NovelToon NovelToon
Pelabuhan Terakhir Sang Bad Boy

Pelabuhan Terakhir Sang Bad Boy

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Nikahmuda / Teen School/College / Bad Boy
Popularitas:4.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Yutantia 10

Ibrahim, ketua geng motor, jatuh cinta pada pandangan pertama pada Ayleen, barista cantik yang telah menolongnya.

Tak peduli meski gadis itu menjauh, dia terus mendekatinya tanpa kenal menyerah, bahkan langsung berani mengajaknya menikah.

"Kenapa kamu ingin nikah muda?" tanya Ayleen.

"Karena aku ingin punya keluarga. Ingin ada yang menanyakan kabarku dan menungguku pulang setiap hari." Jawaban Ibra membuat hati Ayleen terenyuh. Semenyedihkan itukah hidup pemuda itu. Sampai dia merasa benar-benar sendiri didunia ini.

Hubungan mereka ditentang oleh keluarga Ayleen karena Ibra dianggap berandalan tanpa masa depan.
Akankah Ibra terus berjuang mendapatkan restu keluarga Ayleen, ataukah dia akan menyerah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 7

Ayleen panik saat tak menemukan sesuatu yang dia cari. Bantal dan guling sudah dia lempar kebawah, demi mengosongkan ranjang, tapi jaket milik Ibra tak ada disana. Jelas-jelas sebelum mandi dia taruh benda itu disana, tapi setelah mandi, kenapa hilang begitu saja. Tak puas hanya mencari diatas ranjang, kolong ranjangpun tak lepas dari pencariannya. Tapi sama, tetap tak ada.

"Tak mungkin jaket itu bisa jalan sendiri," Ayleen bermonolog sambil mencari disemua sudut kamar. Tapi sampai dia lelah, jaket itu belum juga ketemu. Apa yang harus dia katakan pada Ibra nanti?

"Leen, sarapan." Terdengar suara teriakan Abangnya dari bawah.

"Iya, Bang," sahut Ayleen.

Tak mau membuat keluarganya menunggu untuk sarapan, dengan langkah malas, Ayleen keluar kamar. Tapi matanya dibuat melotot melihat Alfath yang sedang menuruni tangga memakai jaket milik Ibra. Ya, itu jaket milik Ibra, dia tak mungkin salah. Alfath yang sudah rapi dengan seragam putih abu dan jaket milik Ibra itu bersiul riang sambil memainkan kunci motor yang ada ditangannya. Menuruni anak tangga satu persatu dengan langkah ringan.

Jadi dia yang ngambil, pantesan hilang begitu saja.

Ayleen berlari menyusul Alfath yang ada ditangga. Begitu dekat, langsung dia tarik kerah jaket yang dipakai Alfath agar cowok itu berhenti.

"Aduh, aduh, apa-apaan ini?" ujar Alfath sambil menoleh kebelakang.

"Lepas," seru Ayleen.

"Apa?" Tanya Alfath tanpa dosa.

"Jaket yang kamu pakai ini milik Kakak," geram Ayleen sambil melotot. Kesal pada Alfath yang masuk kamarnya tanpa izin dan mengambil sesuatu pula.

Bukannya takut, Alfath malah terkikik geli. "Punya cowok Kak Leen ya?" godanya.

"Bukan, punya temen. Buruan lepas." Ayleen melepas paksa jaket yang sedang dipakai Alfath. Bukannya pasrah atau malah bantu melepas, Alfath malah menahan jaket itu sehingga Ayleen kesulitan melepas.

"Al!" pekik Ayleen. "Jangan bikin Kakak kesel, buruan lepas."

"Ngaku dulu, ini jaket cowok Kak Leen kan?" Tampang nyebelin Alfath bikin Ayleen pengen nonjok adiknya itu. Dia sampai heran, punya bibit nyebelin dari mana adiknya itu, sangat berbeda sekali dengan Abang mereka yang pendiam.

"Lepas!" bentak Ayleen.

"Enggak." Alfath malah kabur, berlari menuruni tangga. Tak lupa menoleh sebentar kearah Ayleen sambil menjulurkan lidah mengejek.

"Al..." teriak Ayleen sambil berlari menyusul adiknya yang sekarang sudah ada dimaja makan.

"Ada apa sih ini, pagi-pagi udah ribut?" Omel Mama Nara yang sedang mengambilkan makan untuk suaminya.

"Mah, Kak Leen punya pacar," ujar Alfath sambil tertawa ngakak. Tak pelak wajah Ayleen langsung pias, semua mata yang ada dimeja makan menatap kearahnya. Duh, kenapa dia malah seperti ketangkap basah gini. Alfath memang suka sekali cari masalah dengannya.

"Bener Leen, kamu punya pacar?" tanya Aydin. Tatapan Abangnya itu seperti seorang penyidik yang sedang menginterogasi tersangka.

"Enggak kok Bang," sahut Ayleen. Berjalan menuju meja makan lalu menarik kursi disamping mamanya. Tapi sepertinya, jawabannya belum bisa membuat seluruh anggota keluarganya percaya. Terbukti dari tatapan mereka yang masih belum beralih darinya.

"Ini buktinya." Alfath menunjukkan jaket yang dia pakai. "Ini jaket cowoknya Kak Leen." Sendok didepan Ayleen langsung melayang mengenai dahi Alfath. Meninggalkan bekas merah dan rintih kesakitan adiknya itu.

"Leen, jaga sikap, kamu perempuan," tegur Mama Nara. Kurang suka jika anak perempuannya berlaku kurang sopan seperti itu. Apalagi didepan orang tua.

"Habisnya Al nyebelin Mah," protes Ayleen. "Dia ngambil jaket dikamar aku. Itu jaket temen aku, mau aku balikin." Ayleen menatap Alfath sengit. Rasanya belum puas hanya melempar sendok kemuka adiknya itu. Kalaupun boleh, mau lembar piring sekalian mejanya kemuka Al. Udah ngambil barang yang bukan miliknya, masih juga ngadu yang enggak-enggak.

"Al, bener itu?" tanya Mama Nara sambil menatap anak bungsunya.

Nyali Alfath langsung menciut ditatap seperti itu. Tanpa diminta dua kali, dia melepas jaket jeans yang dia pakai lalu melemparkan kewajah Ayleen.

"Al," bentak Mama Nara. "Baru saja Kakak kamu Mama marahin karena lempar sendok, kamu malah ikutan sekarang."

"Maaf Mah," ujar Alfath sambil menunduk.

"Udah-udah, ayo sarapan." Setelah sejak tadi hanya memperhatikan, akhirnya sekarang Ayah Septian ikut bicara. Mereka berlima lalu sarapan dengan tenang, meski sesekali, Ayleen dan Alfath saling melempar tatapan sengit.

Selesai makan, Ayleen kembali ke kamar. Ini masih terlalu pagi untuk ke kampus. Jam sarapan dirumahnya memang tergolong pagi, karena menyesuaikan dengan jam sekolah Alfath.

Tok tok tok

"Boleh Ayah masuk?" tanya Ayah Septian yang sudah melongokkan kepala ke kamar sang putri.

"Masuk, Yah." Sahut Ayleen yang sedang menyiapkan barang-barang yang akan dia bawa ke kampus.

Ayah Septian masuk ke kamar Ayleen, duduk disisi ranjang sambil memperhatikan putrinya yang sibuk didepan meja belajar.

"Gimana kafe?"

"Aman Yah, penjualan masih stabil, weekend selalu ramai."

"Wah, kayaknya Ayah gak salah nempatin kamu disana. Udah jago urusan ngeracik kopi, managemen juga handal. Ayah kasih 5 jempol buat kamu."

"Lima?" Ayleen menoleh kearah Ayahnya dengan dahi mengkerut.

"Ini satunya." Ayah Septian mengangkat buku bergambar jempol yang tergeletak diatas ranjang Ayleen. Tak pelak tawa keduanya langsung pecah.

"Ayah bisa aja deh." Karena sudah selesai memasukkan semua buku kedalam tas, Ayleen mendekati ayahnya lalu duduk disampingnya. Menyerahkan ikat rambut serta sisir pada sang ayah. Dan dengan senang hati, ayahnya menyisir rambut Ayleen lalu mengikatnya menggunakan tali rambut dengan hiasan bt21.

"Anak ayah udah gede sekarang, udah berani pacaran."

"Ayah, apaan sih." Ayleen yang awalnya memunggungi Ayah Septian, membalikkan badan lalu memeluknya. "Jadi Ayah percaya dengan omongan Al? Al cuma ngibul aja Yah."

Ayah Septian tersenyum sambil membelai punggung Ayleen. Bukan pilih kasih, dia memang paling dekat dengan Ayleen. Mungkin karena dia putri satu-satunya, dan cara mendidik anak laki-laki dan perempuan, jelas berbeda.

"Ayah gak ngelarang kamu pacaran. Ayah yakin kamu tahu batasannya." Sebagai orang yang pernah muda, Ayah Septian tak mau terlalu mengekang Ayleen.

"Leen gak punya pacar kok Yah. Jaket tadi punya temen, bukan pacar."

"Ayah cuma mau ngingetin, kalau kamu mau pacaran, cari laki-laki yang bisa menghargai kamu. Karena laki-laki seperti itu, bisa memperlakukanmu dengan baik, tahu batasan, dan gak bakal ngerusak kamu. Sama seperti kita memperlalukan barang. Saat kita merasa barang tersebut sangat berharga, kita gak akan mungkin membuatnya rusak. Yang ada, bakal kita jaga sepenuh hati, mati-matian." Ayleen hanya manggut-manggut mendengar nasehat ayahnya.

"Pergaulan zaman sekarang cukup meresahkan Leen. Ayah takut kalau kamu sampai ikut terbawa arus. Saat berteman, apalagi pacaran, carilah yang bisa membawamu kearah positif, bukan malah membawamu kejalan yang gak bener. Intinya, jangan sampai salah pilih teman bergaul, apalagi salah pilih pacar. Pilih yang pergaulannya bener."

Ayleen mendadak teringat Ibra. Pria itu lekat dengan predikat begajulan kampus. Ketua geng motor yang sudah bisa ditebak, jika pergaulannya lebih dekat kearah negatif.

"Kamu bisakan, jaga kepercayaan Ayah?"

Ayleen mengangguk yakin. "Sebisa mungkin, Leen gak akan ngecewain Ayah."

1
Anonymous
Kecewa
Anonymous
Buruk
Susanti Susanti
Luar biasa
Hera
👍🏻👍👍🏻
Abinaya Albab
bang Aydin pernah one night stand sama anak gadis orang /Silent/
Abinaya Albab
bener bgt Bu seblak /Facepalm//Silent/
Abinaya Albab
mendadak jadi macan tutul ya Ay /Facepalm//Silent/
Abinaya Albab
ujian malam pertama bang Ibra /Facepalm/ jngan sampai ada drama perut nyeri ternyata mau datang bulan /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
maria handayani
/Shy/
Abinaya Albab
emang minta dibalang sendal si alfath ini /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Abinaya Albab
alfath emang agak lain sendiri di keluarganya paling sengklek /Facepalm//Silent/
Abinaya Albab
Ibra udh bawa pasukan ternyata gk ada amunisinya /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Silent/
khoirun nisa
kngn era" butterfly kya gini tapi KLO ingat sakitnya jga GK mau
Abinaya Albab
aku juga jadi ikut nangis 😭😭😭
Abinaya Albab
good job ayleen
Abinaya Albab
emang enak /Grin/
Abinaya Albab
ini kenapa bikin mewek terus sihhhhh 🥹
Abinaya Albab
duhhhhh nyesek sakit banget di tenggorokan 😭😭😭
Alieta Hariyantie
🖤
Abinaya Albab
lope sekebon Ibra 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!