NovelToon NovelToon
HANYA INGIN KAU TAU

HANYA INGIN KAU TAU

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: KEZHIA ZHOU

SINOPSIS :

Sebuah keluarga kaya dengan seorang ibu dan tiga anak, dimana anak perempuan pertamanya meninggal dalam sebuah kecelakaan tragis. Anak lelaki satu-satunya, dipandang ibunya sebagai pembunuh kakaknya yang telah tiada. Kesy, anak bungsu dalam keluarga tersebut, menjadi saksi perlakuan kasar ibunya terhadap saudara laki-lakinya.

Sang anak laki-laki, di samping menjadi idola di kampusnya karena kegantengannya dan keahliannya dalam bermain basket, juga menjadi target kebencian ibunya.

Namun, sebuah tragedi mengubah segalanya. Ibu mereka akhirnya menyadari betapa besar cinta dan kasih sayang yang dimiliki oleh putranya, membuka hati yang telah lama terluka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KEZHIA ZHOU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BUKAN KAK VICTOR YANG KUKENAL

#BAB 22 - BUKAN KAK VICTOR YANG KU KENAL

"Eh aku pulang dulu ya" kataku berpamitan kepada teman temanku.

"Kes, gak main dulu ke kost Mira?" Kata Leni.

"Semalam aku sudah menginap disana. Hari ini mau pulang saja. Dah ya, aku duluan" kataku lagi. Kemudian aku berjalan melangkah kan kaki ku meninggalkan mereka.

"Eh Kes, sudah mau pulang?" Kata teman kelasku yang lain, yang baru saja berpapasan denganku di tangga.

"Eh iya. Duluan ya" kataku lagi.

"Kes" panggilnya. Yang kemudian membuatku berbalik badan.

"Hm?"

"Ngomong ngomong kenapa kak Victor keluar dari club basket?" Tanya nya.

Sontak membuatku terkejut setengah mati. Dan tidak percaya dengan apa yang temanku ini ucapkan. Karena aku tau pasti kalau kakak ku sangat menyukai basket. Bahkan tadi dia juga menonton anak anak basket sedang latihan di lapangan.

"Kata siapa?" Kataku balik bertanya.

"Hampir semua anak kampus sudah tahu berita ini" katanya melanjutkan.

"Memangnya Victor tidak memberitahumu?" Tanya nya lagi.

Kemudian aku menggeleng.

"Yasudah, bye Kes!" Katanya kemudian dia berlalu dariku.

Aku masih mencerna semua yang dia katakan. Kalau berita ini memang benar, kenapa kak Victor tidak memberitahuku. Kemudian aku berjalan, mencoba ke lapangan basket, siapa tahu saja disana ada anak basket yang bisa aku tanyai.

Sesampainya disana, aku melihat mereka sedang latihan. Karena sebentar lagi memang ada pertandingan antar kampus. Kemudian aku mendekati pak Rico yang sedang fokus melatih dan memberi arahan kepada tim nya.

"Pak Rico. Maaf mengganggu waktunya sebentar" kataku menyela.

"Eh adik nya Victor ya?" Tanya nya. Karena memang dia tidak begitu mengenalku.

"Iya pak. Saya Kesy" jawabku.

"Ada apa Kes?" Tanya dia sambil terus memperhatikan anak anak basketnya yang sedang memperebutkan bola.

"Apakah benar kakak saya keluar dari club basket?" Tanyaku.

Kemudian pak Rico menoleh kearahku. Kemudian mengangguk membenarkan bahwa kabar itu memang benar adanya.

"Benar Kes. Tadi pagi sekali, dia datang menemui bapak. Kemudian ijin mau keluar club. Begitu katanya. Tapi ketika bapak tanya alasannya, dia tidak menjawab. Jadi bapak juga tidak begitu mengerti mengapa dia keluar dari tim. Bagi bapak, dia adalah mahasiswa berbakat, dan sangat bapak sayangkan kalau dia meninggalkan club. Tapi mau bagaimana lagi. Itu sudah menjadi keputusannya. Bapak tidak bisa berbuat apa apa" katanya menjelaskan kepadaku.

Aku hanya terdiam. Mencerna semua ini. Aku tidak habis pikir kenapa dia mendadak mengundurkan diri. Padahal dia senang sekali berada di club ini. Dia selalu bersemangat mengikuti setiap latihan. Bahkan akhir akhir ini dia sedang antusias berlatih karena akan bertanding melawan kampus lain.

"Kalau begitu terimakasih atas infonya pak. Saya akan bertanya langsung ke dia mengapa dia melakukan ini" kataku kemudian aku berpamitan pulang.

Sepanjang ku melangkah kan kaki ku menuju ke parkiran motor, aku terus berfikir. Apa ya kira kira alasan dia keluar dari club.

Kemudian aku memakai helm ku, dan kulajukan motorku. Pikiran kacau, memikirkan mengapa dia keluar dari club.

Aku memarkirkan motorku dipinggir jalan, lalu kuambil ponselku. Dan kutelepon dia.

Panggilan pertamaku tidak diangkatnya.

"Kemana sih dia dengan kak Valeri" gumamku dalam hati.

Lalu aku coba meneleponnya lagi. Tapi juga tidak ada jawaban.

Kemudian aku mencoba menelepon mama. Tapi juga tidak ada balasan.

"Ah apa aku telepon tante Hans saja ya. Kalau telepon kak Valeri pasti juga tidak diangkat" kataku dalam hati.

Kemudian aku menelepon tante Hans. Dan diangkat.

"Selamat siang tante Hans. Ini Kesy. Tante maaf apakah tante tahu sekarang kak Valeri dan kak Victor sedang dimana ya tante? Ada hal yang mau kubicarakan dengan kakak ku. Apartemen? Apakah Kesy boleh tahu alamatnya tante? Oh siap tante. Oh iya daerah situ aku tahu. Iya. Nomor 724. Baik tante. Terimakasih banyak ya"

Kemudian kumatikan sambungan ponselnya. Lalu ku lihat lagi alamat apartemen kak Valeri.

Kemudian aku menaiki motorku lagi dan melajukan motorku hendak ke apartemen kak Valeri.

***

Kak Victor sedang melihat pemandangan kota melalui jendela besar. Kak Valeri sedang mandi. Kemudian dia melihat jam tangannya.

"Latihannya hampir selesai" katanya dalam hati.

Tidak lama kemudian kak Valeri keluar dari kamar mandi. Mengenakan handuk kimono selututnya. Dan rambut yang diikat keatas. Dia melihat pria itu sedang berada di depan jendela besar di sebelah ruang belakang televisi. Lalu membuka ponselnya karena melihat ada panggilan masuk dari mamanya. Dan ada pesan masuk dari mamanya.

[ Valeri, kamu masih di apartemen? Kesy baru saja menelepon mama, ingin bertemu dengan Victor. Ingin membicarakan sesuatu. Dia mungkin sedang dalam perjalanan ke apartemen mu. Sambut dia dengan baik ya ]

Begitu pesan dari tante Hans. Tidak lama tante Hans menelepon lagi dan langsung diangkat kak Valeri.

"Vale, sudah baca pesan mama?"

"Iya. Jadi adiknya mau kesini ya ma? Bagus lah.. hehe" katanya sambil tersenyum penuh arti. Sambil menatap pria yang masih berdiri disana.

"Vale, jangan melakukan yang tidak tidak. Mama.. "

Tut...tutt...tutt... sambungan ponselnya dimatikan.

Kemudian kak Valeri beranjang dari ranjangnya dan memakai parfum di tubuhnya yang masih tertutupi oleh kimono nya.

Dia membuka kunci pintu apartemennya melalui remote yang letakkan di kamarnya. Sehingga pintu itu bisa dengan mudah dibuka dari luar.

Kemudian dia mengambil gelas minum yang ada di meja kamarnya, mengangkatnya lalu menjatuhkannya.

Pyaaaarrrrrrrrrrr...........

Gelas kaca itupun pecah berserakan dilantai.

Sontak membuat Kak Victor balik badan dan masuk ke kamar, dimana sumber suara itu berada.

"Valeri? Kamu baik baik saja?" Tanya nya kemudian berjongkok dan mengambil pecahan gelas. Dan mengumpulkannya.

"Kamu duduklah dulu. Jangan bergerak. Masih banyak pecahan kaca kecil disini. Aku akan membersihkan nya dulu" katanya.

Kemudian Kak Valeri duduk diujung ranjangnya dibelakang kak Victor.

"Aduh Vic.." kata kak Valeri.

Kemudian kak Victor meninggalkan pecahan gelas yang ada di lantai, dan bergegas mendekat ke arah kak Valeri.

"Ada yang sakit? Yang mana?" Tanya nya panik, tanpa memperhatikan kalau jaraknya dengan kak Valeri sekarang hanya sebatas jengkal tangan. Dipegangnya tangan kak Valeri dan dilihatnya dengan teliti, melihat apakah ada pecahan gelas atau tidak.. meniup jari kak Valeri dan membersihkannya.

Tiba tiba kak Valeri melepaskan jarinya yang sedang dibersihkan kakak ku, lalu memegang wajah kakak ku. Dan menciumnya.

Langsung membuat kakak ku menghindar.

"Apa yang kau lakukan" tanya kakak ku yang sekarang sedang berdiri.

Kemudian kak Valeri pun berdiri dan memeluknya kencang. Kak Victor berusaha melapaskan pelukan kak Valeri, lalu kak Valeri menjatuhkan badannya ke ranjang. Hingga membuat tubuh kak Victor menindihnya dari atas.

***

Kamar nomor 724 ya. Kataku dalam hati. Aku sudah berada di lantai 7. Kemudian aku berjalan mencari kamar no 724. Satu persatu kulihat.

"Ahh ketemu juga akhirnya" sekarang aku sedang berdiri tepat didepan pintu kamarnya.

Tok..tok.. lalu kupegang gagang pintunya. Ternyata tidak dikunci. Kemudian kubuka pintunya dan masuk.

"Wow bagus banget ruangannya" kataku kepada diriku sendiri.

Kemudian aku berjalan melihat setiap ruangan. Tiba tiba aku mendengar kak Valeri berteriak histeris.

Mendengar itu, aku langsung bergegas menuju kesumber suara itu. Sampai akhirnya aku melihat kakak ku sedang bersama kak Valeri di sebuah kamar besar.

"Kak Valeri.." teriakku.

Aku melihat kak Valeri sedang berjongkok diujung ruangan, sambil menangis histeris. Dengan kimonya yang sudah sedikit terbuka.

Kakak ku sedang berdiri menatap menghadap kak Valeri. Kemudian menoleh kearahku yang tiba tiba masuk.

Akupun langsung berjalan cepat memeluk kak Valeri yang sedang menangis. Lalu kubenarkan kimononya hingga semua badannya tertutup.

***

bersambung~

1
Irha Hussnain
Kakak pendiam vs adik cerewet nih /Smirk/
Maria Ancella
/Whimper/
T3rr0r1st
Terperangkap di dalamnya
Beerus
Aku udah jatuh cinta dengan karakter-karaktermu. Keep writing! 💕
KEZHIA ZHOU: trimakasi ya buat dukungannya. /Heart/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!