Sistem KU

Melihat wanita itu, Natalia, Alex benar-benar kehilangan fokus hingga membuat dia terus melihat Natalia dengan tatapan yang benar-benar seperti melihat seorang malaikat. Bahkan semua lelaki di sana merasakan hal yang sama dengannya, dengan beberapa di antaranya merasa iri terhadap Alex.

"Eh, emm... kapan kau memakai makeup, malaikatku? Maksudku, Natalia," Alex menjadi gugup berbicara dengan wanita di depannya, bahkan ia tidak bisa memalingkan sedetik pun dari wanita tersebut. Natalia hanya malu dan tertawa melihat wajah Alex yang lucu.

"Ihh, Alex, aku sejak masuk memakai makeup, tahu. Apa kau tidak memperhatikanku? Jahatnya," ucapnya pada Alex, yang tidak menyadarinya saat di kelas maupun saat pelajaran, karena dia terlalu fokus dengan perpustakaan dan ilmu pengetahuan.

Hingga tidak menyadari ada malaikat di kelasnya. Kemudian,

"Tuan, saat ini wanita di depan Anda ingin menjadi pasangan Anda dan..." belum selesai sistem menjelaskan keadaan sebenarnya, Alex kemudian memegang tangan Natalia.

"Maukah kau jadi pacarku untuk hari ini hingga selamanya, Natalia?" Alex langsung to the point pada Natalia yang terkejut, beserta murid lain yang duduk di dekat sana dengan keberanian Alex.

"Salut, abangkuh," para lelaki yang ada di sana menghormati keberanian Alex.

"Apaaaa? Dia langsung mengatakannya di depan semua orang? Apa dia tidak malu? Namun entah mengapa aku ingin bilang iya... Apa semua yang terjadi kemarin sore membuatku berubah dan benar-benar mencintai Alex. Aku benar-benar ingin langsung Alex membawaku ke penghulu," wanita itu melihat wajah dan tatapan Alex yang serius.

Dengan wajah yang sudah merah bagaikan tomat matang di hadapan para murid lain dan kelompok wanita rombeng di sana yang sangat heboh seperti anak SMP saja.

"Ya, iya, aku mau!" dengan suara senang dan bersemangat Natalia pada Alex, yang melompat dari tempat duduknya untuk melompat kegirangan.

"Whahaaaa yahuuu!" Alex senang.

Tepukan tangan dan siulan untuk Alex membuat suasana menjadi semakin riuh dan heboh, terutama kelompok wanita rombeng yang datang pada Natalia untuk mengucapkan selamat padanya, serta membuat mereka senang dengan hal tersebut, karena dengan begitu mereka mempunyai topik untuk digosipkan.

Dan saat itu mereka resmi menjadi sepasang kekasih, dengan saksi mata murid sekolah. Membuat Natalia menjadi memerah setiap mengingat hal tersebut di kelas, terutama dengan teman-teman kelasnya yang menggoda mereka berdua karena telah resmi berpacaran, sementara teman sekelas Alex yang jomblo malah iri dengan Alex.

"Ahh, sialan kau, Alex, kau malah duluan pacaran, sial," teman sebangkunya merasa tersaingi. Begitu juga yang jomblo akut lainnya.

Sementara Alex dari kejauhan tersenyum manis pada Natalia, yang dadanya berdebar begitu cepat dan membuat dirinya panas di dalam tubuhnya. 'Ahhh, aku ingin terus di dekatnya,' pikirannya mulai kotor penuh oleh wajah Alex. Dan sekarang di pikirannya hanya Alex, Alex, dan Alex saja.

---

Di kelas lain, di mana Angel berada.

Angel, wanita seorang dewan, tengah selesai dengan urusannya di belakang sekolah, yakni merokok dengan teman-teman wanitanya, yang merupakan kebiasaannya untuk terlihat keren. Ia melihat teman-temannya yang duduk di belakang kelas saling berdiam diri satu sama lain.

Melihat itu jelas ia heran. "Ada apa?" tanyanya duduk di kursinya.

"Emmm..." temannya sepertinya berat mengatakan sesuatu.

Ia terlihat kesal, "Katakan sialan," kasarnya pada temannya tersebut.

"Kau harus melihat ini," memberikan ponselnya dengan ragu pada Angel yang nampak terlihat seperti wanita kasar dan egois. Ia dengan kasar merebut ponsel tersebut dari temannya tanpa perasaan sedikit pun.

Ia dengan cepat melihat grup, yakni sebuah video di mana itu adalah video Alex yang menembak Natalia di depan banyak orang, yang membuatnya seperti terkena petir di dadanya. Ia bahkan menjatuhkan ponsel tersebut. 'Ini tidak mungkin. Ini tidak, tidak, tidak mungkin kan, Alex? Ada apa dengannya? Dia seharusnya melakukan itu padaku, bukan wanita biasa itu. Tidak, ini tidak benar. Arghhh, dadaku sakit. Apa ini patah hati? Tapi mengapa aku cemburu? Aku seharusnya tidak pernah mencintainya. Namun mengapa? Aku tidak mengerti. Apa ini salahku? Tidak, tidak, ini bukan salahku. Tapi mengapa aku tiba-tiba suka padanya?' Wanita itu terus berbicara dalam kepalanya dengan ekspresi kosong.

Teman-temannya hanya bisa menenangkannya.

Mereka juga tidak mengerti pada wanita itu, karena dulu jelas ia mengatakan ia hanya ingin memanfaatkan Alex dan ingin membuat Alex malu saat acara kelulusan nanti. Namun mengapa ia jadi berubah jadi seperti ini, tanya teman-temannya yang belum mengetahui bahwa Alex sebenarnya adalah lelaki tertampan se-angkatan dan se-sekolah itu.

Hanya kedua teman Angel yang berada di kelas lain yang tahu akan hal tersebut.

---

Di ruangan guru, di ruangan Bu Pertiwi.

Wanita itu entah mengapa lebih bahagia dan cerah dari biasanya yang membuat guru lain heran, kecuali guru-guru wanita senior yang mengetahui perasaan seperti apa yang dirasakan wanita tersebut.

"Halo, ibu-ibu, apa kalian tahu mengapa Bu Pertiwi begitu bahagia dan cerah hari ini?" tanya seorang guru lelaki yang memiliki perasaan pada Bu Pertiwi. Guru-guru wanita tersebut hanya memandang satu sama lain dengan wajah kasihan pada pria tersebut.

Mereka menggelengkan kepala mereka untuk tidak mengatakan yang sesungguhnya, namun kemudian seorang guru paling senior berbicara faktanya.

"Hah, dasar kalian, tentu bahagia, karena sepertinya ia sudah mendapatkan lelaki yang dapat membuatnya puas dan bahagia. Lihat itu, bahkan dia kini memakai makeup tak seperti biasanya. Kau tahu apa maksudku, kan?" langsung berbicara fakta pada pria tersebut.

"Apa? Siapa?" ucapnya dengan nada sedikit tinggi, bisa dilihat ia sangat terkejut dan patah hati. Namun guru senior itu tak peduli, karena lebih baik mengatakan faktanya ketimbang pura-pura tidak tahu.

Mereka yang berkumpul di depan pintu Bu Pertiwi bubar seketika meninggalkan guru lelaki tersebut yang terlihat sakit hati akan tersebut. 'Tidakkkk, seharusnya aku mengatakannya sedari dulu, sialannn kau pengecut sialan,' memprotes akan keputusannya yang tidak jantan.

[Ingat, jika ada perasaan yang ingin diungkapkan, katakan saja. Urusan ditolak atau tidak, itu urusan nanti. Jika kau percaya diri dan merasa dia merasakan hal yang sama, mengapa tidak? Sebelum dia direbut oleh orang lain: catatan pribadi author karena saya juga pernah mengalaminya.] PEACE :)