Rindunya adalah hal terlarang. Bagaikan sebuah bom waktu yang perlahan akan meledak di hadapannya. Dia sadar akan kesalahan ini. Namun, dia sudah terlanjur masuk ke dalam cinta yang berada di atas kebohongan dan mimpi yang semu. Hanya sebuah harapan rapuh yang sedang dia perjuangkan.
Ketika hubungan terjalin di atas permintaan keluarga, dan berakhir dengan keduanya bertemu orang lain yang perlahan menggoyahkan keyakinan hatinya.
Antara Benji dan Nirmala yang perlahan masuk ke dalam hubungan sepasang kekasih ini dan menggoyahkan komitmen atas nama cinta itu yang kini mulai meragu, benarkah yang mereka rasakan adalah cinta?
"Tidak ada hal indah yang selamanya di dunia ini. Pelangi dan senja tetap pergi tanpa menjanjikan akan kembali esok hari"
Kesalahan yang dia buat, sejak hari dia bersedia untuk bersamanya. Ini bukan tentang kisah romantis, hanya tentang hati yang terpenjara atas cinta semu.
Antara cinta dan logika yang harus dipertimbangkan. Entah mana yang akan menang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cinta Yang Salah
Sejak saat itu, sudah hampir satu minggu Galen sama sekali tidak menghubunginya. Seharusnya hal ini menjadi hal yang bahagia untuk Nirmala. Tapi, dia malah merasakan hal berbeda.
Merindukannya? Tidak. Dia tidak boleh merindukannya karena rindunya yang terlarang. Merindukan pria yang menjadi kekasih saudaranya sendiri, adalah hal yang paling terlarang.
Hari ini dia harus pergi ke Butik bersama dengan Laura, ada banyak pekerjaan yang harus mereka selesaikan. Meski keadaan tubuhnya tidak begitu baik, mungkin efek dari hatinya yang sedang tidak baik-baik saja.
"Gak mau sarapan dulu, Nirma?" tanya Laura.
"Tidak perlu, aku membeli kopi saja nanti di jalan"
Laura merangkul tangan Nirmala berjalan keluar Rumah. "Kebanyakan minum kopi gak sehat loh. Apalagi kamu jarang banget sarapan, dan keseringan malah minum kopi"
"Karena tanpa kopi di pagi hari, semangat hidup akan berkurang"
"Ck, dasar"
Nirmala hanya tersenyum saja, dia masuk ke dalam mobil di susul dengan Laura yang duduk di kursi penumpang. Mobil mulai melaju meninggalkan pekarangan Rumah.
"Daddy sama Mommy akan pulang besok, untuk menghadiri acara Perusahaan Galen, minggu depan. Mungkin sekalian liburan akhir tahun saja. Kayaknya mereka akan merayakan tahun baru disiini"
Nirmala hanya mengangguk saja, sudah sejak dulu mereka terbiasa hidup berdua karena orang tua Laura yang memang hanya pulang dalam waktu tertentu saja kesini karena Perusahaan utama mereka adalah di Luar Negara.
"Aku akan menjemput mereka di Bandara. Kabari saja jam berapa mereka akan sampai"
Laura hanya mengangguk saja, sebenarnya kehidupannya lebih nyaman berdua saja dengan Nirmala disini. Karena jika ada orang tuanya, maka dia tidak akan bebas seperti sekarang.
"Kamu akan hadir di acara Perusahaan ARC Coporation? Keluarga kita sudah mendapatkan undangannya. Tapi kamu harus pergi denganku, Nirma. Aku tidak mau sendirian disana, nanti Daddy dan Mommy juga pasti akan sibuk dengan kenalan mereka dan mengabaikan aku"
"Apa aku bisa untuk tidak pergi?" tanya Nirmala dengan melirik ke arah Laura sambil tersenyum.
Laura langsung tersenyum lepas, dia menyandarkan kepalanya di bahu saudaranya ini. "Tentu saja tidak bisa. Karena kamu harus pergi denganku"
Nirmala hanya menggeleng pelan, saudaranya ini selalu harus bersamanya kemana pun dia pergi. Kecuali ... dia bertemu dengan Benji. Ya, ketika bertemu dengan pria itu, maka Laura tidak pernah ingin Nirmala untuk menemaninya.
*
Sibuk mempersiapkan acara tahunan untuk Perusahaan. Galen sampai pusing sendri, terlebih dia yang tidak punya waktu untuk menghubungi gadis yang membuatnya kepikiran selama satu minggu ini.
"Kapan semua ini selesai, Johan!" tekan Galen saat Asistennya kembali mengirimkan sebuah laporan tahunan yang harus dia periksa.
"Ini yang terakhir, Tuan. Setelah ini selesai, anda bebas"
Galen hanya menghembuskan nafas kasar, memijat pelipisnya yang terasa pening. Satu minggu ini dia benar-benar sibuk dengan semua pekerjaan akhir tahun dan juga persiapan acara tahunan Perusahaan.
"Jo, bisakah bantu aku menghubunginya? Apa dia akan datang di acara Perusahaan kita?"
"Seperti tahun sebelumnya, sudah pasti datang. Karena Nona Laura juga tidak akan pergi tanpa dia"
Galen mengangguk saja, dia tahu bagaimana kekasihnya yang begitu bergantung pada saudara angkatnya itu. Terkadang dia melihat Nirmala menjadi pengganti sosok kedua orang tuanya.
"Kalau begitu saya permisi dulu" ucap Johan yang berbalik dan siap melangkah keluar ruangan.
"Jo" Panggilan itu membuat langkah Johan terhenti, dia kembali berbalik pada Tuannya. "... Sore ini kita pergi ke Butik Laura"
"Menemui Nona Laura?" tanya Johan dengan alis yang terangkat, seolah dia sudah tahu jawabannya.
"Hmm"
Johan menghela nafas pelan, dia paling mengenal Tuannya ini. Sudah bersama dengannya dari masa kuliah. Dan sekarang dia menjadi atasannya, maka dia tahu bagaimana sikap Galen yang tidak pernah seperti ini pada seorang perempuan. Bahkan pada kekasihnya saja, dia tidak pernah sampai seperti ini meski Laura berhari-hari tidak ada kabar.
Sepertinya dia sudah benar-benar menemukan cinta yang sebenarnya. Tapi sayangnya, cinta ini adalah cinta yang salah.
*
Nirmala sedang membantu para pekerja Butik yang sedang menyelesaikan desain gaun pengantin untuk pelanggan mereka ini. Laura mengecek hasil akhirnya, dan Nirmala dan yang pekerja lainnya membantu menyodorkan apa yang dibutuhkan oleh Laura dalam menyelesaikan hasil akhir dari gaun pengantin ini. Pemasangan mute-mute yang cukup memakan waktu.
"Nirma, hubungi pelanggan jika dia sudah bisa melakukan fitting akhir minggu depan. Soalnya besok dan lusa kita akan banyak urusan. Jadi minta di hari minggu saja"
"Oke"
Nirmala pergi ke sofa dan menghubungi pelanggan. Di atas lantai masih berserak beberapa potongan kain tak terpakai, kertas desain yang gagal dan juga barang lainnya.
"Nona Muda, aku pergi beli kopi dulu di depan ya"
"Ck, sudah kopi lagi. Bukannya tadi pagi kau sudah beli kopi"
Nirmala tidak menjawab, dia mengambil tasnya dan pergi turun ke lantai bawah Butik ini. Tempat dimana para pajangan gaun dan beberapa pakaian lainnya terpajang. Ada pelayan berbeda di bagian ini. Nirmala tersenyum pada pekerja yang berpapasan dengannya.
"Kemana Kak?"
"Beli kopi"
Nirmala menarik pintu butik dan keluar, tepat pada saat sebuah mobil berhenti di depan Butik ini. Nirmala tidak terlalu menghiraukan, berpikir jika itu mungkin pelanggan Butik.
Dia lanjut saja menyebrang jalan untuk sampai di sebuah Cafe di sebrang jalan. Membeli kopi untuk menyegarkan dirinya yang merasa tidak enak badan sejak pagi. Bahkan selera makan saja hilang, malah merasa mual ketika memaksakan untuk terus makan.
Saat sudah mendapatkan pesanan kopinya, dia segera kembali ke Butik. Langkah kakinya yang langsung berhenti saat melihat seseorang yang berdiri di dekat mobil. Nirmala baru sadar jika mobil itu adalah milik Galen. Satu minggu lebih dia tidak melihat pria itu dan tidak mendapatkan kabar darinya. Dan sekarang tiba-tiba dia melihatnya lagi. Nirmala jadi bingung apa yang harus dia lakukan saat ini.
"Em, Tuan mau bertemu Nona Muda? Dia ada di atas" ucap Nirmala.
Galen tidak menjawab, dia menatap lekat pada Nirmala saat ini. Ada gejolak bergemuruh di hatinya saat dia melihat lagi gadis ini. Ingin sekali dia langsung memeluknya, tapi dia tidak bisa melakukannya. Teringat akan ucapan Nirmala di pertemuan terakhir mereka. Jika gadis itu sama sekali tidak mempunyai perasaan apapun padanya. Meski ingin tidak percaya akan ucapannya, namun Galen harus membuktikan jika yang diucapkan gadis itu adalah sebuah kebohongan.
"Ayo masuk ke dalam Tuan, saya juga mau masuk" ucap Nirmala lagi ketika Galen masih tidak menjawab ucapannya.
"Hmm"
Akhirnya mereka masuk bersama ke lantai atas Butik ini. Sementara Johan hanya menunggu saja di mobil.
Bersambung
lanjut kak tetap semangat 💪💪💪