"Aku ini kamu anggap istri bukan sih mas! Pulang kerja tidak pernah menyapaku, langsung main HP sampai lupa waktu, waktu sholat pun kau lupa" sentak Andin. "Diam kau! Aku ini lelah bekerja, pulang2 malah denger kau ngomel? Tak tau diri! Ini rumahku! Ini kehidupan ku, kau cuma numpang tak usah mengatur ku" jawab Firman tak mau kalah.
Deg
Andin terkejut dengan penuturan suaminya. Apa dia bilang? Ini rumahnya? Hah yang benar saja
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuma Utari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 Andin Bekerja
"Wahh ini siapa? Cantik sekali? " puji bu Winda pada Shela yang baru masuk. Shela seketika melihat Andin yang berdiri di belakangnya dengan tatapan mengejek, seakan berkata "lihatlah, aku kan yang dipuji cantik oleh ibu mertua"
Andin yang melihat itu hanya menggelengkan kepala dan berucap pada suaminya.
"Kamu berharap aku akan marah, nangis atau nampar kamu kan mas? Enggak mas, semua itu udah berlalu. Aku tahu dari dulu. Dari sikap kamu yang mulai berubah sama aku, dari kamu yang gak pernah nyentuh aku. Sekarang aku udah ga mau mikir. Oh iya, besok aku akan kembali bekerja. Besok akan ada pengasuh yang akan mengasuh Fara. Ibu kamu pasti nggak mau kan ngasih Fara, apalagi mbakku, kalian, silahkan lanjutkan makan malamnya. Tapi tolong jaga sikap mas, disini masih ada anakmu. Jangan sampai nanti dia beranggapan kamu akan menambah ibu untuk Fara"
Setelahnya ia berlalu ke dalam kamar. Ia yakin suaminya itu masih cukup waras untuk tidak mengumbar kemesraan di depan anaknya.
"Mas aku duduk dekatmu ya" rengek Shela dengan manjanya sambil bergelayut manja pada lengan Firman.
"Lepasin dulu Shela, ada Fara disini. Aku taut dia beranggapan yang enggak2 sama kamu"
Ckkk
"Ayah, aku udah selesai makan" ucap Fara dan langsung masuk ke dalam kamar untuk menyikat gigi setelahnya ia akan membuka bukunya dan mulai belajar. Karena jam masih menunjukkan pukul 7 malam. Ia belum mengantuk. Namun ia merasa tidak nyaman sejak kedatangan tante tadi. Ia merasa ibunya sedih karena ayahnya membawa orang asing.
"Gak ada sopan santunnya ya anak kamu mas. Masa sama aku dia kaya gitu sih"
"Udah shel, Fara mungkin masih harus beradaptasi" jelas Firman.
"Udah nakk, kamu duduklah dan mulai makan" ucap bu Winda dengan lembutnya.
"Kata Firman kamu kerja sebagai sekretaris ya di perusahaan apa itu? " sambungnya
"Perusahaan X bu, perusahaan besarr hehe" bohong Shela. Ia akan berusaha merebut perhatian ibu Winda itu. Agar ia bisa menyingkirkan si udik Andin dari rumah ini.
"Wahh banyak dong duit kamu Shel? " tanya Retno menyela
"Eh, yaa gitu deh mbak" jawab Shela.
Makan malam pun berlangsung dengan penuh canda tawa. Sesekali bu Winda memberi wejangan untuk jangan lama-lama pacaran. Lebih baik segera dihalalkan saja. Dasar mertua durh*k*.
Setelahnya, Shela pun pamit pulang dengan diantar Firman. Namun tidak ke kos-kosan sebelumnya. Karena ia sudah diusir. Kos-kosan kali ini lebih jauh lagi dari rumah Firman. Tapi Firman tak ambil pusing. Asal ia bisa berdekatan terus dengan Shela. Ia tak masalah. Belajar dari pengalaman sebelumnya, Firman tidak akan menginap lagi. Ia takut akan digrebek oleh warga. Salah-salah nanti warga di sekitar kos-kosan Shela yang sekarang lebih ganas dari tetangga dulu.
**
Pagi pun tiba,
Tok Tok Tok
Ceklek
"Eh mbak Wati. Mari masuk mbak. Hari ini tugas mbak hanya mengawasi Fara saja ya? Kalau keluargaku yang lain berani merintah mbak Jangan mau ya, karena yang menggaji mbak itu aku" jelas Andin sambil menyeduhkan teh untuk pengasuh Fara.
"Ini untuk mbak, Fara masih mandi. Nanti berangkat sekolah kita anter Fara bareng2 ya biar Fara kenal sama mbak. Eh mbak udah makan? "
"Alhamdulillah sudah bu, tadi sempet makan dulu sebelum berangkat"
"Oh yaudah"
Setelahnya Fara keluar dari dalam kamar bebarengan dengan Firman yang juga akan berangkat bekerja.
"Sarapan dulu mas" ajak Andin pada suaminya.
"Hmm" jawab Firman singkat.
Mereka bertiga sarapan dalam diam, tak ada anggota keluarga lain karena masih tidur. Singing yang notabene seorang guru honorer hanya masuk sesuai jadwalnya mengajar.
"Kamu nekat banget mau nyewa pengasuh, awas kalau kamu minta aku buat menggaji dia"
"Mas tenang aja, semua gaji mbak Wati full aku yang bayar. Tapi ya itu, kerjaan mbak Wati disini cuma full ngasuh Fara, ia tak melakukan pekerjaan yang lain" Andin menegaskan pada Firman.
"Ya ya terserah kamu, aku selesai. Mau berangkat aku" ucap Firman yang langsung berdiri dari duduknya dan keluar menuju parkiran mobil.
Saat mobil Firman keluar gerbang, bertepatan juga degan taxi yang telah Andin pesan untuk mengantar mereka.
"Sayang, ayo sini. Kita berangkat. Eh Fara tadi udah kenalan sama mbak Wati? Mbak Wati ini yang nantinya akan nemenin Fara saat ibu kerja yaa" Andin mencoba mengenalkan Fara pada pengasuh barunya.
"Halo cantik. Namaku mbak Wati. Kita sekarang berteman yaa" ucap mbak Wati sambil mengulurkan tangan pada Fara.
Fara yang menyukai mbak Wati di pandangan pertama seketika menyambut uluran tangan mbak Wati dan menciumnya takzim. Setelahnya mereka berangkat ke sekolah Fara untuk pertama kali. Nari nanti Andin berangkat bekerja.
Andin mendatangi resepsionis dan mulai bertanya.
"Permisi mbak, nama saya Andini Yuki Atmaja. Saya sekretaris bos yang baru. Boleh mbak tunjukkan dimana ruangannya pak bos? " tanya Andin pada resepsionis dengan ramahnya.
"Oh kamu sekretaris pak bos yang baru? Gendut gini kok lulus. Pake pelet apa kamu? " tanya sangat resepsionis dengan ketus.
"Maaf mbak mungkin memang sudah rezeki saya. Sekarang di mana ruangan pak pos? "
"Lantai 20, lantai paling atas, sana" usir si resepsionis.
"Baik mbak makasihh"
"Hmm"
Andin memencet tombol lift untuk bisa sampai di lantai 20 ,
Tingg, lift pun sampai di lantai 20 dan ia mulai mencari dimana letak ruangan pak bossnya.
"Katanya itu deh. Pintunya gede bangett, sama kaya punya papa hihi. Jadi kangen papa aku" gumam Andin.
Tok Tok Tok
"Masuk" terdengar sahutan dari dalam ruangan.
Andin melangkah masuk dengan perasaan yang campur aduk. Antara bahagia, cemas dan nervous. Saat masuk, ia melihat pria dengan postur tubuh proporsional, dan lihat. Bahkan dari belakang saja pria itu sudah kelihatan sangat-sangat tampan.
"Perkenalkan pak, Saya Andini Yuki Atmaja, saya adalah sekretaris bapak yang baru. Sebelumnya, saya berterima kasih pada anda karena sudah menerima saya menjadi sekretaris bapak"
Setelahnya pak boss tersebut mulai berbalik. Senyum yang terpatri di bibir Andin perlahan meredup seiring berbaliknya pria di hadapannya. Mata Andin sukses membola seakan-akan akan lepas dari tempatnya.
"Loh A Alex. Kamu? "
"Selamat datang di perusahaan saya Andin. Selamat bekerja. Sengaja saya tiba-tiba menerima kamu. Selain saya kenal kamu. Kau juga membutuhkan sekali kan pekerjaan ini. Jadi, selamat bergabung" ucap Alex dengan mengulurkan tangan.
"A ahh. Iya, lex eh maksud saya Pak" ucap Andin menerima uluran tangan pak bossnya.
"Kamu udah tau kan tugas-tugas sekretaris itu apa saja? Sepertinya kamu masih cukup pandai untuk masalah seperti ini"
"InsyaAllah saya masih bisa pak"
"Yasudah itu meja kamu" tunjuk Alex pada meja di sebuah ruangan kaca kecil di dekat ruangan Alex.
"Baik Pak permisi" pamit Andin.
Sebelum Andin siap melangkah. Ia merasakan tangan kekar melingkar di perutnya.
"Eh pak maaf" tolak Andin sungkan.
"Saya sudah bersuami, lagian kita sekarang sedang di kantor"..
" ya saya tahu. Kalau di luar kantor kamu jangan formal kaya gini ya. Maaf. Saya kebablasan "ucap Alex yang langsung melepas pelukannya.