NovelToon NovelToon
Jodohkah Kita? (Kisah Seruni)

Jodohkah Kita? (Kisah Seruni)

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Angst / POV Pelakor / Pihak Ketiga
Popularitas:10.5k
Nilai: 5
Nama Author: Lalalati

Usai penyatuan itu, Seruni bersandar pada dada polos Victor. "Ada satu yang belum aku kasih tahu sama kamu, Vic."

"Apa?" Tanya Victor.

"Aku... gak bisa punya anak," ucap Seruni dengan berat hati. Ia merasa sudah bertindak egois karena baru mengatakannya sekarang. Seruni berpikir Victor pasti sama seperti pria lain, yang menginginkan seorang anak. Apalagi ia seorang penerus perusahaan.

"Aku tidak peduli itu, Seruni. Aku mencintai kamu, bagaimana pun kamu."

Kata-kata Victor membuat bahagia menelusup di hati Seruni. "Kenapa kamu bisa nerima aku yang kayak gini?"

Victor tersenyum hangat saat Seruni menatapnya dengan tatapan bersalah. "Aku sudah kehilanganmu selama dua belas tahun. Apa kamu pikir aku akan rela kehilanganmu lagi karena alasan itu?"

Tanpa Seruni ketahui, Victor sudah menyembunyikan sebuah kenyataan pahit. Ego Victor untuk bisa kembali bersama cintanya yang belum usai membuatnya mengabaikan kenyataan itu. Kenyataan yang suatu hari akan menyakiti Seruni lebih dalam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lalalati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7: Akhir Cinta Pertama

Seruni menyesal. Seharusnya ia tahu ada harga yang begitu mahal yang harus ia bayar agar ia bisa kembali ke ibukota. Apa yang dipikirkannya? Emran tak mungkin semudah itu bisa diluluhkan.

"Putus..." Lirih Seruni. Kata-kata itu begitu menghujam hatinya.

Air mata Victor mulai berjatuhan di pipinya. "Maafin aku... hanya ini yang bisa aku lakuin buat kamu. Kamu harus kembali ke Jakarta supaya kamu bisa kuliah. Tapi sebagai gantinya, aku harus pergi hari ini juga ke Inggris. Maafin aku karena aku gak punya daya untuk mempertahankan kita."

Tangis Seruni pun pecah. Keduanya saling merengkuh sambil terisak.

"Apa gak ada yang bisa kita lakuin lagi, Victor. Apa kita udah cuma sampai di sini aja?" Seruni tak rela.

"Maaf..." Isak Victor. Hanya itu yang keluar dari mulutnya. Tak ada lagi yang bisa diperbuatnya.

Victor melepas pelukannya, meraup pipi Seruni, dan menyelami kedua manik Seruni yang basah oleh air mata. "Dengerin aku, kita emang putus sekarang. Kita harus lihatin ke ayah kalau kita udah lakuin apa yang ayah mau. Tapi... aku janji, setiap aku liburan kita ketemu di sini. Dan nanti saat kita udah lulus, kita akan bareng-bareng lagi. Aku janji."

"Apa bisa kayak gitu, Vic? Apa kita bisa bareng-bareng lagi?" Isak Seruni merasa tak yakin.

"Aku akan usahain sebisa aku. Kamu hanya perlu inget, aku akan selalu sayang sama kamu. Sekarang ataupun nanti."

Victor mendekatkan wajahnya, mempertemukan bibir mereka untuk terakhir kalinya.

***

Hari-hari pun berlalu. Victor sudah pergi. Ia sudah meninggalkan Jakarta. Semuanya sudah tak sama lagi sejak hari kepergian Victor. Kini Seruni merasakan hidupnya begitu hampa. Setiap kali Seruni memiliki waktu, ia akan datang ke danau itu, untuk sekedar mengingat kembali semua kenangan yang pernah ia lalui bersama Victor.

Kabar baiknya, Seruni diterima di kampus favoritnya dengan beasiswa, seperti yang selama ini diimpikannya. Ia bahagia sekali. Setidaknya ada harapan yang masih menyala di hatinya. Ia akan berusaha untuk menyelesaikan kuliahnya dan menepati janjinya bersama Victor untuk kembali bersama setelah mereka lulus.

Namun, lama kelamaan Seruni menyangsikan, apakah janji itu akan bisa mereka realisasikan? Karena sejak pertemuan terakhir mereka, tidak hanya raganya yang pergi, namun kabar dari Victor benar-benar tak pernah datang. Ia tak bisa lagi dihubungi. Seruni sempat mencari tahu keberadaan Victor pada teman-temannya, namun Victor tak pernah lagi memberikan kabar kepada siapapun. Seruni bahkan menghubungi Sean, namun nomor Seruni sudah diblok oleh sekretaris Emran Hartono itu.

Victor benar-benar menghilang tanpa jejak. Bahkan saat liburan tiba, Victor tak menepati janjinya untuk kembali ke Indonesia dan bertemu di danau itu. Victor sama sekali tak pernah menepati janjinya.

Hal itu membuat Seruni merasa ada lubang besar dan gelap di hatinya kini. Ia terus bertanya kemana Victor? Mana janjinya? Kenapa ia tak pernah menepatinya?

Hari berganti bulan. Bulan berganti tahun. Hingga bertahun-tahun pun berlalu.

Hari itu Seruni mendapatkan gelarnya pada acara wisuda yang digelar di kampusnya. Kini ia resmi menyandang gelar Sarjana Pendidikan. Erna, sang ibu pun datang ke kampus Seruni untuk menyaksikan momen bersejarah sang putri.

"Selamat ya, Nak." Erna memeluk Seruni dengan penuh haru. "Kamu sudah bikin Ibu bangga."

"Makasih ya, Bu. Ini semua berkat ibu. Doa ibu." Sahut Seruni dengan air mata bahagia di pipinya.

"Anak ibu sekarang udah punya gelar, udah bisa meraih cita-cita kamu." Erna melepaskan pelukannya. "Sekarang apa rencana kamu selanjutnya, Runi?"

"Runi kayaknya mau lebih realistis, Bu. Runi akan ambil tawaran untuk kerja di Hotel."

"Kamu yakin? Bukannya kamu lebih pengen buat jadi guru tata boga?"

"Tapi gaji di hotel lebih besar, Bu. Runi pengen cari uang buat pengobatan ibu."

"Kamu gak usah mikirin ibu. Pengobatan ibu udah ditanggung sama BPJS, sekarang waktunya kamu mengejar mimpi kamu. Lagipula hotel itu jauh, Runi. Kamu pakai apa ke sana?"

"Tapi operasi ibu gak bisa pakai BPJS. Kita harus cari..."

Tiba-tiba terdengar suara seorang pria. "Seruni!"

Seruni dan Erna pun menoleh. "Malik?"

Pria bertubuh tinggi kurus berpenampilan rapi itu menyerahkan sebuket bunga pada Seruni. "Selamat ya atas kelulusan kamu."

"Makasih." Ujar Seruni terharu.

"Siapa ini, Runi?" Tanya Erna.

Malik pun mengulurkan tangannya. "Saya Malik, Tante. Saya temennya Seruni."

Erna melirik sang putri dengan tatapan penuh arti. Ia pun menyambut tangan Malik. "Saya Erna. Salam kenal."

Mereka pun mengobrol beberapa saat. Diketahui Malik adalah seorang alumni. Ia kakak tingkat Seruni berbeda jurusan. Ia lulus sekitar dua tahun lalu. Setelah lulus Malik ikut orang tuanya mengelola beberapa restoran milik keluarganya.

Hari itu setelah wisuda, Malik mengantar Seruni dan sang ibu ke sebuah foto studio untuk berfoto agar momen wisuda ini bisa diabadikan. Setelah itu mereka makan bersama di sebuah restoran. Ketiganya terlihat begitu akrab dan Erna berpikir, Malik adalah pria yang baik. Ia bisa melihat bahwa Malik memiliki ketertarikan pada sang putri.

***

Suatu malam Seruni dan sang ibu berada di ruang tengah rumah mereka. Mereka seperti biasa, sedang menyiapkan kue-kue yang akan Erna jual esok hari.

"Runi..."

"Iya, Bu." Sahut Seruni sambil sibuk membungkus lemper.

"Sebenernya, kamu sama Malik kayak gimana?"

Seruni melirik sekilas pada sang ibu. "Gimana apanya, Bu?"

"Kelihatannya dia suka sama kamu." Erna to the point.

Seruni tersenyum. "Apa sih, Bu."

"Ibu setuju loh, kamu sama Malik. Kayaknya orangnya baik, ganteng, terus dia berasal dari keluarga yang berkecukupan. Dia juga kelihatan tertarik sama kamu."

Seruni tak menyahut. Ia malah menghela nafasnya.

"Udah waktunya kamu melupakan Victor, Runi."

Tangan Seruni yang sibuk membungkus lemper sontak membeku karena mendengar nama cinta pertamanya itu disebut oleh sang ibu. "Aku udah gak pernah mikirin dia, kok." Dustanya.

"Kamu gak bisa bohongin Ibu. Emang ibu gak tahu kamu masih sering datang ke danau itu? Ibu juga sering lihat kamu nangis kalau malem-malem di kamar kamu."

Hidung dan mata Seruni memanas.

"Nak..." Erna meraih tangan sang putri. "Lupakan dia. Sejak dia pergi waktu itu, dia udah gak pernah hubungin kamu lagi, 'kan? Lagipula kamu harus inget, dunia kita berbeda, Runi. Dia berada jauh di atas kita. Kamu harus coba buka hati kamu untuk orang lain. Ibu pengen lihat kamu..."

Tiba-tiba, Erna memegang dadanya. Sontak Seruni terkejut. "Ibu!" Teriaknya. Kesadaran Erna menghilang dan tubuhnya oleng, untung Seruni sempat menahannya hingga kepala sang ibu tak sampai terbentur lantai.

"Tolong!!" Seruni berteriak sekuat tenaga, berharap ada tetangganya yang mendengarnya.

Lalu setelah beberapa kali berteriak, para tetangga pinggir rumahnya pun berdatangan. Dengan bantuan mereka, Seruni segera membawa sang ibu ke rumah sakit dengan menggunakan mobil angkot milik salah satu tetangganya.

Tubuh Erna pun tiba di IGD, namun nahas, saat Dokter memeriksanya. "Maaf, Mbak. Ibu anda... sudah tidak ada."

Dunia Seruni seakan runtuh. Satu-satunya kerabat yang ia miliki, satu-satunya orang tua yang dimilikinya kini sudah tidak ada di sisinya. Seruni bahkan tak menangis, ia masih belum bisa mempercayai apa yang dokter katakan. Baru saja ia dan sang ibu mengobrol bersama di tengah rumah, dan ibunya masih baik-baik saja. Dokter mengatakan, Erna yang memang sudah memiliki penyakit jantung, mendapat serangan jantung mendadak dan membuatnya kehilangan nyawanya.

Saat tubuh Erna diselimuti kain hingga ke kepalanya, barulah Seruni menangis. "Ibu! Jangan tinggalin Runi, Bu!" Histerisnya.

Selama ini Seruni berusaha untuk bisa menyelesaikan kuliahnya secepatnya. Agar ia bisa bekerja untuk melunasi hutang keluarganya dan menghidupi sang ibu, agar beliau yang sejak beberapa bulan terakhir menderita sakit jantung, tidak perlu lagi bekerja keras membanting tulangnya.

Namun Tuhan jauh lebih sayang kepada sang ibu, hingga beliau dipanggil pulang ke pangkuan-Nya agar tak perlu merasakan rasa sakitnya lagi.

Keesokan harinya jenazah Erna pun dimakamkan. Beberapa hari setelahnya Seruni masih terlihat muram, ia kerap kali termenung sendirian. Untungnya masih ada sahabat baiknya, Shelly, dan juga Malik yang selalu menemaninya.

Hingga suatu hari Malik datang seperti biasa ke rumah Seruni di saat ia senggang dan tak terlalu sibuk di restorannya.

"Ser, aku bawa kesukaan kamu. Ayam bakar." Ujar Malik sumringah, dibalas senyuman lirih dari Seruni. Mereka pun melahap ayam bakar lengkap dengan nasi dan juga sambal dan lalabannya di meja makan.

"Makasih ya, Mal." Sahut Seruni. "Maaf ya aku jadi ngerepotin kamu terus."

"Ngerepotin apa, sih. Aku justru seneng bisa nemenin kamu kayak gini." Ujar Malik tulus.

"Aku gak enak aja, kamu jadi sering bolos kerja. Padahal kamu gak usah sering-sering ke sini juga gak apa-apa."

Malik beranjak untuk mencuci tangannya dan duduk kembali di posisinya. Ia mengeluarkan sebuah kotak dari dalam sakunya dan membukanya di depan Seruni. Sebuah cincin emas bertengger di dalam kotak itu.

Sontak Seruni terkejut bukan main. "Ini apa, Mal?"

Malik pun meraih tangan kiri Seruni dan memasangkan cincin itu di jari manis Seruni. Ia menatap lekat kedua mata Seruni. "Ser, udah lama aku suka sama kamu. Aku tadinya pengen nembak kamu saat kamu udah lulus kuliah dan jadiin kamu pacar aku. Tapi karena keadaannya seperti ini, membuat aku makin yakin, dan rasanya aku gak pengen nunda apapun lagi. Kamu, mau gak nikah sama aku?"

Seruni terdiam mematung. Ia masih tak menyangka Malik melamarnya.

"Aku khawatir kamu tinggal di sini sendirian. Kalau kita nikah, kita bisa tinggal bareng di rumah aku. Gimana, Ser? Kamu mau?"

Dalam hati Seruni, sama sekali tak ada nama Malik. Tak ada tempat istimewa yang Malik tempati. Namun, ia ingat ucapan sang ibu sebelum ia wafat, bahwa ia setuju jika Seruni membuka hatinya untuk Malik.

Atas dasar itu, Seruni berpikir untuk menerima Malik sebagai suaminya. Lagipula, Malik selama ini sudah begitu baik padanya. Ia juga sayang pada Seruni. Tak ada alasan untuknya menolak laki-laki sebaik Malik.

Juga, ini sudah waktunya Seruni melupakan Victor. Kata orang, cinta pertama memang tak pernah berhasil. Mungkin itu juga yang terjadi pada Seruni.

Seruni pun sudah memutuskan. "Iya, aku mau nikah sama kamu."

 

Make up Wisudanya Seruni

1
Erni Fitriana
hamil kang ketoprakkkkk....hamillllllll...pegimanah sih luhhhh...nveluat...ngeluat doang gak ada tindakanyahhhh..gemes guah😠😠😠😠😠😠
Erni Fitriana
tokcer victor
Erni Fitriana
ketemu lagiiiii kita
Erni Fitriana
kyk ketiban tuang listrik y seruni????
Erni Fitriana
sedih bacanya😢😢😢😢
Erni Fitriana
ya Allah visualnya😱😱😱😱😱
Erni Fitriana
alhamdulillah
Erni Fitriana
aduh deg degan victor ketemu seruni lagiiiii
Erni Fitriana
cinta lama belum kelar nihhhh🤔🤔🤔🤔🤔
Erni Fitriana
jngn lupa bilang terimakasih sama author y vic!!!!!
Erni Fitriana
ya Allah runi😭😭😭😭😭
Erni Fitriana
viktor semakin dibuat sibuk oleh pak emran....
Erni Fitriana
berjuang lahhh
Erni Fitriana
pak emran beruntung gak punya urat susah...jadi sekali ngomong n nyuruh pindah orang sat set y pindah....punya urat kaya enak y pak😊😊😊😊😊
Erni Fitriana
horang kaya..kko nyuruh pindah udah kyk ngusir laler
Erni Fitriana
ehh bapak plin plan
Erni Fitriana
cerita sweet...cerita SMA😘😘😘
Asep Saepudin
jgn sampai terjadi hal buruk sama Laura dan seruni
Asep Saepudin
mdh2 seruni baik baik saja
Soeharti Rifangi
tinggalkan saja seruni laki " yg gak punya pendirian ,baru diancam gitu saja sama marsha udah lembek /Frown/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!