Anton Nicholas Akbar, 27 tahun, sebelumnya bernama Anton Nicholas Wijaya. Arsitek muda dari B Group dengan jabatan sebagai Direktur Divisi Architecture & Landscaping di B Group.
Hal yang baru ia sadari, ternyata dia bukanlah yang dia kira. Dia bukan cucu kandung di Keluarga Wijaya. Dia bukan orang Indonesia. Dia juga bukan lelaki biasa karena darah biru yang mengalir dari orangtuanya.
Tanda lahir berbentuk bulan sabit biru, membuatnya harus menerima takdirnya sebagai penerus dari Legenda Bulan Sabit Biru juga sebagai satu-satunya pewaris Wang Corporation di Negeri Cina.
Sebelum itu, ia harus menemukan Gadis Lotusnya agar dapat memenuhi takdirnya. Sebagai pewaris dan juga sebagai Pangeran Bulan Sabit Biru.
Dibantu para Naga yang merupakan sahabatnya juga mafia Spanyol dan Yakuza untuk melawan Kelompok Belati Hitam yang tergabung dalam TRIAD.
Novel sekuel dari 3 novel sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ough See Usi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6 – TERHEMPAS DAN TERAMPAS
🌷biasakan beri like di setiap babnya, jangan menabung bab untuk penilaian retensi pembaca, dimohon kerjasamanya 🌷
...----------------...
-ANTON, MENJELANG 20 TAHUN-
Lisbeth Wijaya adalah seorang pengamat yang baik. Dia tahu anomali yang tak biasa pada hal-hal yang sudah menjadi rutinitas ataupun kebiasaan.
Seperti pada Anton.
Ia tahu, Anton sekarang lebih memilih menutup diri. Kesibukannya semakin padat dengan seringnya ia ikut kompetisi fotografi.
Kemarin ia meminta izinnya untuk mengikuti kompetisi arsitektur perorangan. Biasanya ia mengikuti kompetisi berkelompok. Ia dan teman-temannya.
Beberapa kali dirinya mendapat nomor walau tidak selalu menjadi nomor satu. Baik di kompetisi fotografi ataupun arsitektur.
Kebanggaan tersendiri bagi Lisbeth Wijaya. Sudah mendorong Anton menjadi pemuda yang berprestasi. Sementara cucunya yang lain, tidak terlihat hal secemerlang Anton.
Ia percaya, gen mempengaruhi segalanya. Gen Wang Yuchen dan Liu Fang Gua memang bukan gen kaleng-kaleng. Ditambah lagi dengan tanda lahir istimewa yang dimilikinya.
“Tolong do'akan Anton, Nai. Sayembara ini diadakan oleh B Group. Pemenangnya akan direkrut menjadi arsitek tetap dan desainnya akan dipakai.”
“Tapi... Kamu orang kan masih belum lulus, bagaimana bisa langsung direkrut menjadi arsitek di sana?” mereka sedang duduk di ruang tengah.
Rumah lengang. Anita Hui di Sukabumi bersama Grace Wijaya. Pesanan kemplang dan kuku macan sedang banyak dan mereka mulai kewalahan.
Aguan Wijaya terlihat dilematis, ia sibuk di Gong Xi dan juga di bisnis keluarganya yang baru berkembang. Urusan pemasaran di Singapura, diserahkan kepada Damian Wijaya.
Anton tersenyum. Menepuk punggung tangannya lalu mencium punggung tangannya, kebiasaannya dari kecil saat menghibur hatinya yang gundah.
“Nainai gak usah khawatir. Insyaa Allah, Anton lulus lebih cepat, Nai. Berkat do'a Nainai, Papa dan Mama.”
Lisbeth Wijaya memicingkan matanya.
“Insyaa Allah? Kamu orang...?”
Anton tertawa.
“Teman-teman Anton banyak orang Islamnya, Nai. Di setiap perbincangan, mereka selalu menyelipkan kata-kata berbahasa Arab. Bukan sembarang kata melainkan sebuah do’a.”
“Maksudnya?”
“Saat mereka berjanji ataupun saat mereka membuat pengharapan, mereka akan berucap insyaa Allah, artinya, bila Allah berkehendak. Karena tidak ada sesuatu hal di muka bumi ini akan terjadi tanpa sepengetahuan dan sekehendak Allah, kata mereka.”
Lisbeth Wijaya mengangguk-angguk.
“Ucapannya lebih bermakna daripada, ‘sumpah deh' atau saya janji', yang ujung-ujungnya akan mudah diingkari.”
Anton tertawa sambil mengangguk. Memeluk bahu Lisbeth Wijaya yang semakin ringkih.
“Kamu orang... Masih berhubungan dengan Aline?”
Anton berhenti tertawa. Ia lebih memilih menatap layar TV yang menayangkan pola rajutan model baru. Hobi Lisbeth Wijaya dikala senggang.
“Semenjak dia menjadi model, kami tidak pernah bertemu lagi. Sepertinya memang diatur seperti itu oleh Tante Sherly, Nai. Kami hanya berinteraksi jarak jauh lewat WA ataupun medsos, Nai..”
Aline menjadi model berkat foto-foto hasil jepretan Anton sebagai profil resume modelnya. Hasil jepretan yang tidak dihargai oleh Paulus Wijaya dan Sherly Tan tetapi dianggap berarti bagi para agensi model.
Lisbeth Wijaya tertawa kecil.
“Nainai lebih suka seperti itu. Kalian tidak baik bersama. Dia tidak baik buat kamu orang.”
“Maksud Nainai?”
“Dia manipulatif.”
“Nggak. Nainai tidak mengenalnya dengan baik. Dia baik sekali kepada Anton. Dia yang menghibur Anton saat sedih dijauhi oleh Koh Damian dan Ci Grace. Dia yang menghilangkan kesedihan atas kematian Buddy. Pertama kalinya Anton merasa dicintai oleh anggota keluarga ini selain saat bersama Nainai. Dia sangat berarti bagi Anton, Nai.”
Lisbeth Wijaya mengelus rambut belakang Anton.
“Suatu saat kamu orang akan mengerti...”
Mata Lisbeth Wijaya terpaku pada kalender meja di tepi sofa.
“3 bulan lagi, kamu orang 20 tahun. Katakan pada Nainai, kamu ingin hadiah apa?”
Anton tertawa dan memeluk Nainai. Dia menggelengkan kepala.
“Anton tidak ingin apa-apa. Anton tidak ingin Koh Damian ataupun Ci Grace cemburu karena perlakuan Nainai berbeda. Anton hanya ingin Nainai selalu sehat dan bahagia.”
“Nainai ingin hadir saat wisudamu nanti,” Nainai mengelus pipi Anton.
“Insyaa Allah, Anton bisa lulus cumlaude, Nai. Nainai akan duduk di kursi khusus. Kursi VIP.”
“Ah, kamu orang, memang selalu pintar membahagiakan Nainai.”
Damian dan Grace lulus sarjana dengan nilai biasa saja. Damian menginginkan melanjutkan kuliah bisnisnya di Singapura, itulah sebabnya ia meng-handle bisnis di Singapura.
Sedangkan Aline? Ia tidak pernah lulus kuliah. Kuliahnya tidak dilanjutkan lagi.
***
3 bulan bukan waktu yang lama dan juga bukan waktu yang singkat. Banyak hal yang terjadi. Yang sangat memukul Lisbeth Wijaya.
Kejadian diluar prediksinya. Segala perhitungannya yang ia buat dengan cermat menjadi berantakan karena pengkhianatan darah dagingnya sendiri.
Seperti kisah kedua orangtua Wang Dwei, yang dikhianati oleh keluarga besarnya sendiri.
Ia semakin tua. Tubuhnya tidak bisa dibohongi. Untuk itu ia lebih banyak berada di rumah. Berada di kantor hanya seminggu sekali. Hal inilah yang jadi bumerang.
Paulus Wijaya, melakukan suksesi secara sistematis dan struktural. Orang-orang kepercayaannya yang sengaja ia simpan di dalam perusahaan tidak berdaya menghadapi langkah Paulus Wijaya.
Sedangkan Aguan Wijaya, dipaksa untuk mengikuti Paulus Wijaya bila masih mau kedudukannya di GongXi tetap dipertahankan.
Dunia bisnis memang kejam. Darah lebih kental daripada air tidak berlaku dalam dunia bisnis. Apalagi bisnis yang dijalankan dengan cara-cara kotor.
Lisbeth Wijaya diberhentikan sebagai Komisaris Utama dengan mosi tak percaya dari sebagian besar pemegang saham yang sudah dilobi oleh Paulus Wijaya.
Paulus naik menjadi CEO, pemegang kekuasaan tertinggi di GongXi. Semua keputusan CEO adalah mutlak. Dan tidak perlu lagi meminta persetujuan dari Dewan Komisaris.
Aguan Wijaya diberi jabatan sebagai direktur pemasaran. Sebuah jabatan yang riskan dan seperti dijadikan tumbal oleh Paulus Wijaya.
Suksesi Paulus Wijaya didasari oleh dendam dan keserakahan.
Dendam atas segala pembatasan yang dilakukan ibunya selalu Komisaris Utama. Dendam atas perilaku yang berbeda dari ibunya yang lebih memperhatikan kakaknya daripada dirinya.
Dan keserakahan atas kekuasaan juga uang. Gaya hidup hedonnya membutuhkan banyak uang. Petualangan olahraga liarnya dengan para gadis muda juga bukan hal yang murah dan ia semakin ketagihan untuk menjadi makin liar.
Suksesi yang mengubah struktural hierarki kekuasaan di GongXi.
Kebenciannya terhadap ibunya sendiri membuat Lisbeth Wijaya harus keluar dari rumah yang ditempatinya. Aguan Wijaya dan Anita Hui datang ke kamarnya dengan berlutut dan meminta ma'af atas ketidakberdayaan mereka menghadapi Paulus Wijaya.
Sherly Tan datang hanya untuk mengejeknya. Mereka memindahkannya ke sebuah panti wreda dengan fasilitas seadanya.
Semua asetnya dirampas Sherly Tan atas sepengetahuan suaminya. Beberapa hari kemudian, semua aset tak bergerak sudah berubah kepemilikannya menjadi nama Paulus Wijaya dan Sherly Tan. Begitu juga dengan deposito di beberapa bank.
Aksesnya untuk menghubungi Anton diputus. Beruntung ia masih bisa menyelamatkan barang-barang berharga milik Wang Dwei.
Orang-orang di rumah yang setia padanya masih menyampaikan kejadian yang terjadi di rumah. Tukang kebun dan para pelayan datang bergantian secara teratur menceritakan apa yang terjadi.
Puncak kesedihan dari seorang Lisbeth Wijaya adalah saat mendengar apa yang terjadi pada Anton.
Anton tengah menjalankan sembahyangnya orang Islam di petang hari. Paulus beserta istrinya tengah berada di rumah Bandung. Mereka mengetahui ibadah sembahyangnya Anton.
Mereka murka. Mengatai Anton dengan ucapan-ucapan buruk juga menghajarnya. Membuatnya babak belur.
Aguan dan Anita tidak dapat berbuat banyak. Grace saat itu masih berada di Sukabumi.
Anton diusir dari rumah. Dan tidak mempunyai hak apapun sebagai keluarga Huang. Ia tidak boleh memakai marga Huang lagi.
Lisbeth Wijaya, menangisi nasib Anton.
Pria Naga yang merasakan kesedihan Anton, menghubunginya lewat telepati. Tetapi Lisbeth Wijaya tidak punya muka untuk berhadapan dengannya.
Ia merasa gagal menjadi Wanita Naga. Lisbeth Wijaya gagal menjalankan tugasnya untuk melindungi Yang Mulia Wang Dwei.
.
🌷
*bersambung*
🌷
Babak baru kehidupan Lisbeth Wijaya dan Anton Nicholas Akbar. Saat Paulus Wijaya melarangnya menggunakan marga Huang, Anton tidak merasa sedih hati. Karena sejak lama, ia tidak pernah merasa menjadi bagian dari Keluarga Huang kecuali saat bersama Nainai.
🌷
Bagaimana?
Suka ceritanya?
Bantuin Author untuk promosikan novel ini ya.
Jangan lupa like, minta update, sawerannya, subscribe dan beri penilaian bintang 5nya ya🥰
Follow akun Author di Noveltoon 😉
Love you more, Readers 💕
Jangan lupa baca Qur’an.
🌷❤🖤🤍💚🌷
(Tergantung Mimin nge-review-nya 🤭)
cerita keren abis dan selalu dinanti.
semangat teteh.. kalau bisa double up 😊