Kisah masa lalu Ayahnya juga Bundanya terlalu membekas hingga Intan tak bisa percaya pada Cinta dan kesetiaan.
Baginya Kesetiaan adalah hal yang langka yang sudah hilang di muka bumi.
Keputusannya untuk menikah hanya untuk menyelamatkan perusahaan dan menghibur orang tuanya saja.
Jodohpun sama-sama mempertemukan dirinya dengan orang yang sama-sama tak mempercayai Cinta.
Bagaimanakah kisah selanjutnya?
Akan kah Dia mempercayai Cinta dan Kesetiaan itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rumah Reihan
Di tempat lain, di rumah lain dan kehidupan yang lain. Di rumah kediaman Reihan bersama Kakek dan neneknya tinggal di rumah utama.
"Jadi kapan kamu akan menikah Rei?? " Tanya sang kakek yang biasa si panggil Eyang oleh Reihan, laki-laki tua yang sudah berumur itu bertanya pada cucu satu-satunya.
"Maaf Eyang... Reihan belum menemukan yang pas... "Jawab Reihan.
" Ingat Reihan usiamu sudah 28 tahun, sudah saatnya menikah dan melahirkan penerus kita... Eyang hanya punya kamu... "Kata Eyang Hadi kakek Reihan yang sudah merawat Reihan sedari kecil.
Reihan dirawat Eyang Hadi sedari SD, kedua orang tuanya sering bertengkar, hingga saat SMP orangtuanya bercerai, Papanya menikah lagi namun menikah dengan orang luar negeri dan nyaris tak pernah pulang, mungkin sudah lupa jika masih memiliki Reihan.
Sementara Mamanya sudah berkali-kali menikah dan cerai hingga Reihan dewasa ini mungkin sudah menikah untuk yang ke 4 kalinya, Mamanya tipe wanita karir yang susah di atur, cepat bosan dan terlalu mudah jatuh cinta, mungkin itu yang membuat Papanya memilih cerai waktu itu dan menikah lagi.
Reihan masih merenung di duduknya mengulas balik ke belakang saat masa kecilnya hanya Eyang kakung dan Eyang Putri yang peduli padanya. Lalu akankah dirinya mengecewakan kedua Eyang yang sudah merawatnya itu bahkan mewariskan begitu banyak perusahaan dan memodali dirinya hingga bisa sesukses sekarang.
Sikap tidak setia dan mudah jatuh cinta Mamanya membuat Reihan tidak percaya pada keberadaan cinta itu sendiri, apa lagi seorang wanita, alasan dirinya memilih Intan karena Intan juga memiliki masa lalu yang kelam tentang pernikahan orang tuanya, jadi dia bisa mengajaknya untuk menikah namun dengan kesepakatan yang saling menguntungkan, namun sayangnya gadis itu terlalu keras kepala.
"Rei...!! " Eyang Hadi memanggil lagi Reihan yang nampak melamun, Reihan terkejut lalu menoleh pada Eyangnya.
"Jangan lama-lama Rei... Eyang sudah tua... Eyang tidak tau sampai kapan di dunia ini... Eyang ingin menyaksikan pernikahan kamu... " Kata Eyang Hadi penuh harap.
Tidak lama kemudian Eyang Hana datang dengan kursi rodanya di dorong oleh sang perawat, meski sudah tua dan lumpuh karena kecelakaan wajah segar Eyang Hana masih terlihat, apalagi dengan senyum tulusnya, jika bisa Reihan ingin memiliki istri yang seperti Eyang Hana ini, namun sayang dunia ini ketulusan dan cinta sejati sudah hilang, hanya ada nafsu dan ambisi yang ada, begitulah yang selalu Reihan pikirkan.
"Eyang Hana kok keluar??? Di sini udaranya dingin.... " Kata Reihan lalu menghampiri Eyang Hana.
"Eyang kangen sama kamu Rei... rumah ini makin sepi... seandainya rumah ini penuh riuh anak-anak, pasti di usia Eyang yang tua ini terasa bahagia... " Kata Eyang Hana berkaca-kaca, Reihan memeluk Eyang putrinya.
"Seandainya kamu punya saudara, lalu punya banyak anak-anak pasti hati Eyang terhibur... Kamu sih senang sekali sendiri... Jangan kau jadikan orang tuamu patokan, lihat Eyang sampai menua seperti ini masih saling setia... " Tutur Eyang Hana yang makin membuat Reihan berazam kuat untuk memaksa Intan menerima kesepakatannya, Eyang pasti tidak akan sedih dan kecewa jika yang di nikahi penampilan luarnya saja seperti Intan tertutup jadi kedua Eyangnya tidak akan pernah khawatir di lagi di usianya yang makin menua.
***
Setelah Berbincang banyak dengan Eyangnya di rumah tadi, tidak berlama-lama Reihan lalu berangkat ke kantornya, kini dirinya telah menatap Foto kiriman dari anak buahnya, tentang Intan yang sedang berdiri di pantai Parangtritis.
Tak lama kemudian anak buahnya juga mengirim video Intan tengah berteriak di tepi pantai sendirian, seperti sedang meluapkan emosi dirinya dengan bertindak konyol menurut Reihan.
"Huuuuuaaaaaaaaaaaaaa..... " Teriak Intan sambil melempar batu ke arah pantai itu, di dalam Video Intan sendirian tidak banyak pengunjung, karena menurut cuaca hari ini badai tinggi di lautan.
"Ckkkk konyol...!!! " Decak Reihan lalu mengetik pesan melalu whatsapp di handphone nya.
"😠 Konyol....!!! Hay... datang temui aku sekarang di kafe biasanya atau pabri akan rata dengan tanah!!! 😑" Pesan Reihan yang dia kirim pada Intan tentu tidak mendapat balasan karena gadis itu tidak akan pernah membalas pesannya.
Reihan menunggu tapi tak mendapat balasan segera, dirinya berdiri lalu mencoba menghubungi Intan melalui panggilan telepon, tetapi tetap saja panggilan itu tidak tersambung.
"Ckkkk... dia sedang di kutub atau bagaimana sih...!!! " Reihan kembali duduk dan menghubungi sekretarisnya untuk meminta nomor sekertaris Intan.
Tak lama kemudian sekertaris nya mengirimi kontak sekertaris Intan, Reihan lalu menghubungi Difa melalui telfonnya.
"Assalamualaikum dengan Difa di sini, ada yang bisa di bantu?? " Kata Sekertaris itu dari sebrang.
"Salam. Berikan telfon mu pada Bosmu!!! " Perintah Reihan dingin.
"Maaf Pak Reihan hari ini Bu Intan Cuti... baru ada kepentingan... "Jawab sekertaris itu, Reihan kesal tak mendapat yang dia inginkan. lalu memutuskan panggilan sepihak tanpa mengucap salam.
Reihan menghubungi Sekretarisnya lagi, meminta untuk di kosongkan waktunya sehari ini. Reihan keluar tanpa jasnya, dasinya ia tanggalkan dan dia tinggalkan, kancing kemeja atasnya di buka, lalu lengannya di gulung hingga di bawah siku, hingga terlihat lebih santai, namun itu justru membuat penampilannya menawan di mata wanita-wanita, hingga mata karyawati di kantornya tak mau berkedip melihat ketampanan Bosnya.
Reihan memasuki mobilnya saat tiba di parkiran, lalu melaju bagaikan pembalap sungguhan, membelah jalanan menuju titik lokasi yang di kirimkan anak buahnya.
Selama di perjalanan Reihan mendengarkan musik di mobilnya dengan earphone di telinganya, namun matanya juga tangannya masih berusaha fokus.
Banyak waktu yang sudah terbuang
Lewat begitu saja
Mengejar di dalam kegelapan
Bagai memburu berjuta bayangan
Ingin menegakkan benang yang basah
Yang tak pernah terwujudkan fatamorgana
Dan tak mungkin pasti
Memang nikmat bila dicampakkan
Tanggung jawab kita
Menekuk tatkala disadari
Bahwa betapa banyaknya ancaman
Sedetik, seabad mungkin tak ternilai
Bila waktu hanya diisi kekuatan
'Tuk kau munafikkan
Tahukah, takkan pernah mampu
Kau mengulanginya?
Tiada mungkin masa lalu
Terulang kembali
Manfaatkan waktu yang hanya sementara
Berbenah lah, berbenah lah
Tahukah, engkau yang sekarang
Bukan yang kemarin?
Bagaikan terbitnya mentari
Kemudian terbenam
Maka coba mengisi diri dengan sesuatu
Untuk bekal nanti
Tahukah, takkan pernah mampu
Kau mengulanginya?
Tiada mungkin masa lalu
Terulang kembali
Manfaatkan waktu yang hanya sementara
Berbenah lah, berbenah lah
Tahukah, engkau yang sekarang
Bukan yang kemarin?
Bagaikan terbitnya mentari
Kemudian terbenam
Maka coba mengisi diri dengan sesuatu
Untuk bekal nanti
Maka coba mengisi diri dengan sesuatu
Untuk bekal nanti
"Ckkk lagu apa itu... Bikin makin pusing aja..." Reihan mengganti lagu itu dengan musik yang sedikit keras, lalu setelah menempuh perjalanan lama, Reihan kemudian sampai di area yang di kirimkan oleh anak buahnya, namun sayang setelah dirinya tiba Intan sudah berpindah entah kemana.
***
Maaf author revisi ada beberapa Typo... mohon koreksiannya ya... 🙏☺