Elina Raffaela Escobar, seorang gadis cantik dari keluarga broken home, terpaksa menanggung beban hidup yang berat. Setelah merasakan pengkhianatan dari orang-orang terdekatnya, ia menemukan dirinya terjebak dalam kekacauan emosi.
Dalam sebuah pertemuan tak terduga, Elina bertemu dengan Adrian Volkov Salvatrucha, seorang CEO tampan dan misterius yang hidup di dunia gelap mafia.
Saat cinta mereka tumbuh, Elina terseret dalam intrik dan rahasia yang mengancam keselamatannya. Kehidupan mereka semakin rumit dengan kedatangan tunangan Adrian, yang menambah ketegangan dalam hubungan mereka.
Dengan berbagai konflik yang muncul, Elina harus memilih antara cinta dan keselamatan, sambil berhadapan dengan bayang-bayang masa lalu yang terus menghantuinya.
Di tengah semua ketegangan ini, siapa sebenarnya Adrian, dan apakah Elina mampu bertahan dalam cinta yang penuh risiko, atau justru terjebak dalam permainan berbahaya yang lebih besar dari dirinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lmeilan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Siapa yang menyangka, nasib buruk terus saja menimpa Elina, saat dia merasa mulai tenang dengan keadaan dimana dia harus di khianati dan kehilangan kekasih serta sahabatnya, dan neneknya yang membutuhkan biaya pengobatan yang besar, kembali dia mendapatkan kabar buruk tentang nasib pekerjaannya.
Kembali ke Elina
Elina bergegas berjalan tergesa gesa dengan fokus memasukkan barangnya kedalam tas tanpa menoleh siapa yang ia tabrak hanya, kata maaf yang keluar dari mulut Elina.
Sesampainya di depan Pantry tempat biasanya mereka bersiap siap untuk bekerja dan mempersiapkan peralatan mereka, ia memasuki ruangan tersebut. Elina melihat Desi yang terduduk di atas kursi sambil menangis tersedu-sedu.
"Des" panggil Elina
"Elinaaaa, akhirnya kau datang" ucap Desi sambil berjalan memeluk Elina
"bagaimana bisa Des" tanya Elina
"hufhtt... Ini karena barang yang tidak sengaja kamu pecahkan itu Lin, kau kan tau sendiri In, kita sudah di peringatkan" ucap Desi lirih
"Astagaaa Des, ma-maafkan aku, karena kelalaian ku kamu juga harus menanggung akibatnya" ucap Elina penuh penyesalan.
"a-aku akan mencoba bicara dengan Bu Ana" sambung Elina
"tidak perlu Lin, keputusan Bu Ana sudah bulat bahkan aku belum sempat memohon, dia sudah mengusirku" Ucap Desi menjelaskan
"ma-maafkan aku Des, maafkan aku" ucap Elina sangat menyesal atas apa yang terjadi
"sudahlah Lin, mau bagaimana lagi, semua sudah terjadi" ucap Desi
"tapi Des, gimana pekerjaan mu" tanya Elina dengan mata berkaca-kaca
"Se-sepertinha Lin aku akan menerima tawaran temanku untuk bekerja di bar, disana kita bisa bekerja paruh waktu dan gaji nya lebih besar daripada kita bekerja di hotel ini.
"B-Bar" tanya Elina dengan wajah serius
"iya Lin, aku juga ga bisa jadi pengangguran, aku harus menyekolahkan Ade Ade ku" ucap Desi penuh kesedihan
"aku benar benar minta maaf Des" ucap Elina
"btw Lin, gimana kabar nenekmu?" tanya Desi
"Hufhtt dia perlu segera di operasi Des, untuk sekarang mungkin kondisinya masih dibilang cukup baik, tapi dokter meminta agar dalam Minggu ini Nenek harus segera di operasi, dan aku membutuhkan biaya 200-500 juta Des" Ucap Elina sudah tak bisa menahan air mata
"Hah d-dua ratus juta Lin" ucap Desi memastikan dengan raut wajah yang sangat kaget
"iya Des" jawab Elina
"bagaimana kamu mengumpulkan uang sebanyak itu Lin" tanya Desi sambil mengelus pundak Elina
"A-aku juga belum tau Des"
"Aku minta maaf Des gegara aku lalai, kamu ikut dipecat juga, seharusnya aku aja yang dipecat" ucap Elina sambil menangis terisak
"sudah sudah Lin, ini sudah konsekuensi kita dalam bekerja, jujur aku sedih dipecat tapi aku tau ini bukan akhir dari segalanya, bahkan masalahmu dan bebanmu lebih berat dari yang kutanggung" ucap Desi menjelaskan dan menenangkan Elina.
"Lin, kalo kamu tertarik ikut aku mengambil pekerjaan di bar, kamu hubungi aja yaa" ucap Desi sambil membereskan barang mereka yang ada dalam Pantry itu.
Tanpa menjawab Elina hanya mengangguk dan tersenyum tipis, ia juga bergegas membersihkan barang barangnya yang ada di tempat itu.
akhirnya Elina dan Desi selesai membersihkan barang barang mereka dan bergegas akan pulang.
"Lin, aku duluan yaa soalnya tadi aku kesini ga bawa motor, udah pesan Ojek Online" ucap Desi
"Kamu harus tetap semangat ya Lin" sambung Desi dan memeluk Elina lalu pamit pergi lebih dulu
"Baik Desi, terimakasih dan hati hati ya Des" jawab Elina dan juga segera bersiap meninggalkan tempat itu, hotel tempatnya bekerja dan menaruh harapan untuk biaya perkuliahan nya.
Elina Raffaela Escobar
Desi Pratiwi
Kembali ke Elina
Dia menyosori lorong hotel tempat ia bekerja, di pikirannya hanyalah ingatan saat bagaimana dia bisa bekerja di hotel itu, bertemu banyak teman teman baru dan rekan kerja yang sangat menyenangkan seperti Desi.
“Bagaimana aku bisa keluar dari situasi ini?” gumamnya pelan.
Langkah kakinya berhenti di depan pintu kamar 101. Di balik pintu ini, Elina tahu, ada dunia yang berbeda. Kamar yang selalu terasa jauh dari jangkauannya, tapi entah bagaimana, kamar ini seakan yang memberikan petaka semakin dalam untuknya. Bertemu dengan seorang Adrian Volkov, pria yang begitu dingin dan sulit dipahami.
Ia berjalan melewati ruangan itu, sampai dia di parkiran hendak bergegas pergi ke rumah sakit, ia menyadari bahwa kunci nya tidak ada di dalam tasnya.
"kemana kunciku" Elina bertanya pada dirinya sendiri, dia mencoba membongkar tasnya tapi tidak dia temukan keberadaan kuncinya, Elina semakin dibuat prustasi dengan kehidupannya ditambah kunci nya hilang, apakah ini akhir dari hidup Elina.
Elina mencoba masuk lagi kedalam hotel dan bertanya pada rekan rekan kerjanya disitu dan orang orang yang ia temui.
"kalian ada liat kunci jatuh"
"maaf permisi, tadi ada liat kunci jatuh"
"ada liat kunci jatuh" sudah banyak orang yang Elina tanyakan tapi tak satupun yang mengetahui keberadaan kuncinya.
Ia mulai merasa frustasi dan berjalan kembali ke motornya, tak terasa, lama ia mencari kuncinya hari sudah menunjukkan waktu tengah hari tiba tiba Mobil sedan warna hitam yang nampak sangat mewah memasuki area parkiran.
Seorang Pria dan rekannya terlihat keluar dari mobil sedan itu.
Mereka menghampiri Elina yang berdiri di samping motor kesayangannya.
"Kau mencari ini" ucap Pria itu menunjukkan kunci ditangannya, ya pria itu yang tidak lain dan tidak bukan dialah Adrian Volkov Salvatrucha seorang pria yang sangat dingin ya meskipun tampan.
"ba-bagaimana bisa?" tanya Elina kebingungan
"Kau tidak hanya lalai kau juga sangat ceroboh heh" ucap Adrian dengan nada dingin
"ehmm itu" ucap Elina menundukkan kepala merasa takut dan segan
"bahkan kau tidak melihat siapa orang yang kau tabrak!?" ucap Adrian
Elina menatap pria itu mencoba memahami apa yang pria itu katakan, Elina pun teringat kejadian saat ia menuju Pantry.
"jadi Tu-Tuan yang saya tabrak, maafkan saya Tuan, saya tidak sengaja" ucap Elina dengan raut wajah sedih.
"apa kau hanya bisa memasang wajah sedihmu itu" ucap Adrian dingin dan menusuk
"Maafkan saya Tuan" ucap Elina sambil mengulurkan tangan meminta kuncinya
"hanya seperti itu" ucap Adrian meremehkan.
"Tuan, tolong saya sangat perlu kunci motor itu dengan cepat, saya harus segera pergi ke rumah sakit, jangan persulit saya Tuan, saya mohon" ucap Elina dengan menggebu gebu.
"Jaga sikap anda nona" Asisten Adrian menyela
Adrian memberikan isyarat tangan kepada Daniel agar dia tak perlu ikut campur.
"Kau.." ucap Adrian mulai kesal dengan Elina, Ia memberikan kunci itu kepada Elina.
"Jangan sampai kita bertemu lagi, karena kau akan habis olehku" ucap Adrian mengancam
"akuuu tidak takutt" ucap Elina penuh keberanian dan segera menyalakan motornya dan pergi meninggalkan dua orang yang tidak percaya dengan jawaban Elina
"Baru kali ini ada perempuan yang berani menentang Tuan Adrian" ucap Daniel spontan yang berdiri dibelakang Adrian
"Daniellllll...kau ingin ku tembak atau kumutilasi" ucap Adrian mengancam Daniel
"ma-maaf Tuan" jawab Daniel penuh ketakutan tetapi tak bisa menahan tawa dalam hatinya.
POV Adrian
Dia bersiap siap berangkat menuju sebuah Perusahaan besar milik Mister X untuk membahas sebuah kasus yang terjadi bulan lalu.
Daniel sudah menunggu di mobil, Ia berjalan keluar dari kamarnya menyusuri lorong hotel tanpa sengaja
Bugh.. seorang wanita menabrak nya, belum ia berbicara wanita itu seolah tergesa gesa membersihkan tasnya dan barang dari dalam tasnya yang jatuh berserakan dilantai tanpa menoleh siapa yang ia tabrak
Wanita itu hanya mengucapkan kata maaf dan berlalu pergi begitu saja, sebelum Adrian berniat memanggil wanita itu, perhatiannya teralihkan dengan satu barang yang terjauh di lantai ya itu adalah sebuah kunci milik wanita itu, dan Adrian mengetahui siapa wanita yang menabraknya tadi dialah Elina Raffaela Escobar.
"wanita ini lagi" ucap Adrian dalam hati dengan raut wajah dingin dan tidak bisa ditebak.
Ia memandangi sejenak kunci itu dengan gantungan kunci karakter babi. Ia menggenggam kunci tersebut dan memasukkan nya kedalam kantong jas nya.
Tidak ada yang tau apa yang Adrian pikirkan.
Dia berlalu begitu saja melanjutkan langkah kaki nya menuju mobilnya.
sesampainya di mobil, ia langsung memasuki mobil tersebut dan melaju meninggalkan hotel itu.
Adrian Volkov Salvatrucha
Daniel Sahuleka