NovelToon NovelToon
Jodoh Jalur Mimpi

Jodoh Jalur Mimpi

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta Murni
Popularitas:10.9k
Nilai: 5
Nama Author: Mrs.Ozora

Diandra rukmana, gadis cantik yatim piatu, seorang guru bahasa indonesia, di sekolah dasar di kota M.
Berulang kali bermimpi dilamar oleh lelaki yang belum dia kenal.
Bagaimana jadinya jika dia bertemu dengan lelaki yang selalu ada di dalam mimpinya, bagaimana awal pertemuan mereka.
Akankah mereka berjodoh di dunia nyata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrs.Ozora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

Setelah berpamitan kepada pak Riko dan istrinya. Irul dan Dian pun meninggalkan hotel.

"Apa kamu ingin ke suatu tempat". Tanya Irul sambil fokus menyetir.

"Kita langsung pulang aja deh pak, aku meras lelah, besok juga aku harus mengajar". Jawab Dian lirih.

Irul sedikit melirik Dian yang sepertinya sudah mengantuk.

"Apa kamu tidak bisa mengubah panggilanmu kepada saya". Tanya Irul.

"Bapak mau saya panggil apa". Tanya Dian.

"Panggil saya mas mulai malam ini". Jawab Irul melirik Dian sekilas.

Dian sedikit terkejut dengan jawaban Irul, dia merasa Irul begitu aneh, karna tiba tiba Irul memintanya memanggil dia dengan sebutan Mas.

Setalah itu selama perjalanan tidak ada percakapan lagi antara Irul dan Dian.

Sesampainya di rumah Dian, Irul melirik Dian yang ternyata sudah tertidur. Ada sedikit senyum di wajah Irul.

Irul menyingkirkan rambut nakal yang menutupi wajah cantik Dian yang begitu damai dalam tidurnya.

"Entah apa yang membuatmu terasa berbeda dari wanita lain, aku merasa cemburu melihatmu dekat dengan pria lain". Monolog Irul.

Irul mendekatkan wajahnya lalu mengecup dahi Dian sedikit lama. Lalu menyentuh pipi Dian, mengelusnya lembut.

"Di, bangun, kita sudah sampai". Dengan suara yang begitu lembut Irul mencoba membangunkan Dian.

Tak lama Dian pun membuka matanya pelan. Dan betapa terkejutnya Dian melihat Irul dengan wajah mereka yang begitu dekat.

"Astagfirullah, maaf pak aku ketiduran". Ucap Dian.

"Sudah ku bilang panggil aku dengan sebutan mas". Ucap Irul.

"Maaf mas, kalo begitu aku turun dulu". Ucap Dian.

Setelah Dian turun dari mobil, Irul ikut turun dari mobilnya.

"Terimakasih telah menemaniku malam ini, selamat malam". Ucap Irul sambil mengelus kepala Dian.

Dian yang diperlakukan seperti itu merasa malu, wajahnya sudah memerah karena malu.

"Sama sama mas". Jawab Dian sambil menundukkan pandangannya.

"Kalau begitu saya langsung pulang ya, kamu juga langsung masuk saja". Ucap Irul.

"Iya mas, hati hati,assalamu'alaikum". Ucap Dian.

"Wa'alaikumussalam". Jawab Irul tersenyum.

Setelah Dian masuk, Irul pun menjalankan mobilnya meninggalkan rumah Dian.

"Ya Allah jantungku". Monolog Dian sambil memegang d*danya.

Senyum Dian tak pernah luntur dari wajahnya, Dian begitu bahagia malam ini. Siapa yang tidak bahagia di perlakukan semanis itu oleh pria yang di cintainya.

Di tempat lain, tepatnya di dalam mobil, senyum Irul pun tak pernah luntur, ini adalah pertama kalinya Irul merasakan jatuh cinta kepada wanita, bahkan dia dan Dian tidak pernah sedekat ini sebelumnya, tapi rasanya dia tak ingin jauh lagi dari Dian.

Sesampainya di rumahnya, Irul menyapa kedua sahabatnya yang sedang bermain catur di teras rumah.

"Assalamu'alaikum bro". Sapa Irul.

"Wa'alaikumussalam". Jawab Umar dan Khalil kompak.

"Gimana tadi acaranya, pasti banyak makanan enak kan, kenapa si gak ngajak kita berdua". Tanya Khalil.

"Gue udah ada temen buat kesana, jadi ngga ngajak kalian". Jawab Irul cuek.

"Siapa Rul, gak mungkin cowok kan". Tanya Umar dengan mata memicing.

"Lu kira gue cowok apaan". Jawab Irul sambil berlalu masuk ke dalam rumah menuju kamarnya.

Kedua sahabatnya tertawa mendengar jawaban Irul.

"Eh tunggu tunggu, berarti si dingin itu pergi ama cewek dong". Ucap Khalil setelah mencerna apa yang di katakan oleh Irul.

"Oiya, apa jangan jangan si Irul ngajak si Sandra, tapi apa iya si". Ucap Umar.

"Wah kalo bener kacau si dia, gue aja ilfeel banget liat tu cewek". Jawab Khalil.

"Besok kita harus tanyain ini sama Irul, kalo bener, kita harus nyadarin dia". Ucap Umar.

Khalil pun setuju. Bagi kedua pria itu, Sandra bukanlah tipe Irul, tapi kenapa Irul bisa mengajak Sandra. Apa karna Irul terpaksa karna tidak memiliki teman dekat wanita.

Setelah menyelesaikan permainannya. Umar dan Khalil pun masuk kedalam rumah menuju kamar masing masing, besok mereka harus berperang lagi dengan kertas kertas yang pasti sudah menunggu.

######

Pagi ini Dian masih bergelung di dalam selimut, dini hari tadi saat akan melaksanakan sholat tahajjud, Dian ternyata kedatangan tamu bulanannya.

Hari ini Dian izin kepada kepala sekolahnya, karna awal datang bulan Dian akan demam, mungkin efek sakit perutnya.

Dian yang mendengar bunyi telponnya pun segera mengangkat telpon yang ternyata dari Wiwin.

"Assalamu'alaikum Di, kata temen guru yang lain kamu izin ngga masuk ngajar, kenapa Di". Ucap Wiwin penuh dengan ke khawatiran.

"Wa'alaikumussalam, iya Win, aku lagi sedikit ngga enak badan". Jawab Dian lemas.

"Apa kamu mau aku antar periksa". Tanya Wiwin.

"Ngga perlu Win makasi, aku cuman sedikit demam, sudah biasa". Ucap Dian.

"Ya sudah kalau begitu kamu istirahat saja, semoga lekas sembuh Di". Ucap Wiwin dengan tulus.

Setelah menutup telpon dari Wiwin, Dian pun menghubungi sang sahabat Risa, meminta tolong agar di antarkan makanan oleh Lisa. Risa awalnya ingin datang langsung membawakan Dian makanan karna khawatir kepada sang sahabat, tapi Dian mengatakan kalau Risa tidak perlu datang, Risa pun menurut, karna dia juga tau Dian memang selalu demam saat awal kedatangan tamu bulanannnya.

Jam makan siang, Irul dan kedua sahabatnya datang ke cafe Risa. Umar yang tidak melihat Risa pun menghubunginya, mengatakan bahwa dia dan kedua sahabatnya ada di cafenya.

"Apa kalian sudah memesan makanan". Tanya Risa.

"Yah, kami sedang menunggu pesanan kami". Jawab Umar mewakili kedua sahabatnya.

Risa yang juga belum makan siang pun akhirnya bergabung di meja yang sama.

Mereka makan siang sambil mengobrol ringan. Di tengah obrolan mereka, Lisa menghampiri Risa membuat mereka menghentikan obrolan mereka.

"Aku udah mengantarkan pesanan kak Dian di rumahnya kak". Ucap Lisa.

"Terimakasih ya Lis, kamu bisa lanjut pekerjaanmu, maaf sudah merepotkan". Ucap Risa.

Irul yang mendengar percakan Risa dan Lisa sedikit penasaran, yang dia tau di jam seperti ini seharusnya Dian masih mengajar, kenapa Lisa mengantarkan Dian makanan di rumahnya.

Irul sangat ingin bertanya, tapi dia takut para sahabatnya akan mencurigainya.

"Kenapa Dian gak langsung makan disini Sa". Tanya Khalil.

Baru kali ini Irul merasa senang mempunyai sahabat seperti Khalil yang memang selalu ingin tau urusan orang yang sudah dekat dengannya.

Diam diam Irul begitu menanti jawaban Risa, dia sebenarnya begitu penasaran juga.

"Hari ini Dian sedang tidak masuk mengajar, dia sedang demam". Jawab Risa sedih.

Irul yang mendengar jawaban dari Risa pun terkejut. Tapi dengan cepat Irul menetralkan raut terkejutnya.

"Aku sebenarnya khawatir, karna kaliankan juga tau kalo Dian itu tinggal sendiri, dia benar benar tidak mempunyai keluarga lagi, hanya aku dan Aini keluarganya". Ucap Risa kembali.

"Bro maaf ya gue harus tinggalin kalian berdua disini, gue lupa kalo ada janji dengan klien siang ini". Ucap Irul kepada kedua sahabatnya.

Tanpa menunggu jawaban dari kedua sahabatnya, Irul melenggang pergi begitu saja. Rasa khawatirnya begitu besar kepada Dian.

Dengan terburu buru Irul pun mengendarai mobilnya menuju rumah Dian.

Sesampainya di depan rumah Dian, Irul langsung membunyikan bel rumah Dian.

Setelah beberapa kali membunyikan bel. Pintu rumah Dian pun terbuka, nampak Dian dengan wajah pucatnya terkejut melihat kedatangan Irul.

"Eh, kok mas ada disini". Tanya Dian yang sudah terbiasa memanggil Irul dengan sebutan mas.

"Kamu kenapa ngga bilang sama saya kalo kamu sedang sakit".

Bukannya menjawab pertanya Dian, Irul malah marah marah kepada Dian.

"Aku ngga sakit kok mas, hanya sedikit kurang enak badan, aku memang biasa seperti ini jika tamu bulananku tiba". Jawab Dian.

"Ngga sakit gimana, liat wajahmu sampai pucat begitu, ayo masuk ke dalam". Ucap Irul sambil menuntun Dian masuk ke dalam rumah.

Irul mendudukkan Dian di sofa ruang tamu yang ada di rumah Dian. Setelah mereka duduk, Irul mengusap kepala Dian sambil menatap Dian dalam.

"Mulai hari ini, apapun yang kamu alami tolong beri tau aku, kamu tidak tau bagaimana khawatirnya aku mendengar Risa mengatakan kalo kamu sedang sakit, sedangkan kamu hanya sendirian di rumah". Ucap Irul dengan lembut.

Dian menatap tak percaya kepada Irul, ini kali pertamanya Dian mendengar Irul berbicara panjang lebar, dan tatapan Irul begitu teduh menatapnya.

" Apa kamu mendengarkan aku Di". Ucap Irul kembali.

"Y..yah". Jawab Dian sedikit gugup.

Setelah mendapatkan jawaban dari Dian, Irul menarik Dian masuk kedalam pelukannya, di dekapnya Dian dengan lembut, Dian menghirup dalam aroma tubuh Irul, rasanya begitu nyaman berada di pelukan pria itu.

"Terimakasih mas". Ucap Dian lirih.

"Di, aku mau apapun yang kamu rasakan, kamu berbagi sama aku, aku tidak tau apa yang terjadi, tapi yang pasti aku sangat khawatir mendengar kamu sakit, rasanya aku pun lebih sakit melihat kamu seperti ini". Ucap Irul lalu mengecup kepala Dian.

Dian tidak menjawab, dia hanya mengeratkan pelukannya kepada Irul.

"Di, mulai saat ini aku adalah kekasihmu, secepatnya mas akan memperkenalkan kamu sama ibu mas, mas ingin kita menikah Di, mas cinta sama kamu, kamu wanita pertama yang mampu membuat mas jatuh cinta". Ucap Irul sambil menangkupkan tangannya di wajah Dian.

Dian yang mendengar perkataan Irul hanya mampu terdiam dengan mata yang sudah berkaca kaca, tidak menyangka bahwa pria di depannya, pria yang pernah ada di mimpinya, pria yang sudah mencuri hatinya ini ternyata juga mencintainya.

"Apa kamu mau Di". Tanya Irul kembali.

Dian pun menganggukkan kepalanya dengan airmata yang sudah mengalir di pipinya, segera Irul yang melihatnya pun menghapus airmata sang kekasih.

"Iya mas, Dian mau, Dian juga cinta sama mas Irul".

Mendengar jawaban Dian, Irul kembali memeluk erat sang kekasih, rasanya begitu melegakan setelah mereka saling mengungkapkan perasaan masing masing. Irul kembali mengecup kepala Dian lalu mencium lama dahi Dian. Dian memejamkan mata menikmati perlakuan manis sang kekasih.

Setelah saling mengungkapkan perasaan masing masing, dan menangis haru, mereka lalu tertawa bahagia.

"Apa yang kamu rasakan sekarang sayang, apa perut kamu sakit". Tanya Irul penuh perhatian.

Dian yang mendengar Irul memanggilnya sayang pun tersipu malu, rasanya masih terasa asing di telinganya, tapi dia bahagia di panggil sayang oleh pria yang dia cintai itu.

" Ngga papa mas, ini udah biasa kok, kami para wanita sudah terbiasa dengan ini, kamu ngga usah khawatir". Jawab Dian dengan senyum manisnya.

"Tapi wajah kamu masih pucat loh sayang, kita kerumah sakit aja yuk". Ucap Irul.

"Eh eh ngga usah mas, nanti juga mendingan kok, udah kamu tenang aja yah". Ucap Dian sambil mengelus lembut pipi Irul.

Perlakuan manis Dian membuat Irul malu, hingga wajahnya terlihat memerah, karna tidak ingin Dian melihat wajahnya yang memerah, Irul pun kembali mendekap sang kekasih, rasanya begitu bahagia.

Sore tadi mereka bercerita banyak hal hingga waktu maghrib, setelah makan malam, Irul mengantar sang kekasih untuk istirahat di kamarnya.

Irul menatap wajah Dian yang masih terlelap begitu damai, Irul duduk di kursi yang dia letakkan di samping tempat tidur Dian, Irul hanya beranjak dari duduknya saat ingin melaksanakan sholat.

Karna sudah larut malam, dan tak enak jika tetangga tau, Irul pun terpaksa membangunkan Dian, dia harus segera pulang.

"Sayang, bangun yang udah malam".

Irul berusaha membangunkan Dian dengan mengelus lembut pipi sang kekasih. Tak lama Dian pun perlahan membuka mata, senyum terpatri di wajah cantiknya melihat wajah pria yang di cintainya tersenyum di depan matanya.

"Maaf ya mas, aku tidurnya kelamaan, pasti kamu capek ya duduk disini, aku kan udah bilang kamu gak usah nungguin aku mas". Ucap Dian.

"Ngga papa sayang, aku ngga capek sama sekali kok". Jawab Irul tersenyum.

"Makasi ya mas udah nemenin aku". Ucap Dian membalas senyum sang kekasih.

"Sama sama sayang, mas pulang dulu yah, kamu baik baik di rumah, besok pagi mas kesini lagi". Ucap Irul sambil mengelus kepala Dian

"Besok kan kamu harus kerja mas, aku ngga papa kok, kamu kesininya kalo udah pulang kerja aja mas, aku kan cuman lagi datang bulan aja, besok juga udah baikan". Jawab Dian.

"Besok mas gak terlalu banyak kerjaan kok sayang, ya udah yah mas pulang dulu, kalo ada apa apa pokoknya langsung kabarin mas yah". Ucap Irul.

"Iya mas iya, ya udah yuk aku antar sampai depan". Ucap Dian.

Dian pun mengantar Irul yang akan pulang, mereka berdua berjalan sampai di dekat mobil Irul dengan tangan yang saling menggenggam.

"Mas pulang ya sayang, abis ini kamu istirahat lagi aja yah supaya cepet fit". Ucap Irul sambil mengelus kepala Dian.

"Iya mas, kamu hati hati yah, ngga usah ngebut mas". Ucap Dian.

"Iya sayang, kalo gitu mas pulang yah, assalamu'alaikum". Pamit Irul.

"Wa'alaikumussalam mas". Jawab Dian.

Setelah mobil yang di kendarai oleh Irul tak terlihat, Dian pun masuk kedalam rumah dan menutup rapat pintu rumahnya, karna malam pun sudah larut.

1
Yani
Cepat halallin Rul
Yani
Ternyata Aini sama Farel
Yani
Dian cemburu
Yani
Aku kira Dian pake ternyata engga ya?
Yani
Mas apa abang 😊
Yani
Layanya sama ada hati ni
Yani
Jangan dingin" bang
Yani
Apakah jodohnya Dian?
Yani
Seru kauanya
Mrs.Ozora: selamat membaca kak
total 1 replies
Yani
Mampir ah...
Mrs.Ozora: boleh dong kak
total 1 replies
nis_ma
semangat berkarya, kak 🔥
Mrs.Ozora: terimakasih kak🙏
total 1 replies
Joanita Missella
salam kenal dari malaysia..suka baca cerita ini../Smile/
Joanita Missella: dari sarawak
nis_ma: dari negeri mane KK?
total 3 replies
Maito
Bukan main bagusnya.
Mrs.Ozora: Alhamdulillah, terimakasih kak dukungannya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!