GOD'S REVENGE

Masih di Kota Svaknir, tepatnya didalam Toko milik Nori.

Nori telah menceritakan segala kebusukan dibalik megahnya teknologi kota dwarf terutama Kota Svaknir.

Penguasa tunggal mereka, Elrick dan keluarganya menguasai setiap sektor industri di kota tersebut, belum lagi mereka banyak menipu dwarf dengan pinjaman uang yang berakhir pada mempekerjakan para dwarf yang tidak mampu membayar.

Karena hutang para dwarf yang begitu besar, mereka terpaksa harus bekerja seumur hidup di pabrik-pabrik milik Elrick termasuk ayah Nori.

Kini Antares, Oberon dan Alisa tengah berpikir tentang upaya yang dapat mereka lakukan untuk bisa melepaskan bangsa dwarf dari perbudakan dan pemaksaan kerja oleh Elrick.

"Jadi.. Apa rencana akhirmu itu?" tanya Oberon dengan muka tidak percayanya.

"rencananya simpel! Aku akan menjadikan Nori pahlawan kota dengan begitu masyarakat akan tunduk dengan rasa hormat kepada Nori dan keluarganya! HAHA!" Balas Antares.

"Terdengar seperti rencana kekanak-kanakan.. Bagaimana kau membuat nori sebagai pahlawan?" Tanya Oberon.

Beberapa jam kemudian...

"Sudah 2 jam kita disuruh menunggu sambil berjaga-jaga.. Nori juga sudah memegang pistol sihirnya dan tinggal menunggu instruksi." ucap Oberon.

"ya bersabarlah oberon.. Dia pasti akan segera datang!" balas Alisa.

"Apakah ini bisa berhasil ya.. aku takut.." ucap Nori.

"Tenang saja Nori, meskipun terkesan sembarangan tapi Antares itu serius kalau masalah ginian!" lanjut Oberon.

"aku harap begitu.."

5 menit kemudian..

*RAAAAAAAAWWWWRRRR!!!

*Teng!! Teng!! Teng!!

Lonceng keamanan kota dibunyikan, menandakan datangnya bahaya/ancaman.

"Naga tartarus menyerang!!!"

"Ayo panggil semua pasukan buat mempersiapkan meriam udara!"

"Cepat! Cepat!"

Kepanikan melanda kota Svaknir. Ratusan naga tartarus yang terkenal akan semburan api mematikannya itu tiba-tiba datang menyerang mereka.

"aku tarik kembali kata-kataku.. Dia memang selalu bercanda.." ucap Oberon.

"HAHAHA!! Wahai bangsa Dwarf!! Tunduklah dihadapan sang penguasa Tartarus!!" Ucap Antares yang sedang menunggangi salah satu naga itu.

"Aku sangat malu.. Sebaiknya dia berhenti melanturkan omong kosongnya.." ucap Oberon sambil menutup mukanya.

"Dalam hitungan ke 3, tembak naga itu! 1.. 2.. 3!!"

*BOOOMM!!! BOOOMM!! BOOOMM!!

Tembakan meriam sihir pun dilayangkan oleh para pasukan Dwarf.

Namun apa daya, daya serang mereka tidak sebanding dengan ketahanan tubuh Naga Tartarus yang sangat tangguh.

"Sial.. Naga-naga itu sangat keras pak!"

"Cepat evakuasi warga kota! Jika tidak bisa dibunuh maka ulur waktu saja.. Biar korban tidak banyak."

Para Warga melarikan diri menuju Bunker atau tempat persembunyian bawah tanah dengan instruksi pasukan dwarf.

*ROOAARRR!!!!

Naga-naga itu mulai membakar banyak pabrik dan Industri vital kota.

"Ayah!! Gimana ini! Apa yang akan kita lakukan?" tanya Mavrick ketakutan.

"tidak ada yang bisa kita lakukan nak. Kita pergi sekarang, yang terpenting adalah keselamatan kita. Ayah tidak mau kita sekeluarga mati menjadi abu oleh naga-naga tartarus itu! Ayo cepat!"

Elrick membawa keluarganya keluar dari kota melalui pintu selatan, ia meninggalkan perusahaannya dan segala propertinya.

*BURNN!!

Kobaran Api semakin membesar.

Nori pergi kedalam pabrik Elrick, dimana ayahnya dipekerjakan.

"Ayah!!! AYAH!! DIMANA KAMU?!"

Ia terus meneriakkan namanya

Diantara kobaran api dan ramainya buruh yang berusaha kabur, Nori bersikeras mencari keberadaan ayahnya.

"ukh ukhh.. Nori..Nori.."

Tedengar suara yang memanggil Nori dari dalam suatu ruangan disana.

Segera Nori pergi menuju sumber suara itu dan terkejutnya dia saat mengetahui Ayahnya sedang terbaring, badannya tertimpa oleh bebatuan.

"Ayah!!!"

Nori langsung pergi menolong Ayahnya itu.

"Ayah kau tidak apa?!" tanya Nori.

"Ayah hanya terluka sedikit.. Uhk uhk.." balas Ayahnya dengan batuk.

Tidak tega melihat ayahnya dalam kondisi menyedihkan, Nori langsung menggendong dan membawanya pergi keluar dari pabrik yang sedang terbakar itu.

"Nori! Kau berhasil menemukannya ya!" ucap Oberon.

"Iya ini tolong rawat ayahku.. Saatnya menjalankan instruksi terakhir.." balas Nori.

*BOOMM!!! BOOMMM!! BOOMM!!

"Percuma saja pak! Bahkan pelontar udara sihir tidak mampu melukai para naga itu!"

"Inilah akhirnya.. Kita akan mati melindungi kota ini.. Kita harus bangga.." ucap seorang pemimpin pasukan dwarf dengan dramatis.

*Hup!!

Ditengah suasana dramatis itu Nori muncul diantara para pasukan.

"Nori? Kenapa kau disini! Cepatlah pergi!" ucap sang pemimpin pasukan.

"Aku akan menyelamatkan kota ini." ucap Nori sambil mengarahkan pistolnya ke arah Naga yang ditumpangi Antares.

"Hah.. Dengan pistol kecil itu? HAHAHA!"

"Yang benar saja! Meriam dan pelontar udara bahkan tidak mampu melukai kulit naga itu apalagi pistol kecilmu Nori!"

Para pasukan Dwarf itu banyak meremehkan Nori.

"Lakukanlah Nori.. Aku percaya padamu.." ucap pemimpin pasukan.

"yosh.. Nori sudah selesai bersiapnya.." ucap Antares dari langit sambil memberi sinyal berupa jempol pada Nori.

Nori mengarahkan pistolnya ke Langit tepat menuju naga yang sedang Antares tumpangi.

*BOOMMM!!!

*SPLASHHH!!!

Seketika naga itu Meledak dan tubuhnya hancur berkeping-keping.

Melihat kejadian itu para naga dibelakangnya yang mengikut ikut mundur dan pergi dari Kota Svaknir.

"Hah?!!?! Yang benar saja.." ucap salah satu pasukan dwarf itu.

"HAHAHA! Menarik sekali Nori.. Lihatlah para naga itu pergi seketika melihat tembakan pistolmu yang mengerikan itu." ucap Pemimpin pasukan.

Yang sebenarnya terjadi..

Tepat setelah Nori menembakkan pistol sihirnya, Antares langsung menghajar Naga yang ia tumbangi dengan Phalosa Sword dan membuatnya meledak hingga tidak bersisa.

Sementara dengan kekuatan mata ilahi, Antares mengintimidasi para naga Tartarus yang lain dan memaksa mereka semua untuk mundur dan kembali menuju Tartarus.

Semua orang terkejut dengan aksi tidak terduga dari Nori.

Nori dan keluarganya yang selama ini dianggap sampah dan tidak berguna malah menjadi penyelamat kota Svaknir.

Perlahan seluruh warga mengubah pandangannya terhadap Nori. Selain itu kekuasaan Elrick dan keluarganya juga berakhir, ditandai dengan hancurnya seluruh pabrik dan properti miliknya.

Perbudakan dan pekerja paksa juga dihapuskan bersamaan dengan hilangnya kekuasaan Elrick dikota itu.

Pada Akhirnya Nori pun diangkat menjadi pemimpin kota oleh mayoritas masyarakat elf disana.

Semuanya telah selesai, Nori sangat berterimakasih terhadap apa yang sudah dilakukan Antares beserta temannya.

"Tuan Helios.. Terimakasih banyak atas bantuanmu!! Aku tidak akan pernah melupakan jasamu.." ucap Nori sambil menundukkan kepalanya.

"Sudah kubilang tidak perlu sampai menunduk.. dalam waktu dekat ini aku akan membutuhkan bantuanmu dan seluruh penempa negeri ini Nori.. sampai saat itu tiba mohon bantuannya!" balas Antares.

"Dengan senang hati, akan kukerahkan segala yang kubisa untuk membantumu Tuan!" lanjut Nori.

"Tuan helios.. Benarkah itu kamu?" tanya Gori Ironheart, ayah dari Nori.

"Gori? Kau selamat ya! Syukurlah.. Kau terlihat sangat tua sekarang, dahulu aku melihatmu senang memperhatikanku saat ayahmu sedang menempa pedang.." Ucap Antares.

"HAHAHA... Beginilah tuan.. Kami para Dwarf hanya memiliki waktu hidup kisaran 500 tahun.. Kini umurku sudah lebih dari 650 tahun... Namun aku senang masih bisa melihatmu di umurku yang sudah tidak muda ini tuan.. Aku sangat mengangumimu.." balas Gori.

Mendengar hal itu Antares langsung memeluk Gori.

"Terimakasih banyak Gori.."

Setelah pelukan hangat itu, mereka harus berpisah sebab Antares dan kawannya harus kembali menuju negeri Elf.

Ditengah perjalanan kembali.. Tepatnya didalam Hutan Vienz.

"Jujur saja, bagaimana caramu membawa naga-naga tartarus masuk ke wilayah Dwarf?" tanya Oberon.

"Mata Ilahiku ini ternyata bisa mengontrol Naga Tartarus itu, sehingga aku memerintahkan mereka untuk menyerang sesuai instruksi dan kembali disaat yang tepat.." balas Antares.

"tidak masuk akal.. kau benar-benar seperti dewa.." ucap Oberon.

ΕΓΩ..

i am..