Cahaya?

[ WARNING ]

1. BANYAK KATA - KATA KASAR.

2. KARYA PERTAMA, MAKLUMI KALAU ADA KESALAHAN DALAM DIKSI.

3. MAKLUMI TYPO.

4. KOMENTAR YANG SOPAN.

5. HARGAI KARYA PENULIS.

TERIMAKASIH!!

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...- 𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔 -...

Setelah menemani Renza ke danau sebelum nya, kini Aurel sedang duduk di dalam kamar nya. Ia menatap foto di layar ponsel nya. Foto itu, foto yang ia ambil di kamar Kinara dan Robert tempo lalu.

Flashback~

Aurel mengunci pintu kamar majikan nya itu, ia meletakkan sapu dan pengki menyender pada dinding, lalu mulai mengedarkan pandangan nya.

Hal pertama yang ia bongkar adalah, lemari.

Sekitar setengah jam, namun, tak ada apapun di dalam sana selain baju - baju mahal milik majikan nya itu.

'Cuma baju doang, tckk!'

Kembali mengedarkan pandangan nya, ia mulai membuka laci - laci memeriksa satu per satu benda disana. Namun tidak ada apapun yang penting.

Ia hampir menyerah, tapi teringat dengan Alvarez. Ia harus cepat - cepat menyelesaikan tugas nya, dan menepati janji nya pada Alvarez untuk membebaskan pria itu.

Sampai, saat memeriksa kolong - kolong, ia menemukan sebuah kotak. Setelah di buka, kotak itu, ia tidak menemukan berkas yang ia cari tapi malah menemukan sesuatu yang lain. Itu sebuah foto.. Foto bertahun - tahun silam, saat kecelakaan Alina dan Alvarez. Itu foto Alina di sungai, dalam keadaan sekarat, sebelum di temukan oleh kedua orangtua Aurel.

"Kenapa.. foto ini ada disini?"

Kalau foto ini ada disini, itu artinya, mereka tau, kalau Alina di buang ke sungai saat kecelakaan kan? Itu artinya, mereka sengaja membiarkan Alina disana. Mereka memang berencana ingin membunuh Alina. Tapi siapa? Robert? atau Kinara?

Aurel langsung mengeluarkan ponsel nya, memotret foto di dalam kotak itu. Lalu, ia segera merapikan kembali kamar itu.

Flashback Off~

Helaan nafas terdengar, ia jadi semakin yakin kecelakaan Alina dan Alvarez bukan sekedar kecelakaan biasa. Mata nya melirik ke arah jam, ini jam 2 siang. Pekerjaan nya menemani Renza sudah selesai. Sekarang, ia berencana untuk menemui Alvarez.

...----------------...

Melangkahkan kaki nya pelan, Aurel memasuki ruang gelap itu dengan cahaya senter dari ponsel nya. Menyadari Alvarez seperti tak sadar dengan keberadaan nya, ia berjongkok di sebelah Alvarez tanpa bersuara. Mengamati apa yang Varez lakukan.

Alvarez membuat pola - pola asal di lantai dengan jari nya, lalu menghentikan pergerakan nya. Ia diam.

Aurel mengernyit sedikit heran. 'Kenapa dia diem?'

"A-aurel?" Panggil Alvarez pelan.

"Eh!?" Aurel terkejut.

"Kok lo tau gue disini?" Tanya Aurel bingung.

"Itu.. wangi."

"Hng?"

"Manis.. wangi buah." Ujar Alvarez pelan.

"Tapi, gue ga bawa buah apa - apa."

"Kemarin waktu Aurel pegang pipi.. Badan wangi buah.." Alvarez menunjuk kearah Aurel. Ia mengendus, menajamkan indera penciuman nya.

"Buah.. buah apa.." Alvarez bingung sendiri. Ia familiar dengan wangi nya, tapi tak ingat, lupa. Ia tampak berpikir, mencoba mengingat.

Mengedipkan mata nya beberapa kali, Aurel sedikit syok dengan indera penciuman Alvarez. Jadi, ia mengenali Aurel dari wangi nya karena kemarin posisi mereka lumayan dekat? Aurel jadi ngeri sendiri. Tapi, dengan cepat ia menepis pikiran tak baik nya itu. Alvarez polos, ia tidak akan berpikir macam - macam.

"Buah apa.. Mangga? Bukan. Bukan." Alvarez menggeleng, tampak berpikir keras.

"Apel? Bukan! Buah apa.."

"Buah apa lagi?" Tanya nya sendiri, ia bingung karena benar - benar tak ingat. Ekspresi nya terlihat lucu bagi Aurel.

Tanpa sadar, sudut bibir nya terangkat, menampilkan senyum di wajah nya.

"Jeruk?" Tanya Aurel.

"Em.." Alvarez berpikir, lalu menggeleng. "Bukan!"

"Stroberi?"

Seperti tadi, Alvarez tampak berpikir. Cukup lama. Lalu tersenyum lebar, "Iya! Wangi buah Stroberi!" Ujar Alvarez senang.

Senyum Aurel semakin mengembang lebar, "Lo lucu deh." Aurel mengangkat tangan, menepuk pelan kepala Alvarez.

"Kalau gue berhasil bebasin lo, ayo kita jalan - jalan bareng!"

"Gue banyak rencana buat pergi ke berbagai tempat, tapi gatau mau pergi sama siapa. Lo mau kan, pergi bareng gue?"

Alvarez terpaku, mata nya tiba - tiba saja terasa panas, ia mengedip beberapa kali, sampai air mata keluar dari pelupuk mata nya begitu saja. Dada nya sesak tanpa alasan. Ia tak tau, kenapa. Hati nya terasa hangat, namun, mata nya mengeluarkan air mata. Tapi, dia bukan menangis karena sedih. Entah lah, apa ini yang di namakan terharu?

.

.

.

...•BERSAMBUNG•...