Setelah kematian Panca, kekasihnya tujuh tahun yang lalu. Andara mencoba menyibukkan diri untuk karirnya. Tidak ada ketertarikan untuk mengenal cinta.
Andara gadis muda yang cantik dan energik, dia berhasil menempati posisi manajer di sebuah perusahaan fashion. Usianya sudah memasuki 27 seharusnya memikirkan pernikahan. Akan tetapi belum ada lelaki yang bisa masuk ke hatinya.
Butuh waktu bagi Dara untuk membuka hati pada pria lain. Entahlah, ada magnet tersendiri membuat dia malas memikirkan pasangan.
Ervan Prasetya, pria matang yang punya jabatan bagus di perusahaan tempat kerja Andara. Mereka di pertemukan dalam sebuah kerja sama tim. bagaimana Tom dan Jerry mereka selalu bertengkar.
Tapi ternyata itu yang membuat Ervan makin penasaran dengan Dara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melisa ekprisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 7
Apa yang kita dapat terkadang tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan, maka dari itu harapan yang terus tumbuh akan menjauhkan kita dari rasa putus asa.
Memang begitulah hidup, layaknya roda yang berputar, ada kalanya kita berada di posisi atas dan ada kalanya kita berada di posisi bawah.
Semua tergantung dengan diri kita bagaimana menanggapinya, akan berhenti berharap atau terus berharap dan memperjuangkan hidup.
Harapan membantu kita untuk mengambil langkah-langkah positif yang dapat membawa kita ke hasil yang positif. Dengan berharap, kita akan mampu menghadapi tantangan dengan strategi untuk mencapai kesuksesan dan meningkatkan peluang kita untuk mencapai tujuan-tujuan kita.
Harapan dapat menjadi mekanisme penanganan yang sehat saat menghadapi tantangan . Orang yang membayangkan masa depan yang lebih bahagia cenderung membuat perubahan yang diperlukan saat menghadapi penyakit, kehilangan, atau transisi kehidupan. Mereka dapat menghindari perasaan terjebak atau memperpanjang masalah mereka dengan mengarahkan pikiran mereka ke tujuan.
Harapan pada cinta bagai pedang bermata dua. Harapan tersebut bisa saja tumbuh menjadi hal yang membahagiakan, namun bisa juga berkembang menjadi sesuatu yang menyakitkan. Namun, mengambil risiko dalam cinta adalah hal yang sudah sepatutnya dilakukan untuk memperjuangkan apa yang ada di dalam hati.
Apapun hasil yang diberi oleh harapan-harapan cinta itu, kita sebagai manusia harus bisa menerimanya dengan lapang dada dan akal sehat.
Dara duduk di depan balkon apartemennya. Menikmati pemandangan pagi, rutinitas orang-orang di Jakarta. Kalau di bandingkan dengan hidupnya, dia sudah termasuk beruntung. Berasal dari keluarga mampu, sekolah berdasarkan previllage.
Bukan berarti dia masuk ke ada orang dalam. Dia yakin pekerjaannya sekarang adalah hasil jerih payahnya. Tidak ada yang tahu kalau dia cucu dari pengusaha terkenal. Tidak ada yang tahu kalau anak dari pemilik Dirgantara corps, perusahaan yang kini di pegang mamanya. Kalau pun ada yang tahu tidak masalah. Orang akan melihat dirinya sebagai gadis yang mandiri bukan gadis yang menerima jabatan karena orangtuanya.
Dara membaca pesan dari Ika.
"Kamu di cariin sama pak Ervan." pesan singkat dari Ika.
Dara menarik nafas panjang. Dia bukan tidak mau masuk ke kantor. Tapi tubuhnya benar-benar capek. Coba saja bos nya tidak ambil penerbangan malam. Mungkin dia bisa memanfaatkan waktu untuk istirahat. Dia bisa masuk kantor tepat waktu.
"Iya, maaf kalau aku tidak masuk hari ini. Aku kesiangan dan capek banget. Dulu sama pak Hendro nggak secapek ini. Tapi sama anaknya, kita di buat kejar tayang." balas Dara seperti curhat.
Dara langsung beranjak ke pintu depan. Mendengar suara bel pintu terdengar nyaring. Suara perempuan yang menunggu si empunya rumah. Bukan hanya Dara, Keyla pun ikut menyambut Vira di depan pintu.
Sementara Rafael sudah pulang karena harus berangkat kerja.
"Assalamualaikum, Ma." Dara langsung menyalami mamanya.
Vira menerima uluran tangan dari Dara dan juga Keyla. Cara Vira menyambut Keyla seperti menyambut cucu sendiri. Wanita usia 47 tahun itu menggendong Keyla dengan penuh kerinduan. Dara hanya tersenyum kecil. Mungkin memang benar mamanya butuh cucu. Akan tetapi dia belum berniat untuk memenuhi keinginan mamanya.
"Ma," sapa Dara.
Vira meminta Keyla main boneka di kamar Dara. Dia merasa ada yang mau di sampaikan Dara. Mereka akhirnya duduk di balkon apartemen.
"Sepertinya ada yang mau kamu ceritakan?" tanya Vira.
"Apa mama yang suruh kak Rafael jemput aku?"
"Dara, Mama hanya minta tolong sama dia. Kebetulan Keyla rindu sama kamu. Jadi ..."
"Bisakah mama tidak menjadikan Keyla alat untuk mendekati aku. Bisakah mama percaya sama aku? Dara sudah dewasa, Ma. Biarkan aku yang ..."
"Mama tahu kamu sampai sekarang belum bisa melupakan Panca. Mama paham itu, tapi hidup harus berjalan, Dara. Umur kamu sudah matang memikirkan pernikahan. Apa yang sudah Panca lakukan sama kamu sampai jadi seperti ini?"
"Semua orangtua ingin anaknya bahagia, apalagi setelah papa kamu tiada, harapan mama kamu menemukan pendamping hidup. Jangan berharap mama bisa selamanya sama kamu, Nak. Sebelum mama juga ikut menyusul papa kamu, Mama cuma minta satu hal. Menikahlah, dan mama rasa Rafael masuk kriteria menantu idaman."
Dara hanya diam saja. Benar kata mamanya, Rafael sejauh ini adalah lelaki yang baik. Dia sayang sama istrinya walaupun pernikahan mereka di tentang orangtuanya. Bahkan dia sempat iba melihat Keyla yang tidak di sukai Oma dan Opa nya. Anak sekecil itu dapat pelampiasan kebencian dari orang dewasa.
Akan tetapi dia juga merasa jahat setiap Keyla meminta di panggil mama. Itu sama saja kasih harapan ke anak kecil. Dara melempar pandangan ke arah lain. Dia takut pembicaraannya di dengar sama Keyla.
"Mama harap kamu pikir baik-baik, Nak." Vira pun masuk ke dalam kamar Dara. Wanita 47 tahun itu memilih bermain dengan Keyla.
...***...
"Van," Ika duduk di samping Ervan di waktu jam istirahat kerja.
Kali ini dia bicara sebagai famili bukan sebagai sekretaris dan atasan. Ervan mempersilahkan Ika duduk di depannya.
"Kamu suka, Ya sama Dara?" tanya Ika.
Ervan mengerutkan dahinya. Kenapa Ika bisa menebak seperti itu. Apa karena dia pernah nanya makanan kesukaan Dara? Ervan masih asyik dengan makanan di hadapannya.
"Untuk saat ini aku lihat Dara belum bisa move on dari mendiang kekasihnya. Dan kamu sudah punya calon istri ya walaupun kamu sendiri belum pernah melihat orangnya. Tapi ingat, Ya, Jangan kecewakan keluarga besar kita."
"Ika, aku ..."
Beberapa karyawan menatap kearah mereka. Banyak yang belum tahu hubungan keluarga diantara Ika dan Ervan.
"Van, kamu itu sudah dapat donor jantung keluarga itu. Dan sebagai imbalannya kamu harus menikah dengan anak mereka. Ayolah, Van. Dulu kamu kekeuh mengejar Intan tapi nyatanya gadis itu malah balikan sama mantannya. Dan Dara? Dia masih belum siap menggantikan posisi tunangannya. Dan Dara pernah cerita kalau mamanya mau jodohkan dia sama duda anak satu. Jadi aku mohon pupuskan harapan kamu sama dia."
"Siapa juga yang suka sama cewek seperti Dara? Kalau di suruh pilih dia atau ular. Mending aku pilih ular daripada dia. Dia nggak ada hormatnya sama atasan. Lihat saja hari ini, dia tidak masuk pasti alasannya capek. Aku saja tidak capek. Manja!"
Ika duduk dengan jarak dekat pada Ervan. Dia masih tidak percaya ucapan kakak sepupunya.
"Yakin? kamu tidak punya rasa sama dia?"
Ervan tersenyum kecil. Tidak ada alasan dia harus suka sama Andara. Apalagi saingannya duda beranak satu.
"Yakin!" ucapnya mantap. "By the way, aku lihat kamu dekat sama Dara. Jadi kupikir kamu tadinya mau jodohkan aku sama dia. Buktinya kamu menolak ikut ke Bali."
"Ya, karena aku tidak mau Dara kecewa untuk kesekian kalinya." Ika menepuk bahu kakak sepupunya. "Jadi aku minta kamu jangan kasih harapan sama Dara. Paham!"
Ervan belum sempat menghabiskan makanannya, dia mendapat pesan kalau papanya sedang on the way ke kantor.
"Tadi Dara telepon dia tidak bisa masuk ke kantor. Dia perlu istirahat setelah perjalanan beberapa hari ini. Papa sudah bilang sama dia masuk hari Senin saja. Besok tanggung hari Jumat." pesan singkat dari pak Hendro.
"Se istimewa apa sih, si Dara. Sampai Ika dan papa begitu baik sama dia. Owh, jangan bilang papa mau jadikan istri muda. Mentang sudah duda."
yuk mampir sudah up
apa salah nya di coba dulu.
kebanyakan readers juga gak suka klo alurnya muter2 dan bertele tele thor🙏🏻
semangat yaaa 🥰🥰