NovelToon NovelToon
Ramadan In Love

Ramadan In Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:17.1k
Nilai: 5
Nama Author: Astéria Omorfina

Putus dari Karina tidak membuat Rama larut dalam kesedihan. Justru dengan putusnya dia dengan Karina merupakan hal yang baik, karena Karina ternyata pintar bermain di belakang Rama.
Kehadiran seorang gadis bersahaja dalam hidup Rama, telah membuat semangatnya yang meredup, bersinar kembali. Tetapi ada saja pihak-pihak yang ingin memisahkan Rama dengannya. Bagaimana perjalanan kisah mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astéria Omorfina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7 Keinginan Ninda

“Dasar nona bawel, manja, banyak maunya,”gerutu Rama. Padahal dalam hati dia senang karena ini adalah kesempatan baik dia bisa berjumpa dengan wanita yang selama ini mengganggu pikirannya. Aisyah.

“Sudahlah, biarin. Nanti kamu jemput aja di sana. Kamu tahu tempatnya, kan?” kata Farida.

Rama mengangguk.

Akhirnya Ninda ikut Aisyah dan Rangga ke panti. Sementara Rama, Dio, dan Farida kembali ke rumah.

“Sesekali adikmu itu biar bergaul dengan orang-orang di luar rumah. Kan kasihan dia, di rumah nggak ada teman ngobrolnya. Mama sibuk, Dio juga kuliah di luar kota. Kamu juga kerja. Jadi dia bosen kan, tinggal di rumah?”

Rama hanya mendengar apa yang disampaikan ibunya itu. “Iya, Ma. Meski dia bawel dan suka kepo.”

“Adikmu kan masih labil itu. Pengen tahu segala sesuatu yang bisa bikin dia senang. Paling deket juga sama kamu, Ram.” Farida tidak melanjutkan lagi ucapannya. Ada sesuatu yang disimpan dalam hatinya dan masih terus mengganjal. Seandainya ayahnya menjadi ayah yang bertanggung jawab, Ninda pasti akan lebih bahagia. Itulah kenapa dia suka dengan Rama yang kebapakan.

*

Ninda begitu senang berkunjung ke panti. Dia merasa memiliki keluarga besar. Dia diterima dengan sangat baik di sana oleh anak-anak panti yang menyambutnya dengan gembira karena Ninda mudah bergaul, serta ikut berbaur dan bercengkrama dengan mereka. Ninda juga diajak berkeliling melihat lingkungan sekitar panti oleh Rangga dan Fina. Sementara Aisyah mengawasi mereka dari jauh.

“Itu bangunan apa, Fin?” tanya Ninda pada Fina, menunjuk bangunan mirip sekolah bercat biru muda.

“Itu tempat les. Yok kita ke sana.” Ajak Fina pada Ninda, diikuti Rama.

“Buat anak-anak panti?”

“Iya, tapi untuk umum juga. Kan ada beberapa ruang di sana. Per kelas.”

“Yang ngajar siapa?”

“Kak Aisyah sama dua temannya.”

“Kak Aisyah seorang guru?” cecar Ninda pada Fina.

“Calon guru. Kak Ais masih kuliah di pendidikan guru. Dia tidak hanya seorang kakak tertua di sini, tapi juga calon guru yang sangat mencintai dan dicintai murid-muridnya.”

Terbersit dalam benak Ninda untuk ikut bergabung belajar bersama anak-anak panti di bawah bimbingan Aisyah.

“Oh, pantesan nilai Rangga bagus-bagus. Aku suka iri sama Rangga, sulit sih ngalahin dia,” kata Ninda, melirik ke arah Rangga yang disebut sebagai saingannya itu.

“Kak Ais itu orangnya disiplin, Nin. Nggak tanggung-tanggung, adik-adiknya terkena hukuman darinya. Tapi tujuannya baik, dia ingin kami menjadi anak-anak yang disiplin dan tanggung jawab.

“Ooh …,” Hanya itu saja yang keluar daru mulut Ninda.

Setelah puas, mereka menuju aula, di sana memang biasa digunakan untuk menerima kunjungan dari keluarga beberapa anak yang dititipkan, juga sebagai tempat menerima tamu. Fina mengajak Ninda menemui Aisyah yang tengah membereskan pekerjaannya.

“Kak Ais,” panggil Ninda pada Aisyah.

“Iya, Nin. Ada apa?”

“Ninda boleh nggak ikut les di sini?” tanyanya senang.

“Boleh, tapi ijin orang tua dulu, ya?” jawab Aisyah. Membuat hati Ninda merasa senang. “Bukannya Ninda sudah les di sekolah?” sambung Aisyah.

“Iya. Cuma les komputer aja, sama kayak Rangga. Ninda tu lemah di Matematika dan bahasa Inggris.”

“Oke. Ninda boleh ikut les. Jangan lupa bilang orang tuanya dulu.

Waktu bergulir dengan cepat. Rama menjemput Ninda di panti. Dia begitu gembira ketika Aisyah sendiri yang menyambutnya.

“Assalaamu'alaikum.”

“Waalaikum salam.”

“Saya mau jemput adik saya, Ninda,” katanya sembari tersenyum. Aisyah menundukkan mukanya ketika mata mereka beradu. Ada desir-desir aneh menyapa yang belum pernah dirasakannya.

“Silakan duduk. Saya panggilkan Ninda sebentar,” kata Aisyah, dia beranjak meninggalkan Rama yang berada di teras.

Rama merasakan adanya kesejukan ketika melihat wajah manis Aisyah. Dia sangat menawan dengan bingkai hijabnya. Gayanya luwes, lembut. Itulah sosok yang kini dicari Rama untuk dijadikan pendamping hidupnya. Bukan sosok glamor nan jelita. Rama menginginkan pendamping yang fokus dengan keluarga.

Ninda datang bersama Aisyah. Wajahnya sangat ceria.

“Mas, aku mau les di sini sama Kak Ais. Boleh, ya?” pintanya setengah merengek. Rama yang melihat gelagat adiknya menatap tajam dengan melotot.

“Kenapa, Mas?” sambung Ninda seolah tahu maksud kakaknya. Rama menenangkan diri.

“Eh, oh. Tentu saja boleh dong, kenapa tidak?” jawab Rama setengah tergagap. Dia mencoba menguasai keadaan hatinya yang kian tak menentu.

“Tapi, kalau ramadan nggak ada les. Lesnya diganti sama tadarus,” jawab Aisyah lembut. Disentuhnya pundak Ninda, “Kakak akan lebih bersenang hati jika Ninda mau ikut.” Wajah cantik itu membius Ninda.

Spontan dia memeluk Aisyah dan berkata, “Terima kasih, kakakku sayang.” Aisyah jadi tersipu. Begitu pula dengan Rama yang mengalihkan pandangannya ke arah langit-langit teras.

Lebay amat sih nona kecil bawel ini. Sok caper.

“Ya udah, Kak Ais, Ninda pulang dulu ya? Nanti aku juga mau bilang mamaku.”

“Iya, Dik. Kakak yakin, Mama pasti akan mengijinkannya.”

“Aamiin. Ya udah, pulang dulu ya, Kak.” Ninda mencium tangan Aisyah.

“Kamu pulang dulu, Mbak. Terima kasih,” kata Rama.

“Silakan.”

Kembali mata keduanya beradu. Aisyah buru-buru menundukkan pandangannya. Kejadian itu tertangkap mata Ninda yang melihat gelagat kakaknya pada Aisyah.

“Assalaamu'alaikum.”

“Waalaikum salam.”

*

“Mas, Kak Aisyah cantik ya?”

Rama yang sedang fokus menyetir tersentak mendengar celoteh adiknya yang memasang jaring perangkap dalam hatinya.

“Ya.” Hanya singkat Rama menjawab, membuat Ninda kesal.

“Kok jawabannya cuman ‘ya’. Emang nggak ada kata lain?”

“Aku harus bilang apa lagi? Waow gitu?” jawab Rama kesal.

“Ya kan seenggaknya tambahin ‘ ya, dia cantik dan manis’, gitu dong.”

“Kenapa kamu yang sewot, nona bawel?” Rama menoleh ke arah adiknya yang terus menerus menggodanya.

“Aku kan merhatiin Mas Rama tadi ngeliat wajah Kak Ais kayak ada apanya gitu.”

“Ada apanya gimana?” jawab Rama pura-pura tidak nyambung.

“Alah! Jangan pura-pura nggak tahulah, kakakku yang paling ganteng serumah.”

“Aku nggak pura-pura. Beneran!” Rama mengangkat dua hari di hadapan Ninda.”

Keributan kecil sepanjang perjalanan pulang membuat Rama gemas. Tetapi, ini adalah kesempatan baginya ingin lebih mengenal Aisyah.

*

“Ma, aku mau ikut tadarus di panti, tempatnya Fina dan Rangga.”

“Boleh, Nak. Itu bagus.”

“Emmm, Ninda juga mau les di sana setelah lebaran ini. Boleh ya, Ma?” pintanya sambil menggenggam tangan Farida.

Farida tersenyum, mengangguk tanda setuju.

“Mama ijinkan Ninda ikut hal-hal baik yang bermanfaat buat diri Ninda, apapun. Tapi, Ninda juga harus ingat waktu. Karena Mas Rama juga kerja, Mas Dio nggak ada di rumah. Mama juga repot. Nanti Ninda bisa naik sepeda ke sana.”

“ Iya. Terima kasih, mamaku sayang.” Ninda terharu dalam pelukan wanita yang sangat dicintainya itu. Sementara Rama memiliki keyakinan akan mudah mendekati Aisyah.

1
Amin Srgfoo
jadi bibit pembinor si wildan
Irene Puspitasari
sangat menarik
Tuti Marlini
Aisyah SM Rama sweet trs ya ga prnh ad konflik2 kecil padahal itu bumbu2 rumah tangga loh
Astéria Omorfina: ada nanti kak. ini belum tak munculin aja.
total 1 replies
Tuti Marlini
makanya Fitri jangan cepat putus asa dr Rahmat Allah,skrng kamu sudah membuktikan sendiri kn bahwa kebahagiaan dan pertolongan Allah SWT itu datang d waktu yg tepat
Tuti Marlini: sama2 kak othor, terus berkarya ya kak aq suka cerita nya
Astéria Omorfina: Terima kasih Kak🙏🏻
total 2 replies
Iqlima Al Jazira
Masya Allah
Iqlima Al Jazira
Masya Allah..
sweet nya kebangetan thor🥰
Rama Daini Daini
Aisyah cerdas amat siih
Iqlima Al Jazira
sweet bgt sich😊
next thor
Astéria Omorfina: 🫡🫡🫡🫡siap kak
total 1 replies
Amin Srgfoo
bagus ceritanya
Astéria Omorfina: Terima kasih, Kak🥰🙏🏻
total 1 replies
Nor Aini
mungkin kh bapaknya aisyah
sri rahayu rahayu
Luar biasa
Astéria Omorfina: terima kasih, Kak. 🙏🏻
total 1 replies
☘☘☘yudingtis2me🍂🍋
Jleb banget plot twist-nya!
Katherine Caman
Bisa baca cerita berkualitas tanpa perlu keluar rumah, siapa sangka? 🙌
Astéria Omorfina: Terima kasih Kak🙏🏻
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!