NovelToon NovelToon
Pahitnya Cincin Di Jari Manis

Pahitnya Cincin Di Jari Manis

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO
Popularitas:978.9k
Nilai: 4.7
Nama Author: Dwi cahya rahma R

Maura Geraldin, wanita cantik yang berprofesi sebagai Dokter kandungan, akhirnya menerima lamaran dari sang kekasih yang baru di kenalnya selama 6 bulan, yaitu Panji Kristian anak terakhir dari keluarga Abraham yaitu pemilik perusahaan batu bara.

Namun tidak menyangka Panji, Laki-laki yang di cintai Maura ternyata mempunyai wanita lain di belakang Maura, padahal mereka berdua sudah bertunangan, akan kah Maura membatalkan pertunangannya, atau malah mempertahankan hubungan mereka.

Jika kalian penasaran simak terus yukk perjalanan mereka.. jangan kasih kendor.. Dan jangan lupa untuk like nya juga.

Happy Reading

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi cahya rahma R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 23

Hari sudah semakin sore, sore ini Maura akan pergi untuk menemui teman-temannya yaitu Tasya, Agnes, dan juga Mala, Maura sudah membuat janji dengan mereka ber tiga untuk bertemu di tempat biasa yaitu di cafe tempat mereke nongkrong.

Setibanya di Cafe Maura melihat teman-temannya sudah sampai lebih dulu, Maura terus berjalan untuk mendekat ke arah mereka. "Hay semua..." sapa Maura sambil tersenyum.

"Eh udah datang.. sini Ra duduk." Tasya yang sudah mempersilahkan Maura untuk duduk di sampingnya.

"Lama sekali ya kita ngga ketemu, terkahir ketemu waktu.." ucap Tasya namun seketika Tasya memberhentikan ucapannya saat Mala menyenggol tubuhnya. Maka tidak mau jika mereka membahas tentang Maura dan Panji, Mala takut kalau Maura akan marah lagi kepada mereka ber tiga.

"Maaf ya untuk waktu itu, kalau aku tidak percaya sama kalian semua bahwa Panji dan mamaku mempunyai hubungan." ucap Maura.

Tasya, Mala, dan Agnes yang mendengar ucapan Maura seketika terkejut. "Jadi memang benar Ra kalau mamamu dan Panji mempunyai hubungan?." tanya Agnes.

Maura yang mendapat pertanyaan dari Agnes hanya mengangguk pelan tanpa bersuara.

"Terus bagaimana kamu bisa tahu?." tanya Tasya yang begitu kepo.

"Waktu aku mau pulang dari sini pas kita semua ketemu, waktu itu kan aku sempet marah sama kalian semua, karena aku tidak percaya kalau mereka mempunyai hubungan, dan tidak sengaja waktu aku berhenti di lampu merah, aku melihat ada mobil berhenti di samping mobilku, dan ternyata mobil itu adalah mobil Panji yang tidak pernah di pakai, dan yang ada di dalam mobil itu adalah Panji bersama mamaku." Maura yang mulai bercerita.

"Nah kan.. berarti waktu itu kita tidak salah lihat gais, kalau itu benar Panji dan nyonya Geraldine di dalam mobil." ucap Tasya.

"Terus-terus gimana ceritanya?." Mala yang terus penasaran dengan cerita Maura yang memergoki mamanya.

"Dan dari situ aku memutuskan untuk mengikuti mereka berdua, dan kalian tahu, mereka berdua ternyata pergi kemana?."

"Kemana?." tanya Tasya.

"Pergi ke hotel, dan saat aku ikut masuk ke hotel mereka sudah memesan satu kamar, dan lebih parahnya lagi, saat mereka akan masuk ke dalam kamar mereka bercumbu terlebih dahulu di depan kamar hotel itu."

"What! yang bener kamu Ra?." Tanya yang begitu syok dengan cerita Maura.

"Terus apa yang kamu lakukan saat kamu melihat mereka benar-benar selingkuh, apa kamu diam saja?." tanya Mala.

"Entahlah La, saat itu aku hanya berbicara semampu ku saja kepada mereka, aku benar-benar tidak menyangka jika Panji dan mamaku mempunyai hubungan yang tidak biasa." jawab Maura yang matanya sudah mulai berkaca-kaca. "Setelah melihat kejadian itu aku benar-benar hancur, setiap hari aku menangis, dan sulit untuk menerima semua keadaan itu, sulit menerima bahwa aku dan Panji sudah berakhir." Maura yang seketika menitihkan air matanya.

Tasya yang sedang duduk di samping Maura pun langsung memeluknya. "Aaa.. jangan menangis Maura, aku tahu itu sangat berat untukmu, tapi kamu juga harus bersyukur, Tuhan telah menunjukan bahwa Panji tidak baik untukmu." Tasya yang mencoba menguatkan Maura.

Tidak hanya Tasya, Mala dan Agnes pun seketika beranjak berdiri lalu mendekat ke arah Maura untuk memeluknya. "Benar yang di katakan Tasya Ra.. kamu tidak perlu bersedih lagi, biarkan Panji pergi, kamu cantik, baik, anak orang kaya, mempunyai pekerjaan yang mapan, kamu pantas mempunyai suami yang sebanding dengan mu, tidak seperti Panji yang masih kaya bocah suka main sana sini gak jelas." ucap Mala juga yang mencoba untuk memberi semangat kepada sahabatnya tersebut.

"Iya Ra.. kamu pasti akan mendapatkan laki-laki yang lebih baik dari si Panji brengsek itu." sahut Agnes.

Mereka ber empat pun saling berpelukan untuk memberikan semangat kepada Maura, agar terus menjalani kehidupannya, dan tidak mudah rapuh.

"Terimakasih atas support kalian kepadaku." ucap Maura sambil mengusap air matanya.

"Udah dong jangan nangis, nanti cantiknya hilang." Mala yang memberikan sebuah tisu kepada Maura.

Mala dan Agnes pun kembali duduk di tempat duduknya. "Aku masih tidak men nyangka sih sama Panji, gedeg deh rasanya pingin gua pukul kepalanya tu anak, bagaimana bisa melamar anaknya, tapi juga menikmati ibunya, gila tu orang." Agnes yang kesal dengan perilaku Panji. "Jangan-jangan tu anak tidak hanya sama mamanya Maura aja, Jangan-jangan suka main cewek lain juga di luar." lanjut Agnes lagi.

"Di kasih produknya malah minta pabriknya juga, emang sinting tu anak, sukanya ibu-ibu, apa udah nggak bisa cari yang perawan." sahut Mala yang juga kesal dengan Panji.

"Tapi anehnya kok tante Geraldine juga mau gitu ya." sahut Tasya.

"Ya bagaimana tidak mau, di kasih brondong ya jelas mau lah, gimana sih kamu." ucap Mala menatap sinis kepada Tasya.

"Maksud aku itu kok bisa setega itu tante Geraldine kepada anaknya, padahal kan jelas-jelas mereka berdua sudah bertunangan." ucap Tasya lagi.

"Sudah-sudah, jangan di bahas terus, kasihan Maura, dia kan juga nggak mau mamanya seperti itu, kita bahas yang lain aja, yang penting sekarang kan Maura udah lepas dari Panji yang sok ganteng itu." ucap Agnes.

Saat Agnes baru saja berbicara seperti itu, dari arah depan Cafe, Agnes dan Mala melihat Panji baru saja keluar dari dalam mobil. "Eh.. bukannya itu Panji?." ucap Agnes yang menunjuk ke arah luar Cafe.

"Yah baru di omongin anaknya udah nongol aja, mau ngapain tuh anak." sahut Mala.

Tasya dan Maura pun seketika langsung menoleh ke arah luar Cafe, benar saja di sana mereka berdua melihat Panji berjalan masuk ke dalam Cafe. Maura yang melihat kehadiran Panji di sana sangat terkejut, bagaimana bisa Panji tahu bahwa Maura ada di Cafe tersebut.

"Kamu duduk aja Maura, biar aku yang bicara sama Panji." Mala yang sudah beranjak berdiri dari tempat duduknya untuk mendekat ke arah Panji.

"Mau apa lo datang ke sini?." tanya Mala dengan sangat jutek.

"Mana Maura? aku ingin bicara dengan nya." ucap Panji yang berdiri tepat di depan Mala.

"Dia udah nggak mau ketemu sama laki-laki brengsek kaya lo, mending lo pergi deh dari sini." Mala yang mencoba mengusir Panji dari Cafe tersebut.

"Eh.. gue nggak ada urusan sama lo ya, mending lo minggir, gue cuman mau bicara sama Maura!." bentak Panji.

"Urusan Maura juga urusan gue, dan lo buat apa mau menemui Maura lagi, lo udah bukan pacar dia lagi, jadi lo udah nggak punya hak untuk menemui Maura lagi!." bentak Mala balik.

"Ah.. kebanyakan bacot lo!." Panji yang mendorong Mala begitu saja hingga jatuh.

"Brakk!." Mala Yang sudah jatuh hingga menabrak kursi.

"Mala.. lo nggak apa-apa?." Agnes yang mencoba untuk membantu Mala.

"Maura ayo ikut aku sekarang, kita perlu bicara!." Panji yang sudah menarik tangan Maura secara paksa.

"Apaan sih, gue udah nggak mau ketemu sama lo lagi!." tolak Maura namun tetap saja Panji memaksa Maura untuk pergi dengannya.

"Eh.. lepasin, Maura udah nggak mau pergi sama lo, kenapa lo maksa!." Tasya yang mencoba membantu Maura, namun lagi-lagi Panji mendorong tubuh Tasya begitu saja hingga jatuh.

"Tasya.." teriak Maura.

"Ayo ikut aku sekarang." Panji yang terus menarik Maura dengan Paksa.

"Gue gak mau Panji, lepasin gue!." teriak Maura, namun Panji tetap menarik tangannya hingga merah.

"Lepasin Maura! atau lo gue buat nggak bisa jalan!." teriak Laki-laki dari arah depan Cafe.

1
Ervina
Luar biasa
Jade Meamoure
dah like dah vote nih Thor semangat
guntur 1609
ternyata omonganmu yg gak percaya sama tabur tuai. akhirnya kena juga ke dirimu galih
guntur 1609
cocok tuh. laki2 seperti krnan gak perlu di pakai lagi. buang ke sampah.saja. dia takut gak kebagian harta dari bapaknya. dasar laki2 sampah
guntur 1609
dasar kenan laki2 plin plan. dasar keluarga gak tahu malu.
guntur 1609
lah kabarnya panji sm geraldin gmna ya
guntur 1609
jangan blng kenan yg kirim
guntur 1609
jangan blng kenan yg kirim
guntur 1609
me yesal sampai hamil..hadeehh alasan klasik
guntur 1609
bodoh maura. k p gak di rekam. kan gak adabukti
guntur 1609
jangan sampai panjinada main sama camernya
guntur 1609
jangan sampai panjinada main sama camernya
Arizal Jali
sukurin kau maura..kemaren kenan mo tanggung jawab ngga mau
abdul adul
Luar biasa
Sri Watigustami
kasian kenan thor
Erna Usman
Kecewa
Erna Usman
Buruk
Hera
👍🏻👍🏻👍🏻
Tety Boreg
maura yg menolak untuk ditanggung jawabi lho pak Guntoro..ya namanya berhubungan bdn tanpa pengaman ya bisa kemungkinan hamil lah..gmn sih dokter kandungan abal2 maura ni..
Tety Boreg
masak ga tau dirinya hamil,tapi dokter kandungan..😏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!