Venus Bach, melarikan diri dari mansion milik keluarganya. Ia beruntung karena bertemu dengan seorang wanita paruh baya yang akhirnya mempekerjakan dirinya di rumah menantunya sebagai babysitter untuk cucunya. Redley Smith, putra bungsu Keluarga Smith, jatuh hati pada Venus, babysitter keponakannya. Namun, Venus membentengi dirinya dari makhluk bernama laki-laki. Apakah Red akan berhasil meluluhkan hati Venus? Ataukah semakin membuat Venus menjauh dan menutup dirinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pansy Miracle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MELIHATMU
Redley tak jadi melangkahkan kakinya ke kamar tidur, ia malah berbalik arah dan menuju ke salah satu pintu.
Tokk tokk tokk …
“Masuklah,” terdengar suara dari dalam.
“Kak,” sapa Redley saat melihat Vanilla yang tengah duduk di atas tempat tidur, sementara kedua bayi kembarnya berada di boks bayi sedang tertidur lelap.
“Red, ada apa?” tanya Vanilla.
“Aku ingin …,” Red melangkahkan kakinya menuju ke boks bayi dan melihat keponakan kembarnya, “bermain bersama mereka.”
Vanilla langsung berdecak, “jangan mengganggu mereka, Red. Atau aku akan membuatmu berhadapan dengan Dad.”
Red langsung tertawa dan hal itu tentu saja membuat Vanilla mencebik kesal. Red langsung menutup mulut dengan kedua tangannya.
“Kak, tadi aku lihat seseorang masuk ke Kamar Zu,” kata Redley.
“Kamar Zu? Ah itu pasti Venus,” kata Vanilla.
“Venus?”
“Hmm, babysitter Kazuo yang baru.”
Redley tampak menganggukkan kepalanya tanda mengerti.
“Kakak juga baru saja dari sana tadi, karena itulah tak turun ke bawah untuk bertemu Uncle Jimmy dan Aunty Verlin.”
“Aku juga malas di bawah,” ujar Redley jujur.
“Ada apa?” tanya Vanilla.
“Kakak tahu putri Uncle dan Aunty?”
“Ooo Lizbeth, kenapa?”
Redley menghela nafasnya pelan, “aku tak suka melihatnya. Ia terus saja menatapku, menyebalkan!”
Seketika Vanilla tertawa, tapi ia berusaha menahan tawa dengan sebelah telapak tangannya.
“Mungkin ia menyukaimu, Red.”
“Tapi aku tak suka,” kata Redley to the point.
“Mengapa tak dicoba terlebih dahulu? Bukankah tak kenal maka tak sayang.”
“Aku sedang menunggu seseorang, Kak,” kata Redley dengan nada sedikit sendu. Perubahan raut wajah Redley pun terlihat oleh Vanilla.
“Jangan hanya diam menunggu karena kamu tak akan mendapatkan hasil apapun, Red. Bergeraklah dan temui dia.”
“Tapi aku tak tahu ia siapa dan di mana ia berada saat ini. Aku sudah menunggunya selama tiga tahun. Apa aku harus menyerah?”
Vanilla tak menyangka bahwa Redley telah menunggu seseorang selama tiga tahun. Ia cukup takjub serta salut mendengarnya.
“Kakak akan selalu mendukungmu, Red,” kata Vanilla.
“Terima kasih, Kak.”
Setelah pembicaraan itu, Redley keluar dan akan kembali ke kamar tidurnya. Ia berencana menemui Kazuo dan bermain dengan keponakannya itu esok hari.
***
Di dalam kamar tidur Kazuo, Venus yang sudah selesai menidurkan anak asuhnya itu, duduk seorang diri di tepi tempat tidur. Hatinya begitu sepi meskipun Mansion Smith bisa dikatakan banyak penghuni.
Venus merasa sendirian dan di saat sepi seperti ini, bayangan masa lalu nya kembali muncul. Semua peristiwa kembali berseliweran di kepalanya. Ia menutup telinganya sambil memejamkan matanya. Suara demi suara terdengar memekakkan telinganya. Ingin rasanya ia berteriak, tapi tak mungkin. Suaranya bahkan terasa berhenti di kerongkongan, membuatnya hanya bisa menangis tanpa suara.
Tubuh Venus bergetar, bergerak naik turun. Isak tangis hanya bisa ia dengar seorang diri. Ia menyembunyikan luka hatinya begitu dalam dan hanya akan mengeluarkannya ketika ia seorang diri atau saat Kazuo telah tertidur.
Setiap malam, Venus baru akan tertidur setelah lewat jam satu dini hari. Ia lebih banyak menatap Kazuo dan termenung meratapi kehidupannya.
“Bolehkah aku menyerah sekarang? Aku tidak kuat lagi. Berapa lama bayangan itu akan terus datang dan menghantuiku?” gumam Venus.
Lelah yang menderanya setelah seharian beraktivitas menjaga Kazuo dan beban hatinya yang terasa begitu berat membuatnya akhirnya tertidur sambil terduduk di tepi tempat tidur Kazuo.
Keesokan paginya, Venus yang telah terbangun di jam lima pagi, merapikan beberapa barang milik Kazuo, kemudian membuatkannya susu. Setelah selesai semua, Venus akan membawa Kazuo ke taman belakang. Di sana, Kazuo akan berlari ke sana kemari sambil tertawa dengan riang.
“Aku bertahan karena melihat senyumanmu, Zu,” gumam Venus yang sedang memperhatikan Kazuo berlari sambil sesekali mencoba menendang bola yang tadi ia bawa dari dalam kamar tidurnya.
Suara tawa Kazuo membuat seseorang yang tengah terlelap, akhirnya mulai mengerjapkan matanya. Ketika mendengar suara Kazuo, ia kembali teringat pada anak anak di panti. Dan anak anak di panti mengingatkannya pada sosok seorang gadis yang memenuhi hati dan pikirannya.
Redley bangkit dari tempat tidur, kemudian melangkahkan kaki menuju ke balkon. Ia membuka gorden dan cahaya mentari pagi seakan masuk dan langsung menyinari kamar tidurnya.
“Kamu sengaja membangunkan Uncle, Zu?” kata Redley dengan suara pelan dan hanya terdengar oleh dirinya sendiri karena memang ia hanya sendiri saat ini.
Redley membuka pintu balkon dan suara tawa Kazuo semakin terdengar di telinganya, membuat Redley tersenyum. Ia melihat Kazuo berlarian mengirari taman dan sesekali tertawa ketika ia menendang sebuah bola.
Degggg
Mata Redley menangkap sosok seseorang yang seertinya tak asing, meskipun ia melihatnya dari balkon kamar tidurnya.
“Dia?” gumam Redley. Ia mengucek matanya untuk memperjelas penglihatannya dan meyakinkan diringa sendiri dengan siapa yang ia lihat. Namun seketika sosok tersebut menghilang dari pandangannya.
Redley bergegas ingin keluar dan mencari tahu, tapi langkahnya terhenti saat ia memegang gagang pintu.
“Sebaiknya aku mandi terlebih dahulu. Bagaimana jika itu memang dia? Bukankah aku harus tampil luar biasa,” gumam Redley.
Ia memutar tubuhnya lalu masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Redley melakukan semuanya dengan cepat karena ia tak mau sampai kehilangan sosok itu lagi.
“Red, kamu sudah bangun?” Jessica yang sudah berada di dapur, heran melihat Redley yang sepertinya terburu buru.
“Ya, Mom. Aku mau ke belakang sebentar,” ujar Redley.
“Kamu mau berolahraga?” tanya Jessica.
“Hmm, paling hanya sebentar,” jawab Redley.
Ketika ia telah samai di taman belakang, Redley memandang ke sekeliling. Tak ada tanda tanda Kazuo berada di sana.
Apa dia sudah masuk? - batin Redley.
Tak ingin banyak menunggu lagi, Redley bergegas masuk ke dalam, kemudian menuju sebuah pintu yang merupakan kamar tidur Kazuo.
Ceklekkk
Pintu terbuka dan tak nampak sosok siapa pun, tapi terdengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi.
“Ayo, Zu. Kita mandi dulu,” ajak Venus sambil menggendong Kazuo lalu menurunkannya di dalam bathtub yang ia isi dengan sedikit air. Biarlah Kazuo bermain sesaat.
Redley yang mendengar suara itu, langsung melangkah mendekati kamar mandi. Ia melihat sosok Venus yang tengah berjongkok di samping bathtub dan bermain bersama Kazuo.
“Permisi.”
Venus menoleh saat mendengar sebuah suara. Ia melihat sosok Redley berdiri di ambang pintu. Mata mereka berdua bersirobok dan tanpa sadar jantung mereka berdetak begitu kencang.
🌹🌹🌹
Terimakasih kak ❤️❤️❤️❤️😍😍😍😍😍
serba tiba2,,serba mendadak,,
yg tadinya gadis lemah biasa,tetiba jd kuat,yg dr awal kbur tak ada hp tetiba pny hp,yg tadinya tak d jelaskan asal muasalnya tetiba pny org kepercayaan d mansion ny😅😂
setiap part macam d kejar deadline, kesannya terburu2 sampe yg baca gak dapat fiel ny,gk masuk k hti,,n jadilah baca nya macam baca berita di koran sbb setiap hal gak ada kesan lebih mendalam n detile ny