di alun-alun, membuat semua orang tercengang, sebelum akhirnya disambut oleh tawa mengejek Xiao Long. "Hanya denganmu? Jangan bermimpi!"

Su Qingyue menatap Xiao Chen untuk terakhir kalinya, sedikit rasa kesal muncul di wajahnya yang sempurna, sebelum dia berbalik dengan dingin. "Kalau begitu, aku akan menunggu."

Rombongan Sekte Pedang Giok pergi tanpa menoleh ke belakang, meninggalkan Klan Xiao dalam kekacauan dan Xiao Chen dalam kehancuran.

Xiao Chen tidak mengatakan apa-apa lagi. Dengan punggung lurus yang menyembunyikan dunia penderitaan, ia berbalik dan berjalan pergi, meninggalkan alun-alun yang penuh dengan tatapan rumit—cemoohan, kasihan, dan kekaguman sesaat atas keberaniannya.

Saat ia berjalan, tidak ada yang menyadari bahwa telapak tangannya yang terkepal erat telah terluka oleh kukunya sendiri. Setetes darah segar jatuh dari lukanya, menetes tanpa suara ke sebuah manik-manik hitam kusam yang tergantung di lehernya, tersembunyi di balik jubahnya.

Manik-manik itu menyerap tetesan darah itu dalam sekejap, dan sebuah kilatan cahaya yang sangat redup, segelap jurang tak berdasar, berkedip sesaat sebelum lenyap.

1
Abi
gas thor
dawin sapunsya
ini mirip cerita btth yahh
mamank: iya kayaknya hahaha mirip bangett mungkin ini terjemahan ilegalnya
total 1 replies
Eko Lana
show time/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
Zahira Valen
nyimak dulu 😁😁😁
Eko Lana
Resiko besar
Eko Lana
ayoooo rebut pohon itu
Eko Lana
mantap thor
azizan zizan
mau ambil buah aja kelamaan berbelit -belit dahulu...hadessss🤦🤦🤦
azizan zizan
terlalu kelamaan meningkat kekuatan,sudah bab 60 lebih masih lemah...
Setyadi Heru
Tehnik berpedangnya belom thor
Abi
lanjut thor jgn kasih kendor
Zul Fiandi
semangat semangat terus torrr
Eko Lana
mantap thor lanjut
Sugeng Susanto
dan terjadi lagi...
Eko Lana
hahahaha bisa menyelinap
Eko Lana
siapa mereka??
Eko Lana
petualangan selanjutnya mantap /Joyful/
Eko Lana
juara sejati
Eko Lana
hahahaha.../Facepalm//Joyful//Facepalm/
Eko Lana
/Facepalm//Joyful//Facepalm/semakin mempermalukan diri sendiri
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!