MR. ARCHITECT : Lotus For Blue Crescent Moon
🌷biasakan beri like di setiap babnya, jangan menabung bab, dimohon kerjasamanya 🌷
...----------------...
LOS ANGELES 27 TAHUN YANG LALU
“Selamat atas kelahiran putra Anda, Tuan Muda Wang,” Michael Liu membungkukkan tubuhnya, senyumnya mengembang.
Dia sangat bahagia. Kedatangannya ke Los Angeles hari ini sangat mendadak setelah mendengar kabar bahagia, Liu Fang Hua, sepupunya yang menikah dengan Tuan Muda Wang, melahirkan seorang anak laki-laki.
Memasuki kehamilan ketujuh bulan, mereka untuk sementara tinggal di Los Angeles untuk menyembunyikan kehamilan Liu Fang Hua. Keserakahan para paman, bibi dan sepupu Yuchen, membuat Keluarga besar Wang tidak boleh tahu dengan kehamilan ataupun kelahiran dari pasangan Wang Yuchen dan Liu Fang Hua.
“Jangan sungkan. Kau bukan sekedar sekretarisku tapi kau adalah sahabatku sejak dulu,” Wang Yuchen memeluk Michael Liu.
“Kau menjadi paman dari Wang Dwei sekarang. Kau tidak boleh memanggilnya Tuan Muda,” Wang Yuchen tertawa.
“Namanya Wang Dwei?” mata Michael berbinar menatap generasi termuda dari keluarga Wang.
Wang Yuchen mengangguk senang.
“Tampan bukan? Seperti Papanya,” Yuchen tertawa.
“Tuan dan Nyonya Muda adalah pasangan yang serasi. Tampan dan cantik bercampur dalam wajah Tuan Muda Wang Dwei...,” Michael Liu tidak bosan menatap bayi merah di dalam box bayi rumah sakit.
“A...a...,” telunjuk Wang Yuchen bergerak ke kanan dan ke kiri, “Sudah kubilang, jangan panggil dia Tuan Muda. Bagaimana mungkin seorang paman memanggil Tuan Muda kepada keponakannya?”
Michael Liu tertawa. Hatinya merasa hangat. Andai saja keluarga besar Wang dapat menerima sepupunya dalam keluarga mereka tentu saja itu akan menjadi lebih baik.
Liu Fang Hua, gadis cantik yang cerdas dan ceria, teman kuliah Wang Yuchen dianggap tidak sepadan untuk bersanding dengan marga Wang yang dikenal kaya raya dan berkuasa sejak jaman kerajaan.
Mereka sudah menyiapkan gadis yang dianggap memenuhi syarat menurut mereka tetapi ditolak oleh Wang Yuchen. Baginya, perasaannya lebih utama daripada segala hal-hal yang berhubungan dengan harta dan kekuasaan.
Kedua orangtua Wang Yuchen mendukung putranya. Menyebabkan mereka dijauhi oleh keluarga besarnya.
Untung saja, kedua orangtuanya kaya raya. Dan Wang Yuchen bertangan dingin. Dia mampu mengembangkan dan membesarkan bisnis milik kedua orangtuanya menjadi gurita raksasa.
Michael Liu entah kenapa, saat pertama melihat Wang Dwei, hatinya berdesir. Bahkan sebelum menatap wajahnya pun, detak jantungnya terasa beberapa kali lebih cepat.
Ada yang berbeda pada bayi tampan itu. Bukan hal yang remeh bila ia merasa dadanya berdebar. Para Gurunya di Kuil Shaolin di sebuah tempat terpencil mengajarinya tentang mengenali dan mengantisipasi sesuatu yang belum tampak oleh mata melalui intuisinya.
Michael Liu meraba dadanya. Lalu menatap bayi yang tengah terlelap itu. Para perawat berkulit putih sesekali berjalan ke box bayi untuk memeriksa.
Michael Liu masih memegangi dadanya. Matanya di pejamkan. Melihat tanpa menggunakan mata.
Tangannya gemetar. Lututnya terasa lemas. Menatap tidak percaya pada bayi merah yang terpejam sambil tersenyum.
“Yang Mulia Wang Dwei...,” bisiknya dari balik kaca.
***
“Kakak, tolong jangan membuatku cemas...,” Liu Fang Hua masih memanggilnya kakak walaupun dirinya dipanggil Nyonya Muda olehnya.
“Saya tidak bermaksud membuat Anda cemas, Nyonya. Tapi Wang Dwei, garis takdirnya istimewa. Saya sudah memeriksa telapak tangannya. Dia memang bukan anak sembarangan.”
“Tentu saja dia bukan anak sembarangan. Dia anakku!” Wang Yuchen terdengar gusar.
“Legenda Bulan Sabit Biru...,” Michael Liu mengingatkan, “Sebagai Keluarga Wang, Anda tentunya tahu betul, Tuan Muda. Karena leluhur Anda dulu adalah seorang pangeran yang memiliki tanda lahir bulan sabit biru di lengannya. Menjadikannya seorang raja diraja yang dikenang dalam sejarah manusia.”
“Tapi... Sudah ratusan tahun tidak ada kemunculan seseorang dengan tanda lahir bulan sabit biru, Michael.”
“Jeda waktu ratusan tahun tidak menghilangkan anak yang diberkati dengan takdir sebagai Bulan Sabit Biru. Kami, kaum Naga selalu hadir setiap generasinya meskipun anak dengan tanda lahir bulan sabit biru belum muncul,” Michael Liu menatap tuannya yang tengah terpekur menatap bayinya.
Mereka bertiga sudah melihat tanda lahir itu. Michael bersikeras meminta perawat memindahkan bayi Wang Dwei ke ruangan ibunya.
“Tuan Muda tahu, bagaimana efek kemunculan Bayi Wang Dwei sebagai pemilik tanda bulan sabit biru kepada kami sebagai Kaum Naga?”
“Kami, Kaum Naga selalu lahir setiap tahunnya untuk bersiap mengawal dan menjaga Bulan Sabit Biru. Kami lebih tangguh daripada yang lainnya. Itu sudah menjadi takdir kami...,” Michael Liu membuka jasnya lalu menyampirkannya di sandaran punggung kursi yang ia duduki.
Ia membuka manset tangan kemeja putihnya yang selalu bersih. Wajahnya yang tampan khas Asia Timur tampak serius.
Liu Fang Hua meremat selimutnya. Matanya berkabut. Antara bangga dan khawatir mengetahui bayinya adalah bayi dengan tanda lahir bulan sabit biru.
Michael Liu menarik lengan kemejanya hingga siku. Ada tonjolan kulit berbentuk naga di lengan bagian dalamnya, kanan dan kiri.
Tetua Bikhsu Shaolin memberitahukannya bahwa ia adalah seorang Naga. Naga yang terkuat di bumi negeri Panda.
Saat itu, akhir dari masa tempaannya selama 1 tahun di kuil di atas gunung. Tetua Bikhsu memintanya untuk memindahkan kuali tembaga yang dipakai untuk membakar serpihan kayu gaharu.
Kayu sudah berubah menjadi arang yang membara. Warna kuali tembaga juga sudah berubah menjadi semakin merah.
“Kau tidak boleh mengangkatnya menggunakan jemarimu. Angkatlah dengan menggunakan lengan bagian dalammu. Letakkan kedua lenganmu tepat di bagian ukiran naga. Buktikan kepada kami semua bahwa kau sanggup menjadi naga terkuat yang akan melindungi Bulan Sabit Biru.”
Dan Michael melakukannya. Ia mampu dan sanggup.
Tato alami terbentuk dari luka bakarnya. 2 naga di lengan bagian dalamnya.
“Lihatlah ini,” menunjukkan tato alaminya yang menonjol, “Wang Dwei lahir pukul 6 petang kemarin kan?”
“Darimana kau tahu?” Wang Yuchen mengusap keringat di pelipisnya.
“Karena naga di lenganku menjadi biru indigo pada jam kelahiran Wang Dwei! Aku yakin, Kaum Naga di seluruh dunia pun akan merasakan hal yang sama yang aku rasakan.”
“Apa saranmu?” Wang Yuchen terlihat lelah.
Dia mencium pipi bayinya, bergumam sayang saat bayinya menggeliat.
“Sembunyikan tanda lahirnya. Tidak boleh ada seorangpun yang melihat ataupun mengetahui tanda lahirnya kecuali kita, Tuan dan Nyonya Besar, Nona Muda Cathy, juga Tuan dan Nyonya Besar Liu.”
Mendengar kedua orangtua dan nama adiknya disebut, Yuchen mengangguk setuju.
“Kita sembunyikan Wang Dwei dari keluarga besar Wang?” Liu Fang Hua melambaikan tangannya ke arah suaminya, meminta bayinya.
“Bukan hanya keluarga besar Wang, tetapi juga dari Kelompok Belati Hitam yang merupakan musuh abadi Kaum Naga dan juga sembunyikan tanda lahir Wang Dwei dari lainnya.”
Sebutir air mata jatuh dari pipi Liu Fang Hua. Entah ini berkah ataukah kutukan, memiliki tanda bulan sabit biru.
***
CHONGQING
3,5 TAHUN KEMUDIAN
Wang Yuchen memegangi kedua tangan sekretarisnya. Istrinya duduk gelisah di sampingnya.
“Berjanjilah kepada kami... Tidak,” Wang Yuchen menggelengkan kepalanya dengan tegas, “Bersumpahlah kepada kami untuk selalu menjaga Wang Dwei. Apapun yang terjadi kepada kami, utamakan keselamatan dan keamanan Dwei.”
Michael Liu mengernyit.
“Kakak, kumohon...,” suara Liu Fang Hua terdengar mendesak.
“Tenanglah... Sebagai Naga, ada kesetiaan untuk selalu melindungi dan menjaga keselamatan Wang Dwei. Sumpah yang tak terucap tapi mengalir dalam darah kami yang terpilih menjadi Naga melalui takdir,” Michael Liu mencoba untuk menenangkan para Tuan dan Nyonya Mudanya.
“Tidak... Tidak. Bukan seperti itu, Michael. Firasatku berkata mereka tengah merencanakan sesuatu yang jahat untuk menguasai semuanya.”
Michael Liu kembali mengerutkan keningnya.
“Kau tahu apa yang harus kau lakukan bilamana hal darurat terjadi kepadaku kan? Kita sudah sering membahasnya. Aku tidak memintamu untuk menyelamatkan semua aset-asetku untuk Dwei. Itu terlalu berat bagimu sekalipun dirimu adalah seorang Naga terkuat,” Yuchen menarik nafasnya, “Selamatkan apa yang bisa kau selamatkan. Bawalah selalu stempelku bersama Dwei. Juga giok Wang milikku, bukti keabsahan seorang Wang. Dia yang berhak memiliki semua aset kami. Satu-satunya pewaris kami.”
Alarm di kepala Michael Liu berdering nyaring. Tanda bahaya.
“Kakak, bersumpahlah untuk kami,” Liu Fang Hua meraih tangan sepupunya, “Maafkan aku..”
Dengan cepat menyayat ujung telunjuk sepupunya dengan ujung cutter. Tiga tetes darah ditampung dalam sebuah piring cekung kecil.
Kemudian menyayat telunjuknya sendiri dan suaminya. Menampung 3 tetes darah dalam wadah yang sama.
“Kalian memintaku untuk melakukan sumpah darah?!” bisik Michael Liu keras.
“Berjanjilah Kakak untuk selalu mengutamakan keselamatan Dwei daripada keselamatan kami. Korbankan keselamatan kami bila itu bisa melindungi Dwei. Meskipun kami harus kehilangan nyawa...,” Liu Fang Hua menatap sepupunya dengan bersungguh-sungguh.
“Bagaimana bisa aku melakukannya? Bagaimana bisa aku membiarkan kalian mati sementara aku begitu menyayangi kalian?” bibir Michael Liu bergetar saat berbicara.
“Kumohon, lakukan saja seperti itu...,” Wang Yuchen memeluk Michael Liu, sahabatnya, sekretarisnya dan orang kepercayaannya.
Mereka bertiga saling berpelukan.
“Darah kita sudah bercampur. Aku harap kau mau memenuhi sumpahmu demi Dwei,” Yuchen menorehkan darah di dalam piring kecil pada dahi Michael, istrinya dan dirinya sendiri.
Tiga minggu kemudian, Michael Liu meraih tubuh Dwei yang tertutupi selimut seluruhnya. Dengan tangan Wang Yuchen di atas selimut seolah sedang mendekap anaknya. Dahinya berlubang mengeluarkan darah.
Di dalam selimut, tubuh Dwei kecil tergenang darah ibunya yang ditembak berkali-kali di bagian wajah setelah sebelumnya perut dan lututnya ditembaki oleh pelaku.
Michael Liu, menembak mati wanita yang membantai suami istri Wang. Gadis pilihan keluarga besar Wang untuk dinikahi Wang Yuchen. Pelaku utamanya adalah Keluarga Besar Wang yang memprovokasi gadis itu.
Wang Dwei tidak menangis. Tetapi tubuhnya gemetar hebat. Di usianya yang baru 3,5 tahun, dia sudah kehilangan Papa dan Mamanya dengan tragis.
Michael Liu menjadi sosok yang berubah. Tidak pernah bisa tersenyum lagi setelah peristiwa itu. Dwei pun sama. Tidak terdengar lagi celoteh cerianya. Diam tanpa ekspresi.
3 hari kemudian, Michael Liu mengantarkannya ke Jakarta untuk dirawat oleh seorang Wanita Naga terkuat bermarga Huang . Dibawa jauh dari jangkauan Keluarga Besar Wang.
Wanita Naga membawanya ke Bandung, agar Dwei bisa tumbuh besar bersama cucu-cucunya. Juga menyamarkan jejak Pria Naga dari Cina yang menyerahkan seorang balita kepadanya.
“Papanya memberikan nama Barat, Nicholas. Jangan pakai marga aslinya. Kumohon, berilah margamu untuk mengelabui mereka,” Michael Liu menatap Lisbeth Huang di depannya yang menggandeng Dwei.
“Jangan khawatir. Aku pasti akan memberikan margaku kepada anak ini. Tapi ijinkan aku memberinya nama. Nama depan untuknya,” Lisbeth Huang berjongkok menyejajarkan matanya dengan mata Dwei.
“Siapa?” leher Michael Liu tercekat.
“Anton,” tersenyum menatap Dwei yang diam tidak berekspresi, “Namamu sekarang Anton Nicholas Huang atau Anton Nicholas Wijaya. Kau sekarang menjadi cucuku.”
Michael Liu cepat mengelap air matanya. Dia mengangguk.
“Terimakasih banyak. Kirimi aku kabar tentangnya.”
“Tentu.”
.
🌷
*bersambung*
🌷
Ini novel keempat Author.
Sekilas tentang Anton, ada di
🌸 Mr. CEO : Rescue Me!
🌻 Mr. Secretary: Destiny Bound
🌺 Mr. Accountant: To Protect My Lil Wife.
Jangan lupa baca Al Qur'an
🍉❤🖤🤍💚🍉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
luluk idawati
Semangat thoor,,, kutunggu selalu update karya-karya mu dengan dheg2 an...
Kejutan2 apa yang akan muncul...
2024-08-19
1
stnk
kopi buat menemani anton....
2024-08-18
1
stnk
Pertama
baru baca part 1 udah woow banget gitu...
author semangaaaat ya update nya semoga gak bosen di NT...😍😍😍😍😍
2024-08-18
1