Pernikahan Paksa

Ruby hanya bisa menangis dalam diam atas perlakuan Hendrik terhadapnya yang begitu kasar,kelakuan yang di perbuat Suaminya itu masih terbayang di pikirannya,bahkan saat ini Hendrik tertidur pulsa bak tak melakukan apapun terhadapnya,ruby tak bisa menggerakkan tubuhnya yang terasa sakit itu,bahkan bawahnya terasa begitu sakit seperti terbelah menjadi dua,kenapa, dia yang harus menerima perlakuan kasar ini,apa yang sudah ia lakukan sampai penderitaan ini datang bertubi-tubi,semuanya terasa begitu sakit bahkan untuk sekedar menggerakkan tangan ia pun tak mampu.

Ruby merasakan pergerakan dari sampingnya,ia segera menutup mata,demi tak ingin melihat wajah Hendrik yang bisa saja membuat bayangan mengerikan itu terlintas begitu saja.

"Tak usah berpura-pura tidur,saya sudah tau bahwa anda terbangun,untuk apa di sesali,itukan yang wanita rendah seperti mu inginkan":Ucap Hendrik kasar,membuat air mata Ruby semakin keluar dari kedua sudut matanya.

"Sungguh menjijikan,itu belum seberapa,penderitaan mu akan semakin parah":Ruby merasa penderitaan yang hendrik lakukan terhadapnya ini sudah sangat keterlaluan,lalu penderitaan seperti apa yang pria ini berikan,apakah Ia harus mati dulu baru penderitaan itu berakhir.

Hendrik bangkit sembari memasang boxernya lalu berjalan menuju kamar mandi tanpa menghiraukan ruby yang masih begitu tak berdaya.

Selesai Urusannya,hendrik keluar dengan sudah memakai pakaian kantor lengkap,ia berjalan kearah ruby yang saat ini tertidur akibat terlalu lelah.Ia melihat tubuh ruby yang terlihat membiru akibat ulahnya,dengan tubuh yang terbalut selimut jangan lupakan wajah yang begitu pucat,tapi mengapa terlihat cantik walaupun dalam keadaan kondisi yang tak berdaya.

"Lusi,bersihkan wanita itu,dan berikan dia makan serta obat,saya masih ada urusan":Ucap hendrik ke lusi,yang baru saja keluar selesai menjemur pakaian.

"Baik tuan":Balas lusi dengan menundukkan kepalanya,setelah itu hendrik pergi keluar rumah.

...

"Kasihan sekali anda,seharusnya nyonya di jadikan ratu oleh tuan,tapi malah rasa sakit yang anda terima":Gumam lusi lirih ia sungguh ikut sakit saat melihat kondisi nyonya nya yang begitu baik terhadapnya harus terbaring tak berdaya.

lusi dengan talenta membersihkan tubuh ruby dan memberikan salep di berbagai tubuh ruby yang banyak lebam,ruby hanya terdiam dengan tatapan kosong kedepan,ia merasa hidupnya tak berarti lagi.

"Sekarang nyonya makan,biar lusi suapin":Dengan pelan lusi membantu nyonya nya makan walau akan sangat sulit mengingat lusi masih belum bisa berbicara.

"sudah nyonya,apa nyonya mau keliling biar gak merasa bosan"?:Tanya lusi,ruby hanya menganggukan kepala meniyakan,lusi dengan pelan membantu nyonya nya berjalan,untungnya ada kursi roda jadi lusi bisa leluasa mendorong kursi roda itu.

Ruby menatap hamparan bunga di taman yang begitu indah dan jangan lupakan kupu-kupu yang begitu indah tengah menghisap sari bunga.

Ia ingin seperti kupu-kupu dan burung yang bisa begitu terbang bebas dan bisa begitu menghirup udara luar,berbeda dengannya,ia seperti tahanan yang tak bisa kemanapun pergi.

"Nyonya jangan nangis,lusi yakin suatu saat nyonya akan bahagia,nyonya jangan khawatir,masih ada lusi yang akan selalu menemani nyonya":Ucap lusi tulus,sembari mengusap air mata nyonya nya.Ruby hanya menatap lusi yang begitu baik terhadapnya,tidak seperti maid lainnya yang selalu se enaknya dan merendahkan dirinya.

"Utututu,ada upik abu yang lagi nganggur nih,kasihan banget yah,udah sakit,malah gak di perdulikan sama tuan,sungguh kasihan sekali":Ucap seseorang di belakang mereka.

"Jaga ucapan mu Lia,kau bahkan sama dengan saya yang hanya seorang pembantu,jangan besar kepala,kau bahkan tak cocok untuk mengatasi nyonya seperti itu":Ucap lusi ke lia yang juga sebagai maid.

"lusi lusi,mau saja di perbudak,kalau aku jadi kamu,lebih baik aku melayani tuan daripada melayani upik abu itu":Ucap lia kasar.

"He lia,kau sama nyonya itu sangat jauh,nyonya itu mahal dan tak ternilai harganya, di bandingkan sama kamu yang hanya seorang pembantu dan cocok menjadi batu kerikil":Ucap lusi pedas,membuat lia tak terima.

"hahah lucu sekali dirimu lusi,nyonya?heh bahkan dia pun tak pantas mendapat gelar sebagai nyonya,yang hanya pantas itu Nona Livia tunangan tuan,sedangkan dia hanya wanita murah dan rendahan yang hanya mampu berani menaiki ranjang tuan seperti penggoda":Cukup,sudah cukup,perkataan lia semakin kelewatan,lusi maju dan langsung menampar wajah lia.

"Manusia hina,jangan sombong yah lia,kamu hanya pembantu tak pantas berbicara kurang ajar ke nyonya,walaupun nyonya tak di anggap oleh tuan,tapi nyonya ruby tetap istri tuan dan nyonya berhak atas gelar itu":Ucap lusi setelah itu ia mendorong kursi roda nyonya nya dan membawa ruby ke kamar untuk beristirahat.

"nyonya,jangan dengarkan perkataan lia,dia sedari dulu seperti itu":Ruby tak menjawab bahkan ruby tak memepermasalahkan hal itu,hanya saja perkataan lia tentang tunangan Suaminya membuat ia terniang,Livia,ternyata itu nama tunangan Suaminya,pikir ruby.

Kalian sudah membaca,jangan lupa komen,kasih bintang yahh...