Menikah dan di jodohkan secara tiba-tiba tanpa persetujuan adalah hal yang tengah di alami oleh Andra dan Viana terlebih mereka masih duduk di bangku sekolah menengah atas.
Keduanya memang saling kenal tapi sama sekali tak pernah bertegur sapa meski 3 tahun menimba ilmu di gedung yang sama. Alasan perjodohan tak lain karena orang tua Andra tak setuju dengan hubungan putranya dengan Haura meski sudah terjalin dua tahun lamanya.
Dan kambuhnya penyakit sang Mama akhirnya membuat Andra pasrah menikahi Viana.
Akankah rumah tangga keduanya tetap berjalan di tengah hubungan yang belum di selesaikan oleh Andra bersama Haura?
Yuk ikuti kisah mereka yang penuh konflik remaja.. Ini bukan turunan GAJAH ya 😂
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 14
🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Andra yang sudah siap dengan seragam sekolahnya masih berusaha bicara dengan Viana, tak perduli gadis itu mengabaikannya dan terus menghindar. Mulai dari bangun tidur, bersiap hingga sarapan dengan keluarga Bramasta.
Kemarin Mamih dan Papih pun sudah minta maaf dengan sikap anak sulung mereka, Mikha.
Wanita itu memang sudah keterlaluan karna sudah membahas masa lalu orang tua Viana yang termasuk aib orang tuanya di masa 3 tahun lalu tersebut.
"Gue anter lo sampe sekolah," kata Andra yang menarik tangan Viana ke garasi mobil tempat dimana jejeran kendaraan mewah keluarga itu berada.
Viana yang terus meronta tetap berusaha melepaskan tangannya. Tapi, apa dayanya yang tak bisa melawan tenaga seorang lelaki.
"Kamu harus jemput Haura, jadi gak usah berangkat bareng sama aku," balas Viana.
"Disini lo gak ada motor, gue udah bilang dia buat gak jemput hari ini," jawab Andra.
"Hari ini aja? terus besok, besoknya lagi, lusa dan seterusnya gimana? balik buat anter jemput pacar mu itu, iya?"
Andra hanya bisa diam, ia serba salah untuk hal ini sebab belum siap untuk terlihat bersama dengan Viana. Bukan karna Haura, tapi ini pasti akan jadi tranding gosip lagi jika seluruh murid tahu kedekatan mereka nanti.
"Udahlah, jangan pikirin aku. Kita udah sepakat untuk masing-masing kan? kamu dengan Haura dan aku dengan kesibukanku sendiri," tambahnya lagi sedikit ketus.
Cekalan tangan Andra yang longgar menjadi kesempatan bagi Viana untuk pergi. Ia meminta salah satu pria paruh baya yang sepertinya seorang supir untuk mengantarkannya ke sekolah.
Dan selama perjalanan itulah, Viana sekuat hati. untuk menahan air matanya.
Ayo, Vi... jangan main perasaan..
.
.
Di sekolah, Viana yang tak keluar dari kelas saat jam istirahat membuat Andra sempat mencarinya, ia yang pura-pura lewat depan kelas Viana hanya bisa membuang napas kasar saat gadis itu sedang duduk sendirian sambil memainkan ponsel. Ia yakin jika istrinya itu masih saja kesal karna kejadian kemarin, padahal jelas ia yang memancingnya lebih dulu. Tapi, bukan perempuan namanya jika tak seperti Viana saat ini.
Tak ada pilihan lain, Andra meminta salah satu petugas kantin untuk membawakan makanan dan minum untuk Viana. Ia terpaksa melakukan itu karna khawatir jika gadis itu jatuh sakit.
.
.
.
"Sayang, ngapain lagi ke kantin?" tanya Haura yang tak sengaja berpapasan dengan kekasihnya itu.
"Hem, aku abis pesen makanan buat Viana," jawab Andra. Ia tak peduli dengan perasaan kedua gadis itu yang Andra tahu ia suda jujur.
"Dia---, belum makan?" tanya Haura, hatinya mencelos karna perhatian kekasihnya benar-benar terbagi.
"Iya, kayanya dia gak keluar kelas, aku juga gak liat dia di kantin," jawab Andra.
Haura mengangguk paham, tak ada yang bisa gadis itu lakukan kcuali diam. Padahal, saat tadi ia sudah berusaha menyangkal sikap Andra yang lain, pemuda itu memang nampak gelisah dan seperti mencari-cari sesuatu tapi Haura tak menyangka jika yang di tunggu adalah Viana. Secara mereka sudah satu hari full bersama tanpa sedetik pun Haura menganggu mereka, bahkan untuk mengirim pesan pun tak ia lakukan sama sekali. Tapi, didepannya Andra ternyata masih memikirkan gadis itu.
Sakit?
Tentu, karna Haura masih menganggap Andra sebagai miliknya tak perduli pemuda itu sudah mengikararkan janji suci di hadapan Tuhan.
"Ra, kenapa?" tanya Andra saat gadis kesayangannya itu melamun.
"Gak apa-apa, kelas yuk, sebentar lagi bel masuk," ajak Haura yang langsung menggandeng tangan Andra seperti biasa.
Pemandangan yang lumrah bagi semua murid sekolah Pelita Harapan saat melihat pasangan itu bergandengan tangan.
"Ndra--," panggil Haura pelan saat merka berada di tengah tangga.
"Apa?"
.
.
Apa kamu nyaman dengan Viana?