NovelToon NovelToon
Sunflower

Sunflower

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Wa Yana

Menjadi diri sendiri bukanlah hal yang mudah bagi Sebagian orang bahkan untuk beberpa tidak menyadari dan mengenali dirinya seperti apa. Namun bagi Haikal menjadi diri sendiri adalah versi terbaik dalam hidup yang tidak menuntut diri untuk menjadi terbaik dimata orang lain atau menjadi pribadi yang di inginkan orang lain.
Namun entahlah kedepannya seperti apa, bukankah pikiran orang akan berubah sesuai dengan apa yang ditemukan ke depannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wa Yana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7 Sepolos itu?

Tring trinh’ bunyi ponsel Gisel panggilan masuk.

“Halo Kak, Kok dari tadi pagi panggilan Gisel nggak diangkat?” Ucap Gisel setelah mengangkat panggilan dari Mark

“Maaf yah semalam kakak begadang dan hanya mengaktifkan ponsel lalu kembali dengan pasien” Suara Mark tampak seperti orang kelelahan.

“Kak Gue nggak mau yah kakak sampai kelelahan” Jawab Gisel lirih, Ia tidak tega mendengar suara kakaknya yang tampak begitu kelelahan

“Udah nggak papa kok, Oh yah Lu nggak usah balik ke rumah dulu yah, fokus sama kuliah aja dulu” ucap Mark lalu segera menutup panggilannya karena ada seorang perawat yang memanggilnya untuk memeriksa pasien

“Sepertinya keadaan rumah udah nggak baik-baik aja deh” Gisel menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa yang ada di apartemennya.

.

“Lu ngapain kesini lagi sih?” Tanya Mark dengan nada kesal.

Ia tidak tahu lagi harus saran seperti apa pada temanya yang kini ada didepannya.

“Lu emang nggak peduli apa sama Gue” ucap Selin dengan wajah lesunya.

“Justru karena Gue peduli sama Lu, Gue tahu bagaimana Lu ngejar bocah ingusan itu Sel” Mark sedikit kesal pada sahabatnya yang entah bagaimana cara berpikirnya.

“Gue tahu Gue salah, tapi Gue nggak bisa bohongin perasaan Gue sendiri Mark” ucap Selin dengan wajah sedihnya.

“Sekarang mau Lu gimana, apa Gue mesti jelasin sama dia bagaimana situasi sebenarnya?” Tanya Mark dengan lebih lembut.

“Udah nggak usah dipikirin dulu, sekarang Gue dating buat cek up” ucapnya lalu segera menuju ruang pemeriksaan meninggalkan Mark yang kini masih duduk diam melihatnya.

.

“Hari ini ngapain yah?” Gisel menatap langit-langit apartemennya setelah lelah dengan buku yang ada di tangannya.

Tring tring’ Bunyi panggilan masuk pada ponsel Gisel

“Kak Juan ngapain nelpon” ucapnya lalu segera mengangkat panggilannya

“Halo kak?”

“Gisel, Lu bisa ke kampus sekarang nggak, Gue mau diskusikan tentang proposal yang Lu buat, Ajak Karin juga”

“Iya Kak, Gue siap-siap dulu yah”

“Nanti Lu bareng Haikal aja, kebetulan dia sekarang lagi ada di apartemen”

Setelah itu Juan mematikan panggilannya sepihak, sepertinya sekarang Ia begitu sibuk

“Kok sama Kak Haikal lagi sih, udah kemarin bikin jantung Gue hampir copot” Keluh Gisel dan bergegas bersiap-siap ke kampus setelah mengirim pesan pada Karin

.

Kini Gisel sudah tiba diparkiran apartemen Ia bingung bagaimana mengabari Haikal, Ia hanya bertukar nomor dengan yang lainnya sedangkan Haikal tidak.

“Gimana caranya ngabarin Kak Haikal yah, atau jangan-jangan dia udah berangkat lagi” Gumamnya dengan pelan.

Tidak lama sebuah mobil hitam menghampirinya dan membuka kaca jendela mobilnya.

“Masuk” ucapnya dengan wajah datar

Gisel segera masuk setelah memberikan senyum manisnya pada Haikal, Ia lega karena tidak harus menelpon pria itu terlebih dahulu.

Mobil mulai meninggalkan parkiran apartemen dengan kecepatan sedang. Gisel tiba-tiba mengingat apa yang dikatakan Haikal kemarin bahwa apartemen ini miliknya.

“Kak Gue boleh nanya nggak?” Gisel mencoba membuka pembicaraan, Ia tidak enak sering numpang tapi tetap tampak seperti orang asing.

“Hmm?” jawab Haikal dengan fokusnya tetap pada jalanan

”Duh, jadi nyesel Gue mau mulai pembicaraan” Gisel bingung harus memulai dari mana

“Itu kemarin kakak beneran yah yang punta apartemen?” tanya Gisel hanya iseng

“Lu percaya?” Tanya Haikal dengan santai

“Yah kan kakak bilang, terus Gue juga nggak pernah ngasih tau dimana alamat Gue” Gisel mencocokan apa yang dia pikirkan

“Nggak lah, Gue Cuma ngasal” jawabnya santai

Haikal tersenyum lucu melihat kepolosan Gisel yang mengira bahwa yang dikatakannya itu benar

.

Gisel dan Haikal masuk bersamaan kedalam ruang BEM.

“Tumben banget Haikal mau disuruh tumpangi cewe?” bisik Jeno pada Juan yang sibuk dengan laptopnya.

“Lu nggak tahu kemampuan si Riza yah” Juan tertawa pelan mengingat temannya yang galak itu malah bisa dikendalikan Riza yang kecil lembut dan kadang polos.

Namun jangan ditanya Riza hanya tampilannya saja jika marah justru dia lebih mengerikan dari Haikal. Apalagi dengan stok kesabarannya yang begitu tipis.

“Kak Gue masih penasaran deh, kenapa bisa kakak tiba-tiba muncul depan rumah Gue” Karin bertanya pada Jeno yang menatapnya dengan wajah bingung.

Karin sebelumnya akan ke kampus dengan ojol karena supirnya libur dihari minggu tapi saat digerbang Ia dikejutkan dengan keberadaan Jeno yang duduk didepan mobilnya.

Sepenjang jalan Karin ingin bertanya tapi Ia takut Jeno menurunkannya dipinggir jalan, karena sebenarnya Ia cukup segan pada Jeno melihat badanya yang begitu kekar dan besar.

“Kenapa Lu nggak nanya dari tadi?” jeno terkejut karena sudah hampir sejam mereka disini Karin baru menanyakannya

“Hehehe Gue takut diturunin tengah jalan kak” jawab Karin dengan tersenyum lucu

Jeno ikut tersenyum melihat karin yang tersenyum begitu lucu dimatanya. Namun Ia tidak sadar bahwa Ia lebih lucu jika tersenyum

“Ini Kak Jeno ngapain senyum sih, mana matanya ilang lagi kalau senyum” Gumam Karin dalam hatinya.

“Ayo dijawab dong kak, biar Gue nggak penasaran” tanya lagi Karin

“Gue nggak sengaja lewat terus turun buat ngangkat telpon” jawabnya santai.

Karin membuka mulutnya lebar terkejut dengan jawaban Jeno yang menurutnya tidak Karin akal

“Kenapa nggak diangkat dalam mobil aja?” refleks Karin bertanya karena jawaban Jeno terdengar aneh menurutnya.

“Memangnya kenapa kalau Gue ngangkat telpon diluar mobil?” jawab Jeno.

“He he he, Iya juga sih” Karin menggaruk tengkuknya melihat ekspresi bingung Jeno.

Gisel hanya menggelengkan kepalanya melihat kekonyolan temannya, untung saja Jeno memang baik orangnya dan sepertinya anaknya tidak bisa marah.

“Kak ini udah Gue perbaiki” Gisel memberikan laptopnya pada Juan untuk diperiksa

“Wahh nggak sia-sia Gue rekrut kalian di team Gue” ucap Juan dengan bangganya.

Juan memeriksa pekerjaan Gisel dan Karin yang menurutnya cukup cepat dari yang Ia pikirkan

“Okey kayanya udah cukup deh” sekarang kita tinggal buat perencanaannya aja” ucap Juan

“Nih Gue minta tolong buatin yah, kayanya Kalian cukup berbakat” Haikal datang memberikan berkas yang akan dikerjakan oleh Gisel dan Karin.

“Kok gitu sih Kak?’ tanya Karin

Teman-temanya yang lain juga bingung dengan sikap Haikal yang tiba-tiba melimpahkan pekerjaannya pada orang lain, itu bukan Haikal yang mereka kenal sebelumnya.

“Gue minta tolong doang, soalnya masih banyak yang harus Gue urus” ucap Haikal tanpa mau dituntut penjelasan apa-apa

“Ya udah nggak papa kok Kak, lagian untuk perencanaannya nggak harus selesai minggu kan?” Gisel tidak ingin memperpanjang persoalan

“Iya nggak papa kok Kak, kita kerjain aja” Karin juga ikut pasrah karena Ia tahu bahwa Gisel pasti mampu.

“Ya udah Lu berdua kerjain aja dulu ntar kalau selesai Gue traktir makan okey” Juan mencoba menghibur keduanya.

“Wahh asik kak Juan ngajak makan, jadinya makan gratis kita” ucap Karin dengan pelan pada Gisel namun Jeno masih mendengarnya itu karena letak duduk Jeno yang tidak jauh dari Gisel.

“Perasaan Lu bukan anak orang miskin deh” celetuk Jeno yang hanya didengar oleh Karin

“Yang Namanya makan gratis itu pasti disukai semua orang bahkan anak konglomerat pun mau dikasih makan gratis” ucap Karin dengan nada kesal

“Lu kenapa Rin?” Tanya Gisel pada Karin yang tiba-tiba menggerutu

“Gue kesal aja Kak Jeno nyebelin” ucap Karin dengan wajah kesalnya

Gisel memiringkan wajahnya melihat wajah Jeno hang duduk disamping Karin dan disambut senyum Jeno yang khas dengan matanya menghilang saat tersenyum. Gisel membalas senyum Jeno yang lucu menurutnya.

“Mata Lu gimana sih Rin, Kak Jeno lucu gitu dikatain ngeselin” Gisel tidak menggelengkan kepalanya

Karin hanya membuka lebar mulutnya mendengar pujian sahabatnya itu yang sangat jarang diucapkan, bahkan kegantengan kakaknya yang paripurna saja tidak dia akui malah sekarang Ia mengakui wajah lucu Jeno yang menurut Karin mengesalkan.

.

“Gimana Za, Lu udah selesai?” Tanya Haikal pada Riza yang merupakan wakilnya.

“Udah tinggal Gue gabungin sama yang punya Lu” ucap Riza.

Haikal mengirimkan surel ke email Riza yang merupakan file yang dikerjakannya.

“Yang sama Gisel gimana udah selesai?” Tanya Kembali Riza, pasalnya yang mereka kerjakan sepaket dengan apa yang Gisel kerjakan yang diminta oleh Haikal.

“Bentar Gue tanyai” ucapnya lalu menghampiri Gisel

“Gimana bisa nggak?” Tanyanya yang tiba- tiba ada dibelakang Gisel dengan posisi menunduk.

Tentu saja posisi itu akan membuat siapa saja jantungan

1
ℨ𝔞𝔦𝔫𝔦 𝔞𝔫𝔴𝔞𝔯
orok gak tuh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!