NovelToon NovelToon
Tuan Adipati, Sang Putri Hanya Ingin Punya Bayi

Tuan Adipati, Sang Putri Hanya Ingin Punya Bayi

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintamanis / Time Travel / Identitas Tersembunyi / Romansa / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai
Popularitas:730.4k
Nilai: 4.9
Nama Author: Zhuzhu

Setelah bertransformasi menjadi bayi, mantan kepala badan intelijen rahasia, Cheng Yao yang tumbuh besar dan dikenal sebagai Putri Danyang yang malas dan tidak berguna ditipu oleh Kaisar dan dikirim ke perbatasan untuk menikahi Adipati Ning. Adipati Ning adalah adik sepupu Kaisar, dan Cheng Yao menganggap bahwa suaminya adalah pria tua yang jelek.

Namun, setelah melihat wajah asli Adipati Ning, Cheng Yao mengubah pemikirannya dan berkata ingin punya anak dengan Adipati Ning.

Adipati Ning mengabaikannya, namun dia kemudian menyadari bahwa Cheng Yao berkaitan erat dengan Master Qiheng dari Paviliun Zhanbai, organisasi intelijen rahasia nomor satu di dunia persilatan.

Akankah Cheng Yao mendapatkan keinginannya untuk memiliki anak dari Adipati Ning, Ning Ziyu tanpa menyingkirkan bayangan yang ia sembunyikan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhuzhu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps. 7: Jangan Bicara Soal Orang Lain

Racun bunga Hongluo di dalam tubuh Ning Ziyu mencapai puncak kambuh pada tanggal 16, sehari setelah Putri Danyang tiba di kediaman.

Selama itu pula, dia tidak keluar dari kediamannya selangkah pun. Dia hanya ditemani oleh Ling Ren karena Ling Yun sedang mengurus sesuatu di luar sana.

Ini benar-benar menyiksa. Dalam tiga bulan terakhir, racunnya kambuh sehari lebih awal sehingga Ning Ziyu akan lumpuh dan buta selama empat hari.

Tiga hari saja sudah membuatnya sangat kesal dan tersiksa, sekarang malah jadi empat hari. Kalau Jing Fu tidak pandai membujuk Putri Danyang, dia tidak tahu kekacauan apa yang akan terjadi jika Putri Kaisar tersebut tahu kalau Ning Ziyu lumpuh dan buta pada saat ini.

“Mengapa sangat berisik?” tanya Ning Ziyu. Saat ini, dia hanya bisa berbaring di kursi malas di dekat jendela sambil menikmati hari yang membosankan.

Ling Ren muncul di balik jendela, lalu menjawab, “Tuan, Putri Danyang menyuruh pelayan menghias kediaman dan menyiapkan pernikahan.”

Dia mengembuskan napas pelan. “Pernikahannya dua hari lagi. Mengapa dia sangat terburu-buru?”

“Putri berkata dia tidak ingin merepotkan Tuan untuk menyiapkan pernikahannya. Dia bilang, Tuan hanya perlu datang pada saatnya tiba dengan pakaian pengantin yang sudah disiapkan.”

“Hah…. Putri dari kakak sepupu sangat merepotkan.”

Di luar, kediaman mulai dihias dengan kain merah. Pintu gerbang masuk yang megah juga sudah dihias dan terlihat sangat cantik dari luar.

Pilar-pilar dihiasi kain merah yang dililit, sementara tugu-tugu batu hiasan dan lampu taman ditanami bunga kain merah yang besar.

Aula utama juga sudah dihias. Bukan hanya kain merah dan buah-buahan, Cheng Yao juga menyuruh Jing Fu membeli banyak sekali bunga segar.

Rangkaian bunga itu diletakkan di setiap sudut menggunakan guci porselen putih. Lantai dari pintu masuk sampai tempat upacara dialasi dengan karpet merah.

Kursi-kursi di dalam aula tidak diatur menyamping, tapi menghadap tempat upacara. Ini persis seperti tempat pernikahan di zaman modern.

Di halaman luar, pengaturan yang tidak jauh berbeda juga diberlakukan. Meja-meja tamu diatur sedemikian rupa dan diposisikan agar dapat melihat langsung ke dalam aula.

Pengaturan yang dibuatnya tidak dapat dilihat Ning Ziyu saat ini, tetapi ia tahu itu akan sangat baik. Ning Ziyu bukan orang yang terpaku pada aturan.

Terserah mau bagaimana wanita itu mengaturnya. Karena dia bilang dia hanya perlu datang sebagai pengantin pria, maka Ning Ziyu akan menggunakan kesempatan itu untuk memulihkan dirinya.

Hari berikutnya di tanggal 17, efek racun bunga Hongluo mulai mereda. Kakinya sudah bisa digerakkan meski dia belum bisa berjalan dengan lancar.

Indera penglihatannya juga sudah kembali, meski hanya berupa bayangan dan cahaya samar yang seringkali kabur. Racunnya bisa betul-betul ditekan setelah melewati malam nanti.

Cahaya bulan keperakan meredup. Ling Ren membawa semangkuk sup obat penekan racun ke meja bersama makan malam. Ning Ziyu sudah duduk di kursinya tanpa penutup mata.

Bayangan samar-samar sosok pengawalnya mulai menjadi jelas. Kakinya sudah bisa digerakkan dengan bebas.

“Berikan obatnya padaku,” ucapnya. Ling Ren enggan, namun tetap menurut.

“Tuan, obat ini hanya bisa menekan racunnya sementara. Tabib sudah bilang kalau terlalu banyak mengonsumsi obat ini akan membuat tubuh Tuan rusak.”

“Selama bisa ditekan, aku tidak peduli pada hal lainnya.”

Dia meminumnya dalam sekali tegukan. Rasa pahit meluncur ke dalam tenggorokan dan lambungnya. Selama lima tahun ini, di setiap pertengahan bulan, dia akan mengonsumsi obat yang sama.

Kaisar tidak tahu soal penyakitnya, sehingga dia tidak mengirimkan tabib istana untuk mengobatinya. Itu karena Ning Ziyu sengaja merahasiakannya dari orang selain di kediamannya.

“Tuan, apakah kamu benar-benar yakin akan menikahi Putri Danyang?”

“Kalau aku tidak menikah, kalian akan mati.”

“Tapi… bagaimana dengan Nona Song?”

“Aku dan Song Hua tidak berada dalam hubungan yang mengharuskanku mengklarifikasi atau memperjelas sesuatu. Kamu sudah bertemu dengan wanita itu dan bilang kalau dia cukup misterius dan sulit diterka. Menurutmu apakah orang seperti Putri Danyang akan melepaskan wanita yang dianggap sebagai masa lalu suaminya?”

Ling Ren tidak berkata lagi. Song Hua, yang baru disebutkan olehnya adalah Putri Song Haitian, wakil jenderal yang ditunjuk Kaisar untuk membantu Ning Ziyu menjaga Kota Feng.

Dia adalah wanita cantik nomor satu di Kota Feng dan digadang-gadang akan menjadi pasangan sempurna untuk Adipati Ning. Dia adalah kandidat istri adipati yang diagung-agungkan semua orang.

Meskipun tidak mengungkapkan secara langsung, Song Hua sepertinya punya perasaan suka kepada Adipati Ning. Sikapnya sangat lembut dan elegan, karakternya sangat baik dan etiketnya bagus. Sayang sekali, bunga sebagus itu tidak dapat menemukan seseorang yang tepat untuk memetiknya.

“Jangan bicarakan siapapun lagi. Aku tidak ingin mendengar kamu membicarakannya lagi di masa depan,” tegas Ning Ziyu.

“Maafkan bawahanmu ini, Tuan.”

Selain membawa makan malam dan obat, Ling Ren juga membawa baju pengantin yang ia terima dari halaman belakang. Dia menyimpannya di nakas setelah merapikannya.

Pernikahan ini adalah anugerah Kaisar, orang seperti Adipati Ning yang di dalam darahnya mengalir darah kekaisaran tentu tidak dapat melanggarnya.

Jika bisa pun, itu hanya akan memperburuk hubungannya dengan Kaisar dan memberi celah bagi orang jahat untuk memprovokasi hubungan mereka dan mencelakainya. Ling Ren sadar dia sudah melakukan kesalahan dengan mengungkit nama Song Hua. Tidak seharusnya ia membicarakan itu.

Ning Ziyu tidak melanjutkan makan malamnya. Ia duduk di sofa dan bermeditasi. Efek racun bunga Hongluo telah mengacaukan aliran tenaga dalamnya.

Ning Ziyu harus selalu mengaturnya lagi selama beberapa jam sebelum ia tidur. Jika tidak, itu akan menjadi serangan balik yang sangat mematikan.

Bulan masih menggantung di langit yang gelap. Bulan musim semi ini terlihat selalu sama setiap tahun. Ning Ziyu mengenang hari ketika pertempuran itu terjadi lima tahun lalu.

Selain kehilangan rekan-rekannya, dia juga telah kehilangan hatinya. Jika bukan karena keberadaan ayah dan ibunya, Ning Ziyu mungkin tidak bisa bertahan.

Mereka sudah tiada, maka di dunia ini hanya tersisa ia sendiri. Ning Ziyu mencurahkan segala kemampuan dan hidupnya yang tersisa untuk mengelola Kota Feng sesuai dengan mandat Kaisar dan keinginan orang tuanya.

Dulu, dia tidak pernah berpikir untuk menikah atau mengambil selir. Menurutnya, dinasti ini memiliki catatan ketika beberapa adipati tidak menikah dan tidak memiliki keturunan sampai akhir hayatnya.

Saat itu, Cheng Yao menyelinap masuk ke dalam kamar Ning Ziyu. Sosok tampan pria itu membuatnya menyunggingkan senyum lebarnya.

Setelah menyingkirkan penutup mata, ketampanannya nyaris membutakan mata. Alis hitamnya melengkung indah. Bulu matanya lentik. Cheng Yao benar-benar ingin menyentuh mata indah itu sekarang.

“Huh, ketampanan adalah racun mematikan.”

Cheng Yao menahan diri. Setelah meletakkan setumpuk obat herbal di meja, dia keluar lagi. Ning Ziyu membuka matanya, merasa seseorang baru saja masuk kemari namun tidak menemukan siapapun. Dia hanya melihat setumpuk obat dibungkus kertas minyak disimpan di meja.

Itu adalah bahan obat yang sangat langka. Siapa yang rela mengeluarkan banyak uang untuk membeli bahan berharga ini dan meletakkannya di sini?

1
Na
Secara Hitungan “Iya Tidak Cukup” Secara Githu Lho, Terus Lanjutkan 🤓
Na
Hayuk Menghitung Waktu 1/1=1 👏🏻 Oke Dapat Nilai/Ponten 💯✍️🤑
Na
“”Pemikiran Tidak Realistis””..??? Sungguh Kekanak-kanakkan Deh Ya 🤡
Na
Permaisurinya Yg Bego Sendiri Dalam Bersiasat Berstrategi 🫣 Dimana2 Kaisar Pasti Tahu Semua Tingkah Laku & Perbuatan Keluarganya Sendiri Terlebih Lagi Permaisurinya Sendiri 😁😅
Na
Nyantai Bersantai Pun GagaL TotaL 😭
Na
HAHAHAHAHAHA 🤣 TURUN TITAH KAISAR 😁 KARENA KEPEPET KONDISI KEADAAN HANCUR DUNIA KAISAR 😅👻
Na
MASSA SIH 🤣🤣🤣
Na
NAH LHO 😅😅😅😱😅😅😅
Vivi Kareen
Luar biasa
Vivi Kareen
ling yun ini emang lamis banget mulut nya, ga patuh sama perintah adipati..di suruh rahasiakan malah di buka..huuhh
Sri Mulyaningsih
astaga 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Sri Mulyaningsih
kacau 🤣🤣🤣🤣🤣
Sri Mulyaningsih
dasar modus 🤣🤣🤣🤣🤣
Sri Mulyaningsih
Luar biasa
Sri Mulyaningsih
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Unix Martia
Luar biasa
Bu Harw Agusraja
males baca,kalau suara caranya bagaimana ya
Sun Flower: harus diubah jadi audiobook
total 1 replies
Herman Man
Luar biasa
zylla
bener" titisan emaknya 🤣
zylla
🥺🥺🥺🥺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!