Ketika terjadi gejolak perbutan kekuasaan di alam semesta, kaum jin dan malaikat berseteru demi nama baik dan eksistensi.
tapi siapa sangka ada satu yang lebih kuat dari kedua nya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SNSC, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
merindu
" Kapten barbossa, pernahkah kau memcintai seseorang, lalu pernahkah kau merasakan kehilangan nya?", tanya aralea kepada kapten barbossa saat mereka berdua di taman malam itu.
"Aku belum pernah mencintai, palagi kehilangan seseorang seperti itu, jadi maaf nona, aku tak tahu jawaban atas pertanyaanmu itu" ucap barbossa yang tetap berdiri mengawasi aralea di belakangnya.
Aralea terbangun dari bangku taman, ia berjalan kembali memasuki kamar tidur nya, tapi pandangan nya selalu kosong seolah ia tak memiliki tujuan hidup.
Setelah menerima pertanyaan dari aralea, kapten barbossa berdiri dan bersandar di dinding kamar aralea, ia sempat memikirkan hal cinta, selama ini ia tidak tahu apa makna cinta itu, lamunan itu berlangsung hingga datang nya mentari pagi.
"permisi kapten, aku ingin mengantarkan sarapan pagi untuk nona aralea", ucap seorang pelayan yang membawa sarapan pagi dan teh hangat.
"oh, biar aku yang membawakannya, mulai hari ini, serahkan saja semua pekerjaan itu kepadaku, karena itu bagian dari tugasku", ucap kapten barbossa sembari mengambil nampan berisi sarapan itu.
Tanpa mengetuk pintu, barbossa main masuk aja ke kamar aralea, lantas ia pun terkejut !!
"bukankah sangat tidak sopan bagi seorang pria memasuki kamar gadis tanpa mengetuk terlebih dahulu? ", ucap aralea dengan nada yang tetap pelan.
Tapi bukan itu yang mengejutkan kapten barbossa, ia terpana dengan oemandangan yang indah di pagihari, arakea yang baru saja selesai dari mandi pagi nya, hanya berbalut kain handuk, sedang duduk di depan cermin, membelai rambut ibdahnya itu.
Pagi itu aralea terlihat sangat cantik, bahkan bagi kapten barbossa ia bak bidadari.
"maaf nona jika aku lancang, aku hanya menghantar makanan pagi ini untuk mu, lagi pula, kau bukan lah seorang gadis, kau calon ibu" kapten barbossa memecah lamunan nya dan berbicara kepada aralea.
"mmm makanan itu, bukankah seharusnya di kerjakan oleh orang lain, mengapa kau melakukan nya juga?, dan aku tetaplah seorang gadis, meski aku sedang mengandung" perkataan aralea yang membuat barbossa tidak akan mengerti maksudnya, ia berbicara sembari terus merapikan rambut nya.
Barbossa tetap diam dan terdokus pada pandangan itu, hingga aralea menegurnya dengan halus, "apakah seorang kapten tertinggi, pantas menatap gadis dengan cara seperti ituyang hanya berbusana selembar kain?, atau mungkin kau bernafsu melihat kulit ku dan dadaku yang besar?".
Barbosaa langsung terpecah dari lamunan nya, ia seperti malu dan tak punya muka, dengan terbata bata ia menjawab perkataan aralea "ahhh,, oohh,, maaf nona, mungkin aku kurang tidur, mukai hari ini, segala keperluan apapun yang menyangkut mu dan bayimu, akan menjadi tanggung jawabku, aku permisi".
Aralea tak menjawab perkataan barbossa lagi, dan barbossa lekas pergi meninggalkan kamar aralea, di luar pintu ia merasa kesal dengan dirinya, "siallll,,,,, apakah aku benar benar kurang tidur, sehingga mataku nelihat hal yang berbeda darinya, bahkan hasratku menjadi jadi, aku benar benar malu!!!!, lagipula apa maksudnya berkata kalau dia seorang gadis, dia hanyalah seorang janda yang di tinggalkan suaminya", gerutu barbossa di dalam hatinya, sambil duduk fi kursi yang ada di dekat kamar aralea.
Tak lama kemudian, aralea keluar dati kamar nya, dan sepertinya bersiap akan pergi ke suatu tempat, terlihat dari style nya yang sangat rapih dan menawan. lagi lagi barbossa terpana dengan pemandangan itu, sehingga ia diam dan terpaku.....