NovelToon NovelToon
Kekuatan Dalam Bayangan: Mencari Cinta

Kekuatan Dalam Bayangan: Mencari Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dikelilingi wanita cantik / Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Harem / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Rifan Darmawan

Rifan adalah seorang remaja yang pendiam dan cenderung tertutup. Sejak kecil, ia selalu menjadi sasaran empuk bagi para pembully di sekolahnya. Hidup dalam bayang-bayang ketakutan dan rasa rendah diri, Rifan sering merasa putus asa dan tidak berharga. Namun, di balik kelemahannya, tersembunyi semangat dan potensi besar yang menunggu untuk ditemukan.

Suatu hari, Rifan bertemu dengan seorang guru bela diri yang melihat potensi tersembunyi dalam dirinya. Dengan bimbingan dan latihan keras, Rifan mulai mengasah keterampilan fisik dan mentalnya. Proses ini tidak hanya mengubah tubuhnya menjadi lebih kuat, tetapi juga membangkitkan keberanian dan kepercayaan dirinya.

Dalam perjalanannya, Rifan bertemu dengan tiga wanita yang mengubah hidupnya secara signifikan yaitu aiko, miyu, dan sakura.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifan Darmawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 7

Wanita itu datang dengan santainya, membuat Rifan dan Miyu kebingungan melihatnya. Mereka tidak tahu dari mana asalnya, namun wanita itu membuat Rifan sedikit terpana sampai lupa kalau Miyu sedang bersamanya.

"Apa wanita itu secantik itu sampai kau lupa sedang bersamaku!" Tegur Miyu dengan nada cemburu, matanya menyala-nyala penuh amarah. Rifan merasa panik, keringat dingin mulai mengalir di pelipisnya. "Bu-bukan begitu, kau adalah wanita tercantik di dunia," jawab Rifan dengan gugup, suaranya bergetar dan wajahnya pucat pasi.

"Lalu, mengapa kau terus melihatnya? Padahal aku ada di sini!" jawab Miyu dengan cemberut, matanya menyiratkan kekecewaan. Rifan mencoba menghiburnya agar tak marah kembali, berbicara dengan nada lembut dan penuh perhatian.

Namun, tak lama kemudian, wanita itu sampai di meja mereka. "Hai, bolehkah aku duduk di sini?" tanya wanita itu dengan senyum manis yang membuat Rifan tersentak sedikit.

Rifan segera merespons, "Tentu saja, silakan duduk," suaranya terdengar sedikit terbata. Sementara itu, Miyu masih tampak kesal, bibirnya mengerucut, namun mencoba tersenyum sopan kepada wanita itu, meski matanya memancarkan rasa tidak suka yang jelas.

Namun, wanita itu tiba-tiba duduk di samping Rifan, membuat Miyu semakin kesal. "Apa kau tak tahu sopan santun? Berani sekali kau duduk dekat lelaki, padahal pacarnya ada di sini!" kata Miyu dengan emosi, suaranya meninggi dan penuh getaran amarah. Matanya menatap tajam wanita itu, sementara tangannya gemetar sedikit, mencengkeram ujung meja dengan keras. Rifan bisa merasakan ketegangan yang meningkat di antara mereka, dan suasana semakin memanas.

Namun, wanita itu sangat tenang menanggapi kata-kata Miyu. "Benarkah? Namun aku tak yakin kalian berpacaran. Kau tak perlu membohongiku," katanya dengan senyum tipis, suaranya penuh keraguan yang mengejek.

Rifan merasa panik melihat dua wanita di depannya bertengkar. Dengan cemas, ia mencoba melerai mereka. "Haha, memang terlihat mustahil aku mendapatkan wanita secantik Miyu, tapi aku benar-benar berpacaran dengannya kok," kata Rifan dengan nada gugup, sambil tersenyum kaku. Tangannya terangkat dalam upaya menenangkan, namun keringat dingin mulai membasahi dahinya. Sementara itu, Miyu menatap wanita itu dengan tatapan membara, dan ketegangan di udara semakin terasa.

Miyu mendengar itu dan merasa telah memenangkan argumen, senang dengan perasaan kemenangan yang mengalir. Namun, wanita itu tetap tenang dan tak tergoyahkan.

"Tidak, Rifan. Dia yang seharusnya tidak mungkin mendapatmu," kata wanita itu dengan nada mengejek, senyumnya tetap melekat seperti sedang menikmati situasi.

Miyu benar-benar sudah emosi mencapai titik maksimalnya. Tatapannya memancarkan kemarahan yang meledak-ledak, dan ia hampir tidak dapat mengontrol diri. Namun, Rifan terus berusaha menghentikannya, mencoba menjaga situasi agar tidak semakin buruk.

"Oh ya, ada keperluan apa kamu di sini?" tanya Rifan dengan suara bergetar, mencoba menenangkan situasi dengan ketidakpastian yang nyata.

"Wah, Rifan, apa kau benar-benar melupakan aku?" tanya wanita itu, ekspresinya campuran antara kekecewaan dan harapan.

Rifan merasa kebingungan dengan pertanyaan itu. Ia merasa tidak pernah bertemu dengan wanita ini sebelumnya. "Maaf, apa kita pernah bertemu sebelumnya?"

"Aku Aiko. Kita sekelas saat SD, tapi aku pindah saat kelas 6. Apa kau benar-benar lupa?" tanya wanita itu sambil mencoba mengingatkan Rifan, ekspresinya mencerminkan rasa nostalgia campur rasa penasaran.

Rifan terus memutar ingatannya, berusaha keras untuk mengingat wanita itu. Saat dia hampir berhasil, tiba-tiba Miyu menyela dengan nada kesal, "Sudahlah, Rifan. Jika kau tak ingat, tak perlu dipaksakan."

Namun, ketika Miyu berkata seperti itu, Rifan tiba-tiba mengingatnya dengan jelas dan menghiraukan peringatan Miyu. "Aku ingat! Aiko, benarkah? Sekarang kau berbeda ya. Dulu kau gemuk sekali, tapi sekarang kau cantik sekali," puji Rifan dengan senyum terbuka pada Aiko.

Aiko tersenyum lega, wajahnya berseri-seri mendengar Rifan mengingatnya. Sedangkan Miyu, yang merasa tidak diindahkan, semakin kesal namun berusaha menahan emosinya. Atmosfer di sekitar mereka kini penuh dengan dinamika yang tegang dan campur aduk perasaan.

"Tch, dasar lelaki buaya ini. Baru berpacaran kemarin, tapi sekarang sudah berani memuji wanita lain di depan pacar sendiri," gumam Miyu sambil menggertakkan giginya dengan kesal yang jelas terpancar dari matanya.

"Ada apa, Miyu?" tanya Rifan dengan polos, mencoba mencari tahu alasan di balik ekspresi kesal Miyu.

Miyu mendengus kesal, tapi mencoba menahan emosinya agar tidak meluap. "Tidak apa-apa," ucapnya dengan nada yang masih tersisa dari kemarahan.

Rifan memperhatikan ekspresi Miyu dengan hati-hati, menyadari bahwa dia telah membuatnya merasa tidak nyaman. "Maaf, Miyu. Aku tidak bermaksud membuatmu merasa seperti itu. Aku hanya ingin menegaskan bahwa aku ingat Aiko," ucap Rifan dengan lembut, mencoba menenangkan pacarnya dan mengatasi ketegangan di antara mereka.

Miyu menghela nafas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya sendiri. "Baiklah, maafkan reaksiku tadi. Aku hanya merasa sedikit cemburu," akuinya dengan suara lembut.

Rifan tersenyum lega mendengarnya. "Tidak apa-apa, Miyu. Aku hanya ingin menjelaskan situasi ini," kata Rifan sambil meraih tangan Miyu dengan lembut, memberikan dukungan padanya.

Miyu merasa senang kembali, namun kebahagiannya tidak berlangsung lama. Rifan kembali asik dengan Aiko dan tampak melupakan keberadaan Miyu.

Miyu merasa kecewa dan kesal, namun mencoba menahan perasaannya. Hatinya terasa hancur saat melihat Rifan begitu asyik dengan Aiko tanpa memedulikan perasaannya.

"Oh ya, Aiko, kelasmu di mana? Aku tak pernah melihatmu sebelumnya," tanya Rifan dengan rasa penasaran.

"Aku di kelas 10.A," jawab Aiko dengan senyum manisnya.

Rifan terkejut mendengarnya karena tahu bahwa di kelas tersebut semua muridnya pintar dan dikenal atas prestasi akademik mereka.

Miyu merasa sedikit cemburu lagi saat melihat Rifan kembali asik dengan Aiko. Hatinya berdebar-debar, namun dia berusaha menenangkan dirinya sendiri, mengingat bahwa Rifan hanya ingin menegaskan hubungan masa lalunya dengan Aiko. Dia mencoba untuk tidak terbawa perasaan, meskipun rasanya sulit untuk mengendalikan emosinya.

"Kalau aku di kelas 10.B," sela Miyu, mencoba tetap terlibat dalam percakapan meskipun perasaannya campur aduk.

Rifan tersenyum hangat pada Aiko. "Kita bisa bertukar nomor, Aiko. Siapa tahu kita bisa menghabiskan waktu bersama lagi," ucapnya penuh antusias, menyambut kemungkinan untuk mempererat hubungan lama mereka.

Mereka bertukar kontak dengan senyum ramah, bel pun berbunyi menandakan istirahat telah berakhir. Rifan dan Aiko berpamitan dengan ramah, sementara Miyu mencoba tersenyum walaupun hatinya terasa berat. Dia mencoba menerima bahwa Rifan hanya ingin menjalin kembali hubungan teman lama, tetapi perasaan cemburunya masih terasa dalam hati.

Beberapa waktu berlalu, bel pulang berbunyi, dan Rifan serta Miyu menuju perjalanan pulang ke dojo. Dalam perjalanan, Miyu akhirnya melepaskan emosinya yang telah ia tahan sejak siang tadi.

"Apa seasyik itu kau berbicara dengan wanita itu? Sampai-sampai lupa dengan pacarmu ini, dasar buaya!" ucap Miyu dengan nada kesal, memalingkan wajahnya.

Rifan terkejut mendengar Miyu membahas hal itu kembali. "Bukankah aku sudah minta maaf padamu tadi?" tanya Rifan dengan polosnya, mencoba memahami perasaan Miyu.

Perasaan kecewa dan kesal Miyu memuncak, sementara Rifan berusaha menjelaskan dan menenangkan keadaan, mencoba memperbaiki kesalahannya.

""Kau memang minta maaf, tapi kau malah melanjutkan mengobrol dengannya, dan kalian malah bertukar kontak!" seru Miyu dengan emosi yang berapi-api, suaranya terdengar penuh kekecewaan dan frustrasi.

Rifan merasa tertohok oleh ekspresi Miyu, mencoba menenangkan suasana dengan penuh penyesalan. "Baiklah, aku minta maaf. Bagaimana kalau aku membelikan apapun yang kau mau sebagai permintaan maafku, hm?" bujuk Rifan dengan suara lembut, berharap bisa mengembalikan kedekatan dengan Miyu.

"Kalau begitu, aku mau itu," kata Miyu sambil menunjuk ke Seven-Eleven di seberang jalan. "Apa kau mau membeli tempat itu?" tanya Rifan dengan polos, mencoba menangkap permintaan Miyu dengan tepat.

"Bodoh! Aku ingin beli ice cream!" ucap Miyu dengan marah, matanya memancarkan rasa frustrasi yang belum reda. Rifan memilih untuk diam, takut kalau-kalau perkataannya bisa membuat Miyu semakin marah.

Miyu tersenyum manis ketika Rifan memberikan es krim padanya. Dia mengambil sejumput es krim dan memakannya dengan senang, rasa manis ice cream menyegarkan suasana setelah percakapan yang tegang.

Rifan melihatnya dengan harapan di matanya. "Apa kau sudah senang?" tanyanya dengan suara lembut, berharap dapat meredakan ketegangan di antara mereka.

Namun, Miyu menatap Rifan dengan ekspresi yang agak menantang. "Apa kau kira hanya dengan sepotong es krim aku akan luluh?" katanya dengan sedikit nada mengejek, meskipun senyum manis masih terpancar di wajahnya.

Rifan bertanya dengan pasrah. "Lalu kau mau apa?"

"Gendong aku," jawab Miyu sambil menjilat ice cream-nya dengan penuh kenikmatan, matanya berbinar-binar.

Rifan terkejut mendengarnya, namun segera mencoba menangkap permintaan Miyu dengan baik. Perasaannya bercampur antara kejutan dan kelegaan bahwa Miyu memberinya petunjuk yang jelas.

"Kau tidak selemah itu kan untuk menggendongku, aku juga tak berat kok?" tantang Miyu sambil mengejek Rifan. Rifan, yang merasa tertantang, langsung maju dan bersiap-siap untuk menggendong.

"Naiklah," perintah Rifan pada Miyu. Tanpa pikir panjang, Miyu naik gendongan Rifan. Rifan terkejut karena ini pertama kalinya ia menggendong seorang wanita, merasakan keanehan dan rasa tidak biasa di punggungnya.

Rifan dengan canggung menggendong Miyu, berusaha menyesuaikan posisi agar nyaman bagi keduanya. Dia merasakan beban ringan Miyu, namun tetap merasa agak kewalahan dengan situasi yang baru ini.

"Mungkin sedikit," ucapnya dengan jujur, mencoba untuk tetap tenang meskipun merasa agak canggung.

Miyu tertawa kecil melihat ekspresi Rifan. "Tenang saja, aku tidak terlalu berat kok," ucapnya dengan lembut. "Tapi lebih cepat sedikit ya, Rifan," tambahnya dengan nada ringan, mencoba mencairkan suasana.

Mereka berdua berjalan menuju dojo dengan senang, meskipun di dalam hati Rifan masih merasa agak gemetar mengingat pengalaman baru menggendong Miyu.

1
ALADIN
kenapa cerita nya menurun ...maksudku alur nya rada gimana gitu
Ryoma: Gpp kok, malah author seneng karna ada masukan, terimakasih/Bye-Bye/
ALADIN: maaf kalo aku ngasih komen kurang enak tapi demi kebaikan author juga tapi tak apa semoga semua cepat selesai
total 5 replies
Mhila izuna
semangat rifann
Mhila izuna
rifan anak yang rajin/Joyful/
Mhila izuna
baca dari sini deh
Mhila izuna
semangat untuk jadi kuat rifan
piyo lika pelicia
satu iklan untuk kakak
piyo lika pelicia: seru kok
Ryoma: makasih, gimna ka, seru ga
total 2 replies
piyo lika pelicia
sabar miyu aku tau itu sangat menyakitkan
Nino Ndut
rada lambat ceritanya y..tp gpp asal jgn putus ditengah jalan aj..klo dah lambat plus putus tengah jalan mah kebangetan bgt thor..
Ryoma: tensng aja kaka, walaupun lmbt, suthor skan membuat yg lebih seru tenang juga aku usahain update setiap hsri demi kk, support terus ya/Scowl/
total 1 replies
S. M yanie
2 bunga untuk author
S. M yanie
kmu sukanya gitu...
S. M yanie
modus
S. M yanie
setipis apa???
Ryoma: tisu kaya nya/Facepalm/
total 1 replies
S. M yanie
tidaaakkk jangan pergi romaaaa...
Aiyuki
sampai sni dlu ya, kalimatnya banyak yg masih rancu, tpi kmu bisa kok lebih menyederhanakan klimat2nya.. over all bagus, krna aku juga masih belajar kita sama2 saling dkung ya 2 iklan +🌹 biar makin semangat 🔥🔥😉
Ryoma: baik kaka aku akan memperbaiki nya
total 1 replies
Aiyuki
urgensi itu apa?
Ryoma: mendesak kaka
total 1 replies
Aiyuki
tanda kutipnya kebnyakan thor 😉
Aiyuki
yok bangkit fan, kmu bisa 🔥
Aiyuki
kmu gk culun, hanya kurg perawatan 🥲
thor
Miyu kalian belum halal😭
@🍭ͪ ͩ𝕸y💞sa🅵🅴🅽🅸ght🍁❣️
kopi aja ya.. belum sempat nambah bacaan soalnya
@🍭ͪ ͩ𝕸y💞sa🅵🅴🅽🅸ght🍁❣️: sama-sama
Ryoma: Makasih kaka slalu support aku, dengan adanya kaka slalu buat aku semangat/Sob/
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!