NYAI GANDARI

Cahaya kuning kemerahan di bagian timur mulai nampak . suara ayam berkokok bersahutan

Pagi itu Ryuka sedang membantu Mbah Sutijah memasak.

"nduk, petik daun singkong di halaman samping rumah saja buat lauk nanti, simbaj mau buat sambal. "

"njih mbah"

Ryuka keluar lewat pintu belakang , segera memetik daun singkong yang sudah sangat lebat.

"wahh enak itu nduk buat lauk nasi sama sambal terasi".

Ryuka menoleh. dua wanita paruh baya mengingat keranjang berisi pakaian sedang berjalan menuju ke arah sungai .

"eh iya mbok, mau cuci pakaian ke sungai mbok? " tanya Ryuka.

"kamu ini siapa? aku baru melihatmu di sini"

"saya cucunya Mbah Sutijah, baru datang dua hari yang lalu, saya berasal dari desa kali petung".

"oh... ati-ati ya nduk, perempuan di sini banyak yang di incar"ucap Ibu yang berbadan kurus.

"husst.. jangan menakut-nakuti yu" wanita di samping menepuk pundaknya.

Ryuka hanya tersenyum sambil mencerna kalimat itu.

Setelah dirasa cukup, Ryuka masuk ke dapur untuk melanjutkan memasak.

---++-------++++------------

jam 7 pagi .

"simbah mau ke kebun. kalian apa mau ikut? " tanya Mbah Sutijah selepas mereka sarapan bersama.

"ikut Mbah" jawab Egi dan Ryuka dengan semangat.

Walaupun Ryuka dibesarkan dalam keluarga berada , tetapi dia bukanlah anak yang manja. dia sering membantu orang tuanya memanen sayur.

Di desanya, bapaknya adalah juragan sayur. Seto anggoro putra tunggal yang terlahir dari keluarga kaya raya, memiliki banyak ladang dan perkebunan. Ia juga aktif dalam usaha jual-beli tanah.

Di sana ia juga memiliki banyak kebun dan juga

banyak pekerja. ia memasok hasil kebun ke pedaganga lokal maupun hingga ke luar kota.

merek berjalan melewati rumah-rumah warga. berbeda dengan dikampungnya yang bisa ppergi ke kebun dengan naik sepeda motor . disini Ryuka berjalan kaki.

Tibakah mereka pada tanah luas ber petak petak

di atasnya banyak terdapat sayur yang beragam.

"Ini kebun punya siapa mbah? " tanya Egi

"ini kebun milik pak Haryono. simbah buruh metik kacang hari ini. bayarannya tergantung berapa hasil sesuai panen yang kita dapat.

Ryuka manggut-manggut.

mereka mulai memetik kacang panjang. disana juga banyak orang yang sedang bekerja di ladang. ada yang memanen hasil kebun dan ada yang memupuk tanaman.

Panas terik mulai terasa menyangat di kulit.

"sudah siang nduk, ayo kita setor ke pak Haryono dan segera pulang "

"iya mbah"

Ryuka celingukab mencari Egi yang dari tadi tidak kelihatan.

"mas Egi kemana ta mbah? "

"owalah iya.. ini bocah kemana kok ngilang"

"oh itu dia"

Ryuka menghampiri Egi yang ternyata tm sedang ngobrol dengan supardhi di ujung sana

"mas Egi simbah udah selsai" teriak Ryuka.

"oh ya, aku pulang dulu ya kang"

Mbah Sutijah bersama ke dua cucunya itu berjalan ke rumah pak Haryono yang rumahnya tak jauh dari kebun.

Di perjalanan mereka tak sengaja bertemu dengan karwati,wanita gila yang membuat kekacauan di depan nyai gandari waktu itu.

Karwati berjalan gontai sambil melang meleng dan cengengesan.

"whaaa".Egi malah menggoda karwati dengan melemparkan kacang panjang ke arahnya .

Karwati menjerit dan ketakutan karena kaget.

Egi tertawa dan Ryuka malah semakin ketakutan, dia takut kalau karwati mengamuk.

karwati memeluk pohon di sampingnya seperti orang ketakutan.

"jangan dekati aku! jahat! semua orang jahat! kalian semua manusia iblis! siluman! nyai gandari kau wanita tua jelek!. "

Karwati terus mengoceh tidak jelas.

"jangan ganggu dia le, kasihan".ucap Mbah Sutijah.

"mbah, aku takut" Ryuka menggandeng lengan Mbah Sutijah.

"ora opo-opo nduk, ayo mlaku"

(tidak apa-apa nak, ayo jalan)

"Karwatiii! " seorang lelaki tampan seusia Egi sambil berlari memanggil karwati.

Lelaki berkulit putih itu terlihat gagah dengan tinggi badan 165cm itu. rambutnya yang lurus agak panjang sampai setengah leher dan di kuncir sedikit di bagian atas.

"karwati jangan berkeliaran! ayo pulang! "ucapnya sambil membujuk karwati agar mau ikut dengannya.

Ryuka berjalan sambil menoleh ke belakang. melihat bagaimana lekaki tampan itu dengan lembut menggandeng tangan karwati.

"dia utusan nyai gandari " karwati menunjuk ke arah Ryuka.

"Ngomong opo to kowe"

(ngomong apa sih kamu)

"lelaki itu calon mantu iblis! "

Karwati masih terus mengoceh .

Egi dan Ryuka menoleh bersamaan mendengar kalimat yang diucapkan karwati.

"cepat jalan tidak usah di gubris! dia itu gila. wajar saja kalau ngomong suka ngelantur" kata Mbah Sutijah.

"mbah kenapa karwati bisa seperti itu? " tanya Ryuka dengan penasaran.

"dia pernah hilang selama tiga hari, tiba-tiba di temukan warga di hutan sudah dalam keadaan ling kung. Sampai sekarang jadi seperti itu. "

"terus lelaki itu siapa mbah? "

"kenapa? ganteng ya? " goda Egi.

Ryuka seketika cemberut.

"dia itu jimin, kakang e karwati. dia pemuda yang tekun dan rajin bekerja, usianya sama dengan Egi , dulu waktu Egi baru lahir , dia baru berumur tiga hari, "

sesampainya di rumah pak Haryono...

mereka mengantri untuk menimbang hasil panen dan mendapatkan upah.

"banyak hasil panen hari ini dari kita mbah"

"iya, ini dibantu cucuku" jawab Mbah Sutijah.

pak Haryono melihat ke arah Egi yang berdiri di samping Mbah Sutijah.

Sementara Ryuka tidak ikut ke sana. dia menunggu di sudut pagar.

"oh ada cucu nya ya? baru datang ke desa ini? " tanya pak Haryono ramah

"iya pak"

"apa kamu bisa bekerja di kebun? aku kekurangan orang pekerja sejak ngatmin berhenti. "

Egi sangat senang karena mendapatkan tawaran pekerjaan dengan tiba-tiba. Lumayan buat pengahasilan mereka selama di sana.

"Eh-bisa kok pak. saya ini jan biasa kerja di kebun paman saya. sudah hapal dengan urusan kebun."

mendengar jawaban Egi , pak Haryono sangat senang. .

"kalau begitu, besok kamu mulai kerja ya, nanti bisa dibantu sama supardhi bagaimana cara kerjanya .tapi bangunnya harus pagi. soalnya sebelum subuh harus sudah ke kebun"

"Iya Pak, saya mau"

sementara Ryuka sudah mulai bosan lama menunggu .

 .

beberapa orang yang sudah selesai meyetor hasil panen berjalan melewati Ryuka. Ryuka melongok ke depan. Egi dan Mbah Sutijah belum juga keluar.

Tiba-tiba seorang pria tak sengaja menyenggol lengannya hingga ia terjatuh. pria itu nampak buru-buru sambil memanggul karung berisi sayuran.

ia menurunkan bawaannya.

"Maaf" ucapnya seraya mengulurkan tangan.

" tidak apa-apa. "

Ryuka tak menerima uluran tangan dan segera bangkit. lalu mengusap bajunya yang terkena debu.

Pria itu kembali memanggul karungnya dan berjalan masuk ke rumah pak Haryono

"ehh.. bukanya dia itu kakaknya karwati? " batin Ryuka mengingat-ingat. .

"Tolong,,, tolongg,,,, "suara seorang pria menggegerkan orang-orang sekitar.

"ada apa kang? "

Warga berhamburan keluar, termasuk orang-orang yang ada di dalam rumah pak Haryono.

"ada mayat di hutan sana" ucapnya sambil ngos-ngosan.

orang-orang berlarian ke arah selatan menuju hutan pinggiran desa. sesosok mayat wanita tergeletak di bawah pohon. rambut panjangnya yang berantakan, matanya melotot dan lidah menjulur keluar.

kebaya putih yang ia kenakan pwnuh dengan noda darah.

banyak bekas cakaran di sekujur tubuh dan tubuhnya menghitam sampai sulit di kenali wajahnya.

"mayat siapa itu? "

"coba periksa, Jangan-jangan itu si Lastri anak yu tumilah yang hilang dua hari lalu"

orang-orang mulai mengira-ngira.

Seorang wanita berlari menerobos kerumunan.

"lastriiiii..... " teriak ibu berambut keriting itu.

"benar, ini Lastri anakku kang" ucap tumilah sambil menangis sesegukan.

"lastrii kenapa nasibmu seperti ini, nduk"

Mbah Sutijah mengajak ke dua cucunya segera pulang.

Di perjalanan pulang, Ryuka terus saja kepikiran dengan mayat wanita itu.

"mbah apa dia korban nini gandrung? "tanya Ryuka

"bukan, kejadian ini selalu terhadi setiap habis bulan purnama. selalu saja ada gadis yang hilang menjelang purnama tiba, dan setelah bulan bersinar penuh , pagi nya gadis yang hilang itu ditemukan mati dalam keadaan yang mengenaskan. "

"Kalau nini gandrung tidak membuat mayat korbannya menghitam dan penuh cakaran seperti itu, dia hanya mengambil darahnya sja. paling ada bekas gigitan di leher. "

"kamu harus hati-hati! selama masih gadis, kamu tidak lepas menjadi incaran para silhman itu"

"siluman apa mbah? "

"belum ada yang tahu pasti, makhluk apa yang menyebabkan kematian para gadis itu, tapi yang pasti korbannya selalu gadis perawan. bahkan bibimu, juminten sampai sekarang belum di temukan sejak menghilang saat dia berusia 18 tahun. "