NovelToon NovelToon
Rahim Perjanjian

Rahim Perjanjian

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Pengganti / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Keluarga
Popularitas:56k
Nilai: 5
Nama Author: LapCuk

"May, kalau nanti kita dewasa, terus aku gak bisa menjadi wanita sempurna. Apa yang bakal kamu lakukan?"

"Hila, dali masih dalam pelut Bunda, kita sudah saling belbagi makanan dan kasih sayang. Jadi ketika nanti kita udah besal, gak ada alasan untuk gak saling belbagi. Aku akan menjadi pelengkap kekulanganmu, Mahila," dengan aksen yang masih cadel, Maysarah menjawab pertanyaan yang diajukan Mahira. Matanya memandang penuh kasih adik kembarnya itu.

Percakapan dua anak kembar yang masih berumur 7 tahun itu benar-benar menjadi kenyataan sekaligus ujian bagi ikatan persaudaraan mereka.

Cobaan kehidupan datang menghampiri salah satu dari mereka, menjadikan dirinya egois layaknya pemeran Antagonis. Lantaran perlakuan manis orang-orang di sekitarnya.

Demi menutupi Luka hatinya yang kian menganga. Maysarah melakukan pengorbanan besar, ia bertekad untuk menepati serta melunasi janji masa kecilnya.

Ayo, ikuti kisahnya...💚

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LapCuk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

RP bab 28

Selamat membaca ya💜

Jangan sungkan-sungkan untuk berkomentar ♥️. Sekecil apapun dukungan dari kakak semua, sangat berarti bagi saya🍁

...----------------...

Kala musim kemarau, biasanya cahaya matahari bersinar cerah di siang hari, tetapi tidak dengan hari ini. Awan mendung bergelayut di bawah langit, menutupi sang Surya menyinari bumi. Dibawah sana, dekat bangunan musholla kecil beberapa orang sedang menangisi sesosok makhluk kecil yang baru saja tertimbun tanah merah. Gundukan tanah itu masih basah, penuh taburan bunga. Tertancap batu nisan bertuliskan 'Widari Abraham binti Abraham.'

Mahira selaku ibu kandung, tak henti-hentinya menangisi kepergian sang anak. Baru saja dia berencana akan memborong perlengkapan bayi dan baju-baju cantik setelah acara tujuh bulanan yang akan diselenggarakan 3 hari lagi.

Namun, ketetapan takdir Tuhan berkata lain. Anak yang dinantikan oleh seluruh anggota keluarga Rahardian telah lebih dulu berpulang kepangkuan Yang Maha Kuasa, tanpa sempat mereka menyapa dalam keadaan bernyawa.

"Nak, ayo kita masuk ke dalam rumah. Mendungnya bertambah gelap. Sebentar lagi pasti akan turun hujan." Ajak sang ibu, sedikit mengangkat bahu Mahira.

"Bun... Dia pergi tanpa pamit, bahkan Hira belum pernah memiliki kesempatan menyapanya ketika dalam kandungan May." Aduh nya penuh penyesalan.

"Bunda ngerti, Nak. Ini semua sudah takdir dan kehendak Allah. Berusahalah untuk ikhlas." Hibur sang ibu, berulangkali mengusap dan menepuk punggung sang anak. Dirinya juga belum pernah menyapa sang cucu ketika berada dalam kandungan anak sulungnya. Maysarah menolak tegas saat anggota keluarganya ingin mengelus perutnya.

Tidak jauh dari tempat mereka berjongkok, ada Sagara sang kepala keluarga, berdiri tegak menggunakan pakaian serba hitam dan kaca mata hitam, tidak ada yang dapat menebak bagaimana ekspresinya di balik kacamata itu. Sedari tadi, setelah acara pemakaman selesai. Pria baru baya itu hanya berdiam diri tanpa ada sepatah katapun yang keluar dari bibirnya.

Agam Sadewo berdiri disamping kursi plastik yang diduduki oleh sang istri. Bintang sangat terpukul dengan kepergian cucunya itu, dirinya sebenarnya tahu betul bagaimana polah asuh tidak sehat yang dilakukan orang tua si kembar terutama kakak iparnya Sagara.

Namun, dirinya tidak bisa berbuat banyak apalagi ikut campur. Maka yang dilakukan Bintang hanyalah mencoba menjadi penengah dan tidak memihak ke-dua belah pihak. Dirinya lebih banyak menghabiskan waktunya dirumahnya sendiri yang bersebrangan dengan bangunan utama rumah kawasan danau buatan, tetapi masih tetap satu wilayah.

"Ayo pulang!" Titah sang kepala keluarga, membalikkan badan berjalan menjauhi area musholla yang sekarang terdapat 6 buah makam, yaitu makam; Kedua orang tua Sagara dan kedua orang tua Senja yang kuburannya dipindahkan ke tanah luas rumah danau, lalu makam ibu angkat Senja dan Bintang, sekarang ditambah makam baru anaknya Mahira dan Muntaz. (Dan gak lama lagi makamnya Sagara ✌️😁 emosi sendiri author ngetik kakek tua itu🔨😆)

Bersama mereka mengikuti langkah Sagara menuju ke rumah utama. Tinggallah Muntaz berjalan mendekat, lalu berjongkok kemudian mengusap lembut batu nisan bertuliskan nama sang anak. Air mata yang sedari ia tahan, sekarang menetes deras. Pertahanan dirinya roboh seiring dengan suara isak tangisnya. Bahunya berguncang hebat.

"A-dek, ma-afkan Abi, gak becus menjadi seorang ayah, dan gak bisa melindungi mu!" Suara yang biasa tegas, kini terbata-bata. Sungguh dirinya menyesal! Menjadi seorang laki-laki bodoh yang begitu mudah percaya berakhir diperdaya.

"Mi, Pi... tolong jagain Widari ya, cucu kalian sangat cantik, mirip sekali dengan Mami. Muntaz sematkan namanya sesuai dengan keinginan Mami dulu, jika memiliki seorang cucu perempuan" Gumamnya lirih, meremat gumpalan tanah merah kuburan sang anak.

Di dalam bangunan rumah utama, para asisten rumah tangga sedang sibuk mempersiapkan segala hal untuk acara tahlilan nanti malam yang mengundang para anak yatim piatu. Terlihat Senja keluar dari kamarnya, membawa tas Duffel bag sedikit besar.

Melihat sang istri yang sepertinya hendak berpergian, Sagara pun lantas bertanya."Sayang, kamu mau kemana? Kenapa membawa tas begitu besar?" Pertanyaan beruntunnya menghentikan langkah Senja.

"Aku mau menjaga May di rumah sakit, Mas. Kasihan Dia gak ada yang menemani." Beritahunya sambil melanjutkan langkah.

"Terus gimana dengan Hira, Senja? anakmu itu, sampai sekarang belum keluar dari dalam kamarnya. melewatkan makan siang! Dia juga sangat membutuhkanmu, dan hanya kamu yang bisa membujuk serta menenangkan hatinya! tentang May... sudah ada Esti yang menjaganya. Aku juga sudah memerintahkan para dokter serta perawat untuk selalu sigap merawat putri sulung kita." Pernyataan Sagara berhasil menghentikan langkah Senja, berakhir dirinya naik ke lantai atas menemui putri keduanya yang masih dalam keadaan terguncang.

Pembicaraan mereka didengar oleh seseorang yang sudah tidak lagi menjadi bagian keluarga Rahardian. Tangannya mengepal erat, mengetahui satu fakta lagi, bagaimana orang tua mantan istrinya itu memperlakukan Maysarah yang juga anak kandung mereka.

               ***

"Dek... makan ya, sedikit aja! abis itu kamu boleh tidur, biar bisa ketemu Widari lagi dalam mimpi seperti kemarin." Dania habis akal membujuk Maysarah yang tidak mau makan, enggan bersuara. Wanita itu lebih banyak diam, melamun, lalu tiba-tiba menangis, meraung sampai tantrum mencabut jarum infus.

Sudah tiga hari May bagaikan mayat hidup, selama kurun waktu tersebut, Esti dan Dania selalu berada disampingnya. Angga sudah dua kali datang menjenguk sambil membawa putri mereka. Kedatangan Shapira, tidak banyak memberikan efek positif kepada May. Biasanya jika bertemu putrinya Dania, Maysarah selalu antusias dan ceria, tapi sekarang tidak lagi! wanita itu hanya menanggapi celotehan Pira dengan senyum simpul dan menganggukkan kepala.

May kembali menggeleng, menolak suapan dari tangan Dania. Dirinya memilih memiringkan badan, lalu menutup mata.

"Ibu, yakin mau membawa Nona pergi menjauh dari keluarganya?" Esti bertanya ragu. Ia paham betul bagaimana berkuasanya keluarga Rahardian.

"Lebih dari yakin. Kebetulan mas Angga ingin melanjutkan studinya, dan Pira juga masih berumur tiga tahun, belum memasuki usia wajib bersekolah. Jadi, memudahkan kami untuk pindah sementara waktu ke luar negeri." Ucapnya yakin akan keputusan yang sudah diambilnya, tentu saja sudah mendapatkan persetujuan dan dukungan dari sang suami.

"Apa saya boleh ikut, Bu?" Esti bertanya ragu, menatap penuh harap pada Dania.

"Bagaimana dengan kontrak kerjamu?"

"Saya akan mengundurkan diri, Bu. Bagaimanapun caranya akan saya lakukan, asal bisa mendampingi nona Maysarah. Kalaupun nanti saya gak mendapatkan gaji lagi. Sama sekali gak masalah, Bu. Saya bisa mencari pekerjaan apa saja, menjadi pelayan kafe-pun tak jadi soal. Yang penting saya bisa selalu ikut menjaga dan merawat Nona." Ungkapnya tulus, bola matanya ikut berkaca-kaca. Dirinya sudah memutuskan untuk ikut kemana saja Nona mudanya itu. May sudah dia anggap seperti adiknya sendiri. Jarak umur mereka hanya terpaut dua tahun.

"Kamu kira aku semiskin itu! gak mampu membayar mu. Dan... jangan lagi terlalu formal, panggil aku Mbak." Sungutnya pura-pura kesal, tetapi air matanya mengalir begitu saja. Dania begitu terharu akan ketulusan hati Esti.

Tiba-tiba ada yang membuka pintu ruang rawat inap Maysarah, menghentikan pembahasan tentang masa depan yang sudah dirancang.

"Kenapa tidak ada satupun orang! yang memberikan kabar, kepadaku...?" Tanya seorang laki-laki, tangannya menggenggam seikat bunga segar.

~ Bersambung ~

Terimakasih sudah mampir ♥️

Jika berkenan tolong tinggalkan jejak Like, permintaan update dan Gift kalau gak keberatan 🙏💜

1
GRL VJAESUKE
up lagi dong
anjurna
May, kamu ingin melakukan apalagi May?😔😔😔
anjurna
Hira memang wajib di waspadai. Karena mulut Hira itu seperti senjata mematikan, Senja.
anjurna
Gini, nih. Gimana mau akurnya, kalau mulut mu nggak bisa di jaga.
anjurna
Kenapa marah, Hira? Kamu aja selalu cari perkara kalau ketemu May. Gimana mau akurnya😑😑😑
anjurna
May, kamu bisa aja ya😅😅😅
anjurna
Esti selalu siap sedia untuk diandalkan😁
Tanz>⁠.⁠<
tolong hidup lah sesuai keinginan mu may, jangan mau terus terusan nurutin keinginan gila nya si Hira.
Tanz>⁠.⁠<
Kegilaan apa lagi yang kau inginkan dari may, Hira 😌
Tanz>⁠.⁠<
aduh senja, soal begini saja kamu gak tau, masa kepribadian anak sendiri aja gak tau. dari sifat Hira aja, udah keliatan aura jahat nya. mau mereka serahim kek Se pabrik ke, Se apa lah itu. kalo jahat ya jahat. emosi pulak aku sama kau senja 😤
Tanz>⁠.⁠<
hadeh si Munmun mana sih, nih binik nya bakal di apain nih sama sih Hira tulul ini 😮‍💨
Tanz>⁠.⁠<
iri iri aja Hira, astaga segala mau bicara 4 mata, Sono bicara Ama mata kucing aja /Facepalm/
Tanz>⁠.⁠<
nyolot banget sih, ku cubit ginjal mu, nangis /Smug/
Tanz>⁠.⁠<
bisa bisa nya may masih anggap mereka keluarga /Facepalm/
Tanz>⁠.⁠<
sangat sangat tau taz, udah mending kamu urusin mantan istri mu itu, yang akan membuat mau makin depresi /Sob/
Tanz>⁠.⁠<: may maksud nya 😭
total 1 replies
Tanz>⁠.⁠<
⚡⚡⚡⚡⚡⚡⚡⚡
Tanz>⁠.⁠<
gimana ekspresi mu taz? /Chuckle/
Tanz>⁠.⁠<
jadi ibu lah, dari pada kamu jadi janda /Tongue/
Tanz>⁠.⁠<
iya iya, si paling rajin deh /Chuckle/
Tanz>⁠.⁠<
Esti....ambil ini 🪦🪦🪦🪦 lempar di kepala 2 manusi itu, buruan esss /Determined/
LapCuk: ngaworrr 😆
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!