NovelToon NovelToon
Air Mata Istri

Air Mata Istri

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Yatim Piatu / Percintaan Konglomerat / Suami amnesia / suami ideal / istri ideal / bapak rumah tangga
Popularitas:13.1k
Nilai: 5
Nama Author: Mawar Hitam Berduri

Fatimah gadis yatim piatu, dia dinikahi oleh Yusuf pengusaha muda dan tampan. Namun dia mengalami banyak sekali konflik rumah tangga mulai dari ibu mertuanya yang tidak menyukai dia. Dia juga divonis sulit hamil karena dia menderita PCOS. Hingga datanglah Gea teman masa kecil Yusuf yang merupakan calon menantu idaman ibu mertuanya. Bagaimana nasib pernikahan Fatimah? Mungkinkah Yusuf tergoda dengan Gea perempuan di masa lalunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mawar Hitam Berduri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7 - Hamil?

Mobil sedan mewah berwarna hitam berhenti di depan pagar rumah kediaman keluarga besar Yusuf.

"Loh, mas Yusuf nggak masuk ke dalam?"

"Hmmm... sorry, Al. Sampaikan salam ke mama aja, soalnya  Fatimah sedang sakit hari ini."

"Oh..."

"Biar nanti pak Joni bantu kamu bawain koper ke dalam,"ucap Yusuf.

Yusuf mengklakson mobilnya.

Pintu pagar mewah terbuka. Seorang pria berkumis dengan memakai seragam security datang menghampiri mobil Yusuf.

"Eh mas Yusuf."

"Iya, Pak Jon."

"Mas, nggak masuk dulu?"

"Maaf, Pak Jon. Saya buru-buru. Pak Jon, bantuin Alicia bawa koper ke dalam aja."

"Siap dong, Tuan Muda." Joni tampak antusias.

Alicia langsung turun dari mobil.

"Mas, aku masuk dulu ya. Hati-hati di jalan," ucap Alicia, dia melambaikan tangan.

"Iya, Al." Yusuf menatap Alicia. "Assalamualaikum."

"Walaikumsalam, Mas."

Yusuf langsung menyalakan mesinnya kembali, dia langsung melajukan mobilnya menyapu jalanan kota. Firasatnya terasa ada yang janggal.

"Semoga tidak terjadi sesuatu yang buruk dengan istriku," gumam Yusuf selama perjalanan menyetir mobilnya.

"Semoga aja Fatimah baik-baik saja," gumamnya dalam mobil. Dia merasa begitu gelisah. Dia mencoba menghubungi Fatimah, namun tak ada jawabannya.

*

"Tante Desi!" Alicia berlari memeluk wanita paruh baya itu, dia terlihat begitu exited.

"Ya ampun Alicia, kamu bener-bener udah beranjak dewasa," ucap Desi, dia menyambut dan memeluk Alicia.

"Ya ampun, tante Desi awet muda banget, kayak vampire, sumpah Alicia merasa tante Desi makin cantik pool!" Puji Alicia.

"Kamu ada-ada aja Alicia, tante ini udah tua," ucap Desi.

"Mana ada tua, tante aja mukannya kelihatan kenceng abis, tante pasti botox terus ya?"

"Kamu bisa aja, Alicia. Eh iya... tante masak masakan kesukaan kamu tuh."

"Seriusan, Tan?"

"Iya, tante masakin kamu asam-asam bandeng."

"Wow! Asam-asam bandeng, Tan?" Ulang Alicia.

"Iya, Al. Tante itu inget kalau kamu suka sama asam-asam bandeng."

"Banget, Tan. Itu makanan yang bikin Alicia jadi lapar banget."

"Yaudah, biar koper dan barang-barang kamu, diberesin sama bi Ina. Sekarang kita makan ke ruang makan."

"Siip, Tan."

"INA!" Teriak lantang Desi.

"Iya, Nyonya besar! Ina meluncur!"

Ina datang sekilat petir.

"Ina, kamu bawa koper dan barang-barang Alicia ke kamar tamu, oh ya jangan lupa bersihin dulu kamar tamunya! Jangan sampai ada debu sedikitpun yang menempel Ina! Karena Alicia alergi terhadap debu!" Ujar Desi.

"Siap laksanakan nyonya besar!" Ina langsung membawa koper dan beberapa barang printilan Alicia ke kamar tamu.

Sementara Alicia dan Desi berjalan beriringan ke ruang makan.

"Tante, kenapa rumah sebesar ini sepi? Oh ya aku kok nggak melihat mas Zakaria ya?" Tanya Alicia.

"Oh.. tante lupa cerita, kalau sekarang Zakaria sudah sibuk ngurusin bisnisnya. Dia itu kan beda sama Yusuf kakaknya. Dia lebih suka sibuk kerja, dibandingin ngebucin pasangannya," ucap Desi.

"Iya sih. Tadi aja mas Yusuf cuman anter di depan pagar rumah ini. Katanya mbak Fatimah sakit."

"Halah, palingan sakit manja. Emang wanita itu penyakitan, nggak berguna dan suka bikin susah suaminya. Sejak kakak sepupumu nikah sama wanita itu, dia bahkan tidak punya waktu buat tante yang mamanya sendiri. Padahal istrinya itu nggak becus ngurusin, terus mandul pula!"

"Hah?" Alicia melongo. "Mandul?"

"Iya, tante bahkan merasa malu punya menantu kayak dia. Harusnya Yusuf itu nggak buta karena cinta. Bahkan dia nggak mikirin perasaan tante, kalau dibully pas lagi acara arisan sama temen-temen tante," ujar Desi.

"Kenapa mas Yusuf nggak nikah lagi aja si Tan? Lagian mas Yusuf masih muda, tampan, mapan dan gagah," ujar Alicia.

"Tante udah bilang, Al. Tapi kakak sepupumu itu keras kepala, katanya sih mau program bayi tabung. Tapi tante kasih dia tenggang selama setahun ini. Kalau nggak berhasil, tante akan nikahkan lagi dengan wanita lain yang lebih sehat," ujar Desi.

"Susah, Tan. Kalau udah bucin, gimana kalau aslinya mas Yusuf itu dipelet sama mbk Fatimah?" Celetuk Alicia

Sejenak suasana tampak hening di ruang makan. Di meja makan tersaji menu makanan favorit Alicia.

"Yummy, Tan. Ini asam-asam manis gurame favoritku!" Seru Alicia.

"Iya, tante tahu kalau kamu suka banget, Al."

"Hmmm, tante so sweet banget dech. Alicia jadi terharu tante."

"Nggak usah lebay, Al."

"Tapi, ini memang kesukaan Alicia. Tante bikin Alicia pengen nangis senang banget."

*

[CKLEK!]

Pintu unit apartemen no 777 terbuka.

"Assalamualaikum, Sayang!"

Yusuf memanggil begitu lembut, dia tidak menemukan Fatimah.

Kedua matanya terbelalak, dia menemukan istrinya pingsan di depan kamar mandi.

"Fatimah!"

Yusuf panik, dia langsung mengendong Fatimah yang pingsan. Dia mencoba menyadarkan Fatimah. Namun tidak ada respon sama sekali. Dia semakin risau.

Fatimah tidak sadarkan diri.

Yusuf membawa ke ranjang kamar, dia mengoyak-koyak tubuh Fatimah. Namun belum ada respon. Dia mengecek napas Fatimah. Dia juga mengecek denyut nadi Fatimah.

"Sayang, bangun," Air mata Yusuf menetes ke wajah Fatimah. "Kamu kenapa, Sayang?"

Kemudian Yusuf mengambil minyak angin, dia langsung menempelkan ke kedua rongga hidung Fatimah.

Fatimah merasa kepalanya pusing, dia mulai mengerjap-kerjapkan kedua matanya. Dia mulai membuka kedua matanya.

Yusuf langsung memeluk Fatimah, dia begitu erat memeluknya.

"Aku nggak akan mampu tanpamu, sayang," kecupan singkat Yusuf ke bibir mungil Fatimah.

Fatimah tersenyum, "Aku nggak akan ke mana-mana, Mas." Dia meraba wajah Yusuf dengan telapak tangan kanannya.

"Kita ke rumah sakit aja sayang."

"Mas, aku nggak kenapa-kenapa, nggak usah khawatir. Aku cuman kecapean aja," ujar Fatimah. "Lihatlah aku nggak apa-apa mas."

"Enggak, kamu harus dicek dokter. Aku akan menelpon dokter, karena aku nggak mau kenapa-kenapa," ucap Yusuf mengecup kening Fatimah.

"Mas, aku nggak apa-apa," ucap Fatimah dengan suara serak-serak basah.

Yusuf segera menghubungi dokter Anita, dia adalah dokter keluarga besar Yusuf.

"Mas, aku nggak kenapa-kenapa," Fatimah beranjak dari ranjang kamarnya. Dia berjalan menghampiri Yusuf. Lalu dia memeluk Yusuf dari belakang.

Yusuf tidak mengubris, dia tetap menghubungi dokter Anita. Hingga akhirnya sambungan telepon tersambung.

"Halo, Assalamualaikum, Dok."

[Walaikumsalam, Pak Yusuf. Ada yang bisa saya bantu?]

"Dok, saya mohon segera ke unit apartemen saya. Karena istri saya baru saja jatuh pingsan, saya ingin anda memeriksa istri saya," kata Yusuf, dia panik.

[Baiklah, dua puluh menit saya akan sampai ke sana.]

"Terima kasih, Dok. Assalamualaikum."

[Sama-sama, Pak. Walaikumsalam.]

Kemudian sambungan telepon terputus.

"Mas, aku nggak kenapa-kenapa kok," lirih Fatimah, kedua sorot matanya menatap langsung ke Yusuf.

"Aku hanya ingin memastikan, kalau kamu baik-baik saja, sayang," ucap Yusuf, dia meraba paras cantik Fatimah. Dia mengecup singkat bibir mungil Fatimah.

Fatimah tersenyum.

"Mas, kamu nggak usah terlalu lebay, lagian aku nggak kenapa-kenapa. Mungkin karena aku telat makan dan kecapean."

Yusuf meraih kedua tangan Fatimah, "Aku hanya memastikan istriku tercinta ini, baik-baik saja."

Yusuf kembali mengecup kening Fatimah, dia memberikan kehangatan cinta dan kasih sayangnya melimpah.

"Bagaimana bisa, jika suatu saat nanti aku harus merelakan kamu membagi cintamu untuk wanita lain? Ya Allah, aku harus bagaimana?" Fatimah membatin dalam pelukkan Yusuf. Dia merasa sesak, ketika mengingat ibu mertuanya meminta Yusuf untuk menikah kedua kali dengan wanita lain.

Lima tahun adalah waktu yang panjang telah Yusuf dan Fatimah lalu. Bahkan ikatan cinta mereka begitu kuat.

"Ya Allah, aku ikhlas dengan takdir-Mu, tapi aku berharap takdir terindah dari-Mu," batin Fatimah.

Yusuf merasa cemas dengan kondisi Fatimah yang akhir-akhir ini sering pingsan, bahkan muntah-muntah.

"Ya Allah, jagalah wanitaku, aku tak ingin dia kenapa-kenapa, karena aku sungguh mencintainya. Aku ingin bahagia, menua hingga mengembuskan napas terakhir bersamanya. Sungguh, aku tak ingin yang lain ya Allah," batin Yusuf memeluk erat Fatimah. "Kamu adalah takdir dan pilihanku. Takkan mampu ku menduakanmu dengan yang lain," batinnya.

*

Gea turun dari taksi online, dia memasuki rumah kediaman keluarga besar Yusuf.

"Wah, udah nggak sabar buat jadi nyonya Yusuf, sebentar lagi akan ku singkirkan wanita itu," gumam Gea, dia berjalan mengangkat pandangannya ke depan. Dia tampak angkuh dan sombong.

Sementara Alicia dan Desi sedang duduk santai di taman belakang, dia menikmati beberapa buah-buahan.

"Al, gimana kalau kita minggu ini liburan ke Malang?"

"Boleh, Tan."

"Oh, ya. Kamu jadi mau lanjut kuliah di sini?"

"Iya, Tan. Lagian Alicia juga mau nyoba ikut kompetisi 'Nyanyi Yuk 2023' Tan."

"Wah, Serius kamu, Al?"

Alicia menganggukkan kepalanya, "Serius banget, Tan. Kan tante tahu kalau Alicia sejak kecil suka sama yang namanya nyanyi."

"Ya, tante sih dukung 100% kalau kamu bisa jadi diva besar," ucap Desi.

"Hai semua!" Gea mendadak datang.

Alicia langsung menoleh.

"Ya ampun! Kak Gea!" Alicia terkejut, langsung menghampiri Gea. Dia memeluk erat Gea.

"Alicia yang dulu masih kecil, eh nggak nyangka kamu udah segede ini," Gea menatap Alicia.

"Ya, dikasih makan terus sama mama papa, jadi ya bisa gede, Kak."

"Iya, betul banget. Kamu datang sejak kapan?"

"Ya ampun, baru tiga jam yang lalu, Kak."

"Ah, kamu makin cantik, oh ya pipi kamu udah nggak se-chubby dulu," ucap Gea.

"Hmmm... Kan udah gede, Kak."

"Ehem!"

"Wah, Mas Zakaria?"

"Ya ampun, tante itu beneran mas Zakaria?" Tanya Alicia menatap wajah tampan pria di hadapannya.

"Iya, Al. Itu mas Zakaria." Timpa Gea.

"Masyaallah, ternyata sepupuku ganteng-ganteng banget yaa," Alicia berdecak kagum. Kedua matanya melihat sosok pria tampan. Detak jantungnya terasa deg-degkan. Dia mendadak gugup. Dia hanya mampu menyelipkan anak rambutnya di belakang rambutnya.

"Al, kamu kenapa ngelihatin Argantara kayak gitu?" Ceplos Zakaria.

"Soalnya dia baru aja nyuri hatiku, Mas," Alicia salah tingkah, dia tersipu malu. Pipinya merah merona.

Zakaria hanya bisa mengeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah laku Alicia. "Hmmm dasar centil!" Umpatnya.

"Biarin, Mas. Lagian kalau pemandang kayak gini nggak boleh terlewatkan dengan takdirku," balas Alicia.

"Terserah, deh. Yang penting kamu suka," ujar Zakaria.

"Ya, berarti Alicia itu normal, Mas. Bisa lihat dan ngebedain cowok bening sama yang butek di kedua mata, iya nggak, Al?" Timpa Gea.

Alicia hanya bisa menganggukkan kepalanya, dia merasakan sedang berdiri di taman penuh bunga bermekaran. Pesona Argantara membuatnya terpanah asmara.

"Hmmm... kok bisa dia seganteng itu, ya Allah. Jantung adek jadi lumer abang," batin Alicia, dia menatap Argantara hingga tak berkedip sama sekali. "Rasanya hati adek meledak-ledak lihat senyum manisnya abang, pengen adek bungkus abang dalam kehidupan," batinnya.

*

[TOK!]

Terdengar ketukan pintu berulang kali dari luar unit Apartemen tempat tinggal Yusuf dan Fatimah.

"Biar aku bukain pintu sebentar, pasti itu dokter Anita."

"Iya, Mas."

Fatimah tampak lemas dan pucat, dia hanya bisa berbaring di ranjang kamarnya. Dia merasa kepalanya pusing. Perutnya kram dan mual.

Yusuf berjalan ke luar kamar, dia menuju ke pintu utama unit apartemennya.

(CKLEK!)

Pintu unit apartemen terbuka, seorang wanita memakai kemeja navy dan celana kain hitam.

"Dokter Anita. Silahkan masuk!"

"Iya, Pak Yusuf," balas dokter Anita, dia membawa tas berisi perlengkapan medis.

"Maaf, ya, Dok. Merepotkan."

"Nggak apa-apa, Pak. Lagian sudah menjadi tugas dan kewajiban saya. Maaf, saya sedikit terlambat karena tadi mendadak ada pasien di klinik."

"Iya, nggak apa-apa, Dok."

Yusuf dan dokter Anita berjalan beriringan menuju kamar. Kemudian Yusuf membukakan pintu kamarnya, dia melihat Fatimah masih terbaring di tempat tidurnya.

"Pak, permisi. Saya mau periksa nyonya Fatimah dulu."

"Silahkan, Dok."

Kemudian Dokter Anita segera masuk ke kamar, dia segera memeriksa kondisi Fatimah.

Di depan kamar, Yusuf tampak gelisah.

"Ya Allah, semoga tidak terjadi sesuatu yang buruk terhadap istriku," gumam Yusuf, dia mengingit ujung jarinya. Dia cemas dan gelisah.

Lima menit kemudian, dokter Anita keluar.

Wajah dokter Anita tampak cemas, dia menatap sendu ke Yusuf.

"Dok, apa yang terjadi dengan istri saya?"

"Pak, ada sesuatu di rahim istri anda, lebih tepatnya istri anda hamil anggur."

"Maksudnya, Dok?" Yusuf menatap ke dokter Anita.

"Istri anda hamil di luar kandungan, tapi sebaiknya anda segera check lebih jelas melalui USG, agar bisa ditangani lebih baik."

Yusuf terdiam, suasana tampak hening. Kedua matanya berkaca-kaca. Dia merasa dada sesak.

"Ya Allah, cobaan apa lagi ini?" Yusuf membatin, dia menahan air matanya di kedua pelupuk matanya.

*

1
Susi Raghisa
c fatimah mah mani bedegong jeng egois.
Yati Syahira
nenek tua tempramen ntar kena struk baru tahu
Mawar Hitam Berduri: 🤭🤭🤭🤭 begitulah nenek desi
total 1 replies
Yati Syahira
knapa fatima dan adam tdk peegi jauh yg tdk bisa diketemukqn yusuf samq ibunya
Mawar Hitam Berduri: Terima kasih sudah mampir membaca, jawabannya ada di episode selanjutnya. 🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Susi Raghisa
euh pada egois semua..
Susi Raghisa
pasti nanti disuruh cepet nikah sama ulat keket..kayanya aku ga rela deh kalau sampe bener sku mundur deh bacanya..maaf ya kaka bukan ga menghargai karya kaka..karya kaka bagus ko saya suka tp kakau ada poligami maaf.
Mawar Hitam Berduri: Di tunggu saja episode lanjutannya. . .Terima kasih atas jejak komentarnya 🙂☺️
total 1 replies
Muhammad Bagus
kek sinetron ikan terbang

tokoh jahat dibuat lebay jahatnya
tokoh baik dibuat lebay baiknya
Mawar Hitam Berduri: terima kasih atas komentarnya, tapi lebih baik buat baca sampai tamat, karena setiap cerita punya alurnya masing-masing. 🙂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!