Anak kecil ber usia 5 tahun itu asik merasakan sejuk dan dinginnya air pegunungan yang merendam tubuhnya, mereka adalah Regan dan Regi anak kembar laki - laki dari pasangan Putra Mahardika dan Rosintiani.
Setiap akhir pekan Putra akan mengajak keluarganya ini untuk berlibur seperti weekend kali ini ia mengajak anak dan istrinya itu ke sebuah Air Terjun di mana Air Terjun itu menyajikan sebuah pemandangan yang begitu indah.
Canda tawa pun selalu menghiasi wajah mereka, Regan kecil tampak begitu menikmati bermain air bersama kakaknya sedangkan Putra dan Rosi mengawasi dari Gazebo yang tak jauh dari sana....
langsung aja masuk keceritanya...!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mars Is Blue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 12
Alunan denting piano mulai terdengar secara perlahan-lahan, jari-jari itu sangat lihai menari di atas tuts piano, memainkan sebuah melodi indah membius para penonton yang ada, mereka sangat menikmati instrumen yang di
bawakan Regan.
Sebuah lagu berjudul Crying Alone - Sad Emotional milik Composer bernama Jurrivvh itu pun seperti mewakili perasaan Regan kali ini.
Flashback On
Di dalam sebuah ruang tamu yang cukup luas, Putra, Rosi dan juga Regi tengah asik bercengkrama bersama, mereka begitu menikmati kebersamaan di hari libur ini. Sesekali mereka pun tertawa sangat bahagia, namun tak ada sosok Regan di sana. Hingga akhirnya Regan pun datang, ia baru saja pulang entah dari mana membawa sebuah surat, ia nampak begitu senang, buru-buru ia menghampiri keluarganya.
"Mah, pah, 3 hari lagi Regan ada kompetisi piano, mama sama papa datang ya saksiin Regan." Ucapnya dengan penuh harap ia lantas memandang ke arah Putra dan Rosi secara bergantian berharap suatu jawaban yang ia harapkan dari mereka, walau orang yang ia pandang memandang Regan seperti tak suka namun Regan berusaha untuk tetap tenang di hadapan mereka. Regi yang ada di sana pun hanya tersenyum ia menyimak setiap obrolan yang ia dengarkan.
"Gak bisa, papa ada meeting sama client!" Jawab Putra dingin, kalau papa tak bisa ia masih mempunyai harapan pada mamanya itu.
"Yaudah, kalau mama bisa kan?"
"Maaf Regan mama juga gak bisa, lain kali aja ya."
"Lagi pula untuk apa menghadiri kompetisi itu, paling-paling kamu hanya akan membuat saya malu atas permainan jelek mu itu."
Regan pun terdiam, tangannya mengepal dengan kuat berusaha menahan setiap gejolak amarah dalam dirinya.
"Iya Regan tau, Regan gak seperti Regi anak kesayangan mama dan papa. Tapi apa salahnya kalo Regan cuma pengen kalian luangin waktu buat Regan? Salah Regan tuh apa sama kalian? Hah? Apa salah Regan?!"
"Regan! Pelanin suara lu itu, ini mama dan papa! Lu harus bersikap sopan sedikit."
Regi pun mengingatkan Regan yang sudah terlihat emosi.
"Diam lu pecundang!"
"Regan! Jangan berbicara gak sopan sama kakak kamu!" Bentak Putra yang terlihat marah, namun Regan mengalah ia langsung pergi dari hadapan mereka. Berjalan menaiki anak tangga dengan sedikit berlari memasuki kamarnya dan menutup pintu dengan keras.
"Salahin aja gue, apa-apa gue! Yang salah gue! Yang gak berguna gue, gue aja terus!" Ucap Regan dengan penuh amarah, wajahnya yang putih bersih kini menjadi merah padam nafasnya pun menjadi naik turun, ia segera membuka pintu balkon yang ada di kamarnya dan segera duduk di kursi berusaha menetralkan pikirannya.
"Bodoh lu Regan! Udah tau mereka gak perduli sama lu, kenapa lu masih berharap sama mereka!"
Flashback Off.
Regan menekan tuts piano itu dengan lebih keras setelah bayangan tentang keluarganya terlintas begitu saja dalam pikirannya tepat saat itu pula permainannya usai, semua orang yang ada di dalam aula tampak hening
hingga akhirnya sebuah tepuk tangan dan teriakan pun terdengar, para penonton begitu menikmati permainan piano Regan.
Prokk...prokk...prokk...
"Woahhh... Huuuuu... kerennn!"
Regan pun tersenyum, ia tak menyangka kalau akhirnya akan seperti ini, beberapa bunga mawar pun memenuhi panggung, bunga itu adalah dari penonton yang mengapresiasikan permainan piano Regan yang sangat bagus.
Ia juga mendapati sahabatnya ada di sana. Dan ia juga mengenali sosok perempuan yang membuatnya cukup merasa malas berada di sekolah, Citra gadis itu sengaja datang hanya untuk mensupport Regan. Ia tampak cantik dengan Dress biru muda yang ia kenakan.
next...