" Kamu sekarang gendut dan jelek, tidak lagi cantik dan menarik lagi seperti dulu Amrita. Karena itu aku selingkuh.Meski begitu aku tetap mencintai calon anak kita ini." Tutur Aries Baskoro pada istrinya.
Bukan salah dia kalau sekarang penampilannya berubah.Semua itu terjadi karena prosedur promil yang dia lakukan. agar Meraka bisa punya anak.
Tapi suaminya tidak mau tau, seperti tidak mau taunya Harsen Marlon, pria yang saat ini benihnya ada didalam rahimnya karena kesalahan pihak klinik.
" Kembalikan benih milikku itu bagaimana pun caranya, dalam.bentuk sper*ma atau bayi yang nanti kamu lahirkan. Aku tidak perduli."
Dua pria yang memandang Amrita dari sudut kepentingan mereka,lalu siapakah dari keduanya yang akan bisa meyakinkan dia untuk menjadi calon ayah dari anaknya kelak. Marlon Harsen atau Aries Baskoro?
Penasaran cus baca reader 🥰
Jangan lupa tinggalkan jejak, like Komentar kalian disetiap bab setelah membaca ya🥰
Happy reading.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7. Berita Buruk
Jemari dokter Raymond bergetar hebat memegang file yang ada ditangannya ,keringat dingin mulai mengucur keluar dari tubuhnya. Sementara ekspresi wajahnya jangan ditanya lagi saat itu, pucat pasi seperti akan dieksekusi saat membaca keterangan di file yang dia pegang.
" Ba... bagaimana ini bisa terjadi?" Gumamnya lirih tapi masih terdengar oleh pria yang barusan mengantarkan file yang dia minta. Sebab asistennya tersebut, masih berdiri didepan meja kerja ruang prakteknya.
" Apa ada masalah serius Dok? Apa kali ini prosedurnya gagal lagi? Tapi waktu itu sepertinya semuanya terlihat baik, tidak ada masalah. Jadi...saya yakin kemungkinan berhasilnya kali ini lebih besar."
Dokter Raymond menatap kearah Marta,dengan tatapan muram membuat asistennya itu jadi bingung.
" Dok,ada apa?! Kenapa anda terlihat sangat cemas begitu Dok?" tanya perempuan itu jadi ikut merasa cemas melihat ekspresi wajah dokter Raymond saat menatap dia.
" Marta...kita dalam masalah besar,setelah keluar dari sini ...sebaiknya kau membereskan barang barangmu dan carilah tempat tinggal baru.Lalu dari lagi yang perlu kamu lakukan...ambil semua uang tabungan mu di Bank Marta dan kalau perlu sejauh mungkin dari sini. Kalau perlu keluar negeri, juga tidak masalah."
Mendengar yang dikatakan dokter Raymond, wajah perempuan bertubuh berisi itu jadi berubah pucat, tubuhnya gemetar ketakutan Meski belum tau apa yang sebenarnya sendang terjadi saat itu dengan mereka klinik mereka.
" Do... dokter...I.. ini ada apa? A...apa anda terjerat hutang pada Mafia? Ka..karena itu, saya perlu menjauh?"
Kurang lebih begitu Marta, karena orang yang sudah aku singgung ini tak kalah mengerikan dari Mafia sebenarnya." Balas Dokter Anderson pada Marta.
" Si...siapa memangnya, dia?Dan...apa yang sudah anda lakukan, sampai kita sekarang dalam masalah serius begini, dok?" Marta bertanya lagi ingin tau.
Tapi,bukannya menjawab pertanyaan nya, dokter Raymond malah menyodorkan bekas yang dari tadi dia pegang kearah Marta. Menyuruh sang asisten melihat sendiri apa yang membuat dia menyuruh perempuan itu kabur barusan.
" Ini, lihatlah sendiri Marta, apa yang sudah kita lakukan sekarang dan kenapa kamu aku suruh pergi sejauh mungkin dari sini."
Marta menerima berkas itu lalu dengan tangan gemetar penasaran, juga ketakutan membuka dan membaca cepat apa yang tertulis didalam berkas itu.
" Sudah di GUNAKAN dan sedang menunggu hasilnya sukses . Bukankah ini file milik tuan Marlon, dokter? Lalu kenapa disini tertulis digunakan? Bukankah istri tuan Marlon sekarang sudah meninggal dan..."
" Itulah masalahnya Marta,benda milik Harsen Marlon sudah digunakan,tapi kamu tau?" Marta reflek menggelengkan kepalanya mendengar pertanyaan Raymond, meski itu bukan diajukan untuk dirinya. Melainkan mengacu pada apa yang sedang dijelaskan pria itu saat ini.
" Sper*ma tuan Anderson yang tersimpan di laboratorium kita, ternyata tanpa sengaja telah tertukar dengan....milik suami Nyonya Amrita Baskoro, Marta.Sampai sini kamu mengerti bukan maksudku?"
Dengan wajah pucat pasi yang seolah sudah tidak berdarah lagi, Marta kali ini menganggukkan kepalanya,untuk penjelasan dokter Raymond. Perlahan dia mulai mengerti duduk permasalahan yang sedang terjadi pada mereka saat ini. Dan itu merupakan kesalahan fatal,bukan hanya bagi klinik mereka, tapi juga bagi Amrita, Harsen dan suaminya Sebab saat ini yang sedang dibuahi didalam rahim perempuan itu bukan milik suaminya melainkan milik pria lain.
" Kalau itu masalahnya, ini memang sangat gawat dok. Tapikan belum tentu inseminasi itu berhasil, bukan. Jadi, mungkin saja kira masih tidak papa.Selain itu selama ini pihak tuan Marlon juga sama sekali tidak pernah menghubungi kita lagi, untuk mengkonfirmasi miliknya itu dokter, jadi.."
" Itu benar Marta,tapi masalahnya adalah pembuahan itu berhasil.Sekarang nyonya Amrita Baskoro sedang hamil,lihatlah ini dia tadi mengirimkan bukti hasil testpack yang dia gunakan.Bagaimana ini Marta?!"
Marta menatap nanar ke foto alat testpack yang ditunjukan oleh dokter Marlon padanya, dia bisa melihat jelas ada dua garis difoto itu yang menandakan kalau itu hasilnya berarti Amrita Baskoro pasien mereka yang sudah tanpa sengaja menerima donor sper* ma dari Marlon positif hamil.
" Do.. dokter....i...ini ....sangat mengerikan. Saya tidak bisa lagi membayangkan apa yang akan terjadi pada kita semua sekarang. Saya sangat takut..." Marta yang punya tubuh berisi dan wajah selalu tegas, tanpa ekspresi selama ini. Sekarang terlihat jelas ingin menangis, mengetahui kenyataan buruk yang terjadi pada mereka saat ini.
Sebab dengan kejadian ini perempuan itu sudah bisa melihat masa depan gela gulita bagi dirinya dan semua pekerja di klinik itu. Kasus hukum yang sangat serius sedang menunggu mereka, sebab ini bukan kasus main main.
" Aku juga sama Marta, bahkan tidak tau harus bagaimana.Aku ingin kabur saja sekarang dari sini untuk menyelamatkan diri, supaya tidak perlu membusuk didalam penjara."
Dia juga tidak ingin,batin Marta.Dirinya saat ini sudah tidak muda lagi,hampir memasuki usia setengah abad.Rencananya semula akan pensiun beberapa tahun lagi kemudian hidup tenang didesa. Tapi dengan kejadian ini....bayang bayang jeruji besi penjara terlintas jelas di pelupuk matanya saat ini.
" Kita memang akan masuk penjara kalau ketahuan, tapi kalau tidak ketahuan aku rasa, kita semua akan baik baik saja, Marta. Jadi...
Dretttt...drettt....
Seketika dokter Raymond berhenti bicara,saat ponselnya tiba tiba berdering, dia dan Marta langsung tersentak. Wajah mereka berdua seketika pucat pasi lagi waktu membaca nama Harsen Marlon dilayar ponselnya.
" Do...dok..I..itu..dia...dia...."
" Sttt..diam Marta,jangan mengeluarkan suara apapun. Biar aku angkat ini, mungkin saja dia menelpon untuk bertanya aku besok akan pergi atau tidak mengunjungi makan Elly.Jadi...jangan takut dulu, oke."
Marta menutup mulutnya dengan kedua tangannya,sambil mengangguk mendekat perintah yang diberikan dokter Raymond.
Meski ketakutan, tapi dokter Raymond ingin berpikir positif lebih dulu soal Harsen Marlon tiba tiba menghubunginya saat itu, mungkin bukan untuk menanyakan mengenai sper*ma milik pria itu yang tertukar dengan milik suami Amrita Baskoro.
Tapi menanyakan mengenai Elly, mantan istri pria itu yang juga teman baiknya. Sebab besok adalah hari peringatan kematian perempuan itu.
Jadi, setelah menarik nafas keras agar merasa lebih tenang , dokter Raymond pun menjawab panggilan telpon dari Harsen.
" Halo selamat pagi tuan Marlon . Ada apa anda menghubungi saya sepagi ini?"
" Dokter Raymond, dimana kamu sekarang?"
Bukan menjawab pernyataan yang dia ajukan,pria diseberang telpon itu malah memberikan pertanyaan lagi padanya dengan suara angkuh dan arogan seperti yang dokter Raymond ingat.
" Saat ini saya sedang berada di klinik saya, tuan Marlon. Ada apa?"
" 5 menit lagi aku akan tiba di klinik mu. Aku ingin membicarakan mengenai prosedur bayi tabung yang dulu sempat diinginkan Elly, tapi belum sempat kami lakukan."
So good...🤭😁😁😁👍
toh kamu sudah dekat dengan ayah janin yg kamu kandung. orangnya baik lagi...
setelah ini nyesel kamu ditinggal amrita...
dimana hati si Aries saat Rita berjuang buat garis 2
Biarkan Aries dg gundik2nya...