Di campakan sang kekasih yang paling ia cintai. Ia pun Flustrasi dan berusaha bunuh diri. Namun saat ia hendak menceburkan dirinya ke dalam sungai terbesar di bawah jembatan itu. Kapal pesiar yang memuat kekasihnya malah melintas dan menghentikan langkah brutalnya itu. Apa lagi kekasihnya malah terlihat di kabin kapal telah berciuman bersama adik nya sendiri. Akhirnya ia pun mengurungkan niatnya untuk mengakhiri hidupnya itu.
Salah langkah, akhirnya ia pun memasuki Clab malam lalu minum dengan pria yang ia anggap seorang bartender. Hingga akhirnya mereka pun berakhir di ranjang.
***
"Kesucianku!" Teriak Catya menjerit histeris ketika melihat dirinya dalam ke adaan telanjang bulat dan tertidur bersama seorang pria yang entah apa dan siapa.
Pria itu terbangun lalu menatap Catya dengan mata yang sayu.
"Sungguh mengesankan, aku sangat suka dengan ferpormamu malam ini... sayang"
Akibat pertemuan itu. Catya harus mau menjadi simpann pria tampan tanpa status pernikahan yang jelas.
Cinta sang Ceo...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Geerqiasilatusiluchen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kencan buta
Sore menjelang malam di kediaman massion Alexander... Beberapa pelayan meninggalkan gaun yang di minta Catya.
Gaun merah beserta aksesoris cantik yang cukup mahal mulai terpasang indah, tertempel di setiap lekuk tubuh Catya yang mempesona. Kulit Catya yang putih mulus membuat Catya amat sangat Cantik. Kulit putihnya berbaur dengan gaun warna merah cabai yang indah, dan mungkin Catya akan menjadi bintang nya malam ini.
Rambut Catya yang lurus berwaran merah kecoklatan di hiasi jepit rambut berwarna merah berkilau, jepit rambut berhiaskan mutiara asli dari luar negri itu sangatlah cocok ketika di pasangkan dirambut samping telinga Catya rapi.
Gaun merah Tunik berhias kelap kelip yang cukup seksi yakni di atas lutut Catya mengembang bahkan berbahaya jika tertiup angin. Juga gaun itu lebih menonjol kan dua payudara montok milik Catya yang memantul bak bola basket. Siapa pun pasti akan terelalak malam ini ketika menatap kecantikan Catya yang amat sangat luar biasa.
Malam yang di janjikan telah tiba...
Catya di antar menuju rentorant bintang lima ternama di Jakarta. Mobil Mercedes Benz anti peluru keluaran tahun 2000 Turut menemani Catya menuju tempat yang di tujukan tuan muda Alexander Keane.
Sepanjang jalan Catya tak bergeming, ia lebih banyak melamun dan menatap kosong ke kaca anti peluru di sampingnya. Apa lagi, di tengah perjalanan... jalur menuju rentorant ternama itu ternyata melewati pusat perbelanjaan yang baru saja di buka. Rupanya pusat perbelanjaan itu adalah milik keluarga Kaisar.
Yuporia pemotongan pita di dalam bangunan itu terpampang jelas dari luar, terpampang lewat layar televisi yang amat sangat besar seukuran Baliho iklan. Juga di dalam siaran pemotong an pita itu tergambarkan jelas kebahagiaan Casandra bersama Kaishar yang di iringi tawa lepas yang bahagia. Dua orang tua angkat Catya tampak hadir dalam peresmian baru itu. Dengan hati pedih, Catya hanya bisa menyeka air matanya seraya membayangkan kenangan indah mereka yang telah pupua tersapu waktu dan keadaan.
Kaishar... seandainya yang ada di samping mu itu adalah aku, apakah kamu akan tetap tertawa lebar seperti itu? Entah kenapa, aku sangat rindu pada masa-masa indah kita dulu, bisakah... kita kembali menjadi seorang kekasih? Tanya Catya dalam hatinya.
Harapan Catya usai di persimpangan jalan, sosok Kaishar telah hilang seiring laju mobil yang di kebut sang supir.
Restaurant bintang lima Jewely of the pleace...
Mobil berhenti tepat di depan restoran tersebut, Karpet merah menyambut langkah Catya yang anggun. Ketika mobil di buka, Sepatu Haigh hils warna merah milik Catya terlihat menapaki karpet merah cabai itu. Catya seharusnya bahagia ketika seseorang memperlakukan nya dengan amat sangat romantis seperti itu. Bahkan Alexander tak percaya jika malam itu adalah malam yang paling indah baginya. Pertemuannya dengan Catya perlahan membuat hatinya terbuka lagi.
"Nona silahkan" Ucap para pelayan berpakaian senada dan berjejer rapi menyambut kedatangan Catya yang anggun, Langkah Catya mulai tertuju ke meja makan yang amat sangat indah.
Seluruh ruangan itu tampak sangat memikat, bunga dan lilin-lilin kecil juga lampion yang ada di halaman terbuka itu membuat mata Catya terlena.
Apa ini? Bathin Catya menggumam.
"Silahkan nona..." Pinta pelayan itu menggeser kursi yang hendak di duduki Catya. Catya duduk di kursi itu, lalu seseorang datang dari belakang dengan menyembunyikan tubuhnya, namun sengaja menyiapkan setangkai bunga mawar merah di hadapan Catya, hingga membuat Catya kaget.
"Ah..." Pekik Catya sedikit melompat. Dengan jantung terasa copot, Catya pun mulai meraih bunga mawar itu pelan, lalu menoleh pada sosok yang bersembunyi di belakangnya itu.
"Tuan... mesum" Ucap Catya. Tentu saja sapaan tak sopan itu membuat Alexander sedikit marah.
"Sungguh wanita polos. Kau bicara apapun semaumu tanpa pandang buluh. Sungguh wania langka" Balas Alexander terkekeh. Catya ceroboh hingga tak sengaja jemarinya tertusuk duri dari setangkai bunga mawar merah itu hingga berdarah.
"AU...!!" Pekik Catya segera melepas bunga mawar tersebut dari cengkraman nya. Al kaget dan segera berdiri lalu menghampiri Catya yang tampak kesakitan saat memegangi jemarinya.
"Kau baik-baik saja?" Panik Al gelagapan memegang tangan Catya yang terluka.
Plak! Catya malah menepis perhatian Al dengan menyingkirkan lengannya yang disentuh Al begitu saja "Kenapa? Apakah aku tak boleh mengobatimu?" Tanya Al menatap tajam.
"aku baik-baik saja" Balas Catya menyembunyikan lukanya di balik gaun merah yang ia kenakan. Al mengangkat satu alisnya pertanda curiga.
"Bohong! Mana sini ku lihat" Paksa Al meraih jemari kanan Catya yang di penuhi tetesan darah merah, Al marah dan menatap tajam Catya "Apakah ini yang kamu sebut baik-baik saja?" Tanya Al marah besar.
"Kenapa kamu perduli? Bukankah aku bagimu hanyalah pemuas syahwatmu yang rakus itu?" Tanya Catya. Al tak menggubrisnya, ia malah memasukan jari telunjuk itu ke alam bibir tipisnya dan berusaha mengisap darah di jari itu lalu membuangnya.
Cuih! begitu terus menerus hingga membuat Catya sama sekali tak percaya "Berhenti kataku!" Pinta Catya, namun Al sama sekali tak berniat menghentikan melakukannya hingga dasar di jemari Catya berkurang.
Setelah itu Al dengan sigapnya membalut luka di jemari Catya dengan sehelai dasi yang ia kenakan. Ia bahkan menariknya kasar meski saat itu telehrnya juga terluka akibat kibasan kasar dasi miliknya.
Catya hanya bisa diam terpaku melihat kesigapan Al membuat Catya sungguh tak percaya...
Kenapa dia berlaku segesit ini, masalah aku hanyalah selirnya saja. Bathin Catya berkecamuk.
Bersambung...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu wajib searchnya pakek tanda kurung dan satu novel lagi judulnya Caraku Menemukanmu