NovelToon NovelToon
Aku Yang Tak Di Anggap (Kisah Empat Bersaudara Yatim Piatu)

Aku Yang Tak Di Anggap (Kisah Empat Bersaudara Yatim Piatu)

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Ibu Pengganti / Mengubah Takdir / Keluarga / Fantasi Wanita / Pembantu
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Hitado S

Terlahir dari Keluarga Miskin, Aku terpaksa harus putus sekolah dan mencari nafkah untuk Adik adik adik ku dan agar bisa menyekolahkan mereka.

Nama ku Anisa, seorang Wanita Yang Cacat sejak kelahiran ku. Sebagai Anak yang paling besar, Aku harus bertanggung jawab terhadap ke Tiga Adik ku, karna memang Kami Anak Yatim Piatu.

Berkat ketekunan dan Kegigihan ku, Adik adik ku dapat ku sekolahkan dan menjadi orang yang berhasil. Tapi bagi mereka, Aku ibarat Aib! apalagi setelah mereka sudah berkeluarga. Aku sama sekali bagaikan orang asing yang hina bagi Adik adik ku yang ku perjuangkan dengan penuh pengorbanan.

Tapi Semua itu akan berlalu, Sebab Anak Tiri ku kelak akan mengangkat Drazat ku, Membahagiakan Ku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hitado S, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menjadi Dewasa Sebelum Waktunya Part 3

 Ku langkahkan kaki ku menyusuri jalan pulang ke rumah ku, Aku seakan tak kenal lelah karna sangat senang Kue jualan ku semuanya habis terjual, apalagi ini adalah pengalaman pertama bagi ku berjualan keliling seperti ini, di tambah Sudah ada yang memesan Kud ku sebanyak Dua puluh nantinya setiap hari di mulai dari besok, yaitu si Bapak Pemilik rumah yang sedang di kerjakan oleh para tukang.

Aku tak sabar ingin segera sampai di rumah, karna ingin memberitahu Adik Adik ku akan itu, Aku merasa bangga akan diri ku walau dengan keterbatasan ku ternyata Aku mampu juga.

Sekitar jam Setengah tujuh sore akhirnya Aku pun sampai di rumah, Ku lihat Adik ku Dita dan Farhan seperti cemberut dan terduduk lesu di lantai rumah kami.

"Dek, pada kenapa? Sudah pada makan kan?

"Makan apa, dari siang pulang sekolah juga belum makan"

"Loh! Kan Kakak sudah masakin, bahkan buat makan malam kita juga, nasi kan tinggal di panasi di dalam kukusan, emang gak bisa manasinya?

"Nasinya sudah di makan Ayam sama di beraki kok"

"Loh kok bisa? Bagas mana?

"Tuh di kamar ngumpet pas Kakak datang, takut kali"

"Emang ada apa sih Farhan?

"Si Bagas gak kunci pintu! Jadi Ayam pada masuk trus Makani nasi, berantakin semuanya, besok juga Kakak gak bisa jualan"

"Loh kenapa gak bisa?

"Tepung juga tumpah, dah gitu kena tai Ayam juga, berantakan semua tadi di dapur"

Tiba tiba emosi ku pun memuncak! Aku langsung berteriak memanggil Bagas

"Bagas! Bagas! Sini!

Adik ku Bagas kemudian keluar dari dalam kamar dengan kepala tertunduk dan wajah yang ketakutan. Aku benar benar sangat emosi kali ini, dan mungkin ini lah selama hidup ku benar benar marah terhadap Adik ku Bagas, Adik ku yang selalu bermanja manja terhadap ku.

Aku kemudian ke dapur, dan benar saja, tepung sudah berada di atas tampi dan sangat kotor, lantai dapur juga seperti bekas terkena serbuk tepung, Nasi yang tadinya si Priuk juga sudah berada di atas plastik, dan sepertinya Adik ku memindahkannya, tapi sangat kotor!

Kembali Aku ke depan, Ku dekati Adik ku Bagas yang semakin ketakutan, Amarah ku benar benar tak dapat ku tahan, tangan ku pun menjewer kupingnya dengan kuat sambil ku omeli dianya.

Adik ku Farhan dan Dita juga hanya diam melihat ku untuk pertama kali semarah ini, Bagas pun menangis.

"Ampun Kak, ampun"

"Diam!!! Sudah di bilangi dari semalam juga, tadi pagi juga sudah di ingati! Dengar gak kuping mu ini!!!

Kembali ku jewer kuping Bagas dan Rambutnya sedikit ku tarik! Membuatnya semakin semakin menangi. Aku pun kembali membentak-nya dan memaksanya untuk diam.

"Diam saya bilang!!!

Tangisannya pun Sesenggukan, lalu dia mengatakan hal yang membuat hati ku hancur, yang membuat ku justru ikut menangin, membuat ku benar benar menyesal dengan apa yang ku lakukan terhadap-nya.

"Bagas mau sama Mamah dan Ayah saja, Bagas mau ke sana saja biar ada yang sayang sama Bagas"

Ucap Adik ku itu sambil Nangis Sesenggukan tak bersuara. Mendengar itu, Aku langsung memeluknya yang berdiri di depan pintu kamar dengan menundukkan kepalanya.

"Maafin Kakak Dek, Kakak salah, jangan ngomong gitu lagi ya Dek"

Ucap ku sambil memeluk dan mengusap usap kepalanya, Aku juga Menangis jadinya karna perasaan hati ku yang hancur oleh ucapannya, Adik ku Farhan dan Dita juga menjadi ikut menangis karna itu. Ku usap air mata Adik ku Bagas, ku kecup keningnya dan kembali ku peluk, Aku juga memanggil Farhan dan Dita untuk mendekat, kami berempat pun berpelukan sambil meneteskan air mata. Lalu Adik ku Bagas berkata.

"Maafin Bagas ya Kak ya Bang, Bagas janji gak akan gitu lagi"

Aku pun medekapnya kembali, lalu ku katakan ke dia.

"Bagas mau kan maafin Kakak? Bagas janji gak akan ngomong gitu lagi kan Dek"

"Iya Kak, Bagas janji"

"Ya udah, Sekarang Dita beli Indomie ke warung ya, biar Kakak masak Nasi sekarang"

"Iya Kak, beli berapa?

"Beli saja dua sama telornya dua"

"Iya"

Aku pun memberikan uang ke Adik ku Dita, dan dia langsung pergi ke warung. Kemudian Aku teringat akas si Bapak yang sudah memesan kue ku dan juga sudah membayarnya, Aku jadi panik gara itu.

"Dek Farhan, Kakak kan harus bikin kue besok, soalnya sudah ada yang pesan dan sudah di bayar, gimana ya Dek?

"Ya tepungnya kan udah kena tai ayam kak, Oh beli di Warung yang dekat sekolah saja kak, di situ kan ada juga tepung, tapi mahal"

"Adek mau beliin? Tapi jauh Dek"

"Gak apa apa Kak, sini uangnya biar Farhan berlari ke sana, keburu tutup nanti"

"Adek kan belum makan"

"Gak apa apa Kak, Farhan masih kuat kok"

"Ya udah, beli setengah kilo saja ya, cuman biat kue pesanan itu saja, ini uangnya Dek, sekalian beli Roti buat Adek ya, biar jangan terlalu lapar nanti"

Aku pun memberikan uang dua puluh ribu ke Adik ku Farhan.

"Dek, hati hati ya"

"Iya"

Farhan pun langsung pergi berlari agar sempat dia membeli tepung itu sebelum warungnya tutup.

"Adek udah Lapar? Sabar sebentar ya Dek, Kakak masak Nasi dulu"

"Iya Kak" (Ucap Bagas)

Aku pun langsung memasak Nasi untuk kami berempat, rasa capek yang ku rasakan seakan hilang begitu saja, Dita pun datang membawakan Indomie dan telor yang kusuruh dia beli, Indomie dan telor itu pun langsung ku masak.

Nasi pun akhirnya matang, Aku langsung menyuruh Adik ku Dita dan Bagas untuk makan duluan, Indomie telor kepunyaan Farhan juga sudah ku pisahkan untuknya, kemudian Aku pergi mandi. Sehabis mandi Aku juga langsung makan karna sudah lapar, ku ambil sedikit kuah Indomie milik Adik ku Farhan sebagai teman nasi ku, Aku pun memakan Nasi yang terkena Kuah sedikit itu. Pas ku suapkan nasi ke mulut ku, kembali Aku teringat akan perkataan Adik ku Bagas saat dia ku marahi tadi, Air mata ku pun menetes dengan sendirinya karna itu, karna merasa sangat bersalah terhadap Adik kecil ku itu. Dalam hati ku berjanji, sesalah apa pun Adik Adik ku nanti, Aku tak akan memarahinya seperti apa yang ku lakukan terhadap Bagas tadi.

Ternyata Adik ku Bagas melihat ku meneteskan air mata ku saat makan, dia pun menghampiri Aku dan berkata

"Kakak kok nangis? Kakak masih marah ya sama Bagas"

"Gak Kok Dek, Kakak kelilipan kok, Kakak gak nangis"

"Maafin Bagas ya Kak, Bagas janji gak gitu lagi"

"Iya Sayang, Bagas juga maafin Kakak ya"

"Iya Kak"

Aku pun tersenyum terhadap Adik ku itu, dan di balas senyuman darinya juga. Sekitar setengah jam kemudian, Farhan pun sudah datang, nafasnya terengah engah karna habis berlari, di tangannya ada tentengan plastik.

"Dek, ada tepungnya"

"Ada kak, ini, untung Farhan lari ke sana, soalnya pas Farhan sampai, sudah mau tutup"

"Oh... Makasih ya Dek, Ya udah Dek sekarang kamu makan ya, itu Indomienya sudah Kakak pisahin"

"Iya Kak benatar dulu, nafas dulu sebentar"

"Iya iya"

1
vi
kk yang kuat dan ulet.... jadi nangis baca nya
Maulida Hayati
ceritanya dari part ke part seperti itu itu saja.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!