NovelToon NovelToon
Dusk Till Dawn

Dusk Till Dawn

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Oktavianna

Hati Bella merasa terus tersiksa, pernikahannya tidak mendatangkan kebahagiaan dalam hidupnya, ia mencoba kabur tapi...

BRUK...

Tubuh Bella terbanting ke lantai hingga membuatnya jatuh pingsan.

Beberapa bulan kemudian ia kembali bertemu cinta pertamanya dan akhirnya menikah dan hidup bahagia namun, semua tidak berlangsung lama ketika Bella sepenuhnya telah kembali ke dunia gelap, ia dihadapkan ego besar setelah penghianatan suami keduanya.

Akankah pernikahan mereka akan baik baik saja? lalu bagaimana kisah selanjutnya Bella?
Dan rahasia mengerikan apa di balik sosok Bella?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Oktavianna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jatuh Sakit

Bella menatap ke arah jendela, langit mendung terbentang abu abu diatas sana, dirinya menghampiri Mas Shaka di balkon.

Brak

Suara itu mengangetkan Bella, ia mempercepat langkahnya menaiki tangga menuju balkon, ternyata tidak terjadi apa apa, hanya suara asbak yang jatuh.

"Kirain Mas Jatuh, bikin kaget!." Ucap Bella, nafasnya terengah engah.

"Kenapa kesini, bau rokok sayang." Tegur Mas Shaka.

Setiap kali Suaminya akan merokok ia Pasti mencari tempat yang jauh dari jangkauan Bella.

"Kamu udah selesai bikin kue?." Tanya Mas Shaka.

"Udah." Jawab Bella singkat.

Mas Shaka mematikan rokok ditangannya. Ia berjalan ke arah Bella.

"Ehhh... ."

Bella terkejut, tangan Mas Shaka langsung menangkap tubuhnya menggendongnya menuruni anak tangga.

Keduanya menuju dapur, terlihat di sana tersedia dua kotak kue buatan Bella.

"Rasa apa ini?." Mas Shaka bertanya sambil mencolek krim didalam kotak.

"Eitsss jangan yang ituu!." Bella marah, ia menutup kembali kotak tersebut.

"Loh?." Mas Shaka bingung, ia menatap ke arah Bella.

"Ini buat dibawa ke RS sayang!." Jelasnya cemberut.

Mas Shaka hanya tertawa, ia mencicipi selai di jarinya.

"Uhuk Uhuk... rasa Uhuk... apa ini?." Mas Shaka bertanya sambil batuk.

"Matcha." Ucap Bella menyodorkan segelas air putih, "Enak kok." Sambungnya ia menjilat sisa krim di jari Suaminya.

Jantung Mas Shaka berdebar, sensasi lembut saat Bella menjilat krim tersebut membangkitkan gairahnya. Di sudutkan tubuh Bella ke arah tembok.

"Mmmpphhh... Mas!."

Mas Shaka mencium leher istrinya, tangannya kembali beranjak meraba belahan dada istrinya. Kali ini Bella sanggup menyingkirkan tubuh Suaminya.

"Bella lagi DA-TA-NG BU-LAN !." Ucap Bella kesal. Ia membiarkan laki laki didepannya meringis karena lupa.

"Jangan marah, kan Mas lupa." Ucapnya, "Bel, nanti kamu nggak usah ikut ke Rumah Sakit ya." Ucap Mas Shaka, ia membelai rambut sang istri yang sibuk mengemas kue.

"Kenapa?." Tanya Bella, wajahnya langsung berubah.

"Kan mendungg Sayangg." Jawab Mas Shaka.

"Tapi kita bisa pakai mantel Mass, mendung juga bukan berati nanti hujannn!." Ujar Bella.

Bella merengek ia bersikeras akan ikut, tapi Mas Shaka memberi pengertian untuk ikut keesokan harinya.

Suaminya yang lemah lembut kali ini meluluhkan hatinya.

Bella lalu memberikan parsel titipan Ibunya dan dua kotak kue kepada Mas Shaka di dalam Tote bag.

"Titip Salam buat semuanya ya Mas", ucap Bella. Mas juga hati hati dijalan!." Imbuh Bella.

"Iya sayang, Mas berangkat dulu."

Dengan motor maticnya Suaminya berangkat, meninggalkan membiarkan Bella sendirian dirumah.

Hari semakin larut, Bella dikamar sambil berbalas pesan dengan Suaminya, ia bersikeras untuk tidur menunggu Mas Shaka pulang, meski suaminya menyuruh jangan begadang menunggu dirinya pulang.

Bella menyeduh segelas coklat panas didapur untuk menemaninya, sambil memutar lagu kesukaannya ia kembali ke kamar.

Selang beberapa lama perutnya terasa nyeri, ia memutuskan untuk pergi ke dapur mengambil segelas air putih hangat.

"Awww.... ." Bella meringis kesakitan. Memaksa dia berjalan sedikit membungkuk kembali ke kamar.

Ia mencoba duduk di sofa kamar, lalu bangkit menuju kamar mandi, kali ini dia menggunakan kamar mandi dalam kamar untuk mengecek pembalutnya.

"Nggak ada darah sama sekali." Ucap lirih, ia bingung, sehabis mandi sore sampai detik ini pembalutnya masih bersih, tapi perutnya nyeri begitu hebat, sepintas mengingatkan dirinya pada peristiwa keguguran dahulu.

Bella keluar dari kamar dibawa tubuhnya untuk beristirahat, ia juga mengoleskan aromaterapi pada perutnya.

Lebih dari satu jam rasa sakit membuatnya berlahan memejamkan mata sampai tidak terasa perutnya sedikit lebih baik dan memutuskan untuk tidur.

Ia sempat terbangun saat mendengar suara motor Mas Shaka, ia melirik jam menunjukkan pukul 00.00 Wib.

Bella mencoba bangkit tapi ia sangat mengantuk, tubuhnya kembali terhempas ke kasur melanjutkan tidurnya.

Keesokan Harinya, Mas Shaka lebih dulu bangun, ia menyiapkan sarapan selagi Bella masih tertidur pulas.

Bella mencium aroma masakan yang lezat, masih memejamkan mata ia tersenyum dan segera bangkit dengan semangat.

Kemarin malam Mas Shaka memasuki kamar saat mencium istrinya ia beraroma minyak kayu putih, dan khawatir jika Bella sakit, maka dari itu kali ini ia mengerjakan semua tugas rumah sebelum mengajar dikampus.

Tap Tap Tap

Bella menghampiri suaminya, Bella tampak pucat meski dia tersenyum.

"Kamu Sakit?." Tanya Mas Shaka.

"Enggak, nyeri datang bulan biasa." Balas Bella.

"Beneran ga papa?." Tanya Mas Shaka kembali, tangannya mencubit gemas hidung istrinya.

Bella mengangguk, ia pergi ke meja makan bersiap untuk sarapan.

"Nasi Goreng." Wajah Bella bersemangat, ia segera mengambil kerupuk didalam toples, menaburkan begitu banyak.

Baru empat suap, Bella merasa mual tapi masih bisa menahan untuk tidak muntah dan kembali melanjutkan sarapannya.

Mas Shaka menghampiri istrinya, yang masih asyik menyantap nasi goreng.

Bella menengok, ia melihat suaminya yang gagah sambil tertawa.

"Ha.. ha.. ha.. Mas Dosen." Panggil Bella.

Dengan gemas Mas Shaka menggelitik pinggang Bella.

"Kenapa Ibu Wibu?." Balas Mas Shaka, ia memberi julukan Ibu Wibu kepada Istrinya karena ia sangat menyukai dunia Manga dan Anime.

Bella istrinya memiliki darah jepang dari kakeknya, Orangtuanya adalah pebisnis, ia terbiasa keluar masuk luar negeri waktu ia kecil untuk ikut kedua orangtuanya.

Bahasa asing Bella juga tidak bisa dianggap remeh, tercatat ia memiliki 10 bahasa asing yang ia kuasai, salah satunya adalah bahasa Jepang. Bella juga kerap beberapa kali mengenalkan sahabat penanya dari mancanegara pada Mas Shaka.

"Mas berangkat dulu yaa." Ucap Mas Shaka berpamitan, ia mencium kening istrinya dan bersiap pergi.

Bella juga tersenyum, ia melambai ke arah Mas Shaka. Baru dua meter Mas Shaka mengemudikan motor tiba tiba ia berhenti, dirinya sedikit berlari menuju tubuh Bella.

HAP

Tubuh Bella dipeluk dengan erat tanpa mengatakan sepatah katapun.

Bella hanya mematung, ia membiarkan tubuhnya dipeluk dengan erat.

"Mas sayang Bella." Ucap lirih Mas Shaka masih dengan pelukannya yang erat.

"Bella juga sayang sama Mas." Balas Bella.

Mas Shaka kemudian melanjutkan perjalanan ke kampus, sebagai Dosen mungkin ia merasa tidak banyak waktu untuk Bella, tapi sebagai istri Bella tidak pernah keberatan jika harus banyak berdiam diri di rumah, ia tidak pernah menuntut Mas Shaka untuk setiap saat disisinya.

Bella menutup pintu, ia kembali ke dapur untuk mencuci piring. Kepalanya terasa sedikit pusing dan mual, setelah mencuci piring ia memutuskan untuk mandi agar lebih segar.

"Aduhhh... " Keluh Bella.

Selesai mandi ia justru semakin merasa pusing dan mual, tubuhnya menjadi begitu dingin, ia rasanya ingin berbaring saja di kasur.

Sinar matahari begitu terik diluar, Bella justru tetap kedinginan meski sudah memakai dua lapis selimut ditubuhnya.

Ia tiba tiba merasa sakit, ponsel berdering Bella mematikan yang mengalihkan ke pesan suara. Ternyata itu adalah Miyuki, penyelengara Cake and Bakery Nusantara yang akan di adakan di Jepang.

Bella menjelaskan akan menghubungi Miyuki nanti, karena ia benar benar sedang sakit.

Waktu beranjak menunjuk pukul 20.00 Wib, Mas Shaka baru pulang, ia memanggil istrinya, ditangannya ia membawa Tote bag berisi aneka makanan dan cemilan.

Ia menghampiri istrinya dikamar, istrinya sedang terbaring, tubuhnya dikubur oleh tumpukan selimut terlihat menggigil.

"Sayang!." Mas Shaka menghampiri, ia menyentuh kening istrinya. Badannya begitu panas.

"Mas... ." Ucap lirih Bella.

"Bangun dulu sebentar." Mas Shaka membantu istrinya untuk bangun, ia membuat sandaran dari bantal agar Bella nyaman.

Dibawanya Tota bag tersebut, ia mengeluarkan beberapa didalamnya.

"Kamu mau makan yang mana, Mas Shaka suapin." Tanya Mas Shaka.

Bella menujuk puding, dan langsung diiyakan oleh Mas Shaka.

"Nasi kari mau?." Tanya Mas Shaka, namun Bella menujuk kimbab didepannya beserta pisang coklat.

"Happhhh."

Ketika menggigit kimbab ia langsung bangkit dan berlari ke kamar mandi.

Huekk... Huekk.. Huekk...

"Kenapa Sayang, gak enak ya?." Mas Shaka panik, ia membawa minyak kayu putih ditangannya bergegas menyusul istrinya.

Hari semakin malam, Bella sudah lebih dari tiga kali muntah, sehingga ia tidak melanjutkan untuk makan. Tubuhnya deman tinggi, hanya mampu berbaring di kasur.

"Kita periksa aja ya?." Bujuk Mas Shaka.

"Besok aja, udah malem." Ujar Bella.

Tapi Mas Shaka meminta izin pada Bella untuk membeli obat di apotik. Bella sebenarnya menolak ia kasihan pada suaminya yang baru saja pulang, tapi Mas Shaka tetap pergi membeli obat.

***

Sesampainya di depan Apotik, ia bertemu rekannya semasa kuliah dulu. Namanya Bang Afgan.

"Kebetulan kita ketemu."

Keduanya bersalaman, saling menanyakan kabar masing masing.

"Cari obat, sopo sing sakit?." Tanya Bang Afgan.

"Istri," Jawab Mas Shaka, "panas muntah muntah." Imbuhnya.

"Lah itu ma hamil bro, bukan sakit." Ucap Bang Afgan, ia sedikit meringis.

Atas saran Bang Afgan yang memaksanya membeli tespek akhirnya Mas Shaka tidak bisa menolak, terlebih lagi apoteker juga menyarankan hal yang sama.

Mas Shaka pulang, ia memarkirkan motornya ke garansi. Langkah kakinya berjalan menuju kamar, Bella sudah terlelap. Ia menaruh tespek yang ia beli di meja lalu menghampiri tubuh istrinya menempelkan kompres dingin pada keningnya.

CUP

Mas Shaka juga memberi kecupan di pipi Bella, ia tidak tega membangunkan Bella untuk meminum obat.

"Cepat sembuh sayang." Ucap lirih Mas Shaka.

Ia juga ikut berbaring disebelahnya memeluk istrinya dan ikut terlelap mengakhiri harinya yang melelahkan.

1
Bowo
Bagus
Bowo
wau sangat unik dan seru cerita nya
Subaru Sumeragi
Thor, aku sudah tidak sabar untuk baca kelanjutannya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!