NovelToon NovelToon
Cinta Seindah Khayalan

Cinta Seindah Khayalan

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius / Wanita Karir
Popularitas:19.2k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Payang

"Tidak adakah pekerjaan yang bisa kamu lakukan selain mengganggu kesibukan orang lain?" Clive melirik dingin Berry yang duduk disebelahnya.

"Aku hanya ingin wanita itu menjadi ibuku. Bila menunggu Ayah, sampai sekarang tidak ada tanda-tanda kehidupan," Berry ikut melirik dingin pada ayahnya.

"Siapa yang mau menjadi Ibumu? Wanita itu?" Clive tersenyum sinis mendengar ucapan putranya.

"Aku saja tidak mau jadi Ayahmu. Terpaksa saja, karena kamu adalah anakku," Clive membuka sabuk pengamannya, lalu segera turun dari mobil. Ia membuka pintu, lalu meraih tubuh kecil Berry masuk dalam gendongannya dan menyerahkannya pada pengasuhnya.

"Pastikan pria kecil ini tidak membuntutiku lagi."

"Baik Tuan," David membungkuk hormat, lalu menggandeng tangan Berry yang segera ditepis anak itu lalu berlari memasuki rumah.

Ikuti kisah Berry, yang memilih sendiri siapa wanita yang dijadikan sebagai ibunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Payang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7. Resepsi Pernikahan

"Dihadapan Allah, Para saksi, dan Jemaat Tuhan, saya Clive Mandelson, MENGAMBIL engkau Sizy Casserina , menjadi isteri saya untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya; pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Allah."

Sizy menatap wajah Clive yang sedang menggemakan janji suci pernikahan dengan lantang dan gamblang tanpa ragu.

Dari sisi mana-pun, pria itu nyaris terlihat sempurna. Rambut pirangnya yang lurus, memperjelas dirinya yang rapi, tegas, juga dingin. Rahangnya yang kokoh ditumbuhi sedikit bulu-bulu halus, tapi terlihat tajam. Sizy bergidik didalam hati.

Sedikit turun, nampak jakunnya yang menonjol naik turun, seakan ingin menembus kulit leher putihnya, seiring pengucapan janji nikah yang ia gemakan.

Turun lagi. Pundaknya yang lebar dan menampilkan dada tegapnya yang sedikit membusung, sepertinya penuh berotot dibalik setelan jas mahalnya.

Turun lagi. Stop Sizy! Stop! Stop! Apa kamu sedang mengagumi sosok pria yang sudah menekan dan memaksamu menikah? Batinnya, bermonolog sendiri.

"Nona, giliran Anda," ucap sang Pendeta membuyarkan lamunan Sizy.

"Aaaa--, eeee--, mm--, ehem," Sizy terkaget, gugup, juga malu, wajahnya terlihat merona, begitu menyadari dirinya kepergok memandangi Clive dengan raut penuh kekaguman, ditambah lagi berisiknya tawa para Jemaat melihat ulahnya yang gelagapan.

"Oh sial, apa yang kamu fikirkan Sizy! Kamu sudah mempermalukan dirimu sendiri!" rutuknya didalam hati.

"Dihadapan Allah, Para saksi, dan seluruh Jemaat Tuhan, saya Sizy Casserina, MENERIMA engkau Clive Mandelson, menjadi suami saya untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya; pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Allah," gema Sizy akhirnya.

Ia cukup lega, karena bisa menyelesaikan tugas pengucapan janji sucinya ini dengan lancar, walau belum bisa sepenuhnya percaya kalau saat ini ia sudah sah menjadi isteri dari Clive Mandelson setelah pengucapan janji nikahnya barusan.

"Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia," gema sang Pendeta, menutup acara sakral pemberkatan nikah antara Clive dan Sizy, lalu menyodorkan berkas surat nikah gereja yang sudah disiapkan untuk ditanda-tangani kedua mempelai dan beberapa saksi.

...***...

"Nyonya Clive Mandelson, selamat atas pernikahanmu, dan selamat berbahagia," ucap Rovando, pria berumur, berwajah tegas, didampingi isterinya yang turut tersenyum manis disisinya.

"Oh, terima kasih pak Direktur dan Ibu, terima kasih sudah berkenan datang," Sizy menyambut jabatan tangan pria itu dan isterinya, pimpinan dimana dirinya berkerja.

"Bagaimana mungkin kami berani menolak, kalau tuan Clive yang mengundang," sahut Rovando lagi, sambil berjabat tangan dengan Clive yang menyambutnya dengan senyuman tipisnya.

Sizy tersenyum canggung, saat tatapannya bertemu dengan Clive yang juga menoleh padanya, dengan buru-buru ia membuang pandangannya kearah lain, mengedarkan pandangannya pada para tamu undangan yang memadati aula resepsi.

Sedari tadi yang memberi ucapan selamat, kebanyakan dari kolega bisnis Clive, Sizy dapat mengenali mereka dari media surat kabar dan televisi yang pernah ia tonton sesekali.

Selain sang direkturnya, Sizy juga melihat kehadiran teman-teman kantornya, juga para atasannya. Tentu pria yang berstatus suaminya itu yang telah mengundang mereka, karena dalam acara ini, dirinya tidak ada melakukan persiapan apapun menjelang pernikahan seperti yang sering dilakukan oleh teman-temannya yang menikah mendahuluinya.

Di hari pernikahan, ia hanya datang, duduk, sesekali berdiri memberi senyuman saat para tamu undangan menghampiri memberi ucapan selamat berbahagia.

Jika ditanya dirinya bahagia? Jawabannya, ia sedang tertekan saat ini.

"Kak Zy, Kakak cantik sekali!" pekik Fiona kegirangan mengejutkannya.

"Terima kasih Kakak sudah mengundangku di pesta super wow ini. Sepertinya aku juga ingin cepat-cepat menikah, dan merasakan bagaimana nikmatnya malam pertama Kak!" cerocos Fiona tanpa sungkan.

"Ya ampun Fio, kenapa kamu bicara begitu?" Sizy yang sudah tertekan semakin merasa canggung, apalagi melihat banyak para tamu undangannya yang tertawa mendengar ucapan frontal Fiona.

"Hehe, maaf Kak, aku terlalu bersemangat," sahut gadis itu tanpa beban sambil melepaskan pelukannya.

"Tuan Clive yang super tampan hari ini, aku begitu mengidolakanmu, bolehkah aku mengambil poto kita bertiga?" Fiona menatap Clive dengan raut penuh permohonan.

"Tentu saja," Clive mengulas senyum ramahnya, menanggapi sikap centil Fiona. Pria itu lalu mengembangkan senyumnya sedikit lebar, sedikit menurunkan punggungnya, mensejajarkan dengan Fiona dan Sizy.

Cekrek. Cekrek. Cekrek. Cekrek.

Berkali-kali Fiona membidik kamera ponselnya dari berbagai sisi.

"Tampan sekali...." Fiona menatap gemas wajah pengantin pria yang kini sudah ada dalam galeri ponselnya.

"Menyingkirlah Fio, ini giliran kami," usir Ronald, menghalau Fiona rekan magangnya yang memasang wajah kesal melihatnya, dan rombongan magangnya yang lain, berjubel dibelakang pria jangkung itu.

...***...

"Bila kamu merasa tertindas dirumah suamimu nanti, jangan pernah sungkan pulang kerumah kita Sayang, Paman dan Bibi-mu tidak akan pernah menolakmu untuk pulang," Arthur memeluk keponakannya dengan penuh kasih sayang, gadis kecil yang ia rawat bersama isterinya sejak berusia 6 tahun hingga menikah.

"Aku akan berusaha hidup dengan baik disini Paman, dan aku tidak akan membiarkan diriku ditindas oleh siapapun," Sizy balas memeluk, beberapa menit kemudian ia mengurai pelukannya saat melihat Berry dan Margareta sudah kembali dari toilet.

"Alangkah baiknya kalau Kakek dan Nenek menginap bersama kami," ucap bocah itu, tangan kecilnya masih menggenggam erat jemari Margareta.

"Itu benar Paman, Bibi," Clive ikut menawarkan, dirinya baru selesai dengan telepon pentingnya.

"Terima kasih banyak nak Clive, Berry, Bibi-mu Mesie pasti kesepian sendiri dirumah, besok harus ke sekolah pagi-pagi, mungkin dihari lain kami akan menginap disini," tolak Arthur halus.

"Baiklah kalau begitu, nanti sopir yang akan mengantarkan Paman dan Bibi pulang."

"Tidak perlu nak Clive, Paman tidak terlalu lelah kalau hanya untuk menyetir sampai kerumah."

"Baiklah, hati-hati dijalan," Clive memandangi kedua mertuanya, hingga mobil mereka keluar dari pagar kokoh rumahnya.

"Ibu, terima kasih karena mau menjadi Ibuku," tangan kecil Berry melingkar erat di paha Sizy yang berdiri didekatnya.

"Aku tidak akan nakal, dan berusaha patuh pada Ibu, janji," imbuhnya, sembari mengacungkan jari kelingkingnya.

"Sungguh?" Sizy berjongkok, lalu mengaitkan jari kelingkingnya pada jari kelingking Berry, berusaha tersenyum hangat. Ia belum bisa lupa ulah bocah itu yang menjebaknya hingga terjadi pernikahan ini.

"Sungguh Ibu, ini janji pria sejati," sahut Berry meyakinkan.

"Baiklah, Ibu akan mempercayai janjimu ini," Sizy tersenyum, ucapan bocah itu persis sama dengan ayahnya yang tukang maksa itu.

"Berry, kembali kekamarmu bersama David. Ibumu lelah, dia butuh istirahat sekarang," perintah Clive, datar seperti biasanya.

Berry menoleh.

"Baik Ayah. Dan terima kasih sudah menjadikan isteri Ayah ibuku."

Tanpa banyak basa-basi lagi, Berry beranjak, meraih tangan David lalu meninggalkan Clive dan Sizy dalam kesunyian mereka.

"Mau berapa lama lagi kamu disini? Ayo, ikutlah denganku," tanpa meminta persetujuan, Clive meraih pergelangan tangan Sizy menariknya untuk ikut bersamanya masuk kedalam lift.

Bersambung...✍️

1
F.T Zira
5🌹 buat Yuna...

sekalian lagu bukan permainan yaa🤭🤭🤭
F.T Zira
bentar... bentar....
berry tau lagu gita gutawa/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
F.T Zira
tenang Yuna.. kalo ada si Pria kecil ini keinginan apapun darimu bakal di kabulkan🤭🤭
F.T Zira
siap menuju proses pembuatan kecebong asli.... ehhh🤭🤭🤭
F.T Zira
dari mana kamu tau itu asin🤭🤭🤭 emang baru di cicip ya🤭🤭
F.T Zira
ho oh... jawab gitu aja.. kan wajar kalo khawatir🤭🤭
Aerik_chan
3 bunga dan 3 iklan untukmu kak/Rose//Rose//Rose//Plusone//Plusone//Plusone/
Aerik_chan
suka kalau semua sayang begini
Zenun
ya, ya, memang seperti itu adanya.
Dewi Payang: 😁😁😁😁😁😁😁😁
Zenun: hehehehe
total 3 replies
Zenun
Lah, udahan ini? 😁
Dewi Payang: 🤭🤭🤭🤭🤭🤭
Zenun: emang ya? 😄 siapakah gerangan
total 5 replies
Nay
👍👍👍 jd nambah banyak pengetahuan nih
Dewi Payang: Semoga bermanfaat kak, dan terima kasih untuk apresiasinya kakak pada karya novel ini sampai sekarang🙏🙏👌
total 1 replies
Nay
Ho oh.. emang sangat membagongkan..
Dewi Payang: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣👍
total 1 replies
Nay
Tahan…. Tahan…. Tahan….
Otw unboking kah…
🤭🤭
Dewi Payang: 😂😂😂sepertinya begitu...🤭🤭
total 1 replies
Nay
🤭🤭🤭🤭🤭🤭
Dewi Payang: Diledekin terus sama.Clive😄
total 1 replies
@Intan.PS_Army🐨💜
ih Bunda mah
Dewi Payang: Kenapa kak?😄
total 1 replies
neng ade
aku idola Chairil Anwar puisi nya yg berjudul Aku pernah jadi ajang lomba saat aku duduk di bangku SMEA meski dapat juara ke 3 tapi aku bangga 😁😍🙏
Dewi Payang: Wow, mantap kakak👍👍 pasti seru lombanya...🥰🥰 aku malah gak pernah juara lomba baca puissi kak😂😂😂
total 1 replies
Mei Mei
Luar biasa
Dewi Payang: Terima kasih kak Mei untuk apresiasi rate bintang 5 nya🫰🫰
total 1 replies
Rembulan Pagi
is is is
Dewi Payang: 😭😭😭😭😭😭
total 1 replies
F.T Zira
5🌹 buat ka author yg udh membagikan ilmunya...

malu sangat diriku,, gak terlalu banyak tau tentang budaya sendiri🥲🥲🥲
F.T Zira: kaka ngomong IKN jadi pengen tau,, kaka udah ke sana belum🤭🤭🤭
Dewi Payang: Iya kak, apa lagi udah jadi IKN😂
total 4 replies
F.T Zira
aahh... lanjut kan😏😏
Dewi Payang: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!