NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Cewe Matre

Mengejar Cinta Cewe Matre

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Eka Nawa

Jihan dikenal sebagai cewe matre, namun apa jadinya jika seorang yang matre ini jatuh cinta pada seorang pria yang notabennya sudah mempunyai istri.
Alex pria kejam yang sudah beristri menjalin hubungan gelap dengan Jihan, di awal hubungan mereka baik-baik saja, namun berakhir dengan kekejaman Alex yang menyingkirkan Jihan dari kehidupannya saat Jihan bersikeras memberitahukan hubungannya pada istrinya.
Di sisi lain karena pertemuan yang tidak terduga di sebuah desa kecil tempat Alex menyingkirkan Jihan, seorang pria bernama Aditya diam-diam mencintai Jihan walaupun berkali kali dia mendapatkan penolakan dari gadis matre itu, Aditya tidak pernah menyerah untuk mendapatkan cinta nya.
Akankah suatu saat Jihan akan menerima Aditya yang begitu tulus atau bertahan dengan perasaannya bersama Alex.
Ikuti terus kisahnya ya🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Nawa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 7

Sesampainya di kediaman Demian, Antonio menyuruh beberapa anak buahnya memapah Aditya yang masih dalam keadaan pingsan. Melani yang saat itu baru saja keluar dari dapur untuk membuatkan segelas teh hangat seperti biasa untuk mama mertuanya, melihat Antonio datang bersama carlos dan beberapa anak buahnya sedang membawa seorang pria.

Karena penasaran ia mengikuti Antonio menuju kamar adik iparnya, dan mulai berpikir apa yang di bawa anak buah Antonio itu adalah adik iparnya?

Bruk

Cakra dan Arthur meletakan tubuh pemuda yang hampir tersadar namun ia masih berpura-pura pingsan karena ingin mendengarkan apa yang di katakana papa nya itu.

“Kalian berjaga di luar lalu kunci pintunya jangan ada yang masuk ke kamar ini tanpa seizin ku!” tegas Antonio pelan penuh penekanan.

“Baik, tuan!” sahut Cakra dan Arthur bersamaan.

“Jadi, benar jika pria yang dibawa papa adalah Aditya? Aku harus memberitahu mama. Dia pasti akan senang mendengar putranya sudah pulang ke rumah.

Prank

“Akkh, panas!” Alex meringis terkena tumpahan teh yang dipegang sang istri saat ia akan berbalik.

“Maaf, Alex aku tidak tahu jika kau ada di belakang ku!” tutur Melani berusaha membersihkan tumpahan air teh kemudian ia ingin membuka jas Alex namun di tepisnya.

“Jangan menyentuhku perempuan bodoh?! Apa kau sedang menjadi mata-mata papa ku sampai harus bersembunyi di balik dinding ini?” sarkas Alex kesal kemudian ia mencengkram lengan istrinya sedikit mendorong tubuhnya menyuruhnya pergi.

Melani pun menurutinya ia kembali ke dapur untuk membuat segelas teh lagi, tetapi kali ini ia menyuruh pelayan untuk mengantarkan nya ke kamar Clarissa lalu kembali ke kamarnya dengan perasaan sakit atas perlakuan Alex terhadapanya.

Alex menghampiri kedua anak buahnya yang sedang berjaga di kamar adiknya.

“Kalian ngapain berdiri di kamar Aditya? Bukan kan kamar ini kosong?” ucap Alex penasaran.

“Tuan muda sudah di temukan, tuan. Dan sekarang ia ada di dalam. Kami disuruh tuan Antonio untuk berjaga-jaga di sini takut jika tuan muda Aditya kabur lagi,” jelas Arthur pada Alex

“Hmm baiklah kalau begitu,” tukas Alex yang ingin masuk tetapi Cakra melarangnya.

“Maaf tuan Alex, kau tidak bisa masuk ke dalam tanpa persetujuan tuan tuan Antonio,”ujar keduanya merentangkan tangan menghalangi tubuh Alex.

“Ha? Menyebalkan!” decak Alex dalam hati ia pun mengurungkan niatnya menemui adik nya.

Di rasa sudah tidak ada suara orang berbicara, perlahan Aditya membuka kedua matanya, ia pun terduduk menelisik kamarnya sendiri yang sudah hampir setahun ia tinggalkan karena kabur dari rumah. Aditya terdiam meletakan kedua tangannya kebelakang memejam kan matanya mengingat apa saja yang ia lakukan selama berada di luaran serasa bebas, tenang dan damai.

Tidak ada yang menuntutnya, tidak ada yang memerintahnya dan juga ia bisa bebas melakukan apa saja yang ia ingin kan dalam lamunannya ia tersenyum, namun seketika senyum itu memudar ketika ia teringat wajah seorang gadis yang ia tabrak saat di depan toilet.

“Oh tidak! Kenapa aku teringat wajah gadis itu, aneh?” ujar Aditya terkekeh sendiri lalu ia membaringkan tubuhnya kembali meletakkan kedua tangannya menopang kepalanya menghadap ke langit-langit kamarnya sambil memikirkan nasib hidupnya selanjutnya akan seperti apa.

***

Seorang pria sedang bertekuk lutut tepat di gerbang yang menjulang tinggi tepatnya di rumah bordil milik Sena, ia terus memanggil nama jihan sambil menangis.

“Tolong buka pintunya aku ingin bertemu dengan jihan!” pinta Johan pada penjaga gerbang.

“Maaf tuan aku sudah mengatakan berapa kali padamu jika nona Jihan tidak ada di sini! Aku tidak bisa sembarangan membukakan pintu karena kau belum membuat janji pada madam, dan juga madam tidak ada di tempat,” jelas penjaga tidak berani walau berkali-kali Johan mengatakan jika ia adalah kekasih dari Jihan.

Johan pun akhirnya menyerah dia tidak lagi memaksa dan tidak ingin mencari keributan yang ia inginkan hanya bertemu dengan Jihan dan meminta maaf padanya atas kebohongan yang ia berikan pada Juhan.

Dreett … dreett

Suara ponsel Johan panggilan dari mami nya.

“Apa kau masih menemui gadis murahan itu, Johan?!” pekik Jenifer memaki putranya dari sebrang sana.

“Namanya, Jihan,” sahut Johan

“Mami tidak peduli jika kau ingin gadis itu masih bernapas, pulang sekarang juga dan minta maaf pada istrimu!” ancam Jenifer serius lalu memutuskan sambungan teleponnya secara sepihak.

“Sudah lah mami jangan memaksakan Johan, pernikahan kami adalah perjodohan. Biarkan Johan menyelesaikan masa lalu nya du;u,” tutur Oliv lembut pada mami mertuanya. Dia adalah gadis yang manis dan pengertian, ia sadar pernikahannya hubungan kerjasama antara masing-masing keluarga dan tidak memaksa Johan untuk langsung menjadi miliknya seutuhnya.

“Apa kau tidak takut suami mu di rebut oleh wanita jalang itu!” sarkas Jenifer sedikit meninggikan suaranya, membuat Oliv memilih diam karena tidak ingin meladeni mertuanya.

***

“Wanita Jalang, murahan, memanfaatkan, dan cewe matre? Cikh … dasar wanita tua sialan seenak nya saja dia menghina ku?” desis Jihan yang saat ini berada di dalam kamar kos nya.

Sambil memainkan korek api kesayangannya pemberian Reyhan yang sudah dia anggap sebagai kakaknya sendiri, dia terus saja mengingat kejadian saat di mall tadi siang.

Saat Jihan melangkahkan kakinya memasuki mall ia berpapasan dengan seseorang yang sangat ia kenal bergandengan tangan dengan seorang wanita.

“Tunggu …” pekik Jihan.

“Kau?” lirih Johan menatap gadis yang saat ini ada di hadapannya.

Jihan menghampiri keduanya melongo menatap Jihan khususnya Oliv istri dari Johan.

“Dia siapa, Johan?” lirih Jihan menatap wanita yang masih menggandeng tangan kekasihnya dengan wajah kebingungan.

“Jihan aku bisa jelaskan padamu, sekarang kita mengobrol dulu sebentar ya?” ajak Johan ingin menyentuh tangan Jihan namun Jihan menepisnya.

“Don’t touch me! Jawab aku siapa dia?” tanya Jihan kedua kalinya.

“Dia Oliv istri dari, johan! Sebulan Lalu mereka menikah,” ujar wanita paru baya memberitahu lalu menghampiri Jihan.

“Bukankah kau bilang ingin pergi untuk sebulan karena urusan pekerjaan?” tukas Jihan dengan sorot mata mengintimidasi.

Johan hanya diam tidak menjawab pertanyaan dari Jihan membuat Jihan meradang dan ingin sekali menampar laki-laki yang sudah sangat lama menemaninya, namun tidak di sangka jika kebaikan, kasih sayang dan sikap royal nya itu hanya ingin menutupi hubungannya dengan wanita yang bernama Oliv pikirnya.

“Diam lah kau wanita jalang, murahan!” sela Jenifer dengan penuh penekanan.

“Mami, kau jangan berkata kasar pada Jihan!” pekik Johan tidak terima.

“Memang benar kan? Sadar Johan wanita ini hanya memanfaatkan mu! Dan dia adalah cewe matre yang selalu menipu banyak pria dan kau adalah salah satu pria yang sudah dia tipu ingin menguras habis hartamu,” hardik Jenifer tidak ingin putranya terjerat terlalu lama dengan cewe matre yang ada di hadapannya ini.

“Jihan yang tidak tahan dengan hinaan Jenifer memilih pergi, ia tidak sekalipun menoleh ke belakang walau Johan teriak memanggil namanya, walau saat ini Jenifer menahan tangan Johan agar tidak biasa menghampiri Jihan yang saat ini sudah semakin menjauh dari pandangan Johan membuat Johan lesu.

“Akkhh sudah lah itu tidak penting! Yang terpenting aku bisa menyelesaikan kuliah ku dan membalas hinaan wanita tua yang menyakiti perasaannya itu.

Jihan mengambil sesuatu di dalam tasnya, sebuah kaling perak polos tanpa liontin milik Aditya yang tadi menabraknya kini ada di tangan Jihan. Saat Jihan ingin mengembalikannya, ia melihat Aditya yang di bawa paksa oleh papa nya dengan cara membiusnya.

“kenapa aku mengingat pria tadi, ya? walau tidak jelas wajahnya karena ia menutup wajahnya sedikit dengan topi nya jadi aku tidak bisa melihatnya dengan jelas,” ucap Jihan tersenyum sendiri menatap kalung perak milik Aditya.

*

*

Bersambung

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!