NovelToon NovelToon
Balas Dendam Istri Gendut

Balas Dendam Istri Gendut

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Balas Dendam / Berubah manjadi cantik / Selingkuh / Pelakor / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Suami Tak Berguna / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:3.5M
Nilai: 4.7
Nama Author: misshel

~MEMBALAS DENDAM PADA SUAMI, SELINGKUHAN, DAN MERTUA MANIPULATIF~


Mayang Jianasari—wanita bertubuh gendut kaya raya—menjadi istri penurut selama setahun belakangan ini, meski dia diperlakukan seperti pembantu, dicaci maki karena tubuh gendutnya, bahkan suaminya diam-diam berselingkuh dan hampir menguras habis semua harta kekayaannya.

Lebih buruk, Suami Mayang bersekongkol dengan orang kepercayaannya untuk memuluskan rencananya.


Beruntung, Mayang mengetahui kebusukan suami dan mertuanya yang memang hanya mengincar hartanya saja lebih awal, sehingga ia bisa menyelamatkan sebagian aset yang tersisa. Sejak saat itu Mayang bertekad akan balas dendam pada semua orang yang telah menginjaknya selama ini.


"Aku akan membalas apa yang telah kau lakukan padaku, Mas!" geram Mayang saat melihat Ferdi bertemu dengan beberapa orang yang akan membeli tanah dan restoran miliknya.

Mayang yang lemah dan mudah dimanfaatkan telah mati, yang ada hanya Mayang yang kuat dan siap membalas dendam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon misshel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hampir Ketahuan

"Baik, Mbak ... akhir pekan setelah gajian, aku akan pulang ke rumah bapak. Makasih atas perhatian dan pengertiannya, ya, Mbak ... aku juga udah kangen sama bapak." Lea memeluk Mayang yang duduk kaku dan menahan air mata. Bapak dan Ibu Lea dulu bekerja pada Rianti. Orang yang jujur dan rajin, tapi kenapa Lea seperti ini? Bahkan Lea sudah seperti anak Rianti sendiri. Diperlakukan seperti Rully dan Mayang.

"Salam buat Pak Har ya, Lee ... kapan-kapan, Mbak akan mengunjunginya kalau ada waktu."

"Jangan maksain diri, Mbak ... bapak pasti ngerti kesibukan Mbak. Aku ke belakang dulu, ya ...." Lea beranjak dengan raut wajah senang. Sementara Mayang langsung menumpu wajahnya pada telapak tangan. Menangisi nasibnya sungguh malang.

Mayang menggigit bibir agar tak sampai meraung. Ia ingin melampiaskan. Tapi tidak bisa. Akhirnya, Mayang memilih untuk mendamaikan diri di hadapan Illahi. Curhat pada-Nya, rasanya akan mampu menguatkan.

Usai beribadah, Mayang segera membuka laporan keuangan yang baru di serahkan Lea. Ia mulai meneliti dan mencocokkan, dan itu sangat sempurna, tanpa cela, hingga membuat Mayang menghela napas.

Mayang tiba-tiba punya rencana, agar semua clear dan tidak lagi melalui jalan berliku. Uang-uangnya akan mengalir lewat satu jalur, yaitu bank. Mayang bergerak cepat menghubungi temannya yang berkerja di bank. Besok dia akan mengurusnya semuanya sendiri.

Sisa hari itu ia habiskan untuk duduk dibalik meja kasir. Ia dengan penuh wibawa mengatur dan mengarahkan karyawannya. Berteriak dan bersikap layaknya seorang bos, hingga ia merasa lelah di akhir hari. Rasanya ia tak sabar untuk sampai pada akhir pekan, ketika Lea tidak berada diselilingnya.

Diantara banyak pengunjung sore itu, ada sepasang mata yang intens mengawasi Mayang. Cukup terkesan, hingga tak bisa ia sembunyikan senyumnya. Menurutnya, Mayang hanya sedang berupaya tegar, menutupi semua perasaan hancurnya. Gian tertawa, membayangkan seorang suami yang tega menyakiti istrinya.

Mayang pulang, lantas menyiapkan pakaian yang akan ia lemparkan ke londrian. Tak sempat ia mencuci pakaian selama beberapa hari ini. Ia memeriksa saku celana dan baju Ferdi, berharap menemukan sesuatu, sayangnya tidak ada apa-apa tertinggal. Bahkan aroma lain pun tak ada.

Ia kesal, padahal di film-film, perselingkuhan itu bisa ditemukan bukti di saku-saku dan ada aroma parfum yang tertinggal, tapi nyatanya, di sini ia tak menemukan apa-apa selain bau keringat Ferdi sendiri. Apa mungkin Ferdi cukup rapi untuk menyembunyikan semua bukti sehingga kejahatannya tak meninggalkan jejak? Mayang merebahkan tubuh lelahnya. Melamun dan mengawang, berguling miring sembari menatap kosong lemari yang tak jauh dari kasurnya.

Ia tak akan menemukan apa-apa, rekening dan ATM ada di tangannya. Gaji Ferdi yang langsung masuk ke notifikasi Banking di ponsel Mayang, sepenuhnya habis untuk biaya hidup sehari-hari—padahal urusan makan sudah ditanggung rumah makan Mayang. Marini punya penghasilan dari sawah, kebun kopi dan kelapa, tetapi Marini lepas tangan soal urusan rumah tangga. Semua ditanggung Mayang.

Pintu kamar terbuka, menampakkan Ferdi yang tersenyum bahagia melihat Mayang sudah bersiap istirahat.

"Sengaja aku pulang lebih awal, mau buka puasa." Ferdi melemparkan begitu saja barang bawaannya. Lalu seperti anak kecil berjalan mendekati Mayang, memeluk Mayang dari belakang dan menciuminya.

Mayang mengumpat dalam hati. "Kalau dari mana-mana itu mandi dulu, biar ndak bau keringat!" Ia menjauh dan menghindari Ferdi. Kesal rasanya ketika dia tahu hanya dianggap cadangan yang pura-pura dinomorsatukan. Rasanya sangat sakit dan menjijikkan.

"Sana!" usir Mayang yang membuat Ferdi segera bangkit dan menuruti mau istrinya.

"Siap, Sayang. Tapi kamu jangan tidur dulu, ya ... hehehe." Ferdi cengengesan melepaskan pakaiannya dan beranjak ke kamar mandi, meninggalkan Mayang yang menggelengkan kepala. Tanpa tahu jika Mayang merasa jijik padanya.

Jika dulu, Mayang akan tersipu, kini tidak lagi. Bisa-bisanya bilang buka puasa setelah mencuri-curi makan di tempat lain, batin Mayang.

Mayang memungut pakaian Ferdi yang sangat lembab. "Padahal dia kerja di ruangan ber-AC, mobil juga ada AC nya, kenapa baju ini selalu penuh keringat."

Mayang terhenyak, ia ingat baju-baju Ferdi sering terasa lembab setiap pulang kerja. Apa dia tidak sempat mandi usai bercinta dengan Saira? Atau tidak sempat membuka baju karena melakukannya di kantor? Benarkah wanita itu Saira? Atasan suaminya yang terlihat pintar dan elegan?

Tangan Mayang mulai nakal dan gatal. Ia begitu penasaran, meski gemetaran dan memaksakan keberanian, ia membuka tas Ferdi, menggeledah isi tas itu. Mayang mengabaikan ponsel milik suaminya, karena Ferdi sangat terbuka tentang isi ponselnya. Tangan Mayang terantuk pada benda yang berbentuk buku, di simpan begitu rapi di bagian dalam tas kerja suaminya.

Mayang menariknya, dan membola ketika melihat tiga buku rekening dari tiga bank berbeda. Cepat Mayang membukanya satu persatu, dan Mayang kehilangan napas dibuatnya. Saldo direkening atas nama Irendra Ferdi itu membuat Mayang hampir pingsan.

"Dari mana Mas Ferdi punya uang sebanyak ini?"

Tak kuasa Mayang dengan pikirannya sendiri. Meski terasa ingin meledak, Mayang tahu disini dia tidak punya kawan, sehingga dia memilih menelan dalam-dalam rasa penasaran itu.

Suara air yang berhenti menyadarkan Mayang. Ia memasukkan kembali buku-buku itu dan meraih pakaian Ferdi. Napasnya kembali memburu, seolah hampir ketahuan saat mencuri.

"Loh, Yang ... mau kemana?" Ferdi muncul dari kamar mandi tepat ketika Mayang membalik badannya menghadap pintu.

"Mau nyiapin cucian yang akan di londri, Mas ... sama mau ...." Mata Mayang gelagapan mencari-cari alasan agar bisa kabur dari sini. "Ngumpulin sampah di luar. Aku-aku takut kesiangan besok, karena—"

"Buruan kalau gitu, Mas sudah ngga sabar mau—"

"Iya, Mas ...." Mayang menukas dengan cepat ucapan Ferdi dan menyambar tempat sampah yang tak seberapa penuh.

Ferdi terkekeh, "jangan lama-lama, Yang."

Mayang menggigit bibir ketika sampai di luar kamar, tangannya yang penuh dengan pakaian ditangkupkan di dada, ia menunduk, air matanya jatuh tak tertahan lagi.

"Kuatkan aku, Tuhan."

*

*

*

*

Maafkan typo, ya ... belum sempat edit, anaku lagi rewel karena sakit. Trus, ini bab udah aku ketik sejak semalam(sambil ngepuk-puk sikecil yang ngga bisa tidur) tapi ngga lolos2😄

1
Mba Wie
Luar biasa
Rita Zulaikha Amini
komen ah...biar cantik...😄
Yen Yen
Luar biasa
Nendah Wenda
menarik
Meri
Luar biasa
Septi Bklu
ditunggu kelanjutan nya thor
Septi Bklu
Buruk
Helen Nirawan
mas lg 😟😟😰
Helen Nirawan
mas lg nyebut ny isshh , manggil kampret cocok
Helen Nirawan
isshh jgn manggil mas mas aj ,jijik denger ny , panggil aj rayap
Helen Nirawan
jgn mau , byk virus tuh isshh
Helen Nirawan
hrs ny di rekam tuh omongan ny , dodol ,
Anonymous
keren
Helen Nirawan
sewa detektif lah , klo gk ikutin aj kmn laki lu pergi , hrs lbh pinter donk
Mia Fajar
Luar biasa
Omar Diba Alkatiri
bagus
Omar Diba Alkatiri
laki ga modal banyak mau nya ....bangun bangun dah siang
Moms Raka
ada ajja ulat bulu
Arnasih 8898
ceritanya bagus & seru..ko ga lanjut thor
Sumarsih Sumarsih
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!