NovelToon NovelToon
Kasih Sayang Untuk Aditya

Kasih Sayang Untuk Aditya

Status: tamat
Genre:Tamat / Anak Genius / Ibu Pengganti / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Romansa
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: ilmara

Bismillahirrohmanirohim.

Blur

Ulya sedang seorang gadis muslimah yang sedang menunggu dokter memeriksa ibunya dengan rawat wajah khawatir. Tapi disaat dia sedang terus berdoa untuk keselamatan sang ibu tiba-tiba dia melihat seorang bocah sekitar berumur 4 tahun jatuh tak jauh dari tempatnya berada.

Ulya segera membantu anak itu, siapa sangka setelah bertemu Ulya, bocah itu tidak ingin berpisah dengan Ulya. Anak kecil itu ingin mengikuti Ulya.

"Jadilah pengasuh Aditya, saya akan menyanggupi semua syarat yang kamu mau. Baru pertama saya melihat Aditya bisa dekat dengan orang asing apalagi perempuan. Saya sangat meminta tolong sekali, Ulya agar kamu meneriam tawaran saya." Raditya Kasa Hans.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ilmara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

Bismillahirohmanirohim.

Selamat membaca gusy

...Betapa bahagianya jika kita selalu bersama orang-orang yang kita cintai. Namun, roda dunia akan terus berputar tidak semua orang bisa selalu bersama....

"Mbak Lia, terima kacih." Aditya berkata dengan suaranya yang masih terdengar lemah.

Karena gemas Ulya menatapa Aditya tersenyum satu tanganya terangkat untuk mengacak-acak rambut anak kecil itu secara lembut. Aditya tak marah atas apa yang Ulya lakukan dia malah tertawa membuat Hans menatap putranya heran.

"Sama-sama Aditya, mbak Lia senang operasi Aditya berjalan lancar."

Lalu Aditya beralih menatap daddynya yang berada di sebelah kanan brankar sedangkan di sebelah kiri ada Ulya yang duduk di kursi.

"Daddy, Aditya cayang, daddy." Hans mengangkat satu alisnya, tumben sekali kata-kata manis keluar dari mulut Aditya yang ditunjukkan untuk dirinya.

"Jadi dady cayang Aditya atau tidak?" tanyanya semakin menatap daddnya penasaran, Hans tidak peka kalau Aditya sedang menuntut jawaban dari dirinya.

Terdengar sederhana memang, tak mungkin seorang ayah tidak menyayangi anaknya, pertanyaan yang Aditya lontarkan untuk Hans sebenarnya tidak harus dijawab, karena jawabnya sudah pasti Hans menyayangi Aditya. Orang dewasa mungkin tahu jawabannya, Namun, Aditya yang masih kecil butuh sebuah jawaban yang keluar dari mulut daddynya.

Melihat Hans tidak peka akan maksud dari pertanyaan Aditya, Ulya memberi isyarat pada direktur muda itu agar segera menjawab pertanyaan Aditya. Awalnya Hans tidak paham akan kode dari Ulya, sampai beberapa menit barulah dia memahami maksud Ulya yang terus menatapnya dan Aditya secara bergantian mulutnya seakan mengatakan sesuatu pada Hans.

"Sudah pasti daddy selalu menyayangimu, son." Pertanyaan dari Aditya akhirnya mendapatkan jawaban yang membuat Aditya lebih senang Hans mengusap rambutnya lembut dan mencium pipinya.

"Aditya juga mau di cium cama mbak Ulya boleh?" Aditya bahkan menatap Hans dan Ulya secara bergantian berharap mendapatkan setuju dari kedua orang dewasa bersamanya saat ini.

Ulya bingung harus mencium Aditya atau tidak, sejujurnya dia selalu gemas dengan Aditya ingin selalu mencium pipi putih nan tembem Aditya, tapi dia selalu menjaga agar tidak lancang pada anak majikannya, benar bagimanapun sekarang Aditya bisa dibilang anak majikan Ulya.

Untuk Aditya sendiri setelah mendapatkan ciuman di pipinya dari sang daddy seakan tidak puas karena ingin mbak Ulya melakukan hal yang sama seperti daddya pada dirinya.

"Boleh kan, dad?" Aditya menatap daddynya dengan tatapan memohon.

"Kenapa tidak boleh? Toh, Aditya sendiri yang mau, kan."

"Yes! Cini mbak Lia cium dulu pipi, Aditya."

Cup!

Ulya mendekat langsung mencium Aditya, melihat hal itu Aditya menarik daddynya agar kembali ikut mencium pipinya juga. Jadilah saat ini Ulya dan Hans sedang mencium pipi Aditya bersebelahan secara bersama, Hans ingin marah pada putranya tapi belum sempat dia melakukan hal itu mendengar suara tawa Aditya yang terdengar bahagia, dia mengurangkan niatnya untuk marah pada sang anak.

"Hahahah, hehehe."

Tawa Aditya seakan menular mau tidak mau Ulya dan Hans itu tertawa bersama Aditya. Ketiga orang ini tengah tertawa bersama setelah puas barulah Hans maupun Ulya segera menjauh sedikit, posisi dua orang dewasa itu hanya terhalang pipi Aditya.

Hari hampir sore Ulya memutuskan untuk kembali ke kamar rawat mamanya, karena dia sudah lama menemani Aditya.

"Aditya, mbak Lia pergi dulu ya, besok kita ketemu lagi."

"Baik, mbak."

"Saya permisi." Ulya jalan menuduk di depan Hans, dia masih bingung mau memanggil Hans dengan sebutan apa.

"Ulya, terima kasih untuk hari ini."

"Sama-sama, saya pergi dulu."

Ulya tidak tahu kenapa dia semakin merasa canggung pada Hans, apalagi setelah Hans menyuruh Ulya untuk memanggil dirinya dengan sebutan 'Mas' menurut Ulya kata mas sangat aneh dan tidak tahu kenapa terasa menganggu telinganya.

Ceklek!

"Assalamualaikum." 3 orang mengucapkan salam secara bersama saat masuk ke kamar rawat Aditya, 3 orang itu datang setelah ke pergian Ulya.

"Wa'alaikumsalam, grandma, granfa, kak Arion." Jawab Aditya semangat, Hans juga menjawab salam ketiga orang itu.

"Beli makan di jepang." Sindir Hans kala mamanya lebih dulu mendekati Aditya.

"Heheh, kamu kayak nggak tahu aja gimana mama, Hans."

Ibu Milda memeluk cucunya dengan sayang. Tak sampai disitu saja Milda juga mendaratkan ciuman bertubi-tubi pada pipi sang cucu. Milda mengerutkan dahinya kala mencium parfum asing di pipi cucunya, saat akan bertanya hal di dalam kepalanya buyar semua mendegar perkataan Hans.

"Terus papa? Nyasar di rumah sakit sendiri." Kali ini Hans beralih menatap papanya yang ikut mendekat ke arah Aditya.

"Tadi ngobrol sama Dika."

"Kebiasaan, sampai Aditya sudah sadar dari operasi kalian baru datang."

"Maaf kan, mama Hans, adikmu juga lupa jalan tadi."

Arion yang baru saja akan mendekati ponakannya itu hanya bisa tersenyum canggung kala semua orang menatap dirinya.

Cek!

Aditya berdecak tak paham dengan jalan pikiran pamanya satu ini, bisa-bisanya melupakan jalan yang di lewati.

"Kebiacaan buruk kak Arion harus dibuang."

Memang Aditya sudah terbiasa memanggil Arion menggunakan sebutan kakak bukan paman atau om.

"Bagimana caranya?" tanya Arion penasaran.

"Harusnya kak Ario berusaha untuk mencari coluci agar tidak seperti ini terus, untung caja macih bica pulang. Kalau tercecat cemakin jauh bagimana coba."

"Iya maaf."

"Cucu gradma memang pintar ya."

"Tentu ciapa dulu, Aditya." Ucapnya bangga.

Semua orang terkekeh geli melihat tingkah Aditya yang sudah seperti orang dewasa padahal umurnya baru 4 tahun.

"Tapi Aditya, kan, cucu grandfa juga."

"Iya cucu, mama, papa." Arion dan Hans angkat bicara bersama.

Sampai Hans ingat kalau tadi mamanya berniat membelikan makan untuk dia. "Jadi mama beli makan apa untuk Hans?"

"Cuman roti nggak papa." Kepala Hans mengangguk pasrah.

"Ya Allah, Ma, cuman beli roti sampai nyasar sama Arion." Hans tak habis pikir.

...****************...

Di kamar rawat mama Rida, Ulya sedang bercanda bersama mama dan kakaknya. Ketiga orang itu terlihat begitu akrab.

"Bang, capek nggak sih tiap hari bolak-balik rumah sakit, bengkel? tanya Ulya serius.

"Nggak!

"Ohh, bagus dong kalau nggak, iya kan, Ma."

"Capek abang, kamu itu Lia." Mama Rida terkekeh geli melihat tingkah kedua anaknya.

"Tapi ma, abang sendiri yang bilang nggak capek." Fahri menatap malas adiknya ke dua bola matanya juga ikut berputar malas.

"Sudah, sudah, berapa hari lagi mama juga udah boleh pulang kok sama dokter. Sekarang siap-siap gih bentar lagi magrib."

Fahri dan Ulya tak membantah keduanya patuh akan perintah sang mama. Begitulah Rida mendidik anak-anaknya seorang diri, Rida tidak akan pernah membiarkan kedua anaknya sekalipun meninggalkan salat, apalagi setelah kepergian suami tercinta. Walaupun Fahri dan Ulya sudah sama-sama dewasa pasti tahu kewajiban mereka untuk shalat. Tapi hal seperti sudah menjadi kebiasaan Rida.

1
Ikhsan Fajar N
Arion, bener bener yee tu mulut😂
Sunarti Puji
lumayan bagus 👍
Asyatun 1
lanjut
Evy
Apa gunanya CCTV...
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒋𝒈 𝒈𝒂𝒌 𝒍𝒂𝒏𝒋𝒖𝒕 𝒍𝒈 𝒑𝒅𝒉𝒍 𝒅𝒂𝒉 𝒍𝒂𝒎𝒂 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝑵𝒂𝒎𝒊𝒓𝒂 𝒊𝒕𝒖 𝒖𝒑 𝒅𝒂𝒕𝒆 𝒏𝒚𝒂 😞😞 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆 𝒋𝒂𝒎𝒖𝒓𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒏𝒖𝒏𝒈𝒈𝒖𝒊𝒏 𝒍𝒂𝒏𝒋𝒖𝒕𝒂𝒏 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂𝒏𝒚𝒂 😏😏
Ilmara: Udah up lagi ya kak, kemarin-kemarin emang belum ada waktu aja🙏🤗
total 1 replies
Lilik Juhariah
suka kl cerita ada masalah larinke Allah ke Masjid , rata rata lari ke club' minum , pake obat perangsang Beratus novel ky begitu.semua
Khairanur
lanjut tor.aku suka ceritanya
Sumiati 32
Aditya hrs bahagia
Mimi Sanah
hahahaha mapus loh hans😁
Mimi Sanah
hahahaha modelan kayak begini jeh 😁
Zea Rahmat
kok tiba2 udh ada di rumah ya.. perasaan tadi masih di rs pas fahri blg jgn marahin mbak lia... ga ada narasinya dulu gitu.. jd bingung 😆😁
Suhadma
cerita nya bagus banget sampay ga bosen baca nya
Neulis Saja
karena Ulya belum berpengalaman jadi kelihatan innocent
Neulis Saja
cuma motif mereka mencelakakan Rama dan jeni masih secret terus mereka waktu pergi mau kemana ? urusan apa sampai meninggalkan anaknya yg dititipkan ke mertuanya juga msh abu2
Neulis Saja
ria kamu menyesal telah memberikan info hoax
Neulis Saja
siapa lagi yg hrs disuruh jedepan oleh hans
Neulis Saja
kalian baru tahu yah yang dianggap rendah ternyata suhu
Neulis Saja
next
Neulis Saja
pasti cia terpesona karena ada yg datang
Neulis Saja
kamu zevran org terpelajar jadi setiap yg didengar, dilihat belum tentu sama dgn apa yang terjadi cek in recek dong sama anak kampus mau dengar gosip ?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!