NovelToon NovelToon
Menikah Dengan Berandalan

Menikah Dengan Berandalan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / One Night Stand / Playboy / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Romansa
Popularitas:21.8k
Nilai: 5
Nama Author: macarhd

Hidup Naura sudah berantakan, semakin berantakan lagi ketika ia diperkosa dan diharuskan menikah dengan brandalan bernama Regan Januar. Kejadian mengerikan itu terpaksa membuat Naura mengundurkan diri dari pekerjaannya, berhenti kuliah, dan berbohong kepada ibu dan sahabatnya. Tidak ada ekspektasi berlebih dengan pernikahan yang didasari dengan alasan menyedihkan seperti itu. Namun, apakah pernikahan mereka akan berjalan baik-baik saja? Atau malah sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon macarhd, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nikahin

"Regan, ada apa?" Tessa bertanya, memecah keheningan yang sempat mendominasi beberapa saat.

"Biar dia nggak jelasin sendirian, Ma."

Naura tidak tahu siapa yang dimaksud dengan 'dia' dalam ucapan Regan barusan. Tapi, bukankah itu sudah pasti dirinya? Bukannya terlalu percaya diri, tapi kalau bukan, memang siapa lagi? Sedangkan yang ada di ruangan itu hanya ada dirinya, Regan dan Tessa. Tidak ada yang lain.

Tepat setelah mengatakan itu, Naura tidak mendengar jawaban dari Tessa dan ia bisa melihat pergerakan Regan yang baru saja mendudukkan tubuhnya di sofa yang menjadi tempat duduk Tessa dan suaminya sebelumnya.

Belum apa-apa, Naura sudah merasakan sensasi yang berbeda. Ia hanya mampu menatap mata Regan dalam beberapa saat saja, tidak mampu lebih lama dari itu. Selain memiliki aura seram dan menakutkan, entah kenapa Naura juga merasakan ada yang beda dengan laki-laki itu.

Sekarang, Naura berada di ruangan yang sama dengan laki-laki yang telah membuat hidupnya hancur. Bahkan, kemungkinan ia juga harus berbicara dengan laki-laki itu. Ah, bukan kemungkinan, melainkan keharusan.

"Jadi, kamu juga mau ikut menjelaskan ke Mama?"

"Iya."

"Terus kenapa kemarin diem aja?"

"Regan berubah pikiran."

Naura tidak tahu bagaiman awal mulanya sampai kedua orang tua Regan bisa tahu menahu soal kehamilannya, yang pasti, di sini ia bisa menyimpulkan bahwa bukan Regan sendiri yang memberitahu. Terlihat jelas dari arah perbincangan antara ibu dan anak itu.

Kalau Regan sendiri yang memebritahu, tentunya Tessa sudah tidak membutuhkan penjelasan, bukan? Kalau Regan sendiri yang memberitahu, tentunya wanita itu sudah tidak akan terkejut ketika mendengar apa yang Naura katakan sebelumnya. Seperti kenyataan yang Naura ucapkan bahwa ia tidak berpacaran dengan laki-laki itu.

Kalau Regan jujur, harusnya itu sudah tidak perlu dipertanyakan.

Lalu, kalau bukan Regan, kalau laki-laki itu juga ingin ikut menjelaskan sekarang, kedua orang tua Regan tahu dari siapa? Atau... Bagas yang memberitahunya? Kalau iya, berarti Bagas dan Regan memang bukan hanya sekadar sahabat, kemungkinan leboh daripada itu. Terlebih dengan kedua orang tua Regan yang terlihat sangat akrab dengan Bagas.

Sudah kebingungan, Naura semakin tambah bingung saja jika harus memikirkan itu semua.

"Kalian pacaran?" Tessa kembali menanyakan hal itu, bukan hanya kepada Naura, melainkan kepada Regan juga.

"Nggak."

Tanpa Naura duga sebelumnya, Regan mengatakan itu tanpa membutuhkan waktu lama untuk merenung, bahkan selang beberapa saat saja setelah Tessa menanyakan hal itu. Berbeda dengan Naura yang sebelumnya bahkan membutuhkan waktu lama untuk menjawabnya.

"Mama nggak ngerti, ini maksudnya gimana ?"

Naura paham dengan pertanyaan itu. Mungkin, Tessa bingung kenapa dirinya bisa hamil mengandung anak Regan sedangkan keduanya mengaku tidak pacaran. Mungkin dia juga berpikir, dengan alasan apa keduanya melakukan 'hal' seperti itu kalau tidak memiliki status pacaran atau paling tidak dengan alasan saling mencintai?

"Ma, Regan udah bilang sebelumnya kalau itu sebuah kesalahan, Ma. Regan juga nggak habis pikir kenapa itu bisa terjadi." Regan bersuara, entah dengan ekspresi wajah seperti apa. Naura tidak berani melihat ke arahnya. Namun, dari nada bicaranya, Naura bisa sedikit menggambarkan bahwa laki-laki itu kemungkinan tengah memasang raut wajah kebingungan, atau ... gelisah, mungkin.

"Kesalahan gimana? Tolong jelasin ke Mama, sejelas-jelasnya. Mama nggak mau ada yang ditutup-tutupin lagi, sudah cukup Mama kecewa dengan kamu kemarin."

Sepertinya... kemarin adalah waktu di mana semuanya terbongkar. Ah, bukan semuanya, melainkan kedua orang tua Regan yang mulai mengetahui apa yang menjadi masalahnya dengan laki-laki itu.

Naura tidak tahu harus menjelaskan seperti apa dan mulai dari mana, sedangkan apa yang ia rasakan dengan apa yang dirasakan oleh regan sudah pasti berbeda. Apa yang membuatnya sakit dengan apa yang membuat Regan sampai melakukan hal itu juga pasti berbeda. Keduanya memiliki sudut pandang masing-masing, dan Naura tidak tahu siapa yang harus lebh dulu menjelaskan di sini.

"Jadi, malam itu Regan lagi kacau banget, Ma. Pulang nongkrong Regan langsung ke tempat di mana Regan selalu luapin semua emosi Regan di sana. Kebetulan, Regan lihat dia, lihat Naura di sana."

"Terus?" Tessa langsung bertanya akibat rasa penasaran yang sudah menjadi-jadi. Sedangkan Naura masih diam di tempatnya.

"Entah karena pengaruh alkohol atau karena saat itu Regan yang emang lagi benci sama seseorang, Regan liat Naura kayak orang yang Regan kenal dan Regan benci saat itu, padahal sebenernya kita nggak kenal sama sekali. Jangankan pacaran, tahu namanya aja baru kemarin."

Mendengar pernyataan itu, Naura sedikit terkejut di tempatnya. Ia meremas jari-jari tangannya, sedikit sakit ketika mendengar kenyataan itu. Pantas saja, saat itu-saat di mana Regan menarik lengannya, dia terlihat seolah mengenalnya dengan baik. Terlihat dari kata-katanya, raut wajahnya, juga sorot mata yang menunjukan kebencian saat itu. Ternyata dia memang mengira kalau Naura adalah orang yang dikenalnya.

Cukup bahkan sangat mengejutkan bagi Naura. Ia menelan ludah susah payah, meratapi dirinya yang kelewat malang. Di mana ia harus hancur hanya karena kesalahpahaman. Bukan, bukan kesalahpahaman, lebih tepatnya hanya karena perkara salah orang. Di bawah pengaruh alkohol, tanpa sadar Regan menyeret Naura ke dalam masalah dan menghancurkan hidupnya.

Sangat tidak adil, bukan?

"Terus kenapa itu bisa terjadi, Regan?" suara Tessa terdengar penuh penekanan, seolah mendesak dan masih menuntut penjelasan yang lebih jelas lagi dari yang Regan ucapkan barusan.

"Karena Regan nggak sadar, Ma," balas Regan dengan suara tak kalah tegasnya. Tegas dalam artian penuh penekanan, bukan tegas dengan nada yang tinggi.

Sebenarnya, alasan seperti itu terdengar seperti alasan seorang pecundang yang masih mencari pembenaran ketika sudah dinyatakan bersalah. Namun, kalau itu yang memang sebenarnya terjadi, harus bagaimana lagi?

Naura sedikit tidak percaya, namun tetap harus menerima alasan itu. Persetan dengan kenyataan hidupnya yang dengan alasan seperti apa pun, akan tetap dan memang sudah hancur. Kalau seperti ini, siapa yang harus ia salahkan? Waktu? Alkohol? Takdir? Atau... orang yang Regan benci?

Entahlah, bahkan Naura tidak tahu harus menyalahkan siapa di sini. mungkin lebih baik, menyalahkan dirinya sendiri karena sudah nekat pulang malam sendirian dan melewati tempat itu seorang diri.

Berbeda dengan Naura yang hanya diam dengan posisi kepala yang menunduk, Tessa baru saja beranjak dari duduknya dengan tangan yang memijat pangkal hidungnya sendiri, tanda bahwa ia sudah tidak habis pikir lagi dengan apa yang baru saja ia dengar.

Kenyataan yang entah harus dianggap gila atau bodoh. Anaknya melakukan kesalahan yang sangat besar dengan alasan tanpa kesengajaan seperti itu?

Benar-benar tidak masuk akal.

"Mama nggak ngerti, kamu bukan hanya melakukan kesalahan besar, Regan, kamu sudah menghancurkan hidup seseorang! Kamu sadar, nggak, apa yang kamu lakukan dalam keadaan nggak sadar itu udah bikin hidup Naura hancur!" suara Tessa meninggi dengan sorot mata yang fokus kepada Regan. "Mama... bener-bener nggak nyangka."

Setelah berjalan ke sana ke mari guna menetralkan isi kepalanya, Tessa kembali mendudukkan tubuhnya di samping Naura yang masih duduk dengan posisi yang sama. Membiarkan keheningan kembali menyelimuti ruangan itu. Ketiganya enggan mengeluarkan suara dan memilih sibuk dengan isi kepala masing-masing.

Naura yang masih memikirkan hal yang sama, Tessa yang masih mencoba menerima apa yang tengah dilakukan oleh anaknya, dan Regan yang entah memikirkan hal apa. Yang pasti, laki-laki dengan kaus oblong hitam tanpa lengan itu duduk dengan pandangan yang entah fokus ke mana.

Hingga beberapa saat setelahnya, Regan melakukan pergerakan tubuh di sana. "Regan akan tanggung jawab dan secepatnya akan nikahin Naura."

1
who i am ?
di tunggu up nya Thor 😘
Heny Adinda
aaaaaa jgn lama2 up nya thot, tengah mlm pun ku tunggu semangat🔥
syisya
😗suit suiiiiiit
who i am ?
one
syisya
waaah ada masalah apa ini yg sudah lama tapi belum kelar
syisya
apa karna urusan cewek ?
syisya
menerkam tanpa aba" ?
beneran gak tuh aku udah lama lho thor menunggu apakah bakal ada adegan 🍍 nanasnya tp sejauh ini belum terlihat tanda" hihihi
Wagini
lanjut
syisya
udah sejauh ini tapi masih jauh aja🤔
syisya
mulai ada titik" nih
Heny Adinda
sweet bgt regann
syisya
lanjutkan
syisya
🤣🤣🤣🤣
who i am ?
lanjut thooor, semangatt💪
syisya
kikikikikik ya iyalah nauraaa masih ditanya lagi, gemes deh
syisya
mampus hhhhh
syisya
waooow crazy up 👏🏻👏🏻👏🏻 makasih kak triple upnya keren bingiiiitz
syisya
thanks thor selalu double up
Neneng Dwi Nurhayati
double up kak
syisya
udah ep 60an tapi belum ada kemajuan masih jalan ditempat masih itu" aja thor kapan dong mereka mulai ada rasa masing" trs kelanjutan hubungannya apa mesra"an gitu misalnya duuuh greget deh jadi gemes sama mereka kutunggu next up nya jangan lama" ya thor hihihihi semangat sehat selalu 💪🏻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!