NovelToon NovelToon
Wasiat Pembawa Cinta

Wasiat Pembawa Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Uswatun hasanah

natasya,.
seorang sekretaris yang kehilangan bos yang sangat baik, kepemilikan perusahaan harus jatuh pada sang putra,
tanpa Tasya sangka, mendiang bos nya memberikan wasiat menjodohkan Tasya dengan putra nya Arkan,

apa mungkin mereka akan bersama?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Uswatun hasanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

kedatangan tamu

pagi ini terasa canggung untuk Tasya dan Arkan,

Tasya menyiapkan agenda untuk minggu ini dan di serahkan pada Arkan,

telpon di meja Arkan berdering,

Tasya sigap mengangkatnya

"hallo"

"mbak Tasya lagi di ruangan pak bos ya? saya telpon ke meja mbak ga di angkat"

"iya benar sil, ada apa? "

"ini mbak ada tamu mau ketemu pak Arkan, cewek bule nama nya Nathalie, katanya ga usah janji, pak Arkan pasti kenal"

"oya, sebentar saya bilang dulu pak bos ya"

"baik mbak"

"tuan maaf, ada tamu nama nya Nathalie, apa sudah ada janji? “

Arkan langsung menoleh, wajah nya terlihat tegang..

"biarkan dia masuk"

"baik tuan"

"mbak sisil, tolong bawa ke atas ya, saya tunggu di meja saya"

"baik mbak Tasya"

Tasya merapihkan meja bos nya karna akan ada tamu..

pikiran nya sambil menerka, siapa wanita bule itu ya?

Tasya menunggu tamu bos nya, tak lama Sisil datang dengan wanita bule itu.

"silahkan nona " ucap Sisil

"thank you"..

"selamat pagi nona"

"pagi... " jawab Nathalie dengan bahasa Indonesia yang belum fasih

Tokk tok tokk

"masuk.. " ucap Arkan

"tuan nona Nathalie sudah datang"

Tasya membawa nya masuk, ia sangat terkejut dengan respon Nathalie saat bertemu Arkan

"sayang, kenapa kamu tinggal kan aku" dengan bahasa Indonesia yang tidak fasih, Nathalie langsung memeluk Arkan, dan mencium bibir nya sekilas.

Tasya langsung menunduk, dan pamit undur diri.

jantung nya berdebar tidak karuan, lutut nya seketika lemas,

telpon di meja nya berdering menunjukan telpon dari bos nya

"iya tuan"

"buatkan cappucino 2, yang satu dingin untuk tamu saya"

"baik... " biasa nya jika ada tamu Tasya sendiri yang akan membuatkan apa lagi jika waktu nya senggang, kali ini entah kenapa dia sangat malas, Tasya menelpon pantry memesan pesanan bos nya itu.

entah apa yang mereka lakukan di dalam, sebagai perempuan dewasa Tasya juga punya pikiran lain, apa lagi drakor sering ia tonton, hingga waktu menunjukan pukul 12 siang, Arkan dan Nathalie baru keluar,

"saya akan makan siang" ucap Arkan, Nathalie bagai ulat menempel pada Arkan,

"baik tuan, apa setelah makan akan kembali ke kantor? "

"ya, tapi mungkin terlambat"

"baiklah"

Mereka pergi, Tasya menatap kepergian mereka sampai mereka berbelok di ujung sana,

"pernikahan macam apa yang akan aku jalani?

aku belum punya perasaan apa pun pada Arkan, tapi melihat nya dengan wanita itu kenapa sakit? apa mungkin karna aku tau kita akan menikah? "

Tasya mencoba tidak ambil pusing,

kalaupun terjadi, pernikahan di atas perjanjian, hanya sekedar membalas budi pada mendiang bos nya, waktu pun tak akan di tentukan lama nya kan? Tasya bisa saja minta cerai lebih awal.

***

"tasya... "

Tasya menoleh, panggilan itu tidak asing bagi nya

"eh mas... "

"lagi bikin apa? “ tanya Dimas sambil tersenyum begitu manis

"bikin kopi mas, mau mulai kerja lagi nih"

Dimas memperhatikan gerakan Tasya,

"udah cantik, ga judes, pekerja keras, apa lagi coba? “ ucap Dimas

"siapa mas? “ tanya Tasya

"tuh galon... haha, ya kamu lah neng"

Tasya ikut tertawa, bagi nya Dimas memang punya karakter kocak, ada saja yang membuat Tasya tersenyum.

"Tasya"

"hmmm? “

"emmm. nanti malam ada acara ga? kita nonton yu, atau kulineran gitu"

"kebetulan ga ada mas, cuma di rumah lagi ada abang, abang Tasya lagi cuti tugas, jadi pengen ngabisin waktu bareng keluarga aja"

"owh gitu, kalo mas datang ke rumah gimana, kan pengen kenal juga sama abang"

Tasya tertawa,

"boleh mas, mas bisa main catur? "

"jiah... jangan di tanya, tentu mas ga bisa lah haha"

Tasya langsung manyun,

"abang Tasya seneng main catur, kalo mas bisa, ayo ketemu abang main catur"

"duh, gimana dong, kebetulan mas ga bisa"

"hmmm yang mau ke rumah siapa yang ga sanggup siapa" ledek Tasya

"tapi sya, mas ko belum pernah liat kamu, di jemput, atau ke pertemuan sama cowo, apa Tasya belom punya pacar? “

Tasya tersenyum, menunduk menatap gelas nya,

" jujur aja mas naksir kamu dari dulu tau, cuma mas takut kamu tolak"

Tasya tertawa, karna Dimas bakat nya melucu, dia tidak menganggap nya serius,

"hmm.. kenapa ga dari dulu bilang nya mas, ya udah Tasya balik kerja. takut si bos udah datang"

"hmmm oke lah.. " jawab Dimas

Tasya berjalan menuju meja nya,

bersamaan Arkan menuju ruangan nya, Tasya yang menyadari kehadiran Arkan, menepikan tubuh nya, mempersilahkan untuk Arkan jalan terlebih dulu.

"kamu aja jalan duluan, biar saya di belakang" ucap Arkan, Tasya yang merasa canggung, melanjutkan langkah nya.

"udah ngopi ke ruangan saya"

"baik tuan"

Arkan masuk ke ruangan nya,

Tasya menyeruput kopi nya dan buru buru masuk ke ruangan bos nya

Tak sopir kantor mereka datang mengetuk pintu, Tasya membuka nya

"mbak ini pesenan tuan"

"oya, silahkan masuk pak"

"bawa sini" ucap Arkan, sang sopir menurut

"apa ada lagi tuan? "

"sudah, ini sudah cukup" Arkan merogoh saku belakang celana, meraih uang satu lembar berwarna merah, menyerahkan nya pada sang sopir

"tidak tuan, ini sudah tugas saya" sang sopir menolak, namun Tasya menganggukkan kepala tanda meminta nya untuk menerima..

"maaf ya tuan saya terima, terimakasih tuan. mbak Tasya"

"sama sama pak"

"buka lah" ucap Arkan

Tasya menurut, ia berjongkok dan membuka lem yang merekat di sana, matanya Terbelalak, Tasya meraih benda itu paling atas,

"apa kamu suka? “ tanya Arkan

Ini surat undangan, berwarna hitam pekat, dengan tulisan berwarna gold, membuat kesan elegan terpatri di sana,

tanggal pernikahan mereka sudah tertera,

namun, entah kenapa air mata Tasya berlinang begitu saja,

" kamu ga suka? “

"maaf tuan saya suka, terimakasih"

Tasya merapihkan dan menyimpan dus itu di tempat yang aman, karna belum waktunya di sebar,

Mereka melanjutkan pekerjaan masing masing, Tasya membawa laptop nya ke dalam ruangan Arkan,

Arkan melirik nya beberapa kali

"wanita macam apa dia? apa dia ga marah dengan kedatangan Nathalie tadi? dan kenapa dia ga tanya sama sekali soal Nathalie? padahal Nathalie jelas jelas cium aku di depan nya"

1
Dani M04 <3
Author, aku jadi pengen jalan-jalan ke tempat yang kamu deskripsikan di cerita ini 😍
Fitri Uswatun Hasanah: ayo kak😃
total 1 replies
Kruzery
Aku merasa seperti ikut hidup dalam cerita ini, dari setiap aksi hingga percintaannya 💕
Fitri Uswatun Hasanah: 🥰 terimakasih sudah mampir kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!